Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

EVALUASI DIRI SEKOLAH/MADRASAH

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Mutu Pendidikan

Dosen Pengampu: Dr. M.Th.S.R. Retnaningdyastuti, M.Pd

Disusun Oleh:

1. SUGITO (NPM. 19510361)

2. MAIMUNATU ZAHRO (NPM. 19510363)

3. TYAS ESTININGSIH (NPM. 19510368)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS PASCASARJANA

UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


mamberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “EVALUASI DIRI SEKOLAH/MADRASAH”.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk pemenuhan tugas kelompok
Program Studi Manajemen Pendidikan (S2) Program Pascasarjana Universitas
PGRI Semarang mata kuliah Manajemen Mutu Pendidikan yang diampu oleh Dr.
M.Th.S.R. Retnaningdyastuti, M.Pd.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan, dalam hal penggunaan bahasa maupun pengambilan data-data yang
kurang lengkap dan detail. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul....................................................................................................i
Kata Pengantar....................................................................................................ii
Daftar Isi.............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan Penulisan Makalah..........................................................................2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................3
A. Konsep Dasar Evaluasi Diri Sekolah (EDS)...............................................3
1. Pengertian EDS....................................................................................3
2. Dasar Hukum.......................................................................................5
3. Pelaksanaan EDS.................................................................................5
B. Tujuan dan Manfaat EDS............................................................................11
1. Tujuan EDS..........................................................................................11
2. Manfaat EDS........................................................................................11
C. Komponen EDS...........................................................................................12
D. Instrumen EDS............................................................................................18

BAB III PENUTUP............................................................................................22


A. Kesimpulan..................................................................................................22
B. Saran............................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................24

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penjaminan mutu pendidikan adalah kegiatan sistemik dan terpadu
oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program
pendidikan, pemerintah daerah, pemerintah dan masyarakat untuk
meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka menaikkan tingkat kecerdasan
kehidupan bangsa melalui pendidikan. Berdasarkan Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 35 ayat (3),
pengembangan standar nasional dilaksanakan oleh suatu badan standarisasi,
penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan.
Dalam hal ini penjaminan mutu dilakukan oleh Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu
Pendidikan (BPSDMPK-PMP). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005, tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) pasal 2 ayat 1
menyebutkan tentang lingkup standar nasional meliputi: Standar isi, standar
proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga pendidikan,
standar sarana prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan. Sementara ayat 2 menyatakan bahwa untuk
penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan Standar
Nasional Pendidikan (SNP) dilakukan evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi.
Setiap satuan pendidikan pada jalur formal wajib melakukan penjaminan
mutu pendidikan bertujuan untuk memenuhi atau melampaui standar nasional
pendidikan yang dilakukan secara bertahap, sistematis, dan terencana dalam
suatu program penjaminan mutu yang memiliki target dan kerangka waktu
yang jelas.
Salah satu alat untuk melakukan penjaminan mutu pendidikan tersebut
adalah Evaluasi Diri Sekolah (EDS). Sedangkan dalam pasal 92 ayat 8 PP 19
Tahun 2005 disebutkan bahwa Menteri menerbitkan pedoman program
penjaminan mutu satuan pendidikan pada semua jenis, jenjang, dan jalur
pendidikan. Sejalan dengan diterbitkannya Permendiknas Nomor 63 Tahun

1
2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) sejak tahun 2010
Kementerian Pendidikan Nasional (sekarang disebut Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan) mengupayakan tercipta budaya mutu pendidikan dengan
mendorong terlaksananya proses penjaminan mutu pendidikan di tingkat
satuan pendidikan. Sekolah diberikan peningktan kapasitas untuk dapat
melakukan EDS secara mandiri dan meningkatkan kualitas layanan
pendidikan dengan mengacu kepada hasil EDS tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep dasar Evaluasi Diri Sekolah (EDS)?
2. Apakah tujuan dan manfaat Evaluasi Diri Sekolah (EDS)?
3. Apa sajakah komponen Evaluasi Diri Sekolah (EDS)?
4. Bagaimanakah instrumen Evaluasi Diri Sekolah (EDS)?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk mengetahui konsep dasar Evaluasi Diri Sekolah (EDS)?
2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat Evaluasi Diri Sekolah (EDS)?
3. Untuk mengetahui komponen Evaluasi Diri Sekolah (EDS)?
4. Untuk mengetahui instrumen Evaluasi Diri Sekolah (EDS)?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Evaluasi Diri Sekolah (EDS)


1. Pengertian Evaluasi Diri Sekolah
Berdasarkan peraturan pemerintah yang ada, secara umum
sekolah diwajibkan membuat perencanaan untuk memastikan agar semua
kegiatan untuk meningkatkan kinerjanya bisa tercapai dan terukur
dengan membuat perencanaan sebagai berikut:
1) Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) yang menghasilkan
RPS/RKS untuk kurun waktu 4 tahunan.
2) Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang menghasilkan Rencana
Anggaran, Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) atau Rencana
Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).
Penyusunan perencanaan untuk memenuhi kebutuhan sekolah
berdasarkan data dan informasi yang handal. Sebagai dasar
penyusunan perencanaan yang handal maka perlu dilaksanakan
EDS.
EDS adalah evaluasi internal yang yang dilaksanakan oleh semua
pemangku kepentingan pendidikan (stakeholders) di sekolah untuk
mengetahui secara menyeluruh kinerja sekolah dilihat dari pencapaian
SPM dan 8 SNP dan mengetahui kekuatan dan kelemahannya secara
pasti sehingga akan diperoleh masukan dan dasar nyata untuk membuat
RPS/RKS dalam upaya untuk menumbuhkan budaya peningkatan mutu
yang berkelanjutan.
Proses evaluasi diri sekolah merupakan siklus, yang dimulai
dengan pembentukan Tim Pengembang Sekolah (TPS), pelatihan
penggunaan instrumen, pelaksanaan EDS di sekolah dan penggunaan
hasilnya sebagai dasar penyusunan RPS/RKS dan RAPBS/RKAS.
Sekolah melakukan proses EDS setiap tahun sekali.

3
Data hasil evaluasi diri menjadi basis bagi upaya perbaikan di
setiap komponen/aspek yang dipandang masih lemah. Evaluasi Diri
Sekolah bukan untuk kepentingan pencitraan, melainkan untuk proses
perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan di sekolah itu sendiri,
khususnya berkaitan dengan pemenuhan Standar Nasional Pendidikan.

Ada beberapa hal penting yang kita perhatikan disini:


1) Evaluasi yang bersifat internal, dilakukan oleh dan untuk mereka
sendiri, bukan dilaksanakan oleh orang lain. Ini adalah evaluasi
internal, bukan evaluasi external oleh pihak luar.
2) Akan mengevaluasi seluruh kinerja sekolah yang akan meliputi
aspek-aspek manajerial dan akademis.
3) Mengacu pada SPM dan 8 SNP yang hasilnya akan membantu
program nasional dalam upaya penjaminan dan peningkatan mutu
pendidikan secara umum.
4) Untuk kepentingan sekolah itu sendiri, bukan untuk perbandingan
dengan sekolah sekolah lain atau untuk akreditasi sekolah.
5) Hasil EDS sebagai bahan masukan dan dasar dalam penulisan
RPS/RKS maupun RAPBS/RAKS.
6) Dilaksanakan minimal setahun sekali oleh semua stakeholder
pendidikan di sekolah, bukan hanya oleh kepala sekolah/madrasah
saja dengan bimbingan dan pengawasan Pengawas sekolah.

EDS di sekolah diperlukan sebab sampai sekarang belum ada


satupun alat yang dapat dipakai oleh sekolah untuk memberikan
gambaran umum dalam aspek SPM dan 8 SNP secara nyata, akurat dan
berdasarkan bukti-bukti tentang seluruh kinerja sekolah sebagai dasar
untuk membuat RPS/RKS dan peningkatan mutu professional seluruh
pemangku kepentingan sekolah.
Walaupun sudah ada beberapa upaya evaluasi di sekolah,
kebanyakannya adalah evaluasi yang dilakukan oleh pihak luar, jadi
sifatnya eksternal, untuk menilai sekolah. Dengan demikian kehadiran

4
EDS amat diperlukan oleh sekolah karena evaluasi ini adalah evaluasi
internal yang dilakukan oleh dan untuk sekolah sendiri guna mengetahui
kekuatan dan kelemahannya sendiri, yang dapat dipakai dalam melihat
kekuatan dan kelemahannya sendiri untuk selanjutnya dipakai dasar
dalam upaya memperbaiki kinerjanya.
Hasil EDS juga dapat dipakai oleh Pengawas untuk laporan
kepada pihak Dinas Pendidikan/Kantor Kemenag kab/kota melalui
kegiatan “Monitoring Sekolah Oleh Pemerintah Daerah” (MSPD)
sebagai masukan untuk dasar Perencanaan Peningkatan mutu Pendidikan
dan dasar pemberian bantuan / intervensi ke sekolah sekolah.
 
2. Dasar Hukum
1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
2) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan
3) Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan
4) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 50 Tahun 2007
tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Pemerintah Daerah
5) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009
tentang Penjaminan Mutu Pendidikan

3. Pelaksanaan EDS di Sekolah


EDS sebaiknya dilaksanakan oleh semua stakeholder atau
pemangku pendidikan di sekolah sebab EDS bukan hanya tugas dan
tanggung jawab kepala sekolah saja dan agar ada kebersamaan dan rasa
memiliki bersama. Keterlibatan mereka juga diharapkan akan dapat
memberikan gambaran akan kebutuhan nyata sekolah secara
menyeluruh. Untuk menangani EDS ini sebaiknya sekolah membentuk
satu tim EDS khusus yang bisa disebut Tim Pengembang Sekolah (TPS)
dengan beranggotakan unsur-unsur dibawah ini:

5
1) Kepala sekolah/madrasah sebagai penanggung jawab.
2) Wakil dari unsur tenaga pendidik.
3) Wakil dari unsur Komite Sekolah.
4) Wakil dari unsur orang tua peserta didik.
5) Pengawas sebagai pihak yang memberi bimbingan.
Peran Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Evaluasi Diri Sekolah
(EDS) :
1) Kepala Sekolah sebagai Edukator (pendidik):
a) Pengadaan pelatihan IT guru
b) Pemberian hak dan kebebasan peningkatan pengetahuan seperti
belajar
c) Memberikan evaluasi belajar dan pembelajaran dalam bentuk
nilai sisipan dan raport.
2) Kepala Sekolah sebagai Manajer
Peran kepala sekolah sebagai manajer terlihat dari
kemampuan atau potensi kepala sekolah dalam mengendalikan atau
memberdayakan potensi SDM yang dimiliki sekolah . Hal-hal yang
dilakukan kepala sekolah sebagai manajer :
a) Pemberdayaan orangtua dilakukan kepala sekolah dengan
melibatkan seluruh komponen masyarakat untuk ikut andil
dalam setiap kegiatan sekolah.
b) Menjalin komunikasi secara intensif dengan komite sekolah dan
paguyuban orangtua.
c) Kepala sekolah memberikan pelatihan IT agar guru dapat
membuat media pembelajaran.
d) Untuk meningkatkan profesi guru, kepala sekolah
mengikutsertakan guru untuk mengikuti kegiatan seminar dan
whorkshop yang diadakan oleh Dinas Pendidikan.
e) Kepala sekolah menerapkan prinsip keterbukaan dalam
pengelolaan dana sekolah.
3) Kepala Sekolah sebagai Administrator
a) Pengelolaan keuangan dilakukan dengan cermat dan teliti.

6
b) Pendokumenan program kerja dilakukan oleh kepala sekolah
tidak hanya dalam bentuk paper atau lembaran saja, tetapi juga
disimpan pada komputer.
4) Kepala Sekolah sebagai Supervisor
a) Memberi evaluasi RPP yang sudah disusun oleh guru.
b) Melakukan observasi kelas pada saat jam pembelajaran untuk
melihat kemampuan guru dalam mengajar.
c) Melakukan pendekatan kepada guru secara individual dan
kelompok.
d) Memberi pengarahan kepada orangtua pada saat orangtua
memiliki masalah dengan prestasi belajar anak dan kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan oleh orangtua.
5) Kepala Sekolah sebagai Leader
a) Penyususnan visi, misi, dan tujuan sekolah melibatkan guru,
komite, perwakilan orangtua peserta didik, dan alumni untuk
diadakan musyawarah.
b) Dalam mempermudah kerja kepala sekolah untuk mewujudkan
visi, misi, dan tujuan sekolah, kepala sekolah membentuk
struktur sekolah dengan melihat potensi yang dimiliki guru, dan
sebelumnya diadakan analisis terlebih dahulu.
c) Penyususnan program kerja baik jangka penjang, menengah,
dan jangka pendek menyusun bersama tim yaitu tim pengelola
kurikulum, pengelola kesiswaan, pengelola sarana dan
prasarana, pengelola ketenagaan, pengelola keuangan, dan
pengelola kehumasan. Penyususnan program kerja disepakati
bersama melalui rapat antara kepala sekolah dan guru.
d) Kepala sekolah memiliki kepribadian baik yaitu tegas dalam
pengambilan keputusan, pintar dan cerdas dalam mencarikan
solusi, sangat komunikatif, tanggap terhadap masalah, suka
menerima kritikan, ramah, dan telaten dalam menjalin teman
kerja dengan guru, komite, dan orangtua.
6) Kepala Sekolah sebagai Innovator

7
Peran kepala sekolah sebagai innovator yaitu ide dan gagasan
kreatif dalam membuat program kerja unggulan sekolah berupa SPD
dan nomor absen ramah lingkungan.
7) Kepala Sekolah sebagai Motivator
a) Kepala sekolah memberikan motivasi kepada orangtua setiap
saat rapat untuk menghimbau kepada orangtua agar bersama
dengan kepala sekolah dan guru untuk memajukan kualitas
sekolah.
b) Memberi motivasi berupa perkataan.
c) Guru dibebaskan untuk belajar sesuai dengan kemampuan
mereka.
Peran Komite dalam Pelaksanaan Evaluasi Diri Sekolah (EDS)
adalah sebagai berikut:
1) Sebagai Advisory agency, memberikan pertimbangan terkait
penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendididkan dalam hal sarana
prasarana yang mendukung kegiatan akademik maupun non
akademik.
2) Supporting agency/badan pendukung, peran komite sekolah sebagai
badan pendukung bagi penyelenggaraan dan upaya peningkatan
mutu pendidikan dalam memebri dukungan anggaran, SDM dan
sarana prasarana.
3) Controlling agency, mewujudkan Akuntabilitas dan Transparansi.
a) Akuntabilitas, komite sekolah melakukan pendampingan pada
setiap kegiatan sekolah agar dapat memudahkan sekolah,
membantunya dalam menganalisis permasalahan yang
dihadapi, serta dalam kegiatan pelaporan komite sekolah ikut
bertanggung jawab terhadap segala sesuatunya baik terkait
kinerja sekolah, mutu sekolah, seumberdaya sekolah dan output
sekolah.
b) Transparansi, komite sekolah mengontrol pelaksanaan program
dan kegiatan sekolah, ikut serta dalam setiap rapat sekolah yang
membahas tentang penyusunan rencana pengembangan sekolah

8
(RPS), dan rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah
(RAPBS), membantu sekolah dalam menggalang partisipasi
masyarakat baik berupa ide/gagasan hingga sampai pada
bantuan yang berbentuk financial.
4) Mediator agency, sebagai mediator dengan masyarakat di satuan
pendididkan, indikator kinerjanya:
a) Melakukan kerja sama dengan masyarakat.
b) Menganalisis aspirasi, ide, tuntutan dan berbagai kebutuhan
pendidikan yang diajukan oleh masyarakat.
Peran Pengawas dalam Pelaksanaan Evaluasi Diri Sekolah (EDS)
adalah sebagai verifikator dan validator terhadap hasil penilaian yang
dilakukan oleh sekolah bersama komitenya. Dengan keikutsertaan
pengawas sekolah, diharapkan hasil pengumpulan data EDS dapat benar-
benar secara valid memotret/memetakan kondisi capaian sekolah
terhadap SNP atau SPM seobjektif mungkin, yang kemudian menjadi
landasan pengembangan program satuan pendidikan dalam bentuk
sebuah dokumen perencanaan di satuan pendidikan yaitu rencana kerja
sekolah (RKS).
Tim Pengembang Sekolah (TPS) mengumpulkan bukti dan
informasi dari berbagai sumber untuk menilai kinerja sekolah
berdasarkan indikator-indikator yang dirumuskan dalam instrumen.
Dengan menggunakan Instrumen EDS, sekolah dapat mengukur dampak
kinerjanya terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik. Sekolah juga
dapat memeriksa hasil dan tindak lanjutnya terhadap perbaikan layanan
pembelajaran yang diberikan dalam memenuhi kebutuhan pembelajaran
peserta didik. Kegiatan ini melibatkan semua pendidik dan tenaga
kependidikan di sekolah untuk memperoleh informasi dan pendapat dari
seluruh pemangku kepentingan sekolah.
EDS bukanlah proses yang birokratis atau mekanis, melainkan
suatu proses dinamis yang melibatkan semua pemangku kepentingan
dalam sekolah. EDS perlu dikaitkan dengan proses perencanaan sekolah

9
dan dipandang sebagai bagian yang penting dalam kinerja siklus
pengembangan sekolah.
Sebagai kerangka kerja untuk perubahan dan perbaikan, proses ini
secara mendasar menjawab 3 (tiga) pertanyaan kunci di bawah ini:
1) Seberapa baikkah kinerja sekolah kita? Hal ini terkait dengan posisi
pencapaian kinerja untuk masing-masing indikator SPM dan SNP.
2) Bagaimana kita dapat mengetahui kinerja sekolah? Hal ini terkait
dengan bukti apa yang dimiliki sekolah untuk menunjukkan
pencapaiannya.
3) Bagaimana kita dapat meningkatkan kinerja? Dalam hal ini sekolah
melaporkan dan menindaklanjuti apa yang telah ditemukan sesuai
pertanyaan di nomor 2 dan nomor 3 sebelumnya.
Sekolah menjawab ketiga masalah ini setiap tahunnya dengan
menggunakan seperangkat indikator kinerja untuk melakukan pengkajian
yang obyektif terhadap kinerja mereka berdasarkan SPM dan SNP yang
ditetapkan, dan mengumpulkan bukti mengenai kinerja peningkatan
mutu pendidikan yang dilakukan.
Informasi tambahan seperti tingkat ketercapaian kinerja sekolah
dalam memenuhi kebutuhan semua peserta didiknya dan kapasitas
sekolah untuk perbaikan serta dukungan yang dibutuhkan juga
dimasukkan di sini. Data dapat juga dikaitkan dengan kebutuhan lokal
dan informasi khusus terkait dengan kondisi sekolah. Informasi
kuantitatif seperti tingkat penerimaan siswa baru, hasil ujian, tingkat
pengulangan dan lain-lain, beserta informasi kualitatif seperti pendapat
dan penilaian profesional dari para pemangku kepentingan di sekolah
dikumpulkan guna mendapatkan gambaran secara menyeluruh. Semua
informasi ini kemudian dipergunakan sebagai dasar untuk
mempersiapkan suatu rencana pengembangan sekolah yang terpadu.
Informasi hasil EDS dan Rencana Pengembangan Sekolah
ditindaklanjuti Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Kantor Kemenag
sebagai informasi kinerja sekolah terkait pencapaian SPM dan SNP dan

10
sebagai dasar penyusunan perencanaan peningkatan mutu pendidikan
pada tingkat kabupaten/kota dan provinsi, bahkan pada tingkat nasional.

B. Tujuan dan Manfaat Evaluasi Diri Sekolah


1. Tujuan  Evaluasi Diri Sekolah
Dengan melibatkan semua pemangku kepentingan di sekolah
kepala sekolah, guru, peserta didik, orang tua, komite sekolah, anggota
masyarakat , dan pengawas sekolah diharapkan bahwa tujuan dan nilai
yang diinginkan dalam proses EDS menjadi bagian dari etos kerja
sekolah. Yang penting diingat adalah bahwa informasi yang didapatkan
harus dianggap penting dan tidak lagi dianggap sebagai beban atau
hanya sekedar sebagai daftar data yang perlu dikumpulkan karena
diminta oleh pihak luar. Proses EDS harus menjadi suatu refleksi untuk
mengubah dan memperbaiki tata kerja dan karena itu hanya akan
dianggap berhasil jika dapat membawa sekolah pada peningkatan
pelayanan pendidikan dan hasilnya bagi para peserta didik. Kemudian
sekolah akan menjadi pemain inti dalam peningkatan mutu dan
memberikan penjaminan terhadap pelayanan pendidikan yang bermutu
mutu yang berikan.
Tujuan Evaluasi Diri Sekolah (EDS) adalah:  
1) Menilai kinerja sekolah  berdasarkan Standar Nasional Pendidikan
(SNP)
2) Mengetahui tahapan pengembangan dalam pencapaian Standar
Nasional Pendidikan (SNP) sebagai dasar peningkatan mutu
pendidikan
3) Menyusun RKS/RKAS sesuai kebutuhan nyata dalam rangka
pemenuhan Standar Nasional Pendidikan (SNP).

2. Manfaat EDS
EDS memberikan sumbangan penting bagi sekolah sendiri dan
bagi pemerintah kabupaten/kota yang memiliki kewenangan mengelola
pendidikan. Beberapa manfaat EDS:

11
a. Bagi Sekolah:
1) Sekolah mempunyai alat atau instrument internal yang dapat
dipakai untuk mengevaluasi kinerjanya.
2) Sekolah dapat mengetahui sampai dimanakah tingkat
pencapaian mereka dilihat dari SPM dan SNP.
3) Sekolah dapat mengatahui kekuatan dan kelemahannya secara
pasti.
4) Sekolah dapat mengetahui dengan pasti dan dapat
memprioritaskan aspek mana yang memerlukan peningkatan.
5) Sekolah dapat memperoleh dasar nyata untuk membuat
RPS/RKS dan RAPBS/RAKS berdasarkan kebutuhan nyata
sekolah, bukan atas dasar asumsi atau perkiraan saja
6) Sekolah dapat mengetahui perkembangan upaya peningkatan
mutu pelayanan mereka sebab EDS dilakukan secara berkala.

b. Bagi tingkatan lain dalam sistem (Pemerintah pusat, pemerintahan


kabupaten/kota dan provinsi)
1) Menyediakan data dan informasi yang penting untuk
perencanaan, pembuatan keputusan, dan perencanaan anggaran
pendidikan pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan nasional.
2) Mengidentifikasikan bidang prioritas untuk memenuhi
kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan.
3) Mengidentifikasikan jenis dukungan yang dibutuhkan terhadap
sekolah.
4) Mengidentifikasikan pelatihan serta kebutuhan program
pengembangan lainnya.
5) Mengidentifikasikan keberhasilan sekolah berdasarkan berbagai
indikator pencapaian sesuai dengan standar nasional pendidikan
dan standar pelayanan minimal.

C. Komponen Evaluasi Diri Sekolah

12
Bentuk instrumen EDS terdiri dari 8 (delapan) standar nasional
pendidikan yang dijabarkan ke dalam 26 komponen dan 60 indikator.
Setiap standar terdiri atas sejumlah komponen yang mengacu pada masing-
masing standar nasional pendidikan sebagai dasar bagi sekolah dalam
memperoleh informasi kinerjanya yang bersifat kualitatif. Setiap komponen
terdiri dari beberapa indikator yang memberikan gambaran lebih menyeluruh
dari komponen yang dimaksudkan.
Berikut adalah tabel komponen dan indikator EDS:
1. Standar Kompetensi Lulusan
Komponen Indikator
1.1. Peserta didik dapat 1.1.1. Peserta didik memperlihatkan
mencapai target kemajuan yang lebih baik dalam
akademis yang mencapai target yang ditetapkan SKL.
diharapkan 1.1.2. Peserta didik memperlihatkan
kemajuan sebagai pembelajar yang
mandiri.
1.1.3. Peserta didik memperlihatkan motivasi
belajar dan rasa percaya diri yang
tinggi.
1.2. Peserta didik dapat 1.2.1. Sekolah mengembangkan kepribadian
mengembangkan peserta didik.
potensi penuh 1.2.2. Sekolah mengembangkan keterampilan
mereka sebagai hidup.
anggota masyarakat 1.2.3. Sekolah mengembangkan nilai-nilai
agama, budaya, dan pemahaman atas
sikap yang dapat diterima.
2. Standar Isi
Komponen Indikator
2.1. Kurikulum sudah 2.1.1. Pengembangan kurikulum pada tingkat
sesuai dan relevan satuan pendidikan menggunakan
panduan yang disusun BSNP.
2.1.2. Kurikulum dibuat dengan
mempertimbangkan karakteristik
daerah, kebutuhan sosial masyarakat,
kondisi budaya, usia peserta didik, dan
kebutuhan pembelajaran.
2.1.3. Kurikulum telah menunjukan adanya
alokasi waktu, rencana program
remedial, dan pengayaan bagi siswa.
2.2. Sekolah 2.2.1. Sekolah menyediakan layanan
menyediakan bimbingan dan konseling untuk
kebutuhan memenuhi kebutuhan pengembangan
pengembangan pribadi peserta didik.
pribadi peserta didik 2.2.2. Sekolah menyediakan kegiatan ekstra

13
kurikuler untuk memenuhi kebutuhan
pengembangan pribadi peserta didik.
3. Standar Proses
Komponen Indikator
3.1. Silabus sudah 3.1.1. Silabus dikembangkan berdasarkan
sesuai/relevan Standar Isi (SI), Standar Kompetensi
dengan standar Lulusan (SKL), dan panduan KTS.
3.1.2. Pengembangan Silabus dilakukan guru
secara mandiri atau berkelompok.
3.2. RPP dirancang untuk 3.2.1. Rencana pelaksanaan pembelajaran
mencapai (RPP) disusun berdasarkan pada
pembelajaran efektif prinsip-prinsip perencanaan
dan sesuai dengan pembelajaran.
kebutuhan peserta 3.2.2. RPP memperhatikan perbedaan gender,
didik kemampuan awal, tahap intelektual,
minat, bakat, motivasi belajar, potensi,
kemampuan sosial, emosional, gaya
belajar, kebutuhan khusus, kecepatan
belajar, latar belakang budaya, norma,
nilai-nilai, dan lingkungan peserta
didik.
3.3. Sumber belajar dapat 3.3.1. Siswa dapat mengakses buku panduan,
diperoleh dengan buku pengayaan, buku referensi, dan
mudah dan sumber belajar lain selain buku
digunakan secara pelajaran dengan mudah.
tepat 3.3.2. Guru menggunakan buku panduan,
buku pengayaan, buku referensi, dan
sumber belajar lain selain buku
pelajaran secara tepat dalam
pembelajaran untuk membantu dan
memotivasi peserta didik.
3.4. Pembelajaran 3.4.1. Para guru melaksanakan pembelajaran
dilaksanakan dengan sesuai dengan yang rencana
menggunakan pembelajaran yang interaktif, inspiratif,
metode yang menyenangkan, dan menantang
interaktif, inspiratif, mencakup kegiatan pendahuluan, inti,
menyenangkan, dan penutup.
kreatif, menantang 3.4.2. Para peserta didik memperoleh
dan memotivasi kesempatan yang sama untuk
peserta didik melakukan ekplorasi dan elaborasi,
serta mendapatkan konfirmasi.
3.5. Supervisi dan 3.5.1. Supervisi dan evaluasi proses
Evaluasi Proses pembelajaran dilakukan pada setiap
Pembelajaran tahap meliputi perencanaan,
dilaksanakan secara pelaksanaan, dan penilaian hasil
berkala dan pembelajaran.
berkelanjutan 3.5.2. Supervisi dan evaluasi proses
pembelajaran dilakukan secara berkala

14
dan berkelanjutan oleh Kepala Sekolah
dan Pengawas.
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Komponen Indikator
4.1. Pemenuhan jumlah 4.1.1. Jumlah pendidik memenuhi standar.
pendidik dan tenaga 4.1.2. Jumlah tenaga kependidikan memenuhi
kependidikan sudah standar.
memadai
4.2. Kualifikasi pendidik 4.2.1. Kualifikasi pendidik memenuhi standar
dan tenaga 4.2.2. Kualifikasi tenaga kependidikan
kependidikan sudah memenuhi standar
memadai
4.3. Kompetensi pendidik 4.3.1. Kompetensi pendidik memenuhi
dan tenaga standar
kependidikan sudah 4.3.2. Kompetensi tenaga kependidikan
memadai memenuhi standar
5. Standar Sarana dan Prasarana
Komponen Indikator
5.1. Sarana sekolah sudah 5.1.1. Sekolah memenuhi standar terkait
memadai dengan ukuran ruangan, jumlah
ruangan, persyaratan untuk sistem
ventilasi, dan lainnya.
5.1.2. Sekolah memenuhi standar terkait
dengan jumlah peserta didik dalam
rombongan belajar.
5.1.3. Sekolah memenuhi standar terkait
dengan penyediaan alat dan sumber
belajar termasuk buku pelajaran.
5.2. Sekolah dalam 5.2.1. Pemeliharaan bangunan dilaksanakan
kondisi terpelihara secara berkala sesuai dengan
dan baik persyaratan standar
5.2.2. Bangunan aman dan nyaman untuk
semua peserta didik dan memberi
kemudahan kepada peserta didik yang
berkebutuhan khusus.
6. Standar Pengelolaan
Komponen Indikator
6.1. Kinerja pengelolaan 6.1.1. Sekolah merumuskan visi dan misi
sekolah berdasarkan serta disosialisasikan kepada warga
kerja tim dan sekolah dan pemangku kepentingan.
kemitraan yang kuat 6.1.2. Pengelolaan sekolah menunjukkan
dengan visi dan misi adanya kemandirian, kemitraan,
yang jelas dan partisipasi, keterbukaan, dan
diketahui oleh semua akuntabilitas.
pihak
6.2. Rencana kerja 6.2.1. Sekolah merumuskan rencana kerja
sekolah dengan tujuan yang jelas untuk
mencantumkan peningkatan dan perbaikan

15
tujuan yang jelas berkelanjutan.
untuk program 6.2.2. Sekolah mensosialisasikan rencana
peningkatan dan kerja yang berbasis tujuan untuk
perbaikan peningkatan dan perbaikan
berkelanjutan yang berkelanjutan kepada warga sekolah
tersosialisasikan dan pihak-pihak yang berkepentingan.
dengan baik
6.3. Rencana 6.3.1. Rencana Kerja tahunan dinyatakan
Pengembangan dalam rencana kegiatan dan anggaran
Sekolah/Rencana sekolah dilaksanakan berdasarkan
Kerja Sekolah rencana jangka menengah (renstra)
berdampak terhadap 6.3.2. Sekolah melakukan evaluasi diri
peningkatan hasil terhadap kinerja sekolah secara
belajar berkelanjutan untuk melihat dampaknya
terhadap peningkatan hasil belajar
6.3.3. Sekolah menetapkan prioritas indikator
untuk mengukur, menilai kinerja, dan
melakukan perbaikan berdasarkan hasil
evaluasi diri dengan memfokuskan pada
peningkatan hasil belajar
6.4. Pengumpulan dan 6.4.1. Sekolah mengelola sistem informasi
penggunaan data pengelolaan dengan cara yang efektif,
yang handal dan efisien dan dapat
valid dipertanggungjawabkan
6.4.2. Sekolah menyediakan sistem informasi
yang efisien, efektif, dan dapat diakses
6.5. Pemberian dukungan 6.5.1. Sekolah meningkatkan keefektifan
dan kesempatan kinerja pendidik dan tenaga
pengembangan kependidikan dan pengembangan
profesi bagi para profesi pendidik dan tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan
kependidikan 6.5.2. Supervisi dan evaluasi pendidik dan
tenaga kependidikan sesuai dengan
standar nasional
6.6. Masyarakat 6.6.1. Warga sekolah terlibat dalam
mengambil bagian pengelolaan kegiatan akademis dan
dalam kehidupan nonakademis.
sekolah 6.6.2. Sekolah melibatkan anggota masyarakat
khususnya pengelolaan kegiatan
nonakademis.
7. Standar Pembiayaan
Komponen Indikator
7.1. Sekolah 7.1.1. Anggaran sekolah dirumuskan merujuk
merencanakan Peraturan Pemerintah, pemerintahan
keuangan sesuai provinsi, dan pemerintahan
standar kabupaten/kota
7.1.2. Perumusan RAPBS melibatkan Komite
sekolah dan pemangku kepentingan

16
yang relevan
7.1.3. Penyusunan rencana keuangan sekolah
dilakukan secara transparan, efisien, dan
akuntabel.
7.1.4. Sekolah membuat pelaporan keuangan
kepada Pemerintah dan pemangku
kepentingan
7.2. Upaya sekolah untuk 7.2.1. Sekolah memiliki kapasitas untuk
mendapatkan mencari dana dengan inisiatifnya sendiri
tambahan dukungan 7.2.2. Sekolah membangun jaringan kerja
pembiayaan lainnya dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri
setempat.
7.2.3. Sekolah memelihara hubungan dengan
alumni.
7.3. Sekolah menjamin 7.3.1. Sekolah melayani siswa dari berbagai
kesetaraan akses tingkatan sosial ekonomi termasuk
siswa dengan kebutuhan khusus.
7.3.2. Sekolah melakukan subsidi silang
kepada siswa kurang mampu di bidang
ekonomi

8. Standar Penilaian
Komponen Indikator
8.1. Sistem penilaian 8.1.1. Guru menyusun perencanaan penilaian
disusun untuk terhadap pencapaian kompetensi peserta
menilai peserta didik didik.
baik dalam bidang 8.1.2. Guru memberikan informasi kepada
akademik maupun peserta didik mengenai kriteria penilaian
nonakademik termasuk Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM/KBM).
8.1.3. Guru melaksanakan penilaian secara
teratur berdasarkan rencana yang telah
dibuat.
8.1.4. Guru menerapkan berbagai teknik,
bentuk, dan jenis penilaian untuk
mengukur prestasi dan kesulitan belajar
peserta didik.
8.2. Penilaian berdampak 8.2.1. Guru memberikan masukan dan
pada proses belajar komentar mengenai penilaian yang
mereka lakukan pada peserta didik.
8.2.2. Guru menggunakan hasil penilaian
untuk perbaikan pembelajaran.
8.3. Orangtua peserta 8.3.1. Sekolah melaporkan hasil penilaian
didik terlibat dalam mata pelajaran untuk semua kelompok
proses belajar anak mata pelajaran pada setiap akhir
mereka semester kepada orangtua/wali peserta
didik dalam bentuk buku laporan
pendidikan.

17
8.3.2. Sekolah melibatkan orangtua peserta
didik dalam meningkatkan pencapaian
hasil belajar siswa.

D. Instrumen Evaluasi Diri Sekolah


Instrumen EDS didasarkan pada Standar Pelayanan Minimal (SPM)
dan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang memberikan dua tujuan untuk
menyediakan informasi bagi rencana pengembangan sekolah, seiring
dengan pemutakhiran sistem manajemen informasi pendidikan nasional.
Bidang dan pertanyaan inti yang disediakan dalam instrumen tersebut
merefleksikan aspek-aspek yang penting bagi sekolah yang diperlukan
untuk merencanakan perbaikan sekolah. Karena itulah maka perlu
diantisipasi agar sekolah dapat melakukan proses ini dengan benar dan
tidak memandangnya sekedar sebagai kegiatan pengisian formulir. Penting
untuk ditekankan disini adalah sekolah harus mendeskripsikan situasi nyata
yang ada di sekolah mereka dan kemudian, saat proses ini diulang, mereka
harus mampu menunjukkan adanya perbaikan seiring dengan waktu yang
berjalan.

Contoh Instrumen EDS

18
Bukti Fisik
Bukti fisik yang tersedia digunakan sebagai bahan dasar untuk
menggambarkan kondisi sekolah terkait dengan indikator yang dinilai.
Untuk itu perlu dimanfaatkan berbagai sumber informasi yang dapat
dijadikan sebagai bukti fisik misalnya catatan kajian, hasil observasi, dan
hasil wawancara/konsultasi dengan pemangku kepentingan seperti komite
sekolah, orangtua, guru-guru, siswa, dan unsur lain yang terkait.
Informasi kualitatif yang menggambarkan kenyataan dapat berasal
dari informasi kuantitatif. Sebagai contoh, Rencana Pelaksanaan Pengajaran
(RPP) tidak sekedar merupakan catatan mengenai bagaimana pengajaran
dilaksanakan. Keberadaan dokumen kurikulum bukan satu-satunya bukti
bahwa kurikulum telah dilaksanakan.
Berbagai jenis bukti fisik dapat digunakan sekolah sebagai bukti
tahapan pengembangan tertentu. Selain itu, sekolah perlu juga
menunjukkan sumber bukti fisik lainnya yang sesuai. Informasi yang

19
dikumpulkan berdasarkan bukti fisik tersebut dipastikan keakuratanya
melalui proses triangulasi.

Triangulasi bukti ini menjamin bahwa konsistensi akan terus


diperiksa ulang dan bahwa indikator-indikator yang ada dipandang dari
berbagai sudut untuk memberikan informasi mengenai apa yang sebenarnya
sedang terjadi. Hal ini penting mengingat apa yang dituliskan dalam
dokumen tidak selalu merupakan hal yang sebenarnya terjadi. Misalnya,
sebuah rencana mengajar tidak selalu dapat merekam bagaimana suatu
pelajaran diajarkan, dokumen kurikulum tidak selalu menjadi jaminan
bahwa kurikulum disampaikan dengan utuh, dan bahan pelajaran dapat
dihitung tetapi bukan berarti bahan tersebut dipergunakan sesuai
kepentingannya secara efektif.
Berikut adalah contoh bukti fisik yang dapat disediakan atau
digunakan sekolah:

Contoh Bukti Data Contoh Bukti Data


Standar Nasional
Kuantitatif Kualititatif
1. Sarana dan Luas lahan (sertifikat), jumlah Kondisi ruangan dan kantor
Prasarana ruangan, dll. (kartu pemeliharaan)
2. Isi Dokumen Kurikulum, dll. Proses Pengembangan
Kurikulum
3. Proses Dokumen Silabus, RPP, dll. Proses Pengembangan

20
Silabus, RPP
4. Penilaian Kisi-kisi penilaian, Lembar Rekomendasi hasil belajar
soal, Dokumen Hasil Belajar kpd perserta dan orang tua
dan UN, Rapor, Daftar Nilai (dalam Rapor) dan catatan
dll. pelaksanaan program remedi
& pengayaan.
5. Kompetensi Dokumen Data lulusan (data Data alumni, buku catatan
Lulusan melanjutkan dan bekerja), kepribadian
Pencapaian KKM (leger
nilai)
6. Pengelolaan Dokumen RKS/RPS, Profil sekolah, catatan
kesepakatan kerjasama (MoU), berbagai bentuk partisipasi
laporan pertanggungjawaban masyarakat dlm pengelolaan
keuangan sekolah dll. sekolah, wiyata mandala,
sekolah sehat
7. PTK Jumlah pendidik & tendik, daftar Daftar guru yang sudah
kualifikasi guru & tendik bersertifikat, Guru
berprestasi, Kasek & tendik
yang berprestasi
8. Pembiayaan Dokumen RAPBS, Dokumen Laporan Akuntabilitas
laporan akuntabilitas, Daftar keuangan sekolah, notulensi
penerimaan sumbangan orang rapat penentuan peng-
tua & masyarakat gunaan anggaran

Khusus terhadap proses belajar mengajar, informasi kualitatif dan


kuantitatif sebagai hasil dari observasi langsung dilakukan dengan berbagai
cara antara lain: (1) mengikuti dalam kelas selama satu hari penuh; (2)
mengamati pelajaran; (3) merekam dengan video cara mengajar sendiri; (4)
pertukaran kelas antar guru; dan (5) observasi antar sesama guru

Contoh
REKAPITULASI REKOMENDASI EDS untuk RKS
Nama Sekolah/Madrasah :………………………………………….
Kecamatan :..............................................
Kabupaten :..............................................
Propinsi :...........................................…

Tahapan
Pengembangan

21
KODE (Beri tanda √) Rekomendasi Skala
Prioritas
Standar Komponen Indikator 1 2 3 4

1. 1.1 1.1.1

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. EDS adalah evaluasi internal yang yang dilaksanakan oleh semua
pemangku kepentingan pendidikan (stakeholders) di sekolah untuk
mengetahui secara menyeluruh kinerja sekolah dilihat dari pencapaian
SPM dan 8 SNP dan mengetahui kekuatan dan kelemahannya secara
pasti sehingga akan diperoleh masukan dan dasar nyata untuk membuat
RPS/RKS dalam upaya untuk menumbuhkan budaya peningkatan mutu
yang berkelanjutan.
2. Tujuan Evaluasi Diri Sekolah (EDS) adalah menilai kinerja sekolah
berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP), sebagai dasar
peningkatan mutu pendidikan, serta sebagai dasar menyusun
RKS/RKAS sesuai kebutuhan nyata dalam rangka pemenuhan Standar
Nasional Pendidikan (SNP). EDS memberikan sumbangan penting bagi

22
sekolah sendiri dan bagi pemerintah kabupaten/kota yang memiliki
kewenangan mengelola pendidikan.
3. Instrumen EDS terdiri dari 8 (delapan) standar nasional pendidikan yang
dijabarkan ke dalam 26 komponen dan 60 indikator. Setiap standar
terdiri atas sejumlah komponen yang mengacu pada masing-masing
standar nasional pendidikan sebagai dasar bagi sekolah dalam
memperoleh informasi kinerjanya yang bersifat kualitatif. Setiap
komponen terdiri dari beberapa indikator yang memberikan gambaran
lebih menyeluruh dari komponen yang dimaksudkan.

B. Saran
EDS adalah evaluasi internal yang hasilnya untuk kepentingan
sekolah itu sendiri – perbaikan kinerjanya dari kedelapan SNP. EDS adalah
memotret diri atau melakukan check-up sekolah. Salah satu kuncinya
adalah kejujuran, menilai apa adanya karena dengan mengetahui kelemahan
dan kekurangannya akan bisa dilakukan perbaikan yang diperlukan. Dengan
demikian pelaksanaan EDS di sekolah dan kegiatan tindak lanjutnya juga
akan mempunyai efek positif bagi sekolah dalam kegiatan evaluasi
eksternal lainnya seperti akreditasi.

23
DAFTAR PUSTAKA

https://ainamulyana.blogspot.com/2020/10/download-instrumen-eds-pmp-2020-
covid.html
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2012/12/19/evaluasi-diri-sekolah/
https://smpn2rantauselamatatim.wordpress.com/2011/05/25/evaluasi-diri-sekolah-
eds-apa-mengapa-dan-bagaimana/
https://www.lpmp-aceh.com/evaluasi-diri-sekolah-eds/

24

Anda mungkin juga menyukai