Anda di halaman 1dari 43

PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

DINAS PENDIDIKAN

KURIKULUM
SD ATISA DIPAMKARA

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Jln. Villa Permata Desa Binong

Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang


LEMBAR PENGESAHAN

Setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah dan hasil tim verifikasi /validasi,
maka dengan ini Kurikulum SD Atisa Dipamkara disahkan untuk diberlakukan pada tahun
pelajaran 2018/2019

Ditetapkan di Tangerang
Tanggal 25 Juli 2018

Menyetujui, Kepala SD Atisa Dipamkara


Komite Sekolah

Wahyuningsih Cindria, S. E, M. M.

MENGESAHKAN,

Kepala Dinas Pendidikan, Kabupaten Tangerang

(Drs. H. HADISA MASYHUR, M.M.)


Pembina Utama Muda
NIP. 196303121991031010
 (sisipkan) SK Kepsek tentang Tim Pengembang Kurikulum SD ...............
 (sisipkan) SK Kepsek tentang pemberlakuan Kurikulum SD .......
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dan Sang Catur
Ratna berkat pancaran cinta kasihnya kami dapat mengembangkan Kurikulum SD Atisa
Dipamkara Tahun Pelajaran 2018/2019 dengan baik dan lancar.

Sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005


tentang Standar Nasional Pendidikan, setiap sekolah/madrasah mengembangkan kurikulum
berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi (SI) dan berpedoman kepada
panduan yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini
meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi
daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum ini disusun untuk
memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada.

Pda tahun pelajaran 2018 / 2019 ini, SD Atisa Dipamkara masih menggunakan dua
kurikulum, yakni kurikulum 2013 untuk kelas 1,2,4 dan 5 serta Kurikulum 2006 untuk kelas 3
dan kelas 6. Pengembangan kurikulum 2013 dan Kurikulum 2006 inimengacu pada standar
nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar
nasional pendidikan tersebut meliputi standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan.

Kami menyadari bahwa Kurikulum 2013 dan Kurikulum 2006 yang telah kami
kembangkan ini masih memiliki banyak celah, kelemahan dan jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, segala kritik, saran, dan masukan yang konstruktif dari berbagai pihak yang
kompeten sangat kami harapkan, dan melalui kesempatan ini tidak lupa kami
menyampaikan penghargaan serta ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung dan membantu penyelesaian pengembangan KTSP ini.

Tangerang, 25 Juli 2018

Tim Pengembang
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Dasar Hukum .......................................................................... 2

C. Tujuan Pengembangan Kurikulum .......................................... 3

D. Prinsip Pengembangan Kurikulum ......................................... 4

E. Pengertian ............................................................................... 5

BAB II : TUJUAN PENDIDIKAN

A. Tujuan Pendidikan ................................................................... 7

B. Visi Sekolah ............................................................................. 7

C. Misi Sekolah ............................................................................ 7

D. Tujuan Sekolah ........................................................................ 8

BAB III : STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum ................................................................... 10

B. Muatan Kurikulum .................................................................... 15

C. Pengaturan Beban Belajar ....................................................... 26

D. Ketuntasan Belajar ................................................................. 26

E. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan .................................... 28

F. Pendidikan Kecakapan Hidup .................................................. 29

G. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global ................ 30


BAB IV KALENDER PENDIDIKAN.............................................................. 32

BAB V : PENUTUP ...................................................................................... 36

Lampiran – lampiran :

1. SK/KD Mata Pelajaran

2. SK Tim Pengembang Kurikulum

3. Berita Acara Revisi Kurikulum

4. Analisis Kalender Pendidikan

5. Jadwal Umum Mata Pelajaran


6. Lembar Validasi
7. Pembagian Tugas Ekskul

Bab I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang

 Berisi tentang uraian dasar pemikiran kondisi nyata pendidikan saat ini
 Kondisi ideal yaitu : mengacu pada Kebijakan umum Pembangunan Pendidikan
dan Kebudayaan tahun 2015-2019, NAWACITA (Meningkatkan kualitas hidup
manusia Indonesia, melakukan revolusi karakter bangsa, meningkatkan
produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional dan memperteguh
kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia)
 Pendidikan yang diproyeksikan untuk kecakapan abad 21, yaitu meningkatkan
kualitas Karakter (Religius, Nasionalis, Mandiri, Integritas dan Gotongroyong),
Kompetensi (Berpikir kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif), serta Literasi
(bahasa, berhitung, sains, digital, keuangan, budaya dan kewargaan)
 Paradigma baru pembelajaran (Mencari tahu, Berbasis aneka sumber belajar,
Pendekatan ilmiah, Berbasis kompetensi, Holistik/terpadu, Kebenaran jawaban
multi dimensi dan Keterampilan aplikatif

1. Dasar Hukum

Dasar hukum berisi landasan yuridis, filosofis, teoritis dan empiris yang menjadi
landasan dalam pengembangan kurikulum.

a. Landasan Yuridis

Muatan Kurikulum 2006


1) UU. No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional
2) PP. No. 32 Tahun 2013, tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
3) Permendiknas No. 22 Tahun 2006, tentang Standar Isi
4) Permendiknas No. 23 Tahun 2006, tentang Standar Kompetensi
Lulusan
5) Permendiknas No. 24 Tahun 2006, tentang Pelaksanaan
Permendiknas Nomor 22 dan Nomor 23 taqhun 2006.
6) Permendiknas No. 20 Tahun 2007, tentang Standar Penilaian
7) Permendiknas No. 41 Tahun 2007, tentang Standar Proses
8) Permendikbud No. 160 Tahun 2014, tentang Pemberlakuan Kurikulum
Tahun 2006 dan Kurikulum Tahun 2013.

Muatan Kurikulum 2013


1) UU. No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional
2) PP. No. 32 Tahun 2013, tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
3) Permendikbud No. 79 Tahun 2014, tentang Muatan Lokal Kurikulum
2013
4) Permendikbud No. 61 Tahun 2014, tentang Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan
5) Permendikbud No. 62 Tahun 2014, tentang Kegiatan Ekstrakurikuler
6) Permendikbud No. 63 Tahun 2014, tentang Pendidikan Kepramukaan
Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar Dan
Pendidikan Menengah
7) Permendikbud No. 20 Tahun 2016, tentang Standar Kompetensi
Lulusan;
8) Permendikbud No. 21 Tahun 2016, tentang Standar Isi;
9) Permendikbud No. 22 Tahun 2016, tentang Standar Proses;
10) Permendikbud No. 23 Tahun 2016, tentang Standar Penilaian
11) Permendikbud No. 24 Tahun 2016, tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar

b. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas
peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum,
proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar,
hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di
sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang
memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik
menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan
pendidikan nasional.

Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan
secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan
manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013
dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut :
1) Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun
kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini
menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya
bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun
kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan
bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik
untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum,
hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan
pendidikan untuk mempersiapkan
2) Demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi
tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa
kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan
pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta
didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di
masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap
mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya
bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat
dan bangsa masa kini.
3) Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut
pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan
di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi
kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah
suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir
rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna
terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan
budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya
dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan
fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir
rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013
memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk
menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam
kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya,
dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
4) Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual
dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu.
Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan
pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism).
Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama mata pelajaran yang
sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan
akademik.
5) Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan
yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan
intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan
berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa
yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism).
Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk
mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam
berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan
untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di
atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam
beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi
inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan
masyarakat, bangsa dan ummat manusia.

c. Landasan Teoritis
Kurikulum dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
(competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar
menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal
warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang
untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik
dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan,
berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught
curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan
pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman
belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar
belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman
belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya,
sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.

d. Landasan Empiris
Dewasa ini, kecenderungan menyelesaikan persoalan dengan kekerasan
dan kasus pemaksaan kehendak sering muncul di Indonesia.
Kecenderungan ini juga menimpa generasi muda, misalnya pada kasus-
kasus perkelahian massal. Walaupun belum ada kajian ilmiah bahwa
kekerasan tersebut bersumber dari kurikulum, namun beberapa ahli
pendidikan dan tokoh masyarakat menyatakan bahwa salah satu akar
masalahnya adalah implementasi kurikulum yang terlalu menekankan
aspek kognitif dan keterkungkungan peserta didik di ruang belajarnya
dengan kegiatan yang kurang menantang peserta didik.Oleh karena itu,
kurikulum perlu direorientasi dan direorganisasi terhadap beban belajar
dan kegiatan pembelajaran yang dapat menjawab kebutuhan ini.

Berbagai elemen masyarakat telah memberikan kritikan, komentar, dan


saran berkaitan dengan beban belajar siswa, khususnya siswa sekolah
dasar.Beban belajar ini bahkan secara kasat mata terwujud pada beratnya
beban buku yang harus dibawa ke sekolah.Beban belajar ini salah
satunya berhulu dari banyaknya mata pelajaran yang ada di tingkat
Sekolah Dasar.Oleh karena itu, kurikulum pada tingkat sekolah dasar
perlu diarahkan kepada peningkatan 3 (tiga) kemampuan dasar, yakni
baca, tulis, dan hitung serta pembentukan karakter.
Berbagai kasus yang berkaitan dengan penyalahgunaan wewenang,
manipulasi, termasuk masih adanya kecurangan di dalam Ujian
Nasional/UN menunjukkan mendesaknya upaya menumbuhkan budaya
jujur dan antikorupsi melalui kegiatan pembelajaran di dalam satuan
pendidikan.Maka kurikulum harus mampu memandu upaya karakterisasi
nilai-nilai kejujuran pada peserta didik.

Pada saat ini, upaya pemenuhan kebutuhan manusia telah secara nyata
mempengaruhi secara negatif lingkungan alam. Pencemaran, semakin
berkurangnya sumber air bersih, adanya potensi rawan pangan pada
berbagai belahan dunia, dan pemanasan global merupakan tantangan
yang harus dihadapi generasi muda di masa kini dan di masa yang akan
datang. Kurikulum seharusnya juga diarahkan untuk membangun
kesadaran dan kepedulian generasi muda terhadap lingkungan alam dan
menumbuhkan kemampuan untuk merumuskan pemecahan masalah
secara kreatif terhadap isu-isu lingkungan dan ketahanan pangan.
Dengan berbagai kemajuan yang telah dicapai, mutu pendidikan
Indonesia harus terus ditingkatkan. Hasil studi PISA (Program for
International Student Assessment) tahun 2015, yaitu studi yang
memfokuskan pada literasi bacaan, matematika, dan IPA, menunjukkan
peringkat Indonesia baru bisa menduduki 10 besar terbawah dari 72
negara. Hasil studi TIMSS (Trends in International Mathematics and
Science Study) menunjukkan siswa Indonesia berada pada ranking amat
rendah dalam kemampuan (1) memahami informasi yang komplek, (2)
teori, analisis dan pemecahan masalah, (3) pemakaian alat, prosedur dan
pemecahan masalah dan (4) melakukan investigasi. Hasil studi ini
menunjukkan perlu ada perubahan orientasi kurikulum dengan tidak
membebani peserta didik dengan konten namun pada aspek kemampuan
esensial yang diperlukan semua warga negara untuk berperanserta dalam
membangun negara pada masa mendatang.

B. Acuan Konseptual
Konsep pengembangan kurikulum ini mengarah kepada ;
1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pengembangan kepribadian
peserta didik secara utuh. Kurikulum ini disusun agar semua mata
pelajaran dapat meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia.
2. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama
Kurikulum dikembangkan untuk memelihara dan meningkatkan toleransi
dan kerukunan interumat dan antarumat beragama.
3. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan
kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya
memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh
karena itu, kurikulum harus menumbuhkembangkan wawasan dan sikap
kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa
dalam wilayah NKRI.
4. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan Tingkat
Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik
Pendidikan merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik untuk
meningkatkan harkat dan martabat manusia yang memungkinkan potensi
diri (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) berkembang secara optimal.
Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi,
bakat, minat, serta tingkat perkembangan kecerdasan; intelektual,
emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
5. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan
kesetaraan warga negara memperoleh pendidikan bermutu.
6. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain berpikir kritis dan
membuat keputusan, memecahkan masalah yang kompleks secara lintas
bidang keilmuan, berpikir kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi dan
berkolaborasi, menggunakan pengetahuan kesempatan secara inovatif,
mengelola keuangan, kesehatan, dan tanggung jawab warga negara.
7. Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya
pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai
kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu mengembangkan jiwa
kewirausahaan dan kecakapan hidup untuk membekali peserta didik dalam
melanjutkan studi dan/atau memasuki dunia kerja. Terlebih bagi peserta
didik pada satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
8. Perkembangan Ipteks
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa
masyarakat berbasis pengetahuan di mana Ipteks sangat berperan sebagai
penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan
penyesuaian terhadap perkembangan Ipteks sehingga tetap relevan dan
kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus
dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan Ipteks.
9. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan
karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan
yang sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-
hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk
menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan
daerah dan lingkungan.
10. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media
pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong
partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional.
Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara
kepentingan daerah dan nasional.
11. Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian, baik pada
individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh
pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan
individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan
untuk hidup berdampingan dengan bangsa lain.
12. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial
budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman
budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat
ditumbuhkembangkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari
daerah dan bangsa lain.
13. Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan
pendidikan.

C. Prinsip Pengembangan
Prinsip pengembangan Kurikulum:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
dan lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut
pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan
lingkungan pada masa kini dan yang akan datang. Memiliki posisi sentral berarti
bahwa kegiatan pembelajaran harus berpusat pada peserta didik.
2. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal,
nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan
yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
3. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi (sikap,
pengetahuan, dan keterampilan) bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang
direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarjenjang pendidikan.

D. Prosedur Operasional
Prosedur operasional pengembangan Kkurikulum sekurang-kurangnya
meliputi:
1. Analisis, mencakup:
a. analisis ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
Kurikulum;
b. analisis kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan lingkungan;
dan
c. analisis ketersediaan sumber daya pendidikan.
2. Penyusunan, mencakup:
 perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan;
 pengorganisasian muatan kurikuler satuan pendidikan;
 pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja pendidik
tingkat kelas;
 penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan;
 penyusunan silabus muatan atau mata pelajaran muatan lokal; dan
 penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan
pembelajaran.
3. Penetapan, dilakukan kepala sekolah/madrasah berdasarkan hasil rapat
dewan pendidik satuan pendidikan dengan melibatkan komite
sekolah/madrasah.
4. Pengesahan dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya.

E. Mekanisme
1. Pengembangan
Pengembangan kurikulum merupakan bagian dari kegiatan perencanaan satuan
pendidikan. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja satuan pendidikan dan/atau
kelompok satuan pendidikan yang diselenggarakan sebelum tahun ajaran baru.
Tahap kegiatan pengembangan kurikulum secara garis besar meliputi:
1) penyusunan draf berdasarkan analisis konteks;
2) reviu, revisi, dan finalisasi; serta
3) pengesahan oleh pejabat yang berwenang.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan kurikulum sekolah merupakan tanggung jawab bersama seluruh
unsur satuan pendidikan yakni kepala sekolah/madrasah, tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan.
3. Daya Dukung
Daya dukung pengembangan dan pelaksanaan kurikulum sekolah meliputi:
a. Kebijakan Sekolah
Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum sekolah merupakan
kewenangan dan tanggung jawab penuh sekolah. Oleh karena itu sekolah
menetapkan dalam rapat sekolah dengan melibatkan komite sekolah baik
langsung maupun tidak langsung.
b. Ketersediaan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum merupakan proses perwujudan
kurikulum yang sesungguhnya. Oleh karena itu ketersediaan tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan merupakan unsur yang mutlak diperlukan
dalam kuantitas dan kualitas yang memadai.
c. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Satuan Pendidikan
Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum sekolah memerlukan dukungan
berupa ketersediaan sarana dan prasarana sekolah. Yang termasuk sarana
sekolah adalah segala kebutuhan fisik, sosial, dan kultural yang diperlukan
untuk mewujudkan proses pendidikan pada satuan pendidikan. Selain itu
unsur prasarana seperti lahan, gedung/bangunan, prasarana olahraga dan
prasarana kesenian, serta prasarana lainnya sangat diperlukan sebagai
unsur penunjang yang memberikan kemudahan pelaksanaan kurikulum
sekolah.

F. Definisi Oprasional

Definisi oprasional berisi hal-hal yang perlu dijelaskan yang berkaitan dengan
pengembangan dan muatan kurikulum, misal :
1. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003)
2. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan. Pengembangan KTSP jenjang pendidikan
dasar dan menengah mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, Kerangka
Dasar dan Struktur Kurikulum, dan pedoman implementasi Kurikulum. KTSP
dikembangkan oleh satuan pendidikan dengan melibatkan komite
sekolah/madrasah, dan kemudian disahkan oleh kepala dinas pendidikan atau
kantor kementerian agama provinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan
kewenangannya.. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan,
kalender pendidikan, dan silabus.
3. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi
dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber belajar.
4. Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik di
luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum
dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk
mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik yang
lebih luas atau di luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum. Berdasarkan
definisi tersebut, maka kegiatan di sekolah atau pun di luar sekolah yang terkait
dengan tugas belajar suatu mata pelajaran bukanlah kegiatan ekstrakurikuler.
5. Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh
seluruh peserta didik, terkecuali bagi peserta didik dengan kondisi tertentu yang
tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
6. Ekstrakurikuler pilihan merupakan program ekstrakurikuler yang dapat diikuti
oleh sesuai dengan bakat/minatnya.
7. Muatan lokal merupakan bahan kajian pada satuan pendidikan yang berisi
muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang
dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap potensi di
daerah tempat tinggalnya.
8. Pembelajaran Tematik Terpadu dilaksanakan dengan menggunakan prinsip
pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu menggunakan tema sebagai
pemersatu kegiatan pembelajaran yang memadukan beberapa mata pelajaran
sekaligus dalam satu kali tatap muka, untuk memberikan pengalaman yang
bermakna bagi peserta didik. Karena peserta didik dalam memahami
berbagaikonsep yang mereka pelajari selalu melalui pengalaman langsung dan
Menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dikuasainya.Visi sekolah
merupakan cita-cita bersama pada masa mendatang dari warga
sekolah/madrasah, yang dirumuskan berdasarkan masukan dari seluruh warga
sekolah/madrasah.
9. Misi merupakan sesuatu yang harus diemban atau harus dilaksanakan sebagai
penjabaran visi yang telah ditetapkan dalam kurun waktu tertentu untuk menjadi
rujukan bagi penyusunan program pokok sekolah/madrasah, baik jangka pendek
dan menengah maupun jangka panjang, dengan berdasarkan masukan dari
seluruh warga satuan pendidikan.
10. Tujuan pendidikan sekolah merupakan gambaran tingkat kualitas yang akan
dicapai oleh setiap sekolah dengan mengacu pada karakteristik dan/atau
keunikan setiap satuan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
11. Pengembangan diri merupakan kegiatan yang memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri melalui berbagai
kegiatan ekstrakurikuler.
12. Pengukuran adalah kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan suatu
kriteria atau ukura
13. Penilaian adalah proses mengumpulkan informasi/bukti melalui pengukuran,
menafsirkan, mendeskripsikan, dan menginterpretasi bukti-bukti hasil
pengukuran.
14. Penilaian informal bisa berupa komentar-komentar guru yang
diberikan/diucapkan selama proses pembelajaran. Saat seorang peserta didik
menjawab pertanyaan guru, saat seorang peserta didik atau beberapa peserta
didik mengajukan pertanyaan kepada guru atau temannya, atau saat seorang
peserta didik memberikan komentar terhadap jawaban guru atau peserta didik
lain, guru telah melakukan penilaian informal terhadap performansi peserta didik
tersebut.
15. Penilaian proses formal, sebaliknya, merupakan suatu teknik pengumpulan
informasi yang dirancang untuk mengidentifikasi dan merekam pengetahuan dan
keterampilan peserta didik. Berbeda dengan penilaian proses informal, penilaian
proses formal merupakan kegiatan yang disusun dan dilakukan secara
sistematis dengan tujuan untuk membuat suatu simpulan tentang kemajuan
peserta didik.
16. Evaluasi adalah proses mengambil keputusan berdasarkan hasil-hasil penilaian.
17. Penilaian otentik adalah penilaian dengan menggunakan berbagai cara dan
kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap). Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta
didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta
didik.
18. Penilaian Kelas Otentik
1) Penilaian Otentik adalah proses penilaian yang dilakukan oleh guru, baik
yang bersifat formatif maupun sumatif harus menggunakan acuan kriteria.
Untuk itu, guru harus mengembangkan penilaian otentik berkelanjutan yang
menjamin pencapaian dan penguasaan kompetensi.
2) Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang
perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik
melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau
menunjukkan secara tepat, bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan
(kompetensi) telah benar-benar dikuasai dan dicapai. Berikut adalah prinsip-
prinsip penilaian otentik.
19. Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses
pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran. Penilaian harus
mencerminkan masalah dunia nyata, bukan masalah dunia sekolah
20. Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metoda dan kriteria yang sesuai
dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar,
21. Penilaian harus bersifat holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan
pembelajaran (sikap, keterampilan, dan pengetahuan
22. Literasi adalah upaya dalam meraih informasi melalui media untuk meningkatkan
kemampuan membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan
masalah dalam tugas, keluarga dan masyarakat

BAB II

VISI, MISI DAN TUJUAN


A. Visi
(Tuliskan Visi Sekolah)
(Visi merupakan cita-cita bersama warga sekolah dan segenap pihak yang
berkepentingan pada masa yang akan datang, rasional dan mampu memberikan
inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga sekolah)

B. Misi
(Tuliskan Misi Sekolah),
Misi sekolah memuat :
 Arah dalam mewujudkan visi satuan pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional;
 Tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu
 Merupakan dasar program pokok sekolah

C. Tujuan
1. Tujuan Pendidikan Nasional
Sebagaimana yang tertuang dalam UU No. 20 tahun 2003, pasal 3 bahwa tujuan
Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
2. Tujuan Pendidikan Dasar
Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3. Tujuan Pendidikan SD ........
1) Memberikan bekal kemampuan dasar berupa karakter yang religius, nasionalis,
mandiri, memiliki integritas dan semangat gotongroyong.
2) Membiasakan peserta didik untuk berpikir kritis, kreatif, komunikatif serta mampu
berkolaboratif.
3) Mampu menerapkan keterampilan (Literasi) dasar sehari-hari.
4) Menjadikan peserta didik yang sehat Jasmani dan Rohani.
5) Memberikan bekal peserta didik agar memiliki dasar-dasar Pengetahuan,
Kemampuam dan keterampilan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang
lebih tinggi.

BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

a. Struktur Kurikulum
(Bagi satuan pendidikan yang menggunakan Kurikulum 2006 dan 2013 sekolah harus
mamasukan 2 (dua) struktur kurikulum yaitu Kurikulum 2006 dan 2013, tetapi bagi
sekolah yang telah penuh menggunakan Kurikulum 2013, tidak perlu menulis struktur
kurikulum 2006),

Pada tahun pelajaran 2018/2019 ini, Sekolah Dasar ................. masih menggunakan
dua kurikulum yaitu kurikulum 2006 dan kurikulum 2013. Kurikulum 2006 masih
digunakan di kelas 2, 3, 5 dan 6. Sedangkan kelas 1 dan kelas 4 sudah menggunakan
Kurikulum 2013.

1. Kurikulum 2006 ( Kelas 2, 3, 5 dan 6)

a. Struktur Kurikulum ( Lihat file tahun lalu ) Catatan : Tampilkan kelas yg masih
menggunakan kurikulum 2006 saja. Data kelas yg sudah 2013 dihapus

KELAS DAN ALOKASI WAKTU


Komponen
I II III IV V VI
A. MATA PELAJARAN POKOK
1. Pendidikan Agama 3 3
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2

TEMATIK

TEMATIK
3. Bahasa Indonesia 5 5
4. Matematika 5 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 3 3
7. Seni Budaya dan Ketrampilan 4 4
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan 4 4
Kesehatan
Jumlah JP Perminggu 27 28 30
B. MUATAN LOKAL
1. ....................... 2 2 2
2. ....................... 2 2 2
C. EKSTRAKURIKULER 2*) 2*)

Jumlah JP/Minggu 31 32 34 34

Keterangan.
 Jumlah JP Kelas : 2 = 31 ; Kelas 3 = 32 ; dan Kelas : 5 sd 6 = 34 adalah
jumlah jam pelajaran perminggu yang ditetapkan sekolah setelah ditambah 4
jam pembelajaran perminggu
 *) Ekuivalen 2 jam pembelajaran, untuk kegiatan ekstra kurikuler
 Kelas 2, dan 3 pembelajaran tematik

b. Beban Belajar ( Lihat file tahun lalu ) Catatan : Tampilkan kelas yg masih
menggunakan kurikulum 2006 saja. Data kelas yg sudah 2013 dihapus
c. Ketuntasan Belajar ( Lihat file tahun lalu ) Catatan : Tampilkan kelas yg masih
menggunakan kurikulum 2006 saja. Data kelas yg sudah 2013 dihapus

2. Struktur Kurikulum 2013


KELAS DAN ALOKASI WAKTU
MUATAN PELAJARAN
I II III IV V VI
Kelompok A
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4

2. Pendidikan Pancasila dan


5 5 6 4 4 4
Kewarganegaran
3. Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7

4. Matematika 5 6 6 6 6 6

5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3

6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3

Kelompok B
1. Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 5 5 5

2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan


4 4 4 4 4 4
Kesehatan
JUMLAH ALOKASI WAKTU PER
30 32 34 36 36 36
MINGGU

Keterangan:
 Kegiatan pembelajaran pada Kurikulum 2013 dilakukan dengan pendekatan
pembelajaran tematik-terpadu, kecuali untuk mata pelajaran Pendidikan Agama
dan Budi Pekerti, Matematika dan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
(PJOK) untuk kelas 4, 5 dan 6 sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri.
 Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur
kurikulum diatas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler, antara lain Pramuka
(Wajib), Usaha Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah Remaja.
 Kelompok A adalah kelompok muatan pelajaran yang kontennya
dikembangkan oleh pusat.
 Kelompok B yang terdiri atas muatan pelajaran Seni Budaya dan Prakarya
serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah kelompok muatan
pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan
konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.
 Bahasa Daerah sebagai muatan lokal diajarkan secara terintegrasi dengan
muatan pelajaran Seni Budaya dan Prakarya
 Sebagai pembelajaran tematik terpadu, angka jumlah jam pelajaran per
minggu untuk tiap muatan pelajaran adalah relatif. Guru dapat
menyesuaikannya sesuai kebutuhan peserta didik dalam pencapaian
kompetensi yang diharapkan.
 Pembelajaran Tematik-Terpadu
 Sekolah dapat menambah jam pelajaran sesuai visi misi sekolah. Misalnya
pada muatan Pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta pada
muatan pelajaran Kelompok B (Mulok)

a. Muatan Nasional
1. Tingkat Kompetensi
Dalam usaha mencapai Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana telah
ditetapkan untuk setiap satuan dan jenjang pendidikan, pada Permendikbud.
Nomor 21. Tahun 2016, tentang Standar isi, bahwa penguasaan kompetensi
lulusan dikelompokkan menjadi Tingkat Kompetensi. Tingkat Kompetensi
merupakan kriteria capaian Kompetensi yang bersifat generik yang harus dipenuhi
oleh peserta didik pada setiap jenjang pendidikan.
Sekolah Dasar masuk dalam kategori tingkat kompetensi pendidikan dasar, Tingkat
Kompetensi yang bersifat generik ini digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan
Kompetensi dan ruang lingkup materi yang bersifat spesifik untuk setiap mata
pelajaran. Kompetensi dan ruang lingkup materi digunakan untuk menentukan
Kompetensi Dasar.
Kompetensi yang bersifat generik mencakup 3 (tiga) ranah yakni sikap, pengetahuan
dan keterampilan. Ranah sikap dipilah menjadi sikap spiritual dan sikap sosial.
Dengan demikian, Kompetensi yang bersifat generik terdiri atas 4 (empat) dimensi
yang merepresentasikan sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan,
yang selanjutnya disebut Kompetensi Inti (KI).

Tingkat Kompetensi Sekolah Dasar

KOMPETENSI INTI DESKRIPSI KOMPETENSI


1. Sikap Spritual 1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama
yang dianutnya.

2. Sikap Sosial 2. Menunjukkan perilaku:


a. jujur,
b. disiplin,
c. santun,
d. percaya diri,
e. peduli, dan
f. bertanggung jawab

dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga,


dan negara
3. Pengetahuan 3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif pada tingkat dasar dengan cara :
a. mengamati,
b. menanya, dan
c. mencoba

Berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan


Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di
rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
4. Keterampilan 4. Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak:
a. kreatif
b. produktif,
c. kritis,
d. mandiri,
e. kolaboratif, dan
f. komunikatif

Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya
yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
tindakan yang mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap
perkembangannya.

2. Tingkat Kompetensi dan Ruang Lingkup Materi

1) Pendidikan Agama

Ruang Lingkup
Kompetensi
Materi
- Meyakini adanya Allah SWT dan Alquran
mensyukuri karunia dan pemberian - Huruf-huruf hijaiyyah bersambung ataupun
Allah SWT. tidak, dengan harakatnya secara lengkap
- Memiliki sikap sesuai dengan sesuai dengan makharijul huruf.
akhlakul karimah (akhlak mulia) - Surah-surah pendek pilihan di dalam
dan budi pekerti serta perilaku Alquran Q.S. Al-Fatihah dan Q.S. Al-Ikhlas.
hidup sehat. - Pesan dan makna yang terkandung di
- Mengetahui keesaan Allah SWT dalam Alquran surat-surat pendek Q.S. Al-
berdasarkan pengamatan terhadap Fatihah dan Q.S. Al-Ikhlas.
dirinya dan makhluk ciptaan-Nya
yang dijumpai di sekitar rumah dan Aqidah
sekolah. - Asmaul Husna.
- Mengenal pesan-pesan yang - Kalimat syahadat.
terkandung dalam surah pendek - Keesaan Allah SWT Akhlak dan Budi
Alquran, rukun Islam yang pertama Pekerti.
dan doa sehari-hari. - Doa belajar dan makan.
- Mengenal dan mempraktikkan - Perilaku hormat dan patuh kepada orangtua
tata cara bersuci, shalat dan dan guru.
kegiatan agama yang dianutnya di - Perilaku saling menghormati antar sesama
sekitar rumahnya melalui anggota keluarga.
pengamatan sesuai dengan - Perilaku jujur.
ketentuan agama Islam. - Perilaku disiplin.
- Mengenal dan menceritakan kisah - Perilaku bertanggung jawab.
keteladanan nabi. - Perilaku percaya diri
- Mengenal hadis yang terkait - Perilaku kasih sayang kepada sesame.
dengan anjuran menuntut ilmu - Sikap kerja sama dan saling tolong
serta perilaku hidup bersih dan menolong.
sehat. - Perilaku menuntut ilmu.
- Memahami dan mencontoh - Perilaku hidup bersih dan sehat.
perilaku yang sesuai dengan
akhlakul karimah (akhlak mulia) Fiqih
dan budi pekerti. - Tata cara bersuci.
- Mengetahui dan melafalkan huruf- - Tata cara shalat dan bacaannya.
huruf hijaiyyah dan hafalan surah - Tata cara Wudhu dan doanya.
dan ayat pilihan dalam Alquran, - Kegiatan agama yang dianutnya.
dan Asmaul Husna. - Sejarah Peradaban Islam.
- Melafalkan dan mempraktikkan - Kisah keteladanan para nabi dan rasul.
dua kalimat syahadat serta doa - Kisah keteladanan Nabi Muhammad saw.
sehari-hari dengan benar dan jelas.
- Meyakini dan mengetahui adanya Alquran
Allah SWT, malaikat-malaikat, dan - Bacaan Alquran surat dan ayat pilihan (Q.S.
Rasul-Rasul Allah SWT. An-Nashr, Al- Kautsar, Q.S. Al Falaq, Al-
- Menunaikan ibadah shalat secara Ma‘un dan Al-Fil).
tertib serta zikir dan doa setelah - Kalimat dalam Alquran surah pendek
selesai shalat. pilihan.
Ruang Lingkup
Kompetensi
Materi
- Menerapkan ketentuan syariat - Alquran surah pendek pilihan.
Islam dalam bersuci dan - Kandungan dan makna Alquran surah
berperilaku. pendek pilihan.
- Memiliki dan memahami sikap
sesuai dengan akhlakul karimah Aqidah
yang tercermin dari perilaku - Keesaan dan Keberadaan Allah SWT.
kehidupan sehari-hari. - Asmaul Husna (Al-Wahhab, Al-‘Alim, As-
- Mengerti makna iman kepada Sami‘,Al-Bashir, Al-‘Adil, Al-‘Azhim) dan
malaikat-malaikat Allah maknanya.
berdasarkan pengamatan terhadap - Keimanan kepada Malaikat Allah SWT.
dirinya dan alam sekitar.
- Mengetahui hadis yang terkait Akhlak dan Budi Pekerti
dengan perilaku mandiri, percaya - Sikap disiplin dan tertib.
diri, dan tanggung jawab. - Sikap rasa ingin tahu, sabar, dan rela
- Mengetahui hikmah ibadah shalat, berkorban.
zikir dan doa setelah shalat melalui - Sikap kerja keras, menghindari perilaku
pengamatan dan pengalaman di tercela, sikap gemar membaca.
rumah dan sekolah. - Sikap pantang menyerah.
- Mengetahui dan menceritakan - Sikap amanah.
kisah keteladanan nabi dan wali - Perilaku jujur.
songo. - Perilaku mandiri, percaya diri,dan tanggung
- Membaca dan mengetahui makna jawab.
Asmaul Husna dan hafalan surat - Perilaku tawaduk, ikhlas, dan mohon
dan ayat pilihan dengan benar. pertolongan.
- Mencontohkan perilaku sesuai - Peduli terhadap sesama.
dengan akhlakul karimah. - Sikap bersyukur.
- Mempraktikkan tata cara shalat, - Sikap santun dan menghargai teman.
zikir dan doa setelah shalat secara - Sikap rendah hati.
benar dan tata cara bersuci sesuai - Perilaku hemat.
ketentuan syariat Islam dan
menceritakan pengalaman Fiqih
pelaksanaan ibadah shalat di - Bersuci dari hadas kecil dan hadas besar.
rumah, masjid dan sekolah. - Ibadah shalat, makna, tata cara,
- Meyakini Alquran sebagai kitab pelaksanaan, dan hikmahnya.
suci terakhir dan menjadikannya - Zikir dan doa setelah shalat, makna dan
sebagai pedoman hidup. tata caranya.
- Memahami dan mengetahui
makna Rukun Iman. Sejarah Peradaban Islam
- Menunaikan ibadah wajib dan - Kisah keteladanan para nabi dan rasul.
sunnah di bulan Ramadhan, dan - Kisah Keteladanan Nabi Muhammad saw.
berzakat, infak, dan sedekah. - Kisah keteladanan Wali Songo.
- Memiliki dan mencontohkan sikap
sesuai dengan akhlakul karimah Alquran
yang mencerminkan rukun iman. - Bacaan Alquran Q.S. Al-Ma’un dan Q.S. At-
- Mengenal nama-nama Rasul Tin, Q.S. Al-Kafirun dan Al-Maidah (5): 2.
Allah dan Rasul Ulul Azmi. - Kalimat-kalimat dalam Alquran surah
- Mengetahui makna Asmaul pendek pilihan.
Husna, surat, dan ayat pilihan - Arti dan makna Alquran surah pendek
dengan benar serta menuliskannya pilihan.
dengan baik dan benar. - Perilaku yang mencerminkan pemahaman
- Memahami hikmah ibadah wajib terhadap kandungan ayat Alquran atau surah
dan sunnah di bulan Ramadhan, pilihan.
beriman kepada Hari Akhir, zakat,
Ruang Lingkup
Kompetensi
Materi
infak, dan sedekah, beriman Aqidah
kepada Qadha dan Qadar yang - Kitab-kitab Suci dan rasul yang
dapat membentukperilaku akhlak menerimanya.
mulia. - Alquran sebagai kitab suci terakhir dan
- Mengetahui dan menceritakan pedoman hidup.
kisah keteladanan nabi, Keluarga - Asmaul Husna: Al-Mumit, Al- Hayy, Al-
Luqman, sahabat-sahabat Nabi Qayum, Al-Ahad, Ash- Shamad, Al-Muqtadir,
Muhammad SAW, Ashabul Kahfi Al- Muqadim, al-Baq.
sebagaimana terdapat dalam - Hari Akhir, hikmah dan perilaku yang
Alquran. mencerminkan iman kepadanya.
- Menunjukkan contoh Qadha dan - Qadha dan Qadar, hikmah dan Perilaku
Qadar dalam kehidupan sehari- yang mencerminkan iman kepada Qadha
hari sebagai implementasi dari dan Qadar.
pemahaman rukun iman.
Akhlak dan Budi Pekerti
- Sikap jujur.
- Perilaku hormat dan patuh kepada
orangtua, guru, dan sesama anggota
keluarga.
- Sikap saling mengingatkan dalam kebajikan
- Sikap menghargai pendapat.
- Sikap sederhana.
- Sikap ikhlas.
- Sikap berbaik sangka kepada sesama.
- Perilaku hidup rukun
- Sikap tabligh.
- Sikap sabar dan pengendalian diri.
- Sikap toleran dan simpatik terhadap
sesama.
- Sikap fathanah.
- Sikap suka menolong.
- Sikap berserah diri kepada Allah SWT.

Fiqih
- Puasa Ramadhan, makna dan hikmahnya.
- Shalat tarawih dan tadarus.
- Zakat, infak, sedekah, makna dan
hikmahnya.

Sejarah peradaban Islam


- Kisah Keteladanan para nabi dan rasul.
- Kisah keteladanan Nabi Muhammad saw.
- Kisah keteladanan sahabat- sahabat Nabi
Muhammad saw
- Kisah keteladanan Luqman.
- Kisah keteladanan Ashabul Kahfi.

2) Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang Lingkup
Kompetensi
Materi
Ruang Lingkup
Kompetensi
Materi
- Menunjukkan sikap sebagai - Kandungan moral Pancasila dalam
mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Lambang Negara.
Esa dalam konteks keberagaman - Bentuk dan tujuan norma/kaidah dalam
kehidupan di lingkungan rumah dan masyarakat.
sekolah sebagai perwujudan moral - Semangat kebersamaan dalam
Pancasila. keberagaman.
- Mengenal karakteristik individu, - Persatuan dan kesatuan bangsa.
tata tertib, kesatuan, dan simbol- - Makna simbol-simbol Pancasila dan
simbol Pancasila di rumah dan lambang negara Indonesia.
sekolah. - Hak, kewajiban, dan tanggung jawab
- Melaksanakan tata tertib dalam warganegara.
konteks beragam teman di keluarga
dan sekolah sesuai Pancasila.

- Menerima karunia Tuhan Yang - Makna keberagaman personal, sosial, dan


Maha Esa atas karakteristik individu, kultural.
hak dan kewajiban, persatuan dalam - Persatuan dan kesatuan
keberagaman. - Moralitas sosial dan politik warga negara/
- Memahami makna simbol-simbol pejabat negara, dan tokoh masyarakat.
Pancasila di rumah, sekolah dan
masyarakat.
- Menunjukkan sikap baik sebagai
sesama mahluk ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa, hak dan kewajibannya,
dan kebhinnekatunggalikaan
sebagai perwujudan nilai dan moral
Pancasila.
- Melaksanakan kerjasama dengan
teman dalam kebersamaan dan
keberagaman di lingkungan rumah,
sekolah dan masyarakat sekitar.
- Menjelaskan nilai dan moral - Nilai dan moral Pancasila.
Pancasila, makna hak, kewajiban - Hak, kewajiban, dan tanggung jawab
dan tanggung jawab, manfaat warganegara.
Bhinneka Tunggal Ika, nilai-nilai - Keanekaragaman sosial dan budaya dan
persatuan dan kesatuan di pentingnya kebersamaan.
lingkungan rumah, sekolah, dan - Nilai dan moral persatuan dan kesatuan
masyarakat. bangsa.
- Menunjukkan sikap kebersamaan - Moralitas terpuji dalam kehidupan
dalam keberagaman sebagai
mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa; patuh terhadap tata tertib dan
aturan; bertanggung jawab dan rela
berkorban; semangat
kebhinnekatunggalikaan.
- Menunjukkan sikap bangga
sebagai bangsa Indonesia dalam
kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
- Melaporkan secara lisan dan
tulisan dan melaksanakan kewajiban
Ruang Lingkup
Kompetensi
Materi
sesuai nilai-nilai dan moral
Pancasila, menegakkan aturan dan
menjaga ketertiban, kerja sama,
nilai-nilai persatuan dan kesatuan,
dan keberagaman di lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat.

3) Bahasa Indonesia

Ruang Lingkup
Kompetensi
Materi
- Memiliki kepedulian, rasa - Bentuk dan ciri teks faktual (deskriptif,
percaya diri, kedisiplinan, dan petunjuk/arahan, laporan sederhana), teks
tanggung jawab dalam pemanfaatan tanggapan (ucapan terima kasih, permintaan
bahasa Indonesia. maaf, diagram/tabel), teks cerita (narasi
- Mengenal konteks budaya dan sederhana, puisi) teks cerita non-naratif
konteks sosial, satuan kebahasaan, (cerita diri/personal, buku harian).
serta unsur paralinguistik dalam - Konteks budaya, norma, serta konteks
penyajian teks. sosial yang melatarbelakangi lahirnya jenis
- Mengenal bentuk dan ciri teks teks.
deskriptif serta teks laporan - Paralinguistik (lafal, kelantangan, intonasi,
sederhana. tempo, gestur, dan mimik).
- Menyajikan secara lisan dan tulis - Satuan bahasa pembentuk teks: kalimat
berbagai teks sederhana. sederhana dua kata pola SP.

- Memiliki kepedulian, rasa - Bentuk dan ciri teks genre faktual (teks
percaya diri, kedisiplinan dan laporan informatif hasil observasi, teks
tanggung jawab dalam pemanfaatan arahan/petunjuk, teks instruksi, teks surat
bahasa Indonesia. tanggapan pribadi), genre cerita (cerita
- Mengenal konteks budaya dan petualangan, genre tanggapan, teks
konteks sosial, satuan kebahasaan, dongeng, teks permainan/dolanan daerah
serta unsur paralinguistik dalam (teks wawancara, ulasan buku).
penyajian teks. - Konteks budaya, norma, serta konteks
- Mengenal bentuk dan ciri teks sosial yang melatarbelakangi lahirnya jenis
berbagai teks sederhana. teks.
- Menganalisis informasi di dalam - Satuan bahasa pembentuk teks: kalimat
berbagai teks sederhana. sederhana pola SPO dan SPOK, kata, dan
- Menyajikan berbagai teks kelompok kata.
sederhana secara lisan. - Penanda kebahasaan dalam teks
- Menyusun berbagai teks
sederhana secara tulis.
- Memiliki kepedulian, rasa - Bentuk dan ciri teks genre faktual (teks
percaya diri, kedisiplinan dan laporan buku, laporan investigasi, teks
tanggung jawab dalam pemanfaatan penjelasan tentang proses, teks paparan
bahasa Indonesia. iklan), genre cerita (teks narasi sejarah, teks
- Mengenal konteks budaya dan pantun dan syair), dan genre tanggapan
konteks sosial, satuan kebahasaan, (pidato persuasif, ulasan buku, teks paparan,
serta unsur paralinguistik dalam teks penjelasan).
penyajian teks. - Konteks budaya, norma, serta konteks
- Mengenal bentuk dan ciri teks sosial yang melatarbelakangi lahirnya jenis
Ruang Lingkup
Kompetensi
Materi
sederhana. teks.
- Menganalisis informasi di dalam - Satuan bahasa pembentuk teks: kalimat
berbagai teks sederhana. sederhana pola SPPel, SPOPel, SPOPelK,
- Menyajikan berbagai teks kata, frasa, pilihan kata/diksi.
sederhana secara lisan. - Penanda kebahasaan dalam teks.
- Menyusun berbagai teks - Paralinguistik (lafal, kelantangan, intonasi,
sederhana secara tulis tempo, gestur, dan mimik).

4) Matematika

Ruang Lingkup
Kompetensi
Materi
- Menunjukkan sikap positif - Bilangan asli dan pecahan sederhana.
bermatematika: logis, cermat dan teliti, - Geometri dan pengukuran sederhana.
jujur, bertanggung jawab, dan tidak - Statistika sederhana.
mudah menyerah dalam
menyelesaikan masalah, sebagai
wujud implementasi kebiasaan dalam
inkuiri dan eksplorasi matematika.
- Memiliki rasa ingin tahu, semangat
belajar yang kontinu, percaya diri, dan
ketertarikan pada matematika, yang
terbentuk melalui pengalaman belajar.
- Memahami penjumlahan dan
pengurangan bilangan asli.
- Mengelompokkan benda menurut
tampilan bentuknya
- Memahami efek penambahan dan
pengurangan dari kumpulan objek.
- Mengidentifikasi seluruh dan bagian
dalam kehidupan sehari- hari.
- Menggunakan gambar atau foto
untuk menyatakan sebuah informasi
dan menjawab pertanyaan
mengenainya.
- Menggunakan model konkret dalam
penyelesaian masalah.

- Menunjukkan sikap positif - Bilangan bulat dan bilangan pecahan.


bermatematika: logis, kritis, cermat - Geometri (sifat dan unsur) dan
dan teliti, jujur, bertanggung jawab, Pengukuran (satuan standar).
dan tidak mudah menyerah dalam - Statistika (pengumpulan dan penyajian
menyelesaikan masalah, sebagai data sederhana).
wujud implementasi kebiasaan dalam
inkuiri dan eksplorasi matematika.
- Memiliki rasa ingin tahu, semangat
belajar yang kontinu, rasa, percaya
diri, dan ketertarikan pada matematika,
Ruang Lingkup
Kompetensi
Materi
yang terbentuk melalui pengalaman
belajar mengidentifikasi kemiripan dan
perbedaan berbagai sudut.
- Menjelaskan pola bangun dalam
kehidupan sehari-hari dan memberikan
dugaan kelanjutannya berdasarkan
pola berulang.
- Memahami penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat dan
pecahan.
- Mengelompokkan benda menurut
bentuknya dan disertai justifikasi.
- Menyelesaikan masalah aritmetika
sehari-hari sebagai penerapan
pemahaman atas efek penambahan
dan pengurangan.
- Menyadari objek dapat dipandang
sebagai kesatuan dari bagian-
bagiannya.
- Memberikan interpretasi dari sebuah
sajian informasi/data.
- Menggunakan model konkret dan
simbolik atau strategi lain dalam
penyelesaian masalah sehari-hari.

- Menunjukkan sikap positif - Bilangan (termasuk pangkat dan akar


bermatematika: logis, kritis, cermat sederhana).
dan teliti, jujur, bertanggung jawab, - Geometri dan Pengukuran (termasuk
dan tidak mudah menyerah dalam satuan turunan).
menyelesaikan masalah, sebagai - Statistika dan peluang.
wujud implementasi kebiasaan dalam
inkuiri dan eksplorasi matematika.
- Memiliki rasa ingin tahu, semangat
belajar yang kontinu, percaya diri, dan
ketertarikan pada matematika, yang
terbentuk melalui pengalaman belajar.
- Bersikap terbuka menghadapi
perbedaan sudut pandang dan
mengemukakan kemungkinan sudut
pandang yang berbeda dari yang
dimilikinya.
- Menemukan pola bangun datar untuk
menarik kesimpulan atau menyusun
bukti/justifikasi sederhana.
- Memahami penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan
pembagian bilangan bulat dan
pecahan.
- Mengelompokkan benda ruang
menurut sifatnya.
- Memberi estimasi penyelesaian
masalah dan membandingkannya
dengan hasil perhitungan
Ruang Lingkup
Kompetensi
Materi
- Memberikan visualisasi dan deskripsi
proporsi dan menggunakannya dan
penyelesaian masalah.
- Mengumpulkan data yang relevan
dan menyajikannya dalam bentuk
tabel, gambar, daftar.
- Menggunakan simbol dalam
pemodelan, mengidentifikasi informasi,
menggunakan strategi lain bila tidak
berhasil.

5) Ilmu Pengetahuan Alam

Ruang Lingkup
Kompetensi
Materi
- Menunjukkan sikap ilmiah: rasa ingin - Tubuh dan panca indra.
tahu, jujur, logis, kritis, dan disiplin - Tumbuhan dan hewan.
melalui IPA. - Sifat dan wujud benda- benda sekitar.
- Mengajukan pertanyaan: apa, - Alam semesta dan kenampakannya.
mengapa, dan bagaimana tentang
alam sekitar.
- Melakukan pengamatan objek IPA
dengan menggunakan panca indra .
- Menceritakan hasil pengamatan.
- IPA dengan bahasa yang jelas.

- Menunjukkan sikap ilmiah: rasa ingin


tahu, jujur, logis, kritis, dan disiplin - Bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan.
melalui IPA. - Daur hidup makhluk hidup.
- Mengajukan pertanyaan: apa, - Perkembangbiakan tanaman.
mengapa, dan bagaimana tentang - Wujud benda.
alam sekitar. - Gaya dan gerak.
- Melakukan pengamatan objek IPA - Bentuk dan sumber energi dan energi
dengan menggunakan panca indra alternatif.
dan alat sederhana. - Rupa bumi dan perubahannya.
- Mencatat dan menyajikan data hasil - Lingkungan, alam semesta, dan sumber
pengamatan alam sekitar secara daya alam.
sederhana. - Iklim dan cuaca.
- Melaporkan hasil pengamatan alam
sekitar secara lisan dan tulisan secara
sederhana.
- Mendeskripsikan konsep IPA
berdasarkan hasil pengamatan.

- Menunjukkan sikap ilmiah: rasa ingin - Rangka dan organ tubuh manusia dan
tahu, jujur, logis, kritis, disiplin, dan hewan.
tanggung jawab melalui IPA. - Makanan, rantai makanan, dan
- Mengajukan pertanyaan: apa, keseimbangan ekosistem.
mengapa, dan bagaimana tentang - Perkembangbiakan makhluk hidup.
Ruang Lingkup
Kompetensi
Materi
alam sekitar. - Penyesuaian diri makhluk hidup pada
- Melakukan pengamatan objek IPA lingkungan.
dengan menggunakan panca indra - Kesehatan dan sistem pernafasan
dan alat sederhana. manusia.
- Menyajikan data hasil pengamatan - Perubahan dan sifat benda.
alam sekitar dalam bentuk tabel atau - Hantaran panas, listrik dan magnet.
grafik. - Tata surya.
- Membuat kesimpulan dan - Campuran dan larutan.
melaporkan hasil pengamatan alam
sekitar secara lisan dan tulisan secara
sederhana.
- Menjelaskan konsep dan prinsip IPA.

6) Ilmu Pengetahuan Sosial

Ruang Lingkup
Kompetensi
Materi
- Menunjukkan perilaku sosial dan Manusia, tempat, dan lingkungan
budaya yang mencerminkan jatidiri - Wilayah geografis tempat tinggal bangsa
bangsa Indonesia. Indonesia.
- Mengenal konsep ruang, waktu, dan - Konektivitas dan interaksi sosial
aktifitas manusia dalam kehidupan kehidupan bangsa di wilayah negara
sosial, budaya, dan ekonomi. Indonesia.
- Menceritakan hasil eksplorasi
mengenai kehidupan bangsa Waktu, keberlanjutan, dan perubahan
Indonesia. - Perkembangan kehidupan bangsa
Indonesia dalam waktu sejak masa
praaksara hingga masa Islam.

Sistem sosial dan budaya


- Kehidupan manusia dan kelembagaan
sosial, ekonomi, pendidikan, dan budaya
masyarakat dan bangsa Indonesia.
Perilaku ekonomi dan kesejahteraan
- Kehidupan ekonomi masyarakat.

Indonesia yang bertanggung jawab.


- Menceritakan keberadaan Manusia, tempat, dan lingkungan
kelembagaan sosial, budaya, ekonomi - Konektivitas antar ruang dan
dan politik dalam masyarakat. penanggulangan permasalahan
- Menunjukkan perilaku sosial dan lingkungan hidup secara bijaksana dalam
budaya yang mencerminkan jati diri kehidupan bangsa Indonesia.
dirinya sebagai warganegara
Indonesia. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan
- Menjaga kelestarian lingkungan - Perkembangan kehidupan bangsa
hidup secara bijaksana dan Indonesia dari masa penjajahan, masa
bertanggung jawab. pergerakan kemerdekaan sampai awal
- Meneladani tindakan heroik Reformasi dalam menegakkan dan
pemimpin bangsa, dalam kehidupan membangun kehidupan berbangsa dan
sosial dan budaya bangsa Indonesia. bernegara.
- Menceritakan hasil eksplorasi
Ruang Lingkup
Kompetensi
Materi
mengenai kehidupan bangsa Sistem sosial dan budaya.
Indonesia. - Norma, lembaga, dan politik dalam
kehidupan sosial dan budaya bangsa
Indonesia.

Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.


- Kehidupan perekonomian masyarakat
dan negaraIndonesia sebagai perwujudan
rasa nasionalisme.

7) Seni Budaya dan Prakarya

Ruang Lingkup
Kompetensi
Materi
- Menunjukkan perilaku rasa ingin - Apresiasi dan kreasi karya seni rupa
tahu, peduli lingkungan, kerjasama, (gambar ekspresif, mosaik/aplikasi, relief
jujur, percaya diri, dan mandiri dalam dan patung dari bahan lunak).
berkarya seni budaya dan prakarya. - Apresiasi dan kreasi/rekreasi (cipta-
- Mengenal keragaman karya seni ulang) karya seni musik (lagu, elemen
budaya dan prakarya. musik, dan ritme).
- Memiliki kepekaan inderawi - Apresiasi dan kreasi/rekreasi (cipta-
terhadap karya seni budaya dan ulang) karya seni tari (gerak anggota
prakarya. tubuh, gerak tiruan).
- Menciptakan (secara orisinal) karya - Apresiasi dan kreasi prakarya (kerajinan
seni budaya dan prakarya. dari bahan alam, kerajinan menggunting
- Menciptakan(secara tiruan/rekreatif) dan melipat, produk rekayasa yang
karya seni budaya dan prakarya. digerakkan oleh air, makanan olahan).
- Apresiasi warisan buday (ceritera
dalam bahasa daerah).

- Menunjukkan perilaku rasa ingin - Apresiasi dan kreasi karya seni rupa
tahu, peduli lingkungan, kerjasama, (dua dimensi: gambar dekoratif, gambar
jujur, percaya diri, dan mandiri dalam bentuk, montase, kolase) dan (tiga
berkarya seni budaya dan prakarya. dimensi: terbuat dari bahan lunak).
- Mengenal keragaman karya seni - Apresiasi dan kreasi/rekreasi karya seni
budaya dan prakarya. musik (lagu wajib, lagu permainan, alat
- Mengenal karakteristik karya seni musik ritmis dan melodis).
budaya dan prakarya. - Apresiasi dan kreasi/rekreasi karya seni
- Membedakan keunikan karya seni tari (gerak tari bertema, tari nusantara
budaya dan prakarya. daerah setempat).
- Memahami proses berkarya seni - Apresiasi dan kreasi prakarya (kerajinan
budaya dan prakarya dari bahan alam/buatan, karya rekayasa:
- Mencipta karya seni budaya dan menganyam, meronce, membatik teknik
prakarya. ikat celup, membuat asesoris, karya
- Menyajikan karya seni budaya dan rekayasa bergerak dengan angin dan tali
prakarya. temali, bertani sayuran.
- Apresiasi warisan budaya (cerita rakyat
dalam bahasa daerah).
Ruang Lingkup
Kompetensi
Materi
- Menunjukkan perilaku rasa ingin - Apresiasi dan kreasi karya seni rupa dua
tahu, peduli lingkungan, kerjasama, dimensi (gambar perspektif, gambar
jujur, percaya diri, dan mandiri dalam ilustrasi) dan tiga dimensi (topeng dan
berkarya seni budaya dan prakarya. patung nusantara daerah lain).
- Memahami keragaman karya seni - Apresiasi dan kreasi/rekreasi karya seni
budaya dan prakarya. musik (lagu anak- anak, lagu nusantara
- Mengenal keunikan dan nilai daerah lain, lagu wajib, musik ansambel,
keindahan karya seni budaya dan alat musik).
prakarya. - Apresiasi dan kreasi/rekreasi karya seni
- Membedakan keunikan dan tari (gerak tari bertema, busana dan
keberagaman karya seni budaya dan iringan tari nusantara daerah lain).
prakarya. - Apresiasi dan kreasi prakarya (kerajinan
- Memiliki kepekaan inderawi terhadap dari bahan tali temali, bahan keras, batik,
karya seni budaya dan prakarya. dan teknik jahit ; apotik hidup dan merawat
- Menciptakan karya seni budaya dan hewan peliharaan; olahan pangan bahan
prakarya. makanan umbi-umbian dan olahan non
- Menyajikan karya seni budaya dan pangan sampah organik atau anorganik.
prakarya. - Apresiasi warisan budaya (cerita
- Menanggapi nilai keindahan karya secara lisan dan tulisan unsur-unsur
seni budaya dan prakarya. budaya daerah, bahasa daerah).
- Pameran dan pertunjukan karya seni
rupa, musik, tari, dan prakarya.

8) Muatan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

Ruang Lingkup
Kompetensi
Materi
- Mengetahui konsep dan Aktivitas fisik melalui permainan
mempraktikkan pola gerak dasar - Gerak dasar dan variasi pola gerak dasar
dan variasi gerak dasar. lokomotor, non lokomotor, manipulatif.
- Mengetahui konsep dan - Aktivitas fisik melalui kekuatan, kecepatan,
mempraktikkan latihan kebugaran dan keseimbangan.
sederhana. - Aktivitas fisik senam: bertumpu dengan 2
- Mengetahui dan Mempraktikkan tangan, sikap kapal terbang, dan berdiri
pola gerak dasar dan variasi gerak dengan satu kaki serta meregangkan kedua
dominan statis pada olahraga tangan ke atas dengan kedua kaki jinjit.
senam. - Aktivitas fisik ritmik melalui: gerak
- Mengetahui dan mempraktikkan lokomotor dan non lokomotor.
pola gerak dasar dan variasi gerak - Aktivitas fisik air melalui permainan di air
ritmik. dan keselamatan di air.
- Mengetahui dan mempraktikkan
gerak dasar pengenalan di air dan Kesehatan
gerak dasar keselamatan dalam - Kebersihan diri sendiri, pakaian, dan kelas.
aktivitas air.
Aktivitas fisik melalui:
- Mengetahui dan mempraktikkan - Pola gerak dasar lokomotor, non-
cara memelihara dan menjaga lokomotor, dan manipulatif pada permainan
kebersihan. bola, aktivitas atletik dan atau olahraga
tradisional.
Ruang Lingkup
Kompetensi
Materi
- Memiliki perilaku bekerjasama, - Komposisi tubuh dan gerak pemanasan
jujur, dan mau berbagi dengan dan pendinginan.
teman. - Gerak dasar dominan statis dan dinamis
- Mengetahui konsep dan pada aktivitas senam: handstand, kayang,
mempraktikkan variasi dan meroda, roll ke depan dan ke belakang.
kombinasi pola gerak dasar. - Aktivitas Ritmik:
- Mengetahui konsep dan gerak lokomotor dan non-lokomotor berirama
mempraktikkan pemanasan, dan harmonis serta terkoordinasi.
pendinginan dan berbagai aktivitas - Aktivitas fisik melalui gerakan dasar
kebugaran jasmani untuk mencapai tangan, kaki dan koordinasi gerakan renang
tinggi dan berat badan ideal. gaya dada/gaya bebas.
- Mengetahui konsep dan
mempraktikkan gerak dasar dan Kesehatan
kombinasi pola gerak dasar - jenis makanan sehat dan bergizi,
dominan statis dan dinamis. penanganan cidera ringan dalam aktivitas
- Mengetahui dan mempraktikkan fisik dan pertolongan, kebutuhan istirahat
gerak ritmik dengan menggunakan dan mengisi waktu luang dengan aktivitas
dan tanpa musik. yang bermanfaat.
- Mengetahui dan mempraktikkan
gerak dasar renang.
- Mengetahui dan mempraktikkan
cara memilih makanan dan
pemanfaatan waktu luang, serta
pertolongan secara sederhana.
- Menunjukkan perilaku
menghargai perbedaan,
bekerjasama, dan disiplin selama
melakukan aktivitas fisik.

- Memahami konsep dan Aktivitas fisik dan permainan


mempraktikkan variasi dan - Pola gerak dasar pada permainan bola
kombinasi pola gerak dasar. besar, kecil dan atau aktivitas jalan, lari,
- Memahami konsep dan lompat dan lempar serta olahraga
mempraktikkan variasi dan tradisional.
kombinasi pola gerak dasar - Gerak lokomotor dan non lokomotor untuk
olahraga beladiri. membentuk gerakan dasar langkah kaki,
- Memahami konsep dan serangan, dan belaan (dengan tangan dan
mempraktikkan gerak kaki) pada olahraga beladiri pencak silat.
pengembangan kebugaran jasmani - Gerak dominan statis dan dinamis pada
dan, pengukuran status kebugaran aktivitas senam seperti melompat,
jasmani pribadi secara sederhana. meregang, menggantung, mengayun, meniti,
- Memahami konsep mempraktikkan mendarat dan rangkai gerak senam lantai.
kombinasi pola gerak dominan statis - Aktivitas fisik Rangkaian gerakan ritmik/tari
dan dinamis. bertema budaya daerah dan nasional.
- Memahami konsep dan - Aktivitas di air melalui Renang gaya
mempraktikkan gerak kombinasi dan bebas/punggung/dada dan gerakan dasar
rangkaian gerak ritmik. cara-cara penyelamatan di air.
- Memahami konsep dan
mempraktikkan keterampilan satu Kesehatan
gaya renang dan dasar- dasar - Bahaya merokok, penyakit menular dan
.keselamatan di air tidak menular, kebersihan alat reproduksi,
- Memahami/mengetahui dan dan memelihara diri dari perbuatan tidak
menyajikan senonoh, serta cara menghindarkan diri dari
Ruang Lingkup
Kompetensi
Materi
- konsep pemeliharaan kebersihan bahaya narkotika, psikotropika, dan zat aditif
alat reproduksi, menjaga diri dari terhadap tubuh.
berbagai tindakan/perilaku tidak
senonoh, bahaya merokok terhadap,
penyakit menular dan tidak menular,
bahaya narkotika, psikotropika, dan
zat aditif.
- Menunjukkan perilaku sportif,
kerjasama, toleransi, disiplin, dan
menerima kekalahan dengan sikap
positif dan mengekspresikan
kemenangan dengan wajar.

b. Muatan Lokal

Yang dimaksud Muatan Lokal dalam Permendikbud Nomor 79 tahun 2014,


adalah bahan kajian atau mata pelajaran pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan
proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal.\
( Lihat file tahun lalu ) Catatan : sesuaikan dengan Mulok yang digunakan tahun
pelajaran sekarang.

c. Beban Belajar

Sekolah Dasar ........................ menggunakan beban belajar Sistem Paket seperti


yang termuat dalam Permendikbud nomo 61 tahun 2014. Beban belajar pada
sistem paket terdiri atas pembelajaran tatap muka, penugasan terstruktur, dan
kegiatan mandiri. Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri,
maksimal 40% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.

Kegiatan
Kegiatan
Beban Kegiatan Tugas
Kegiatan Tugas
Jumlah JP Durasi per Belajar per Tatap Muka Terstruktur/
Kelas Tatap Muka Terstruktur/
per minggu JP minggu per Minggu Mandiri per
.... % Mandiri
.... menit .... menit minggu
...%
.......menit
1 30 35
.4 36 35
( Diisi sesuai dengan kelas yang sudah K.13)

d. Beban Belajar Tambahan


( Tuliskan beban belajar tambahan, misalnya; adanya tambahan mapel/ JP dari
struktur kurikulum yang sesuai dengan Standar Isi )

e. Kegiatan Ekstrakurikuler
( Lihat file tahun lalu ) Catatan : sesuaikan dengan ekskul yang digunakan tahun
pelajaran sekarang. Pramuka merupakan ekskul wajib.

f. Ketuntasan Belajar Minimal (Kur. 2013) dan Rentang Predikat

Kurikulum, pembelajaran, dan penilaian merupakan komponen penting dalam


kegiatan pembelajaran. Komponen tersebut saling terkait antara satu dengan yang
lain. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Hasil penilaian pencapaian sikap
dilaporkan dalam bentuk predikat dan deskripsi, predikat A (sangat baik), B ( baik),
C (cukup) dan D (perlu bimbingan). Sedangkan hasil penilaian pencapaian
pengetahuan dan keterampilan dilaporkan dalam bentuk angka, predikat, dan
deskripsi. Angka menggunakan rentang nilai 0 sampai dengan 100. Predikat
disajikan dalam huruf A, B, C, dan D. Rentang predikat (interval) ini ditentukan oleh
sekolah dengan mempertimbangkan KKM/KBM

Tercapai tidaknya hasil belajar peserta didik dapat dilihat dari indikator keberhasilan
kegiatan pembelajaran. Salah satu indikator pencapaian nilai pengetahuan adalah
peserta didik telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang pada
Kurikulum 2013 ini disebut Ketuntasan Belajar Minimal (KBM).

Ketuntasan Belajar Minimal merupakan standar minimal hasil belajar yang harus
dicapai peserta didik. Selain untuk mengukur prestasi peserta didik juga sebagai
bahan evaluasi guru dalam mengukur ketercapaian tujuan kegiatan pembelajaran.

Untuk menetapkan Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) sekolah, sebelumnya


sekolah melakukan analisis KI/KD semua mata pelajaran semua kelas dengan
mempertimbangkan tingkat kompleksitas, daya dukung (sarpras + tenaga pendidik)
serta tingkat kemampuan awal peserta didik (Intake).

Tabel ...;
Pend.
Mapel Agama Bahasa
PPKn Matematika IPA IPS PJOK SBdP
dan Budi Indonesia
Kelas Pekerti
1 - -
4

Dari data tersebut, diperoleh dan ditetapkan KBM sekolah adalah .....
Nilai KBM tersebut akan menjadi patokan dalam menentukan predikat hasil belajar
peserta didik.

Rumus penentuan rentang predikat nilai pengetahuan, adalah;

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚−𝐾𝐾𝑀 100−60


Rentang Predikat = 3
= 3
= 13,33

Maka, panjang interval untuk setiap predikat 13 atau 14


Rentang Predikat

Rentang Predikat
Panjang A D
KKM B C
Interval (Sangat (Perlu
(Baik) (Cukup)
Baik) Bimbingan)
40/3 =
60 87 ≤ A ≤ 100 73 < B < 87 60 ≤ C ≤73 D<60
13,33

Rentang Predikat ini digunakan untuk penilaian deskripsi kompetensi pengetahuan


(KI-3) dan kompetensi keterampilan (KI-4) pada raport peserta didik.

g. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan


( Lihat file tahun lalu, sesuaikan )

h. Pendidikan Karakter dan Budaya Sekolah


( Lihat file tahun lalu, sesuaikan )

i. Literasi

Salah satu upaya meningkatkan kompetensi peserta didik dalam menghadapi


kehidupan abad 21 adalah dengan dicanangkannya Gerakan Literasi Sekolah
(GLS). Gerakan literasi sekolah tidak sekedar kegiatan membaca, menulis dan
berhitung saja, tetapi lebih kepada gerakan menumbuhkan keterampilan berpikir
menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital,
dan auditori.

Tujuan Khusus Gerakan Literasi Sekolah, adalah :


a. Menumbuhkembangkan budi pekerti
b. Membangun ekosistem literasi sekolah
c. Menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajar (learning organization)
(Senge, 1990).
d. Mempraktikkan kegiatan pengelolaan pengetahuan (knowledge management)
e. Menjaga keberlanjutan budaya literasi

1. Strategi Membangun Budaya Literasi Sekolah

Sekolah memiliki peran yang amat penting dalam menanamkan budaya literat
pada anak didik. Untuk itu, tiap sekolah tanpa terkecuali harus memberikan
dukungan penuh terhadap pengembangan literasi. Di sekolah dengan budaya
literasi yang tinggi, peserta didik akan cenderung lebih berhasil dan guru lebih
bersemangat mengajar.

Perlu dipahami bahwa program membaca seperti membaca dalam hati dan
membaca nyaring hanyalah bagian dari kerangka besar untuk membangun
budaya literasi sekolah. Agar sekolah mampu menjadi garis depan dalam
pengembangan budaya literat.

a. Lingkungan fisik ramah literasi


Lingkungan fisik haruslah ramah dan kondusif untuk pembelajaran.

b. Lingkungan sosial dan afektif


Sekolah dibangun melalui model komunikasi dan interaksi seluruh komponen
sekolah. Ini dapat dibentuk dengan cara pemberian pengakuan atas
pencapaian peserta didik sepanjang tahun.

c. Lingkungan akademik
Terciptanya suasana akademik yang kondusif, yang mampu membuat
seluruh anggota komunitas sekolah antusias untuk belajar. Sekolah harus
memberikan alokasi waktu yang cukup banyak untuk pembelajaran literasi.
Salah satunya dengan menjalankan kegiatan membaca dalam hati dan
membacakan buku dengan nyaring selama 15--30 menit sebelum pelajaran
berlangsung, minimal 3 kali seminggu.

2. Tahap Pelaksanaan GLS

a. Pembiasaan

 Membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai: membaca nyaring dan/atau


membaca dalam hati (semuanya tanpa tagihan).
- Kelas rendah
- Guru membacakan buku dengan nyaring
- Guru dan siswa membaca bersama
- Guru memandu siswa untuk membaca
- Siswa membaca mandiri
- Kelas Atas
- Guru membacakan buku dengan nyaring
- Guru memandu siswa untuk membaca
- Siswa membaca mandiri

 Pengembangan lingkungan fisik sekolah untuk menumbuhkan minat pada literasi


 pengembangan perpustakaan sekolah, sudut buku kelas, dan area baca;
 pengembangan sarana lain yang mendukung penumbuhan minat terhadap
literasi;
 pengembangan koleksi teks cetak dan/atau visual dan digital

b. Pengembangan
 Membaca terpandu dan membaca bersama buku pengayaan (non
teks pelajaran)

c. Pembelajaran
 Dalam tahap ini, pembelajaran semua mata pelajaran dilakukan
dengan merujuk kepada ragam teks (cetak/visual/digital) yang
tersedia dalam format buku-buku pengayaan.

3. Target pencapaian Gerakan Literasi Sekolah

Program literasi sekolah diharapkan akan menciptakan ekosistem sekolah yang


literat. Ekosistem yang literat adalah lingkungan sekolah yang:

a) menyenangkan dan ramah anak, sehingga menumbuhkan semangat


warganya dalam belajar;
b) semua warganya menunjukkan empati, peduli, dan menghargai sesama;
c) menumbuhkan semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan;
d) memampukan warganya untuk cakap berkomunikasi dan dapat berkontribusi
kepada lingkungan sosialnya; dan
e) mengakomodasi partisipasi seluruh warga dan lingkungan eksternal sekolah.

BAB IV

KALENDER PENDIDIKAN

KALENDER PENDIDIKAN PROVINSI BANTEN


TAHUN PELAJARAN 2018/2019

JULI 2018 AGUSTUS 2018 SEPTEMBER 2018


MINGGU 1 8 15 22 29 5 12 19 26 2 9 16 23 30
SENIN 2 9 16 23 30 6 13 20 27 3 10 17 24
SELASA 3 10 17 24 31 7 14 21 28 4 11 18 25
RABU 4 11 18 25 1 8 15 22 29 5 12 19 26
KAMIS 5 12 19 26 2 9 16 23 30 6 13 20 27
JUM'AT 6 13 20 27 3 10 17 24 31 7 14 21 28
1. Kalender pendidikan Provinsi Banten adalah Kalender pendidikan yang disusun
oleh Pemerintah Provinsi Banten, yang memuat pengaturan waktu untuk kegiatan
pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan
tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur,
sebagai acuan untuk sekolah dalam menyusun Kalender Akademik.
2. Kalender Akademik adalah Kalender yang disusun oleh sekolah berdasarkan
program sekolah namun tetap berpatokan pada Kaelender Pendidikan, dengan
catatan tetap memenuhi standar minimal beban belajar per tahun.

3. Alokasi Waktu.

Efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun
ajaran. Sekolah mengalokasikan lamanya minggu efektif belajar sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan.
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pelajaran setiap minggu,
meliputi jumlah jam pelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal
ditambah jumlah jam untuk pengembangan diri.
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan pembelajaran.
Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir
tahun ajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar
nasional dan hari libur khusus/hari raya keagamaan.

4. Analisis Hari Efektif Belajar


Semester I
BULAN SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU JUMLAH
JUL‘18
AGST
SEPT
OKTB
NOPB
DESB
JML
Minggu Efektif = jml hari efektif : hari belajar per minggu = ......

Semester II
BULAN SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU JUMLAH
JAN‘19
PEBR
MART
APRL
MEI
JUNI
JML
Minggu Efektif = jml hari efektif : hari belajar per minggu = ......

JUMLAH MINGGU EFEKTIF PER TAHUN = H E Smt I + H E Smt II =


5. Agenda Kegiatan
TGL, BULAN JENIS KEGIATAN KETERANGAN
6. Penetapan Kalender Pendidikan.
a. Permulaan tahun ajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan
Juni tahun berikutnya.
b. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional, dan/ atau Menteri Agama dalam hal terkait dengan hari raya
keagamaan.
c. Jumlah hari belajar efektif dalam 1 (satu) tahun ajaran minimal 34 minggu efektif
d. Jam belajar efektif adalah jam belajar yang betul-betul digunakan dalam proses
pembelajaran sesuai dengan tututan kurikulum.

Bab. V

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Lampiran
1. Silabus mata pelajaran termasuk muatan mulok
2. Contoh jaringan tema, silabus
3. 3 (tiga) contoh proses penetapan Ketuntasan Belajar Minimal
4. Raport Sekolah
5. Sertifikat Akreditasi
6. 1(satu) program pembiasaan (ekstrakurikuler)
7. 2 (dua) rekomendasi dari kegiatan validasi ( rekomendasi I, masih
ada perbaikan dan rekomendasi ke II layak ditandatangani untuk
disahkan penggunaannya)

 Lembar validasi dibuat asli


 Tanda tangan dan Komite dengan tinta berwarna biru

Anda mungkin juga menyukai