Anda di halaman 1dari 64

EVALUASI DIRI SEKOLAH

(Laporan Hasil Pemetaan Mutu)

KETERCAPAIAN
8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SMK PUTRA MANDIRI BANGSA


TAHUN 2022
PEMERINTAH PROPINSI JAWA BARAT
YAYASAN ISLAM HAJI NURUL YAKIN
SMK PUTRA MANDIRI BANGSA
JL.Mayjen H.R.Edi Sukma Kp. Lembursitu Ds. Cimande Hilir
Kec.Caringin Kab.Bogor 16730 smkpmbangsa@gmail.com

LEMBAR PENGESAHAN

Evaluasi Diri Sekolah Sebagai Hasil Pemetaan Mutu Tahun Pelajaran 2022/2023
Sebagai Dasar Analisis Pengembangan SMK Putra Mandiri Bangsa
Disusun Oleh
TPMPS SMK Putra Mandiri Bangsa

Telah Mendapat Pertimbangan Komite Sekolah dan Disyahkan


Oleh Yayasan Islam Haji Nurul Yakin
Untuk Dipergunakan Dengan Penuh Tanggung Jawab.
Mengetahui : Caringin, Juli 2022
Komite Sekolah, Kepala SMK Putra Mandiri Bangsa
KabupatenBogor,

Wahyu Diantara Deni Kapriadi,SH.,S.Pd.

Mengetahui / Menyetujui
Yayasan Islam Haji Nurul Yakin
KATAPENGANTAR

Tolak ukur efektivitas implementasi delapan (8) Standar Nasional Pendidikan (SNP) dapat
membangun melalui kerja sama dalam pengembangan sistem penjaminan mutu pendidikan. Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional
(Kemendiknas) dengan mengidentifikasi aspek pencapaian dan prioritas peningkatan mutu pendidikan,
sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan dalam peningkatan mutu berkelanjutan di
sekolah. Empat hal penting yang perlu dilakukan dalam penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan
untuk pendidikan dasar dan menengah di Indonesia, yaitu : (1) Pengkajian mutu pendidikan, (2) Analisis
dan pelaporan mutu pendidikan, (3) Peningkatan mutu merujuk pada Standar Nasional Pendidikan, dan
(4) Penumbuhan budaya peningkatan mutu berkelanjutan.
Salah satu aspek dalam pengembangan sistem penjaminan termasuk peningkatan mutu
pendidikan adalah Evaluasi Diri Sekolah (EDS) sebagai cara menumbuhkan budaya peningkatan mutu
berkelanjutan di sekolah. EDS dilaksanakan oleh setiap sekolah sebagai satu kebutuhan untuk
meningkatkan kinerja dan mutu sekolah secara berkelanjutan. EDS merupakan mekanisme evaluasi
internal yang dilakukan oleh kepala sekolah bersama pendidik atau guru, komite sekolah, orangtua,
dengan bantuan pengawas. Hasil Evaluasi Diri Sekolah dimanfaatkan sebagai bahan untuk menyusun
program pengembangan sekolah dan laporan kepada dinas pendidikan tentang pencapaian sekolah
untuk pengembangan lebih lanjut.
Laporan EDS SMK Putra Mandiri Bangsa disusun untuk menindaklanjuti hasil temuan yang
didapatkan melalui instrumen Evaluasi Diri Sekolah (EDS) berdasar instrumen akreditasi 2022, dengan
merujuk pada delapan SNP. Dengan adanya hasil EDS ini, kiranya dapat dimanfaatkan dalam
mendorong peningkatan kualitas pendidikan di SMK Putra Mandiri Bangsa

Caringin, Juli 2022


Kepala SMK Putra Mandiri Bangsa,

Deni Kapriadi,SH.,S.Pd..
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasional

Evaluasi Diri Sekolah (EDS) di tiap sekolah menjadi tanggung jawab kepala sekolah
dan dilakukan oleh Tim Pengembang Sekolah (TPS) yang terdiri dari Kepala Sekolah, guru,
Komite Sekolah, orangtua peserta didik, dan pengawas. Proses EDS dapat mengikutsertakan
tokoh masyarakat atau tokoh agama setempat. Instrumen EDS ini khusus dirancang untuk
digunakan oleh TPS dalam melakukan penilaian kinerja sekolah terhadap Standar Pelayanan
Minimum (SPM) dan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang hasilnya menjadi masukan
dan dasar penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) dalam upaya peningkatan
kinerja sekolah.

B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan


sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

4. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor


22.Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 Tentang
Pembelajaran pada Pendidikan Dasar Menengah
6. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2016 Tentang Komite Sekolah
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 28 Tahun 2016 tentang Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah

C. Tujuan
Evaluasi Diri Sekolah (EDS) disusun sebagai bahan kajian dan dasar sekolah dalam
melaksanakan analisis potensi diri, melalui pemahaman terhadap potensi dan keunggulan
sekolah serta kelemahan dan kekurangan dalam mengimplementasikan 6 standar Nasional
pendidikan. Dengan demikian EDS dapat digunakan untuk

1. Laporan EDS mengungkapkan berbagai temuan yang dapat digunakan untuk validasi
internal

2. Proses EDS adalah mengenai perubahan dan peningkatan, hal ini akan bermanfaat bila
diwujudkan dalam perencanaan bagi peningkatan mutu pendidikan dan hasil belajar
peserta didik.

3. Rekomendasi EDS dijadikan acuan dalam mengembangkan sekolah melalui


penyusunan Program kerja sekolah ; RKJM, PKT, RAKS, Pengembangan Buku 1 KTSP
yang merupakan landasan program dan kegiatan dilaksanakan di SMK Putra Mandiri
Bangsa untuk memenuhi 8 SNP melalui Sistem Penjaminan Mutu Internal (SMPI),

D. Sasaran

Sasaran pelaksanaan penyusunan peta mutu melalui kegiatan evaluasi diri adalah

1. Diperoleh peta capaian standar nasional pendidikan di SMK Putra Mandiri Bangsa,
sebagai baseline.

2. Identifikasi masalah-masalah yang dihadapi SMK Putra Mandiri Bangsa dalam


pencapaian SNP

3. Adanya rekomendasi peningkatan mutu di SMK Putra Mandiri Bangsa


BAB II

PROSEDUR
PENYUSUNAN PETA MUTU

Pemetaan mutu pendidikan pada satuan pendidikan berdasarkan SNP melalui kegiatan
evaluasi diri yang menghasilkan peta mutu (capaian standar), akar masalah yang dihadapi dan
rekomendasi. Seluruh komponen satuan pendidikan dan pemangku kepentingan harus terlibat
dalam pelaksanaan EDS.

EDS sebagai wujud pelaksanaan penyusunan peta mutu, dilaksanakan dengan langkah-
langkah sebagai berikut :

1. Penyusunan instrumen

Instrumen peta mutu disusun dan digunakan untuk memperoleh data dan fakta nyata
tentang kondisi pencapaian mutu saat ini di SMK Putra Mandiri Bangsa Dalam
pelaksanaan kegiatan ini digunakan instrument EDS berbasis instrument akreditasi 2022
sebagai instrument penjaringan data sekolah.

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan instrument EDS dan di isi oleh
seluruh pemangku kepentingan, meliputi Kepala sekolah, Komite, Pengurus Yayasan,
Guru dan tenaga administrasi sekolah.

Selain itu, sebagai data pendamping digunakan raport mutu sekolah 2022 hasil
pengisian PMP yang diterbitkan olem Kemndikbud sebagai data informasi capaian mutu
sekolah.

3. Pengolahan dan analisis data

Data yang bersumber dari Instrumen EDS dan Raport Mutu diidentifikasi untuk
menemukan kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses), hal ini digunakan untuk
Identifikasi Akar Masalah pada setiap kelemahan sekolah sehingga dapat
direkomendasikan upaya peningkatan mutu sekolah melalui pemilihan strategi
peningkatan mutu sekolah.

4. Pembuatan peta mutu


Pembuatan peta mutu dilakukan dengan analisis SWOT, dengan analisis ini dilakukan
kajian internal yang meliputi Strength (Kekuatan) dan Weakness (Kelemahan), serta
kajian eksternal yang terdiri dari Opportunity (Peluang) dan Threath (Ancaman).

1) Strength (Kekuatan) merupakan setiap faktor/kondisi positif yang berasal dari dalam
organisasi yang memungkinkan organisasi tersebut dapat terus tumbuh,
berkembang, atau mencapai kondisi yang lebih baik. Kekuatan yang
mendukung pemasaran produk (jasa pendidikan)

2) Weakness (Kelemahan) meruapakan setiap faktor/kondisi negatif yang berasal dari


dalam organisasi yang memungkinkan organisasi tersebut mengalami kehancuran,
kekalahan, degradasi atau penurunan keadaan.
3) Opportunity (Peluang) merupakan setiap faktor/kondisi positif yang berasal dari luar
organisasi yang memungkinkan organisasi tersebut mengalami kemajuan,
perkembangan, atau pencapaian kondisi yang lebih baik, sehingga bisa digunakan
untuk meningkatkan pemasaran produk / jasa pendidikan, serta meningkatkan
kualitas pendidikan di sekolah.
4) Threath (Ancaman) merupakan setiap faktor/kondisi negatif yang berasal dari luar
organisasi yang dapat mengakibatkan organisasi tersebut mengalami kehancuran,
kemunduran, atau jatuh ke kondisi yang lebih buruk. Ancaman atau tantangan dari
pihak luar yang mempengaruhi kondisi dan pengembangan sekolah serta menjadi
faktor tuntutan sehingga SMK Negeri 2 Cibinong melakukan tindakan / perubahan
/ peningkatan kualitas

Langkah-langkah Penerapan analisis SWOT dilaksanakan sebagai berikut :

1) Mengidentifikasi STRENGTHS (Kekuatan), WEAKNESSES (Kelemahan),


OPPORTUNITIES (Peluang) dan THREATS (Ancaman) dari aspek-aspek yang akan
dinilai dalam organisasi sekolah, dengan sekup analisis, menyeluruh atau parsial. Dalam
melaksanakan analisis ini dilakukan analisis secara menyeluruh sesuai dengan delapan
standar nasional pendidikan.
2) Menyusun instrumen untuk melakukan assessment / pembobotan, yaitu menganalisis
secara kuwantitatif kekuatan dan kelemahan serta Peluang dan Ancaman dengan
menghitung bobot (skala 1 s.d 10) berdasar ada kepentinghan / urgensi, mendesaknya
serta pengaruhnya. Dari pembobotan ini muncul STRENGTHS (Kekuatan),
WEAKNESSES (Kelemahan), OPPORTUNITIES (Peluang) dan THREATS
(Ancaman) potensial.
3) Menentukan Kwadran SWOT
Kwadran SWOT dilakukan untuk mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik
(x,y) pada kuadran SWOT. Dengan memperhatikan skor bobot pada langkah ke dua di
atas, titik kwadran dieroleh dengan melakukan pengurangan antara jumlah total faktor
S dengan W (titik x) dan faktor O dengan T (titik y). Jika ditarik garis panah dari titik O
ke (X,Y) diperoleh sebuah posisi yang memiliki makna :
a. Kuadran I (positif, positif):

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi
strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan
mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi,
memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.

b. Kuadran II (positif, negatif):

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan
yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi,
artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan
berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus
berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasi
disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.

c. Kuadran III (negatif, positif):

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi
disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama
dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus
memperbaiki kinerja organisasi.

d. Kuadran IV (negatif, negatif):

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan
besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya
kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi
disarankan untuk meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal
agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya
membenahi diri.

4) Menarik kesimpulan dan membuat rekomendasi berupa strategi, kebijakan, program dan
kegiatan berdasarkan hasil analisis, untuk peningkatan mutu sekolah dengan
menggunakan matrik SWOT sesuai Kwadran SWOT.
Gambar 2.1 Strategi SWOT
BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN
DATA PETA MUTU SEKOLAH

A. DATA RAPORT MUTU SEKOLAH

Grafik 3.1 Radar Mutu SMK Putra Mandiri Bangsa


Tabel 3.2

Raport Mutu SMK Puta Mandiri Bangsa

Perbandingan
Satuan
Nilai Nilai Nilai Renta
Nomor Nilai Pendidi Waktu
Nama Rata- Rata- Rata- Lev
Indikat Sekola Capaian kan ng Definisi Indikator Definisi Capaian Pengkini
Indikator Rata Rata Rata Nilai el
or h Anda Serupa an
Kab/k Provi Nasio
di
ota nsi nal
Nasional
Persentase peserta
didik berdasarkan Kurang dari 50% peserta didik
Di bawah kemampuan dalam telah mencapai kompetensi
Kemampuan kompetens memahami, minimum untuk literasi Novemb
A.1 literasi 1.72 i minimum 1.79 1.8 1.81 1.8 1-3 menggunakan, membaca. er 2021 1
merefleksi, dan
mengevaluasi
beragam jenis teks
(teks informasional
dan teks fiksi).
Persentase peserta
didik berdasarkan
kemampuan dalam
memahami, Peserta didik mampu
menggunakan, mengintegrasikan beberapa
Proporsi merefleksi, dan informasi lintas teks;
peserta didik mengevaluasi mengevaluasi isi, kualitas,
dengan beragam jenis teks cara penulisan suatu teks,
kemampuan 0- (teks informasional dan bersikap reflektif Novemb
A.1 literasi Mahir 2.22% Mahir 100 dan teks fiksi). terhadap isi teks. er 2021 1
Persentase peserta
didik berdasarkan
kemampuan dalam
memahami, Peserta didik mampu
menggunakan, membuat interpretasi dari
Proporsi merefleksi, dan informasi implisit yang ada
peserta didik mengevaluasi dalam teks; mampu
dengan beragam jenis teks membuat simpulan dari hasil
kemampuan 37.78 0- (teks informasional integrasi beberapa informasi Novemb
A.1 literasi Cakap % Cakap 100 dan teks fiksi). dalam suatu teks. er 2021 1
Persentase peserta
didik berdasarkan
kemampuan dalam
Proporsi memahami, Peserta didik mampu
peserta didik menggunakan, menemukan dan mengambil
dengan merefleksi, dan informasi eksplisit yang ada
kemampuan 0- mengevaluasi dalam teks serta membuat Novemb
A.1 literasi Dasar 60% Dasar 100 beragam jenis teks interpretasi sederhana. er 2021 1
(teks informasional
dan teks fiksi).
Persentase peserta
didik berdasarkan
kemampuan dalam
Proporsi memahami,
peserta didik menggunakan, Peserta didik belum mampu
dengan merefleksi, dan menemukan dan mengambil
kemampuan mengevaluasi informasi eksplisit yang ada
literasi Perlu Perlu beragam jenis teks dalam teks ataupun
Intervensi Intervensi 0- (teks informasional membuat interpretasi Novemb
A.1 Khusus 0% Khusus 100 dan teks fiksi). sederhana. er 2021 1
Rata-rata nilai peserta
didik dalam
memahami,
menggunakan,
Kompetensi merefleksi, dan
membaca mengevaluasi teks Nilai indikator ini belum
teks Belum 0- informasional (non- memiliki capaian Novemb
A.1.1 informasi 61.35 Tersedia 59.99 60.48 60.81 60.42 100 fiksi). pengukuran. er 2021 2
Rata-rata nilai peserta
didik dalam
memahami,
menggunakan,
Kompetensi merefleksi, dan Nilai indikator ini belum
membaca Belum 0- mengevaluasi teks memiliki capaian Novemb
A.1.2 teks sastra 54.28 Tersedia 56.45 57.06 57.56 56.94 100 fiksi. pengukuran. er 2021 2
Rata-rata nilai peserta
Kompetensi didik pada
mengakses kemampuan
dan menemukan, Nilai indikator ini belum
menemukan Belum 0- mengidentifikasi, dan memiliki capaian Novemb
A.1.3 isi teks (L1) 61.42 Tersedia 61.46 61.7 62.06 61.79 100 mendeskripsikan pengukuran. er 2021 2
suatu ide atau
informasi eksplisit
dalam teks
informasional (non-
fiksi) dan sastra.
Rata-rata nilai peserta
didik pada
kemampuan
membandingkan dan
mengontraskan ide
atau informasi dalam
atau antar teks,
membuat kesimpulan,
mengelompokkan,
serta
Kompetensi mengombinasikan ide
menginterpr dan informasi dalam
etasi dan teks atau antar teks Nilai indikator ini belum
memahami Belum 0- informasional (non- memiliki capaian Novemb
A.1.4 isi teks (L2) 56.68 Tersedia 57.19 57.73 58.09 57.58 100 fiksi) dan sastra. pengukuran. er 2021 2
Rata-rata nilai peserta
didik pada
kemampuan
menganalisis,
memprediksi, dan
Kompetensi menilai konten,
mengevaluas bahasa, dan unsur-
i dan unsur dalam teks Nilai indikator ini belum
merefleksika Belum 0- informasional (non- memiliki capaian Novemb
A.1.5 n isi teks (L3) 58.6 Tersedia 58.42 58.67 58.96 58.7 100 fiksi) dan sastra. pengukuran. er 2021 2
Di bawah Persentase peserta Kurang dari 50% peserta didik
Kemampuan kompetens didik berdasarkan telah mencapai kompetensi Novemb
A.2 numerasi 1.64 i minimum 1.68 1.67 1.68 1.69 1-3 kemampuan dalam minimum untuk numerasi. er 2021 1
berpikir menggunakan
konsep, prosedur,
fakta, dan alat
matematika untuk
menyelesaikan
masalah sehari-hari
pada berbagai jenis
konteks yang relevan.
Persentase peserta
didik berdasarkan
kemampuan dalam
berpikir menggunakan
konsep, prosedur,
Proporsi fakta, dan alat Peserta didik mampu
peserta didik matematika untuk bernalar untuk
dengan menyelesaikan menyelesaikan masalah
kemampuan masalah sehari-hari kompleks serta nonrutin
numerasi 0- pada berbagai jenis berdasarkan konsep Novemb
A.2 Mahir 6.67% Mahir 100 konteks yang relevan. matematika yang dimilikinya. er 2021 1
Persentase peserta
didik berdasarkan
kemampuan dalam
berpikir menggunakan
konsep, prosedur,
Proporsi fakta, dan alat
peserta didik matematika untuk Peserta didik mampu
dengan menyelesaikan mengaplikasikan
kemampuan masalah sehari-hari pengetahuan matematika
numerasi 11.11 0- pada berbagai jenis yang dimiliki dalam konteks Novemb
A.2 Cakap % Cakap 100 konteks yang relevan. yang lebih beragam. er 2021 1
Proporsi Persentase peserta Peserta didik memiliki
peserta didik 0- didik berdasarkan keterampilan dasar Novemb
A.2 dengan 80% Dasar 100 kemampuan dalam matematika: komputasi dasar er 2021 1
kemampuan berpikir menggunakan dalam bentuk persamaan
numerasi konsep, prosedur, langsung, konsep dasar
Dasar fakta, dan alat terkait geometri dan
matematika untuk statistika, serta
menyelesaikan menyelesaikan masalah
masalah sehari-hari matematika sederhana yang
pada berbagai jenis rutin.
konteks yang relevan.
Persentase peserta
didik berdasarkan
kemampuan dalam
Proporsi berpikir menggunakan
peserta didik konsep, prosedur,
dengan fakta, dan alat Peserta didik hanya memiliki
kemampuan matematika untuk pengetahuan matematika
numerasi menyelesaikan yang terbatas (penguasaan
Perlu Perlu masalah sehari-hari konsep yang parsial dan
Intervensi Intervensi 0- pada berbagai jenis keterampilan komputasi yang Novemb
A.2 Khusus 2.22% Khusus 100 konteks yang relevan. terbatas). er 2021 1
Rata-rata nilai peserta
didik dalam berpikir
menggunakan konsep,
prosedur, fakta, dan
alat matematika pada
Kompetensi konten bilangan untuk Nilai indikator ini belum
pada domain Belum 0- menyelesaikan memiliki capaian Novemb
A.2.1 Bilangan 48.67 Tersedia 49.36 49.59 49.51 49.5 100 masalah sehari-hari. pengukuran. er 2021 2
Rata-rata nilai peserta
didik dalam berpikir
menggunakan konsep,
Kompetensi prosedur, fakta, dan Nilai indikator ini belum
pada domain Belum 0- alat matematika pada memiliki capaian Novemb
A.2.2 Aljabar 47.68 Tersedia 47.98 48.37 48.26 48.12 100 konten aljabar untuk pengukuran. er 2021 2
menyelesaikan
masalah sehari-hari.
Rata-rata nilai peserta
didik dalam berpikir
menggunakan konsep,
prosedur, fakta, dan
alat matematika pada
Kompetensi konten geometri Nilai indikator ini belum
pada domain Belum 0- untuk menyelesaikan memiliki capaian Novemb
A.2.3 Geometri 49.09 Tersedia 48.43 48.64 48.65 48.55 100 masalah sehari-hari. pengukuran. er 2021 2
Rata-rata nilai peserta
didik dalam berpikir
menggunakan konsep,
prosedur, fakta, dan
Kompetensi alat matematika pada
pada domain konten data dan
Data dan ketidakpastian untuk Nilai indikator ini belum
Ketidakpasti Belum 0- menyelesaikan memiliki capaian Novemb
A.2.4 an 49.76 Tersedia 49.48 49.72 49.78 49.64 100 masalah sehari-hari. pengukuran. er 2021 2
Rata-rata nilai peserta
didik pada
kemampuan
Kompetensi memahami fakta, Nilai indikator ini belum
mengetahui Belum 0- proses, konsep, dan memiliki capaian Novemb
A.2.5 (L1) 47.41 Tersedia 47.61 47.77 47.73 47.67 100 prosedur. pengukuran. er 2021 2
Rata-rata nilai peserta
didik pada
kemampuan
menerapkan
pengetahuan dan
Kompetensi pemahaman tentang Nilai indikator ini belum
menerapkan Belum 0- fakta-fakta, relasi, memiliki capaian Novemb
A.2.6 (L2) 49.52 Tersedia 49.07 49.3 49.36 49.24 100 proses, konsep, pengukuran. er 2021 2
prosedur, dan metode
pada konten bilangan
dengan konteks
situasi nyata untuk
menyelesaikan
masalah atau
menjawab
pertanyaan.
Rata-rata nilai peserta
didik pada
kemampuan
menganalisis data dan
informasi, membuat
kesimpulan, dan
memperluas
pemahaman dalam
situasi baru, meliputi
situasi yang tidak
diketahui sebelumnya Nilai indikator ini belum
Kompetensi Belum 0- atau konteks yang memiliki capaian Novemb
A.2.7 menalar (L3) 50.51 Tersedia 50.42 50.68 50.67 50.59 100 lebih kompleks. pengukuran. er 2021 2
Rata-rata nilai
karakter peserta didik
berdasarkan nilai Peserta didik telah menyadari
akhlak pada manusia, pentingnya nilai-nilai karakter
akhlak pada alam, pelajar pancasila yang
akhlak bernegara, berakhlak mulia, bergotong
gotong royong, royong, mandiri, kreatif dan
kreativitas, nalar bernalar kritis serta
kritis, kebinekaan berkebinekaan global, namun
Perlu global dan masih perlu dukungan untuk
Dikembang kemandirian pada menerapkannya dalam Novemb
A.3 Karakter 2 kan 2.12 2.13 2.13 2.15 1-3 survei karakter. kehidupan sehari-hari. er 2021 1
Beriman,
Bertakwa Rata-rata nilai Peserta didik memiliki
kepada karakter peserta didik kesadaran akan pentingnya
Tuhan yang yang berkaitan akhlak berakhlak baik pada sesama
Maha Esa, kepada manusia, manusia, alam, dan negara,
dan akhlak kepada alam, serta sudah menerapkannya
Berakhlak Berkemban dan akhlak bernegara dengan baik dalam Novemb
A.3.1 Mulia 2 g 2.14 2.16 2.15 2.17 1-3 di survei karakter. kehidupan sehari-hari. er 2021 2
Peserta didik memiliki
Kesediaan dan kesediaan dan kemauan
pengalaman berkontribusi dalam kegiatan
berkontribusi dalam yang bertujuan memperbaiki
kegiatan yang kondisi lingkungan fisik dan
bertujuan sosial, serta sudah
memperbaiki kondisi diimplementasikan dengan
Gotong Berkemban lingkungan fisik dan baik dalam kehidupan sehari- Novemb
A.3.2 Royong 2 g 2.12 2.12 2.14 2.14 1-3 lingkungan sosial. hari. er 2021 2
Komposit nilai
karakter peserta didik
berdasarkan nilai Peserta didik memiliki
senang berpikir kesenangan dan pengalaman
berbeda, menerapkan untuk menghasilkan
ide baru dalam pemikiran, gagasan, serta
memecahkan karya yang baru dan berbeda,
masalah, dan serta sudah
Berkemban membuat karya-karya diimplementasikan secara Novemb
A.3.3 Kreativitas 2 g 2.16 2.16 2.17 2.19 1-3 baru. optimal. er 2021 2
Komposit nilai Peserta didik terbiasa untuk
karakter peserta didik menelusuri, menganalisis,
berdasarkan nilai dan mengevaluasi informasi,
penelusuran serta bertanggung jawab
Berkemban informasi, analisis dan terhadap keputusan yang Novemb
A.3.4 Nalar Kritis 2 g 2.08 2.08 2.09 2.11 1-3 evaluasi informasi, dibuat. er 2021 2
serta refleksi etis
dalam pengambilan
keputusan.
Komposit nilai
karakter peserta didik Peserta didik memiliki
berdasarkan nilai ketertarikan terhadap
minat terhadap keragaman di berbagai
budaya dari berbagai negara serta memiliki
negara, dan kepedulian terhadap isu-isu
Kebinekaan Berkemban kepedulian pada isu- global, dan sudah diterapkan Novemb
A.3.5 global 2 g 2.07 2.09 2.09 2.1 1-3 isu global. dalam kehidupan sehari-hari. er 2021 2
Komposit nilai
karakter peserta didik
berdasarkan nilai
melakukan Peserta didik terbiasa
perencanaan secara mengelola pikiran, perasaan,
reflektif, dan dan tindakan untuk mencapai
Berkemban pengelolaan emosi tujuan belajar dalam Novemb
A.3.6 Kemandirian 2 g 2.11 2.09 2.12 2.13 1-3 dan pengendalian diri. kehidupan sehari-hari. er 2021 2
Jumlah guru dan
tenaga pendidikan di
sekolah yang memiliki
sertifikat dibagi
dengan total guru dan Satuan Pendidikan dengan
Proporsi GTK 17.65 0% - tenaga pendidikan proporsi guru bersertifikat Oktober
C.1 bersertifikat % Kurang 24.48% 16.85% 21.97% 27.99% 100% yang ada. pendidik kurang. 2021 1
Jumlah GTK yang
masuk kedalam
program guru Sekolah dengan KS/Wakil
Proporsi GTK 0% - penggerak dibagi total KS/KS Penggerak belum Oktober
C.2 penggerak 0% Bukan 0% 0% 0% 0.02% 100% guru. berasal dari guru penggerak. 2021 1
Jumlah guru yang
lulus program guru Nilai indikator ini belum
% guru Belum penggerak dibagi total memiliki capaian Oktober
C.2.1 penggerak 0 Tersedia 0 0 0 0 guru. pengukuran. 2021 2
Jumlah lulusan
program guru
penggerak di daerah
yang diangkat menjadi
kepala sekolah dibagi
jumlah lulusan
program guru
penggerak di daerah
tsb

Provinsi =
SMA/SMK/SLB Sekolah dengan KS/Wakil
% KS/wakil Kab/Kota = KS/KS Penggerak belum Oktober
C.2.2 KS penggerak 0 Bukan 0 0 0 0 PAUD/SD/SMP. berasal dari guru penggerak. 2021 2
Jumlah lulusan
program guru
penggerak di daerah
yang diangkat menjadi
pengawas sekolah
dibagi jumlah lulusan
program guru
penggerak di daerah
Data tsb
Terbar
u Data Provinsi =
Belum Terbaru SMA/SMK/SLB
% pengawas Terse Belum Kab/Kota = Nilai indikator ini belum Oktober
C.2.3 penggerak dia Tersedia PAUD/SD/SMP. tersedia. 2021 2
Nilai guru yang pernah
mengikuti pelatihan
pengetahuan bidang
studi, pedagogi,
manajerial, atau
Pengalaman pelatihan lain dikali Satuan Pendidikan sedang
pelatihan 0- bobot masing-masing merintis dalam keikutsertaan Oktober
C.3 GTK 23.33 Merintis 16.46 11.64 15.51 16.26 100 pelatihan. guru dalam pelatihan. 2021 1
Rata-rata persentase
Pengetahuan guru yang mengikuti Satuan Pendidikan
bidang studi pelatihan terkait berkembang dalam
(termasuk pengetahuan bidang keikutsertaan guri dalam
magang Berkemban 0% - studi di seluruh pelatihan pengetahuan Oktober
C.3.1 untuk SMK) 60% g 22.63% 13.84% 20.77% 22.48% 100% sekolah. bidang studi. 2021 2
Rata-rata persentase
guru yang mengikuti Satuan Pendidikan sedang
pelatihan terkait merintis dalam keikutsertaan
0% - pedagogi di seluruh guru dalam pelatihan Oktober
C.3.2 Pedagogi 0% Merintis 20.82% 15.29% 19.46% 20.6% 100% sekolah. pengetahuan pedagogik. 2021 2
Rata-rata persentase
guru yang mengikuti Satuan Pendidikan
pelatihan terkait berkembang dalam
pengetahuan keikutsertaan guru dalam
Berkemban 0% - manajerial di seluruh pelatihan penguatan Oktober
C.3.3 Manajerial 10% g 5.93% 5.78% 6.31% 5.71% 100% sekolah. manajerial. 2021 2
Rata-rata nilai uji
kompetensi guru
Nilai uji dalam hal kompetensi
kompetensi 0- pedagogik dan Satuan Pendidikan dengan Desemb
C.5 guru 50.84 Cukup 40.89 39.23 41.3 41.72 100 profesional. rata-rata nilai UKG cukup. er 2015 1
Total nilai uji Satuan Pendidikan dengan
Kompetensi 0- kompetensi guru rata-rata nilai UKG Pedadogik Desemb
C.5.1 pedagogik 49.38 Cukup 40.39 38.04 40.27 41.23 100 dalam hal kompetensi cukup. er 2015 2
pedagogik dibagi total
guru.
Total nilai uji
kompetensi guru
dalam hal kompetensi Satuan Pendidikan dengan
Kompetensi 0- profesional dibagi rata-rata nilai UKG Desemb
C.5.2 profesional 52.29 Cukup 41.39 40.41 42.34 42.2 100 total guru. Profesional cukup. er 2015 2
Data
Terbar Rata-rata jumlah jam
u Data pelajaran kosong
Belum Terbaru berdasarkan laporan
Kehadiran Terse Belum kepala sekolah dan Nilai indikator ini belum Novemb
C.6 guru di kelas dia Tersedia laporan peserta didik. tersedia. er 2021 1
Data
Kehadiran Terbar Nilai kehadiran guru
guru u Data berdasarkan laporan
menurut Belum Terbaru peserta didik dalam
laporan Terse Belum satuan waktu di survei Nilai indikator ini belum Novemb
C.6.1 murid dia Tersedia lingkungan belajar. tersedia. er 2021 2
Kehadiran Data
guru Terbar Nilai kehadiran guru
menurut u Data berdasarkan laporan
laporan Belum Terbaru kepala sekolah dalam
kepala Terse Belum satuan waktu di survei Nilai indikator ini belum Novemb
C.6.2 sekolah dia Tersedia lingkungan belajar. tersedia. er 2021 2
Jumlah formasi guru
Data ASN yang diajukan
Terbar dibagi jumlah formasi
u Data guru ASN yang
Pemenuhan Belum Terbaru dibutuhkan
kebutuhan Terse Belum 0% - berdasarkan data dari Nilai indikator ini belum Oktober
C.8 Guru dia Tersedia 65.5% 66.56% 60.38% 64.27% 100% Kemendikbud. tersedia. 2021 1
Rata-rata nilai untuk
kualitas pembelajaran
manajemen kelas,
dukungan afektif, Pembelajaran mengarah
aktvitasi kognitif, pada peningkatan kualitas
Pembelajaran praktik yang ditunjukkan dengan
vs teori, dan suasana kelas yang mulai
Kualitas pembelajaran Jarak kondusif dan adanya
pembelajara Jauh di survei dukungan afektif serta Juli
D.1 n 2.06 Terarah 1.95 1.95 1.97 1.96 1-3 lingkungan belajar. aktivasi kognitif dari guru. 2022 1
Sebagian kelas suasananya
kondusif untuk
Rata-rata nilai untuk melangsungkan
keteraturan suasana pembelajaran dan sejumlah
kelas dan disiplin guru berupaya aktif untuk
Manajemen Menerapka positif di survei melibatkan peserta didik Juli
D.1.1 kelas 2.19 n 1.9 1.91 1.91 1.91 1-3 lingkungan belajar. dalam pengelolaan kelas. 2022 2
Rata-rata nilai untuk Dukungan afektif berupa
dukungan afektif, perhatian, kepedulian dan
perhatian dan umpan balik untuk
kepedulian guru, dan meningkatkan ekspektasi
umpan balik akademik, diberikan guru
Dukungan konstruktif di survei sesuai hasil pemetaan Juli
D.1.2 afektif 1.88 Responsif 2.06 2.01 2.07 2.08 1-3 lingkungan belajar. kebutuhan peserta didik. 2022 2
Rata-rata nilai untuk Aktivasi kognitif dalam proses
instruksi yang adaptif, pembelajaran berupa
panduan guru, menciptakan iklim
aktivitas interaktif, pembelajaran terbuka
pembelajaran literasi, dengan memberikan
pembelajaran instruksi, panduan dan
Aktivasi numerasi, skor iklim aktivitas yang interaktif pada Juli
D.1.3 kognitif 1.88 Responsif 1.74 1.72 1.75 1.75 1-3 pembelajaran terbuka pembelajaran literasi dan 2022 2
di survei lingkungan numerasi yang dipraktekkan
belajar. oleh guru bersifat terbatas.
Pembelajaran sudah
terintegrasi antara praktik
Nilai komposit dari dan teori, sarana dan
pembelajaran praktik prasarana yang standar
Pembelajara vs teori kepala sudah mendukung, serta
n praktik vs sekolah, guru, dan selalu melibatkan dunia Juli
D.1.4 teori 2.3 Terpadu 2.09 2.15 2.14 2.11 1-3 peserta didik. kerja. 2022 2
Guru aktif meningkatkan
kualitas pembelajaran
setelah melakukan refleksi
Nilai komposit guru pembelajaran yang telah
terhadap tingkat lewat, mengeksplorasi
Refleksi dan aktivitas refleksi dan referensi pengajaran baru,
perbaikan perbaikan dan berinovasi menghadirkan
pembelajara Membuday pembelajaran oleh pembelajaran yang memantik Juli
D.2 n oleh guru 3 a 2.01 2.07 2.11 2.02 1-3 guru. keterlibatan peserta didik. 2022 1
Nilai komposit guru
dan kepala sekolah
terhadap aktivitas Guru sudah aktif mencari
belajar yang bertujuan referensi pengajaran melalui
Belajar meningkatkan buku, seminar, diskusi,
tentang pengetahuan dan praktik baik guru lain, dll
pembelajara Membuday 0- keterampilan untuk meningkatkan kualitas Juli
D.2.1 n 56.18 a 49.11 49.21 50.2 49.12 100 mengajar. pengajaran. 2022 2
Nilai komposit guru Proses refleksi telah secara
dan kepala sekolah rutin dan konsisten,
terhadap tingkat ditindaklanjuti dengan
refleksi dan perbaikan pencarian sumber belajar
Refleksi atas pembelajaran oleh baik dari buku, diskusi,
praktik Membuday 0- guru atas praktik praktek baik orang lain, Juli
D.2.2 mengajar 56.96 a 51.12 51.15 52.59 51.08 100 mengajar. maupun berbagai sumber 2022 2
belajar lainnya untuk
peningkatan kualitas dan
pengembangan inovasi.
Guru terbiasa mencari cara,
sumber, dan strategi
pengajaran baru dalam
Nilai komposit guru rangka melakukan inovasi
dan kepala sekolah pembelajaran untuk
terhadap praktik meningkatkan ketertarikan,
pengajaran guru yang keterlibatan, dan
Penerapan inovatif untuk pemahaman peserta didik
praktik Membuday 0- meningkatkan kualitas terhadap materi Juli
D.2.3 inovatif 63.17 a 53.46 53.47 54.65 53.4 100 pengajaran. pembelajaran. 2022 2
Kepemimpinan instruksional
yang visioner dengan
mengacu pada visi-misi
sekolah secara konsisten
termasuk
mengkomunikasikan visi-misi
kepada warga sekolah
sehingga perencanaan,
praktik dan asesmen
pembelajaran berorientasi
peningkatan hasil belajar
Nilai komposit guru peserta didik melalui
dan kepala sekolah dukungan program, sistem
terhadap tingkat insentif atau sumber daya
kepemimpinan yang memadai yang
instruksional sekolah berdampak pada
Kepemimpin yang mendukung membudayanya guru
an perbaikan kualitas melakukan refleksi dan Juli
D.3 instruksional 2.33 Berdampak 1.59 1.61 1.66 1.64 1-3 pembelajaran. perbaikan pembelajaran. 2022 1
Nilai komposit guru
dan kepala sekolah
terhadap Visi-misi sekolah menjadi
penyampaian dan acuan dalam perencanaan,
penerapan visi-misi pelaksanaan dan evaluasi
sekolah yang berpusat program kerja sekolah serta
Visi-misi 0- pada perbaikan dikomunikasikan kepada Juli
D.3.1 sekolah 57.02 Terarah 48.47 47.9 49.38 48.61 100 pembelajaran. warga sekolah. 2022 2
Nilai komposit guru
dan kepala sekolah
terhadap pengelolaan
pengembangan Perencanaan pembelajaran,
kurikulum sekolah praktik pembelajaran, dan
dengan berorientasi praktik asesmen di satuan
Pengelolaan pada peningkatan pendidikan berorientasi pada
kurikulum Berorienta 0- hasil belajar peserta peningkatan hasil belajar Juli
D.3.2 sekolah 53.29 si 46.56 46.27 47.36 46.52 100 didik. peserta didik. 2022 2
Nilai komposit guru
dan kepala sekolah
terhadap program, Sekolah sudah memiliki
sistem insentif, dan program, sistem insentif, dan
sumber daya yang sumber daya yang telah
Dukungan mendukung refleksi mendukung guru untuk
untuk 0- guru dan perbaikan melakukan refleksi dan Juli
D.3.3 refleksi guru 50.45 Terstruktur 45.98 45.72 46.7 45.89 100 pembelajaran. perbaikan pembelajaran. 2022 2
Satuan pendidikan memiliki
lingkungan sekolah yang
Nilai komposit nilai aman, terlihat dari
indeks rasa aman, kesejahteraan psikologis yang
perundungan, baik dan rendahnya kasus
Iklim hukuman fisik, perundungan, hukuman fisik,
keamanan kekerasan seksual, kekerasan seksual, dan Juli
D.4 sekolah 2.44 Aman 2.38 2.39 2.42 2.39 1-3 dan narkoba. penyalahgunaan narkoba. 2022 1
Satuan pendidikan dapat
mempertahankan kualitas
warga sekolah dalam
mencegah dan menangani
kasus untuk menciptakan
iklim keamanan di lingkungan
sekolah.
Nilai rata-rata peserta
didik terhadap
kesejahteraan Peserta didik merasa aman
Kesejahteraa psikologis dan dan nyaman ketika berada di
n psikologis Berkemban perasaan aman yang lingkungan sekolah pada Juli
D.4.1 murid 2 g 1.97 1.93 1.97 1.97 1-3 dirasakan di sekolah. situasi-situasi tertentu saja. 2022 2
Nilai rata-rata Guru masih belum
kesejahteraan sepenuhnya merasa sebagai
psikologis guru yang bagian dari satuan
melingkupi perasaan pendidikan sehingga mereka
Kesejahteraa terhubung dan menikmati perannya sebagai
n psikologis Berkemban perasaan senang seorang pendidik hanya pada Juli
D.4.2 guru 2 g 1.99 2 2.01 1.99 1-3 mengajar di sekolah. situasi tertentu saja. 2022 2
Nilai komposit nilai
dari pengalaman
perundungan peserta Satuan pendidikan aman dari
didik, konsepsi kasus perundungan. Kepala
perundungan guru, sekolah dan guru telah
efikasi diri memiliki konsepsi yang tepat
perundungan, dan dan yakin dengan
program dan pengetahuan dan
kebijakan sekolah kemampuannya terkait Juli
D.4.3 Perundungan 3 Aman 2.73 2.74 2.77 2.73 1-3 tentang perundungan. perundungan. 2022 2
Nilai komposit nilai Satuan pendidikan aman dari
Hukuman dari pengalaman kasus hukuman fisik. Kepala Juli
D.4.4 fisik 2.63 Aman 2.43 2.47 2.52 2.44 1-3 hukuman fisik peserta sekolah dan guru telah 2022 2
didik, konsepsi memiliki konsepsi yang tepat
hukuman fisik peserta dan yakin dengan
didik, dan program pengetahuan dan
dan kebijakan sekolah kemampuannya terkait
tentang hukuman hukuman fisik.
fisik.
Nilai komposit nilai
dari pengalaman
kekerasan seksual
peserta didik,
konsepsi kekerasan
seksual guru, efikasi
diri kekerasan seksual, Satuan pendidikan aman dari
pengetahuan dan kasus pelecehan seksual.
definisi bentuk Kepala sekolah dan guru
kekerasan seksual, sudah memahami dan
dan program dan meyakini konsep, definisi,
kebijakan sekolah bentuk, cara pencegahan dan
Kekerasan tentang kekerasan kemampuan penanganan Juli
D.4.5 seksual 2.38 Aman 2.19 2.19 2.24 2.2 1-3 seksual. pelecehan seksual. 2022 2
Nilai komposit nilai
dari pengalaman
peserta didik terkait
narkoba di sekolah, Satuan pendidikan aman dari
pengetahuan guru kasus penyalahgunaan
tentang narkoba, dan narkoba.Kepala sekolah dan
program dan guru memahami pengertian
kebijakan sekolah narkoba dan contoh Juli
D.4.6 Narkoba 2.38 Aman 2.68 2.7 2.74 2.68 1-3 tentang narkoba. penyalahgunaan narkoba. 2022 2
Satuan pendidikan
Iklim Nilai rata-rata terkait mendukung kesetaraan hak-
Kesetaraan dukungan atas hak sipil antar kelompok Juli
D.6 Gender 2 Merintis 2.17 2.11 2.17 2.16 1-3 kesetaraan gender gender. Dukungan tersebut 2022 1
guru dan pimpinan seringkali didasari oleh alasan
sekolah. pragmatis dan cenderung
bersifat pasif.
Data
Terbar Nilai rata-rata terkait
Dukungan u Data dukungan atas
atas Belum Terbaru kesetaraan gender
kesetaraan Terse Belum guru dan pimpinan Nilai indikator ini belum Novemb
D.6.1 gender dia Tersedia sekolah. tersedia. er 2021 2
Satuan pendidikan sudah
mampu menghadirkan
suasana proses pembelajaran
yang menjunjung tinggi
toleransi agama/kepercayaan
dan budaya; mendapatkan
pengalaman belajar yang
Nilai rata-rata guru, berkualitas; mendukung
kepala sekolah, dan kesetaraan
peserta didik terhadap agama/kepercayaan, dan
Iklim Membuday iklim kebinekaan di budaya; serta memperkuat Juli
D.8 Kebinekaan 2.38 a 2.3 2.29 2.31 2.3 1-3 sekolah. nasionalisme. 2022 1
Satuan pendidikan mengakui,
Nilai rata-rata menghargai, menerima,
pimpinan sekolah dan mendukung dan merawat
Toleransi guru terhadap keragaman
agama dan Membuday toleransi agama dan agama/kepercayaan dan Juli
D.8.1 budaya 2.5 a 2.1 2.08 2.1 2.1 1-3 budaya di sekolah. budaya. 2022 2
Satuan pendidikan
mendukung dan
mengakomodir sebagian
Nilai rata-rata sikap peserta didik untuk
inklusif peserta didik mendapatkan pengalaman Juli
D.8.2 Sikap Inklusif 2 Merintis 2.23 2.23 2.25 2.25 1-3 dan guru. belajar yang berkualitas. 2022 2
Satuan pendidikan
mendukung kesetaraan hak-
hak sipil antara kelompok
agama/kepercayaan dan
Dukungan Nilai rata-rata terkait budaya mayoritas dan
atas dukungan atas minoritas. Akan tetapi,
kesetaraan kesetaraan agama dan dukungan tersebut sering kali
agama dan budaya guru dan didasari alasan pragmatis dan Juli
D.8.3 budaya 2 Merintis 1.94 1.94 1.96 1.94 1-3 pimpinan sekolah. cenderung bersikap pasif. 2022 2
Satuan Pendidikan
mengetahui lemahnya
komitmen kebangsaan dan
menindak pelanggaran
Nilai rata-rata terkait tersebut dengan cara-cara
komitmen kebangsaan yang demokratis, seperti
Komitmen Membuday pimpinan sekolah dan bertukar pikiran satu sama Juli
D.8.4 kebangsaan 3 a 2.91 2.89 2.93 2.9 1-3 guru. lain. 2022 2
Satuan pendidikan mulai
mengembangkan suasana
Nilai rata-rata layanan proses pembelajaran yang
disabilitas, CBI, sikap menyediakan layanan yang
terhadap disabilitas, ramah bagi peserta didik
Iklim dan fasilitas sekolah dengan disabilitas dan cerdas Juli
D.10 Inklusivitas 2.21 Merintis 1.97 1.93 1.97 1.98 1-3 disabilitas di sekolah. berbakat istimewa. 2022 1
Nilai rata-rata layanan Satuan pendidikan sudah
sekolah yang memiliki pengetahuan, sikap
melingkupi yang tepat, dan kemampuan
pengetahuan dan untuk melaksanakan praktik
sikap tentang peserta pembelajaran khusus bagi
Layanan Akomodati didik dengan peserta didik dengan Juli
D.10.1 disabilitas 2.43 f 1.96 1.95 1.97 1.96 1-3 disabilitas. disabilitas. 2022 2
Layanan Berkemban Nilai rata-rata Satuan pendidikan mulai Juli
D.10.2 sekolah 2.2 g 1.82 1.8 1.83 1.83 1-3 terhadap layanan memiliki pengetahuan, sikap 2022 2
untuk murid sekolah yang yang tepat, dan kemampuan
cerdas dan melingkupi untuk melaksanakan praktik
bakat pengetahuan dan pembelajaran khusus bagi
istimewa sikap tentang peserta peserta didik dengan
didik cerdas dan kecerdasan dan bakat
berbakat istimewa. istimewa.
Nilai rata-rata sikap
guru terhadap
disabilitas Peserta didik mulai
berdasarkan aspek menerima keberadaan,
Sikap afektif, kognitif, dan namun masih ragu untuk
terhadap perilaku di survei berteman akrab dengan Juli
D.10.3 disabilitas 2 Mengakui 2.13 2.06 2.12 2.15 1-3 karakter. peserta didik disabilitas. 2022 2
Fasilitas dan
Layanan
Sekolah Data Komposit indeks atas
untuk Siswa Terbar tingkat pengetahuan,
Disabilitas u Data sikap dan layanan
dan Cerdas Belum Terbaru pengajaran untuk
Berbakat Terse Belum anak CIBI di survei Nilai indikator ini belum Novemb
D.10.4 Istimewa dia Tersedia lingkungan belajar. tersedia. er 2021 2
Satuan pendidikan telah
melibatkan orang tua dan
Nilai rata-rata peserta didik baik dalam
partisipasi orang tua kegiatan akademik maupun
Partisipasi dan partisipasi peserta non-akademik secara
warga didik dalam keseluruhan di satuan Juli
E.1 sekolah 2.5 Inklusif 1.73 1.81 1.78 1.72 1-3 pengelolaan sekolah. pendidikan. 2022 1
Nilai komposit guru
dan kepala sekolah Satuan pendidikan
terhadap Tingkat melibatkan orang tua dalam
Partisipasi 0- keterlibatan orang tua beberapa kegiatan di satuan Juli
E.1.1 orang tua 62.75 Selektif 56.36 57.27 57.51 55.75 100 dalam proses pendidikan khususnya 2022 2
perencanaan, berupa kegiatan akademik
pengembangan, dan dan atau non-akademik.
pelaksanaan aktivitas
di sekolah.
Nilai komposit guru
dan kepala sekolah
terhadap Tingkat
keterlibatan peserta Satuan pendidikan
didik dalam proses melibatkan peserta didik
perencanaan, dalam beberapa kegiatan di
pengembangan, dan satuan pendidikan khususnya
Partisipasi 0- pelaksanaan aktivitas berupa kegiatan akademik Juli
E.1.2 murid 85.76 Selektif 68.98 71.58 71.75 68.44 100 di sekolah. dan atau non-akademik. 2022 2
Jumlah persentase
Proporsi nilai pembelanjaan
pemanfaatan non personil untuk
sumber daya peningkatan mutu
sekolah pembelajaran dan
untuk GTK di satuan Nilai indikator ini belum
peningkatan Belum 0% - pendidikan per memiliki capaian Novemb
E.2 mutu 23% Tersedia 38.54% 34.31% 34.76% 37.27% 100% jenjang. pengukuran. er 2020 1
Persentase
Proporsi pembelanjaan sekolah
pembelanjaa untuk peningkatan
n mutu guru dan tenaga
peningkatan kependidikan dibagi
mutu guru total anggaran Nilai indikator ini belum
dan tenaga 14.73 Belum 0% - sekolah dalam satu memiliki capaian Novemb
E.2.1 kependidikan % Tersedia 5.1% 6.23% 6.43% 5.36% 100% tahun di bos salur. pengukuran. er 2020 2
Proporsi Persentase
pembelanjaa pembelanjaan sekolah Nilai indikator ini belum
n non Belum 0% - untuk non personil memiliki capaian Novemb
E.2.2 personil 8.26% Tersedia 33.44% 28.08% 28.33% 31.91% 100% kegiatan pengukuran. er 2020 2
mutu pembelajaran dibagi
pembelajara total anggaran
n sekolah dalam satu
tahun di bos salur.
Pemanfaatan Nilai komposit dari Satuan pendidikan memiliki
TIK untuk pembelanjaan BOS proporsi pembelanjaan dana
pengelolaan 0- secara daring dan BOS secara daring yang Novemb
E.3 anggaran 0 Rendah 4.11 4.66 2.61 4.5 100 penggunaan SDS. rendah. er 2020 1
Jumlah pembelanjaan
dana BOS melalui
Proporsi SIPLah dibagi total Satuan pendidikan memiliki
pembelanjaa anggaran dana BOS proporsi pembelanjaan dana
n dana BOS 0% - yang diterima dalam BOS secara daring yang Novemb
E.3.1 secara daring 0% Rendah 4.11% 4.66% 2.61% 4.5% 100% satu tahun anggaran. rendah. er 2020 2
Indeks
penggunaan
platform SDS
sumber daya Data
sekolah - Terbar Jumlah sekolah yang
ketepatan u Data membuat laporan
waktu dan Belum Terbaru tepat waktu di
kelengkapan Terse Belum platform SDS dan Nilai indikator ini belum Novemb
E.3.2 pelaporan dia Tersedia lengkap. tersedia. er 2020 2

B. ENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Berdasar pada hasil pengumpulan data dari instrument EDS dan Raport Mutu Sekolah diperoleh kekuatan dan kelemahan sekolah sebagai berikut:

Tabel 3.2
Pemetaan Mutu SMK PUTRA MANDIRI BANGSA
A. Standar : Standar Kompetensi Lulusan

Analisis Lingkungan
SNP/ Indikator /
No Kondisi Saat Ini Masalah Akar Masalah Rekomendasi*
Sub Indikator Kekuatan Kelemahan

Lulusan memiliki Capaian pada indikator


kompetensi pada Baik Sekali dengan nilai 7
1.1 dimensi sikap
berada pada rentang
kategori

Memiliki perilaku ❖ Siswa dimotivasi dan ❖ Kepala sekolah, guru, Memiliki perilaku yang
yang fasilitasi oleh sekolah agar tenaga kependidikan mencerminkan sikap beriman
mencerminkan memiliki perilaku dan sikap belum bisa dijadikan dan bertakwa kepada Tuhan
sikap beriman dan orang beriman melalui teladan oleh siswa. ❖ YME
bertakwa kepada pembiasaan (budaya sekolah) Kompetensi sikap ini
Tuhan YME dan keteladanan dalam belum diintegrasikan
menghayati dan mengamalkan dengan baik dalam
sesuai dengan ajaran agama kegiatan pembelajaran di
yang dianut. ❖ Integrasi sekolah. ❖ Guru merasa
Capaian pada indikator
pengembangan sikap beriman terbebani dalam
Baik Sekali dengan nilai 7 dan bertakwa kepada Tuhan
1.1.1 memberikan penilaian
berada pada rentang YME di sekolah dilakukan sikap karena instrumen
kategori dalam bentuk kegiatan dan prosedur yang rumit
pembelajaran. dan kurang dipahami. ❖
Kurangnya komunikasi
antara Komite dan
orangtua/wali siswa
dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa
selama berada di luar
sekolah. ❖ Pengelolaan
sekolah terkait
pengembangan perilaku
dan sikap belum terfokus
dan terencanakan dengan
optimal. ❖

Memiliki perilaku ❖ Perilaku dan sikap ❖ Kepala sekolah, guru, Memiliki perilaku yang
yang berkarakter ditumbuhkan tenaga kependidikan mencerminkan sikap
mencerminkan dengan fasilitasi berbagai belum bisa dijadikan berkarakter
sikap berkarakter kegiatan oleh sekolah. teladan oleh siswa. ❖
Kompetensi sikap ini
belum diintegrasikan
dengan baik dalam
kegiatan pembelajaran di
Capaian pada indikator
sekolah. ❖ Guru merasa
Baik Sekali dengan nilai 7
1.1.2 terbebani dalam
berada pada rentang memberikan penilaian
kategori sikap karena instrumen
dan prosedur yang rumit
dan kurang dipahami. ❖
Kurangnya komunikasi
antara Komite dan
orangtua/wali siswa
dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa
selama berada di luar
sekolah. ❖ Pengelolaan
sekolah terkait
pengembangan perilaku
dan sikap belum terfokus
dan terencanakan dengan
optimal.

Memiliki perilaku ❖ Perilaku dan sikap disiplin ❖ Kepala sekolah, guru, Memiliki perilaku yang
yang ditumbuhkan dengan fasilitasi tenaga kependidikan mencerminkan sikap disiplin
mencerminkan berbagai kegiatan oleh belum bisa dijadikan
sikap disiplin sekolah. teladan oleh siswa. ❖
Kompetensi sikap ini
belum diintegrasikan
dengan baik dalam
kegiatan pembelajaran di
Capaian pada indikator
sekolah. ❖ Guru merasa
Baik Sekali dengan nilai 7
1.1.3 terbebani dalam
berada pada rentang memberikan penilaian
kategori sikap karena instrumen
dan prosedur yang rumit
dan kurang dipahami. ❖
Kurangnya komunikasi
antara Komite dan
orangtua/wali siswa
dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa
selama berada di luar
sekolah. ❖ Pengelolaan
sekolah terkait
pengembangan perilaku
dan sikap belum terfokus
dan terencanakan dengan
optimal.

Memiliki perilaku ❖ Perilaku dan sikap santun ❖ Kepala sekolah, guru, Memiliki perilaku yang
yang ditumbuhkan dengan fasilitasi tenaga kependidikan mencerminkan sikap santun
mencerminkan berbagai kegiatan oleh belum bisa dijadikan
sikap santun sekolah. teladan oleh siswa. ❖
Kompetensi sikap ini
belum diintegrasikan
dengan baik dalam
kegiatan pembelajaran di
Capaian pada indikator sekolah. ❖ Guru merasa
Baik Sekali dengan nilai terbebani dalam
1.1.4
6.78 berada pada rentang memberikan penilaian
kategori 6.99 sikap karena instrumen
dan prosedur yang rumit
dan kurang dipahami. ❖
Kurangnya komunikasi
antara Komite dan
orangtua/wali siswa
dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa
selama berada di luar
sekolah. ❖ Pengelolaan
sekolah terkait
pengembangan perilaku
dan sikap belum terfokus
dan terencanakan dengan
optimal

Memiliki perilaku ❖ Perilaku dan sikap jujur ❖ Kepala sekolah, guru, Memiliki perilaku yang
yang ditumbuhkan dengan fasilitasi tenaga kependidikan mencerminkan sikap jujur
mencerminkan berbagai kegiatan oleh belum bisa dijadikan
sikap jujur sekolah. teladan oleh siswa. ❖
Kompetensi sikap ini
belum diintegrasikan
dengan baik dalam
kegiatan pembelajaran di
Capaian pada indikator sekolah. ❖ Guru merasa
Baik Sekali dengan nilai 7 terbebani dalam
1.1.5
berada pada rentang memberikan penilaian
kategori sikap karena instrumen
dan prosedur yang rumit
dan kurang dipahami. ❖
Kurangnya komunikasi
antara Komite dan
orangtua/wali siswa
dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa
selama berada di luar
sekolah. ❖ Pengelolaan
sekolah terkait
pengembangan perilaku
dan sikap belum terfokus
dan terencanakan dengan
optimal

Memiliki perilaku ❖ Perilaku dan sikap peduli ❖ Kepala sekolah, guru, Memiliki perilaku yang
yang ditumbuhkan dengan fasilitasi tenaga kependidikan mencerminkan sikap peduli
mencerminkan berbagai kegiatan oleh belum bisa dijadikan
sikap peduli sekolah. teladan oleh siswa. ❖
Kompetensi sikap ini
belum diintegrasikan
dengan baik dalam
kegiatan pembelajaran di
Capaian pada indikator sekolah. ❖ Guru merasa
Baik Sekali dengan nilai 7 terbebani dalam
1.1.6
berada pada rentang memberikan penilaian
kategori sikap karena instrumen
dan prosedur yang rumit
dan kurang dipahami. ❖
Kurangnya komunikasi
antara Komite dan
orangtua/wali siswa
dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa
selama berada di luar
sekolah. ❖ Pengelolaan
sekolah terkait
pengembangan perilaku
dan sikap belum terfokus
dan terencanakan dengan
optimal

Memiliki perilaku ❖ Perilaku dan sikap percaya ❖ Kepala sekolah, guru, Memiliki perilaku yang
yang diri ditumbuhkan dengan tenaga kependidikan mencerminkan sikap percaya
mencerminkan fasilitasi berbagai kegiatan belum bisa dijadikan diri
sikap percaya diri oleh sekolah. teladan oleh siswa. ❖
Kompetensi sikap ini
belum diintegrasikan
dengan baik dalam
kegiatan pembelajaran di
Capaian pada indikator sekolah. ❖ Guru merasa
Baik Sekali dengan nilai 7 terbebani dalam
1.1.7
berada pada rentang memberikan penilaian
kategori sikap karena instrumen
dan prosedur yang rumit
dan kurang dipahami. ❖
Kurangnya komunikasi
antara Komite dan
orangtua/wali siswa
dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa
selama berada di luar
sekolah. ❖ Pengelolaan
sekolah terkait
pengembangan perilaku
dan sikap belum terfokus
dan terencanakan dengan
optimal.

Memiliki perilaku ❖ Perilaku dan sikap ❖ Kepala sekolah, guru, Memiliki perilaku yang
yang bertanggungjawab tenaga kependidikan mencerminkan sikap
mencerminkan ditumbuhkan dengan fasilitasi belum bisa dijadikan bertanggungjawab
sikap berbagai kegiatan oleh teladan oleh siswa. ❖
bertanggungjawab sekolah. Kompetensi sikap ini
belum diintegrasikan
dengan baik dalam
kegiatan pembelajaran di
Capaian pada indikator sekolah. ❖ Guru merasa
Baik Sekali dengan nilai 7 terbebani dalam
1.1.8
berada pada rentang memberikan penilaian
kategori sikap karena instrumen
dan prosedur yang rumit
dan kurang dipahami. ❖
Kurangnya komunikasi
antara Komite dan
orangtua/wali siswa
dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa
selama berada di luar
sekolah. ❖ Pengelolaan
sekolah terkait
pengembangan perilaku
dan sikap belum terfokus
dan terencanakan dengan
optimal.

Memiliki perilaku ❖ Perilaku dan sikap ❖ Kepala sekolah, guru, Memiliki perilaku pembelajar
pembelajar sejati pembelajar sejati sepanjang tenaga kependidikan sejati sepanjang hayat
sepanjang hayat hayat difasilitasi oleh sekolah belum bisa dijadikan
dan diwujudkan dalam teladan oleh siswa. ❖
aktivitas pembelajaran baik di Kompetensi sikap ini
dalam kelas maupun di luar belum diintegrasikan
kelas, melalui pembiasaan dengan baik dalam
program literasi kegiatan pembelajaran di
Capaian pada indikator sekolah. ❖ Guru merasa
Baik Sekali dengan nilai 7 terbebani dalam
1.1.9
berada pada rentang memberikan penilaian
kategori sikap karena instrumen
dan prosedur yang rumit
dan kurang dipahami. ❖
Kurangnya komunikasi
antara Komite dan
orangtua/wali siswa
dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa
selama berada di luar
sekolah. ❖ Pengelolaan
sekolah terkait
pengembangan perilaku
dan sikap belum terfokus
dan terencanakan dengan
optimal.

Memiliki perilaku ❖ Perilaku dan sikap yang ❖ Kepala sekolah, guru, Memiliki perilaku sehat jasmani
sehat jasmani dan mencerminkan sehat jasmani tenaga kependidikan dan rohani
rohani dan rohani ditumbuhkan dalam belum bisa dijadikan
seluruh kegiatan baik teladan oleh siswa. ❖
intrakurikuler, kokurikuler, Kompetensi sikap ini
dan ekstrakurikuler melalui belum diintegrasikan
kegiatan kesiswaan. dengan baik dalam
kegiatan pembelajaran di
Capaian pada indikator sekolah. ❖ Guru merasa
Baik Sekali dengan nilai 7 terbebani dalam
1.1.10.
berada pada rentang memberikan penilaian
kategori sikap karena instrumen
dan prosedur yang rumit
dan kurang dipahami. ❖
Kurangnya komunikasi
antara Komite dan
orangtua/wali siswa
dalam mengamalkan
pembiasaan dari hasil
pembelajaran selama di
sekolah kepada siswa
selama berada di luar
sekolah. ❖ Pengelolaan
sekolah terkait
pengembangan perilaku
dan sikap belum terfokus
dan terencanakan dengan
optimal

Lulusan memiliki
kompetensi pada
1.2. 6.12
dimensi
pengetahuan
Memiliki Siswa memiliki:  ❖ Kualifikasi dan latar Memiliki pengetahuan faktual,
pengetahuan pengetahuan teknis dan belakang pendidikan prosedural, konseptual,
faktual, prosedural, spesifik, detail dan kompleks guru tidak selaras dengan metakognitif
konseptual, berkenaan dengan ilmu mata pelajaran yang
metakognitif pengetahuan, teknologi, seni, diampu. ❖ Guru belum
dan budaya terkait dengan memiliki kompetensi
masyarakat dan lingkungan yang sesuai standar dan
alam sekitar, bangsa, negara, tidak tersertifikasi
kawasan regional, dan sebagai pendidik. ❖
internasional.  pengetahuan
Alokasi waktu dan beban
terminologi/istilah dan
belajar memberatkan
klasifikasi, kategori, prinsip,
pada sisi siswa. ❖ Gaya
generalisasi, teori, model, dan
struktur yang digunakan terkait dan metode
dengan pengetahuan teknis dan pembelajaran yang
spesifik, detail dan kompleks diterapkan tidak
berkenaan dengan ilmu mengarah pada bakat,
pengetahuan, teknologi, seni, minta dan kemampuan
1.2.1. 6.12
dan budaya terkait dengan belajar siswa. ❖
masyarakat dan lingkungan Ketersediaan dan kondisi
alam sekitar, bangsa, negara, sarana prasarana belum
kawasan regional, dan memadai, dan lainnya.
internasional.  pengetahuan
tentang cara melakukan
sesuatu atau kegiatan yang
terkait dengan pengetahuan
teknis, spesifik, algoritma,
metode, dan kriteria untuk
menentukan prosedur yang
sesuai berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni,
dan budaya, terkait dengan
masyarakat dan lingkungan
alam sekitar, bangsa, negara,
kawasan regional, dan
internasional.  pengetahuan
tentang kekuatan dan
kelemahan diri sendiri dan
menggunakannya dalam
mempelajari pengetahuan
teknis, detail, spesifik,
kompleks, kontekstual dan
kondisional berkenaan dengan
ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, dan budaya terkait
dengan masyarakat dan
lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan
regional, dan internasional.
❖ Sekolah memiliki wujud
nyata kualitas dan kuantitas
yang diperoleh kelompok/
individu siswa untuk
mengukur tingkat pengetahuan
yang dimiliki siswa sebagai
hasil pengalaman
pembelajaran dan kegiatan
yang diselenggarakan oleh
sekolah berupa: 
prestasi/penghargaan pada
level kewilayahan.  tingkat
kelulusan dalam ujian sekolah
berstandar nasional  tingkat
capaian nilai pengetahuan
dalam penilaian pendidikan.

1.3. Lulusan memiliki 6.9


kompetensi pada
dimensi
keterampilan

Memiliki ❖ Siswa memiliki ❖ Kualifikasi dan latar Memiliki keterampilan berpikir


keterampilan keterampilan berpikir dan belakang pendidikan dan bertindak kreatif
berpikir dan bertindak kreatif melalui guru tidak selaras dengan
bertindak kreatif pengalaman pembelajaran dan mata pelajaran yang
kegiatan. diampu. ❖ Guru belum
❖ Sekolah memiliki wujud memiliki kompetensi
nyata kualitas dan kuantitas yang sesuai standar dan
yang diperoleh kelompok/ tidak tersertifikasi
individu siswa untuk sebagai pendidik. ❖
mengukur tingkat Kompetensi
keterampilan yang dimiliki keterampilan ini belum
siswa sebagai hasil diintegrasikan dengan
pengalaman pembelajaran dan baik dalam kegiatan
kegiatan yang diselenggarakan pembelajaran di sekolah.
oleh sekolah berupa:  ❖ Guru merasa terbebani
1.3.1. 6.77 prestasi/penghargaan pada dalam memberikan
level kewilayahan.  tingkat penilaian keterampilan
capaian nilai keterampilan karena instrumen dan
dalam penilaian pendidikan. prosedur yang rumit dan
kurang dipahami. ❖
Pengelolaan sekolah
terkait fasilitasi
pengembangan
keterampilan siswa
belum terfokus dan
terencanakan dengan
optimal. ❖ Ketersediaan
dan kondisi sarana
prasarana belum
memadai, dan lainnya.
Memiliki ❖ Siswa memiliki ❖ Kualifikasi dan latar Memiliki keterampilan berpikir
keterampilan keterampilan berpikir dan belakang pendidikan dan bertindak produktif
berpikir dan bertindak kritis melalui guru tidak selaras dengan
bertindak produktif pengalaman pembelajaran dan mata pelajaran yang
kegiatan. ❖ Sekolah memiliki diampu. ❖ Guru belum
wujud nyata kualitas dan memiliki kompetensi
kuantitas yang diperoleh yang sesuai standar dan
kelompok/ individu siswa tidak tersertifikasi
untuk mengukur tingkat sebagai pendidik. ❖
keterampilan yang dimiliki Kompetensi
siswa sebagai hasil keterampilan ini belum
pengalaman pembelajaran dan diintegrasikan dengan
kegiatan yang diselenggarakan baik dalam kegiatan
oleh sekolah berupa:  pembelajaran di sekolah.
prestasi/penghargaan pada ❖ Guru merasa terbebani
1.3.2. 6.63 level kewilayahan.  tingkat dalam memberikan
capaian nilai keterampilan penilaian keterampilan
dalam penilaian pendidikan karena instrumen dan
prosedur yang rumit dan
kurang dipahami. ❖
Pengelolaan sekolah
terkait fasilitasi
pengembangan
keterampilan siswa
belum terfokus dan
terencanakan dengan
optimal. ❖ Ketersediaan
dan kondisi sarana
prasarana belum
memadai, dan lainnya.
Memiliki ❖ Siswa memiliki ❖ Kualifikasi dan latar Memiliki keterampilan berpikir
keterampilan keterampilan berpikir dan belakang pendidikan dan bertindak kritis
berpikir dan bertindak kritis melalui guru tidak selaras dengan
bertindak kritis pengalaman pembelajaran dan mata pelajaran yang
kegiatan. ❖ Contoh diampu. ❖ Guru belum
keterampilan berpikir dan memiliki kompetensi
bertindak kritis meliputi: yang sesuai standar dan
menelaah hasil pekerjaan tidak tersertifikasi
melakukan pengamatan sebagai pendidik. ❖
bertanya dengan kritis Kompetensi
mengumpulkan informasi keterampilan ini belum
melakukan analisa lainnya diintegrasikan dengan
❖ Sekolah memiliki wujud baik dalam kegiatan
Capaian pada indikator nyata kualitas dan kuantitas pembelajaran di sekolah.
Baik Sekali dengan nilai 7 yang diperoleh kelompok/ ❖ Guru merasa terbebani
1.3.3.
berada pada rentang individu siswa untuk dalam memberikan
kategori mengukur tingkat penilaian keterampilan
keterampilan yang dimiliki karena instrumen dan
siswa sebagai hasil prosedur yang rumit dan
pengalaman pembelajaran dan kurang dipahami. ❖
kegiatan yang diselenggarakan Pengelolaan sekolah
oleh sekolah berupa: terkait fasilitasi
prestasi/penghargaan pada pengembangan
level kewilayahan. tingkat keterampilan siswa
capaian nilai keterampilan belum terfokus dan
dalam penilaian pendidikan. terencanakan dengan
optimal. ❖ Ketersediaan
dan kondisi sarana
prasarana belum
memadai, dan lainnya.
Memiliki ❖ Siswa memiliki ❖ Kualifikasi dan latar Memiliki keterampilan berpikir
keterampilan keterampilan berpikir dan belakang pendidikan dan bertindak mandiri
berpikir dan bertindak secara mandiri guru tidak selaras dengan
bertindak mandiri melalui pendekatan ilmiah mata pelajaran yang
sebagai pengembangan dari diampu. ❖ Guru belum
yang dipelajari di sekolah dan memiliki kompetensi
sumber lain secara mandiri yang sesuai standar dan
yang diperoleh dari tidak tersertifikasi
pengalaman pembelajaran dan sebagai pendidik. ❖
kegiatan penugasan individu, Kompetensi
penugasan kelompok, keterampilan ini belum
pelaporan tugas/kegiatan, diintegrasikan dengan
presentasi hasil penugasan, baik dalam kegiatan
Capaian pada indikator keterlibatan dalam kepanitiaan pembelajaran di sekolah.
Baik Sekali dengan nilai 7 dan keterlibatan dalam ❖ Guru merasa terbebani
1.3.4. penyusunan program sekolah.
berada pada rentang dalam memberikan
❖ Sekolah memiliki wujud
kategori penilaian keterampilan
nyata kualitas dan kuantitas karena instrumen dan
yang diperoleh kelompok/ prosedur yang rumit dan
individu siswa untuk kurang dipahami. ❖
mengukur tingkat
Pengelolaan sekolah
keterampilan yang dimiliki
terkait fasilitasi
siswa sebagai hasil
pengembangan
pengalaman pembelajaran dan
keterampilan siswa
kegiatan yang diselenggarakan
belum terfokus dan
oleh sekolah berupa:
terencanakan dengan
prestasi/penghargaan pada
optimal. ❖ Ketersediaan
level kewilayahan. tingkat
capaian nilai keterampilan dan kondisi sarana
dalam penilaian pendidikan. prasarana belum
memadai, dan lainnya.
Memiliki ❖ Siswa memiliki ❖ Kualifikasi dan latar Memiliki keterampilan berpikir
keterampilan keterampilan berpikir dan belakang pendidikan dan bertindak kolaboratif
berpikir dan bertindak kolaboratif melalui guru tidak selaras dengan
bertindak pendekatan ilmiah sebagai mata pelajaran yang
kolaboratif pengembangan dari yang diampu. ❖ Guru belum
dipelajari di sekolah dan memiliki kompetensi
sumber lain dalam yang sesuai standar dan
bekerjasama dari pengalaman tidak tersertifikasi
pembelajaran dan kegiatan sebagai pendidik. ❖
penugasan kelompok, Kompetensi
pelaporan tugas/kegiatan, keterampilan ini belum
presentasi hasil penugasan, diintegrasikan dengan
keterlibatan dalam kepanitiaan baik dalam kegiatan
Capaian pada indikator dan keterlibatan dalam pembelajaran di sekolah.
Baik Sekali dengan nilai 7 penyusunan program sekolah. ❖ Guru merasa terbebani
1.3.5.
berada pada rentang ❖ Sekolah memiliki wujud
dalam memberikan
nyata kualitas dan kuantitas
kategori penilaian keterampilan
yang diperoleh kelompok/ karena instrumen dan
individu siswa untuk prosedur yang rumit dan
mengukur tingkat kurang dipahami. ❖
keterampilan yang dimiliki
Pengelolaan sekolah
siswa sebagai hasil
terkait fasilitasi
pengalaman pembelajaran dan
pengembangan
kegiatan yang diselenggarakan
keterampilan siswa
oleh sekolah berupa: 
belum terfokus dan
prestasi/penghargaan pada
terencanakan dengan
level kewilayahan.  tingkat
optimal. ❖ Ketersediaan
capaian nilai keterampilan
dalam penilaian pendidikan. dan kondisi sarana
prasarana belum
memadai, dan lainnya.
Memiliki ❖ Siswa memiliki ❖ Kualifikasi dan latar Memiliki keterampilan berpikir
keterampilan keterampilan berpikir dan belakang pendidikan dan bertindak komunikatif
berpikir dan bertindak komunikatif melalui guru tidak selaras dengan
bertindak pendekatan ilmiah sebagai mata pelajaran yang
komunikatif pengembangan dari yang diampu. ❖ Guru belum
dipelajari di sekolah dan memiliki kompetensi
sumber lain dari pengalaman yang sesuai standar dan
pembelajaran dan kegiatan tidak tersertifikasi
penugasan kelompok, sebagai pendidik. ❖
pelaporan tugas/kegiatan, Kompetensi
presentasi hasil penugasan, keterampilan ini belum
keterlibatan dalam kepanitiaan diintegrasikan dengan
dan keterlibatan dalam baik dalam kegiatan
penyusunan program sekolah pembelajaran di sekolah.
dengan cara berinteraksi,
❖ Guru merasa terbebani
1.3.6. 6.99 menyampaikan dengan ide
dalam memberikan
kreatif dari hasil penyimakan
penilaian keterampilan
dan membuat karya tulis. ❖
karena instrumen dan
Sekolah memiliki wujud nyata prosedur yang rumit dan
kualitas dan kuantitas yang kurang dipahami. ❖
diperoleh kelompok/ individu
Pengelolaan sekolah
siswa untuk mengukur tingkat
terkait fasilitasi
keterampilan yang dimiliki
pengembangan
siswa sebagai hasil
keterampilan siswa
pengalaman pembelajaran dan
belum terfokus dan
kegiatan yang diselenggarakan
terencanakan dengan
oleh sekolah berupa:
optimal. ❖ Ketersediaan
prestasi/penghargaan pada
level kewilayahan. tingkat dan kondisi sarana
capaian nilai keterampilan prasarana belum
dalam penilaian pendidikan. memadai, dan lainnya.
BAB IV
ANALISIS KONTEKS

A. Identifikasi Kekuatan Dan Kelemahan ( Analisis Lingkungan Internal)

Strengths Weaknesses
Kode Kode
(Kekuatan) (Kelemahan)

Capaian indikator kompetensi


lulusan secara umum / rata rata Siswa belum optimal memiliki
S.1 Baik Sekali berada pada rentang W.1 pengetahuan faktual, prosedural,
kategori konseptual, metakognitif
N>6,66 artinya telah mencapai SNP

S.2 W.2

S.3 W.3

S.4 W.4

S.5 W.5

S.6 W.6

S.7 W.7

S.8 W.8

B. Identifikasi Peluang Dan Ancaman (Analisis Lingkungan Eksternal)

Opportunities Threats
Kode Kode
(Peluang) (Ancaman)

Adanya bantuan masyarakat dan


O1 pemerintah dalam pembiayaan T1 Pesaing SMK lain yg berdekatan
operasional sekolah

Media IT untuk pendukung promosi


Standar penerimaan calon pegawai
O2 sekolah, pembelajaran dll sangat T2
teknisi yang profesional
baik

Era 4.0 yang menuntut tenaga kerja


O3 Animo masuk SMK Masih tinggi T3
memiliki karakter
C. Analisis Lingkungan Internal Dan Eksternal Potensial

Untuk mendapatkan analisis lingkungan strategis potensial, dilakukan pembobotan


terhadap aspek internal dan eksternal sebagaimana tabel berikut ini:

Tabel 3. .. Analisis Lingkungan Internal Dan Eksternal Potensial

OPPORTUNITIES (Peluang) Skor


Jumlah
No / Skor
Uraian Urgensi Mendesak Pengaruh
Kode

Adanya bantuan masyarakat dan pemerintah


O1 7 8 7 22
dalam pembiayaan operasional sekolah

Media IT untuk pendukung promosi sekolah,


O2 8 8 9 25
pembelajaran dll sangat baik

Jumlah 47

SCOR PELUANG (O) (47/60)x100 = 78

THREATS (Ancaman) Skor Jumlah


Kode Uraian Urgensi Mendesak Pengaruh Skor

T1 Pesaing SMK lain yg berdekatan 8 7 9 24


Standar penerimaan calon pegawai teknisi yang
T2 9 7 8 24
professional

Jumlah 48

SCOR ANCAMAN (T) (48/60)x100 = 80

STRENGTHS (Kekuatan) Skor ( 1 s.d 10)


Jumlah
No / Skor
Uraian Urgensi Mendesak Pengaruh
Kode
Memiliki lokasi strategis untuk pengembangan
S.1 7 9 9 25
sekolah

Memiliki tenaga pendidik dan tenaga kependidikan


S.2 yang masih muda dan bergaya dan cantik dan 8 7 9 24
ganteng

S.3 Animo masyarakat masuk ke SMK NR cukup besar 9 8 7 24

Pengelola yayasan memiliki kemampuan untuk


S.4 10 7 8 25
mengembangkan sekolah

Jumlah 98

SCOR KEKUATAN (S) (98/120)x100 = 81

WEAKNESSES (Kelemahan) Skor


Jumlah
No / Skor
Uraian Urgensi Mendesak Pengaruh
Kode

Belum memiliki bangunan dan ruang praktik yang


W.1 10 10 10 30
lengkap

Belum memiliki alat penunjang KBM yang sesuai


W.2 8 7 9 24
dengan kebutuhan

Belum memahami penyusunan perangkat


W.3 perencanaan pembelajaran K13, pemebelajaran 8 8 8 24
scientifik, dan penilaian otentik

Disiplin siswa dan kemampuan literasi siswa masih


W.4 7 8 7 22
rendah
Jumlah 100

SCOR KELEMAHAN (W) (100/120)*100 = 83

Berdasar pada pemberian skor di atas diperoleh jumlah sebagai berikut

O = 78
T = 80
S = 81
W = 83

Dengan demikian diperoleh titik kuadran SWOT sebagai berikut

Titik x = S - W = 81 – 83 = -2

Titik y= O - T = 78 - 80 = -2

D. Menetapkan Kuadran SWOT


Dengan demikian dapat digambarkan diagram kwadran SWOT sebagai berikut:

Berdasar analisis di atas, Posisi sekolah berada di kuadran ke 4, ini menandakan sebuah
organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan
adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh
karenanya organisasi disarankan untuk meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja
internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya
membenahi diri.

E. Matrik Analisis Strategi Swot Menetapkan Kebijakan Pengembangan SMKN 2


Cibinong

Untuk melakukan kajian terhada kebijakan yang harus dilakukan SMKN 2 Cibinong
pada tahapan selanjutnya dari analisis SWOT dilakukan dengan membuat matrik SWOT, untuk
data melakukan peningkatan kinerja melalui . Sesuai dengan hasil analisis kwadran SWOT,
matrik SWOT yang digunakan untuk saat ini kondisi program keahlian berada pada kuadran II.
(POSITIF,NEGATIF) dengan urutan kekuatan dan tantangan sebagai berikut

Kelemahan

Peringkat Kode Uraian scor


1 W1 Belum memiliki bangunan dan ruang praktik yang lengkap 30
Belum memiliki alat penunjang KBM yang sesuai dengan
2 W2 kebutuhan
24

Belum memahami penyusunan perangkat perencanaan


3 W3 pembelajaran K13, pemebelajaran scientifik, dan penilaian 24
otentik

4 W4 Disiplin siswa dan kemampuan literasi siswa masih rendah 22


Tantangan
Peringkat Kode Uraian scor
1 T1 Pesaing SMK lain yg berdekatan 24
2 T2 Standar penerimaan calon pegawai teknisi yang profesional 24

F. Kebijakan Mutu

Pengambilan kebijakan pengembangan SMK Negeri 2 Cibinong dilakukan melalui


kajian matrik analisis SWOT berikut:

MATRIK ANALISIS STRATEGI SWOT

Lingkungan Ekternal Tantangan

1. Pesaing SMK lain yg berdekatan

Lingkungan Internal 2. Standar penerimaan calon pegawai teknisi


yang profesional
Kelemahan KEBIJAKAN STRATEGIS

Berdasar kajian kebijakan yang dijadikan


strategi pengembangan SMKN … di tahun ….
1. Belum memiliki bangunan dan ruang praktik adalah:
yang lengkap
1. Melengkapi bangunan dan ruang praktik yang
2. Belum memiliki alat penunjang KBM yang lengkapagar bersaing dengan sekolah lain
sesuai dengan kebutuhan
2. Melengkapi alat penunjang KBM yang sesuai
3. Belum memahami penyusunan perangkat dengan kebutuhan
perencanaan pembelajaran K13, pemebelajaran
scientifik, dan penilaian otentik 3. Meningkatkan kompetensi tenaga pendidik

4. Disiplin siswa dan kemampuan literasi siswa 4. Meningkatkan disiplin siswa


masih rendah
BAB V
PENUTUP

Demikian laporan Evaluasi Diri Sekolah kami buat dengan harapan rekomendasi-
rekomendasi tersebut diatas dapat terimplementasikan ke dalam rencana pengembangan
sekolah dan menjadi acuan bagi pemangku kepentingan KCD Wilayah 1 sebagai bahan
pertimbangan untuk membantu sekolah dalam upaya memenuhi delapan standar Nasional
Pendidikan yang berdampak kepada primanya layanan bagi peserta didik, orangtua, masyarakat,
dan pemangku kepentingan.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh
pendidik dan tenaga kependidikan, Komite Sekolah, Pengawas Pembina SMK KCD Wilayah 1, dan
pihak lain, yang telah membantu penyusunan RKAS ini.Kami menyadari bahwa RKAS ini masih jauh
dari sempurna, sehingga kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan di masa yang akan
datang sangat kami harapkan.
Lampiran:

1. SK Tim peyusun EDS SMK ...…

2. ….……………………………..

Anda mungkin juga menyukai