MAKALAH
PENGANTAR PENDIDIKAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan
Dosen Pengajar
Nina Permatasari,S.Psi.M.Pd
M.gymnastiar 2110131210004
BANJARMASIN
2021
1
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
2
3
3.2
Saran ..........................................................................................................................28
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Pengembangan Dimensi Hakikat
Manusia " dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Pendidikan. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Pengembangan Dimensi Hakikat
Manusia bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
3
4
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Pada dasarnya manusia diciptakan untuk menjadi pemimpin didunia ini dan
mengabdi kepada penciptanya, manusia adalah makhluk yang diciptakan dengan akal
pikiran. Akal yang dimiliki oleh manusia bisa dikembangkan melalui pendidikan,
pendidikan juga bisa mempengaruhi perkembangan manusia, pemahaman pendidik
terhadap manusia untuk membentuk karakter manusia
Dengan pemahaman yang jelas tentang hakikat manusia pendidik diharapkan bisa
membuat peta karakteristik manusia. Untuk menjadi acuan baginya dalam bersikap,
menyusun strategi, metode, dan teknik
4
5
oleh manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang mesti dikembangkan secara serasi
dan seimbang melalui pendidikan terutama pendidikan keluarga (rumah tangga) yang
kemudian dilanjutkan melalui pendidikan formal lainnya dan juga pendidikan
nonformal lainnya yang akan mewarnai perilaku kehidupan melalui pengembangan
dimensi-dimensi tersebut
Manusia cenderung dianggap sama sebagai manusia satwa, namun pandangan ini
bertentangan dengan pandangan yang di yakini seorang muslim. Manusia mempunyai
karakteristik yang berbeda dengan hewan, manusia juga memiliki potensi untuk dapat
berkembang melalui pengalaman hidup yang sudah di lalui atau melalui pengajaran
secara formal contohnya seperti sekolah dan pendidikan-pendidikan lainnya.
Dalam UU no.20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional dijelaskan bahwa
pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk bisa mewujudkan suasana
belajar proses pembelajaran agar peserta didik bisa aktif mengembangkan potensi
dirinya agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian
yang baik, kecerdasan, akhlak yang mulia, dan keterampilan yang akan diperlukan oleh
dirinya, masyarakat, bangsa, dan juga negara.
Dalam definisi tersebut juga mengandung arti bahwa pendidikan mempunyai tujuan
humanisme, yakni untuk memanusiakan manusia. Hal ini jelas didedikasikan untuk
seorang pendidik harus mempunyai pemahaman yang konperhensif mengenai sifat dan
juga hakikat manusia agar nanti ia bisa menuntun peserta didiknya agar bisa menjadi
manusia yang seutuhnya.
5
6
Selain memiliki ciri-ciri fisik yang khas juga dilengkapi dengan kecerdasan dan
daya nalar yang tinggi sehingga mampu menjadikan pemikiran untuk berbuat, dan
bertindak ke arah berkembangnya sebagai manusia yang utuh. Kemampuan ini lah yang
tidak dimiliki oleh makhluk ciptaan tuhan lainnya seperti binatang dan tumbuh-
tumbuhan. Dalam tumbuh dan berkembangnya manusia melalui suatu proses, yaitu
proses alami menuju kedewasaan, baik yang bersifat psikis rohani maupun fisik
jasmani.
Potensi yang di anugrahkan kepada manusia dalam bentuk kemampuan dasar , yang
mungkin hanya bisa berkembang secara optimal melalui bimbingan dan arahan yang
sejalan dengan petunjuk dari sang pencipta, oleh karena itu, strategis jika pembahasan
tentang hakikat manusia dapat di tempatkan pada seluruh pengkajian tentang
pendidikan, dengan harapan menjadi titik balik untuk generasi mendatang.
Berangkat dari fakta di atas, sebagai calon pendidik kita harus memahami
keseluruhan tentang fakta tersebut.
Manfaaat yang kita peroleh dari pembuatan makalah ini yaitu kita dapat mengetahui
serta memahami hakikat manusia seutuhnya dan pengembangannya.
6
7
Sampul Depan
Kata Pengantar
2.3 Pengembangan Dimensi Manusia
2.7 Sosok Manusia Indonesia Se – Utuhny
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
7
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
8
9
seorang ayah adalah seniman maka anaknya yang menjadi seniman mewarisi gen
dari ayahnya/bakat tersebut adalah bawaan dari lahir. Namun ini juga masih
diragukan, karena benar pada umumnya manusia sudah mempunyai potensi sajak
lahir. Tapi potensi tersebut akan berkembang dengan optimal jika lingkungannya
memadai untuk mendukung potensi tersebut.
2) Empiris, adalah aliran yang menolak kuat pandangan dari aliran nativisme. Aliran
emprisme ini menekankan bahwa perkembangan anak hanya dipengaruhi oleh
lingkungannya. Namun ternyata aliran emprisme ini juga masih di ragukan sama
dengan halnya aliran nativisme masih sama-sama diragukan. Jika aliran emprisme
ini memang betul benar, maka kita akan dapat menciptakan manusia yang ideal
seperti yang kita inginkan hanya dengan menyediakan berbagai kondisi yang
diperlukan. Namun dilihat dari kenyataannya lumayan banyak anak orang kaya dan
juga pandai yang sudah gagal meski sudah disediakan fasilitas yang begitu lengkap.
Begitu pula banyak juga ditemui mereka yang dari keluarga kurang mampu dan
tidak mempunyai fasilitas yang lengkap, namun malah berhasil dalam belajar. Jadi
aliran empirisme ini juga tidak bisa dipertahankan sama halnya dengan aliran
nativisme.
3) Konvergesi, dari kedua aliran tadi yaitu aliran nativisme dan aliran empirisme yang
masih tidak kuat dipertahankan, maka muncullah salah satu aliran yang mampu
mengatasi kedua aliran tadi. Aliran yang kita maksud yaitu adalah aliran konvergen
atau konvergesi yang dirumuskan oleh W. Stern. Teori konvergen ini
mengemukakan bahwa perkembangan individu yang baik oleh kedua factor dari
aliran nativisme dan aliran empirisme yang beruba factor dari bawaan (aliran
nativisme) dan lingkungan (aliran empirisme). Potensi yang dimiliki oleh masing-
masing individu harus menemukan lingkungan yang sesuai agar bisa
memaksimalkan perkembangan potensi tersebut. Sebagai contohnya setiap anak
manusia normal mempunyai potensi untuk berdiri tegak dengan kedua kakinya.
Potensi anak agar bisa berdiri tegak dengan kedua kakinya ini akan terwujud dengan
sempurna jika anak manusia tersebut dirawat dan diajarkan oleh pengasuhnya.
Namun akan berbeda jika anak manusia tersebut diasuh oleh seorang serigala. Anak
tersebut tidak akan bisa berdiri tegak dengan kedua kakinya meskipun dia
mempunyai potensi untuk berdiri tegak menggunakan kedua kakinya. Bisa jadi anak
9
10
tersebut akan berdiri menggunakan kaki dan tangannya jika dirawat oleh seeokor
serigala.
10
11
11
12
12
13
tanggung jawab, dan berbagai keterampilan yang perlu didapat oleh peserta
didik. Hal ini mempunyai maksud agar bisa menolong dirinya sendiri.
Sehingga pada berbagai aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang
dimiliki anak bisa berkembang dengan maksimal. Sebagai makhluk individu,
manusia juga memerlukan pola tingkah laku dan pengendalian diri yang kuat
dan bukan hanya sekedar dorongan instingtif, pola tingkah laku ini dan
pengendalian diri ini bisa didapatkan melalui pendidikan dan proses belajar.
13
14
B. Dimensi Sosial.
Manusia merupakan makhluk yang tidak bisa berdiri sendiri dan selalu
membutuhkan interaksi dengan manusia lainnya. Pada pencapaian tujuan
keperluan hidupnya selalu memerlukan hubungan dan pertolongan dari
orang lain. Hadirnya orang lain dalam kehidupan manusia tidak hanya
penting untuk bisa mencapai tujuan hidupnya. Namun ini juga menjadi
sarana untuk mencapai tujuan hidupnya. Selain itu hal ini juga sangat
diperlukan dalam hal pertumbuhan dan perkembangan kepribadiannya.
14
15
Adanya dimensi kesosialan pada diri manusia tampat lebih jelas pada
dorongan untuk bergaul. Dengan adanya dorogan untuk bergaul, setiap orang
ingin bertemu dengan sesamanya. Seseorang dapat mengembangkan
kegemarannya, sikapnya, cita-citanya di dalam interaksi dengan sesamanya.
Seorang berkesempatan untuk belajar dari orang lain, mengidentifikasi sifat-
sifat yang di kagumi dari orang lain untuk dimilikinya, serta menolak sifat
yang tidak di cocokinya. Hanya di dalam berinteraksi dengan sesamanya,
dalam saling menerima dan memberi, seseorang menyadari dan menghayati
kemanusiaanya.
C. Dimensi Kesusila
Susila berasal dari kata su dan sila yang artinya kepantasan yang lebih
tinggi. Akan tetapi, di dalam kehidupan bermasyarakat, orang tidak cukup
hanya dengan berbuat yang pantas jika di dalam yang pantas atau sopan itu
terkandung kejahatan terselubung. Oleh karena itu, pengertian susila
berkembang sehingga memiliki perluasan arti menjadi kebaikan yang lebih.
Dalam bahasa ilmiah sering digunakan sering digunakan istilah yang
mempunyai konotasi berbeda yaitu etiket (persoalan kesopanan) dan etika
15
16
16
17
17
18
mengarahkan diri kepada hal-hal yang benar dan luhur, serta menolak hal-hal
yang salah, tidak berguna dan remeh, serta tak terpuji. Apabila yang
dimaksudkan oleh J. Lock dengan teori tabula rasanya adalah bahwa individu
ketika dilahirkan itu ibarat kertas putih, bersih dan belum bertuliskan apapun
maka kebersihan itu menjadi ciri kefitrahan individu. Namun, “belum
bertuliskan apapun“ tidaklah menjadi ciri dimensi kefitrahan yang dimaksudkan
itu. Dalam dimensi kefitrahan telah tertuliskan kaidah-kaidah kebenaran dan
keluhuran yang justru menjadi ciri kandungan utama dimensi ini. Jadi dimensi
kefitrahan tidak sama dengan tabula rasa menurut J. Lock. Uraian tentang fitrah
manusia termaktub dalam al-Qur’an surat al-Rum ayat 30 :
Artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah);
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.
Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
Berdasarkan ayat di atas, manusia sejak asal kejadiannya membawa
potensi beragama yang lurus, fitrah manusia tidak terbatas pada fitrah
keagamaan saja.
M.Quraish Shihab menyatakan bahwa kalau dipahami kata la pada ayat
tersebut di atas dalam arti “tidak”, maka ini berarti bahwa seseorang individu
tidak dapat menghindar dari fitrah ini. Karena fitrah Allah dimasukkan dalam
jiwa manusia, maka manusia terlahir dalam keadaan di mana tauhid menyatu
dengan fitrah. Karena tauhid menyatu pada fitrah manusia, maka para nabi
datang untuk mengingatkan manusia kepada fitrah-nya, dan untuk
membimbingnya kepada tauhid yang menyatu dengan sifat dasarnya.
Al-Qur’an menegaskan bahwa manusia memiliki berbagai ciri-ciri
istimewa. Ciri pertama yang dimilikinya adalah bahwa manusia itu baik dari segi
fitrah semenjak dari semula. Dia tidak mewarisi dosa karena Adam keluar dari
surga. Salah satu ciri fitrah ini ialah bahwa manusia menerima Allah sebagai
Tuhan. Pandangan yang optimis terhadap manusia ini betul-betul bertentangan
dengan pandangan pesimistik berbagai ahli psikolog dan biologi yang
menekankan adanya unsur jahat yang berasal dari bakat manusia. Adalah jelas
bahwa agresi itu merupakan pendorong yang kuat pada binatang-binatang buas.
18
19
Bila manusia dianggap berasal dari hewan maka ia harus memiliki dorongan
agresi. Lorenz serang ahli etologi Austria-membuktikan bahwa berkelahi
merupakan suatu naluri hewan dan manusia yang juga ditujukan kepada
makhluk sejenis. Jadi binatang buas menurut Lorenz sangat berbeda dengan
khalifah Allah sebab masing-masing memiliki kuasa-kuasa (faculty) asal.
Konsep fitrah berbeda dengan konsep Kristen tentang dosa asal.
Konsep fitrah al-Qur’an juga bertentangan dengan suatu teori lain yang
mengganggap sifat-sifat asal manusia itu netral. Madhab behaviorisme dalam
psikologi beranggapan bahwa manusia bukan baik dan bukan juga jahat
semenjak lahir. Dia adalah tabula rasa, putih seperti kertas. Lingkunganlah yang
memegang peranan membentuk pribadinya. Atau seperti kata Skinner bahwa
manusia hanya mewarisi berbagai gerak refleks, agama dan berbagai aspek
tingkahlaku dapat diterangkan menurut faktor-faktor lingkungan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa baik Islam maupun
teori/aliran lain mengakui bahwa pada dasarnya manusia itu dilahirkan dalam
keadaan fitrah, walaupun masih ada pertentangan dalam memaknai arti fitrah.
2. Dimensi Individualitas Dalam Pendidikan Islam
Kemanusiaan pada diri manusia dapat dilihat melalui dimensi
keindividualan. Kata individu menurut Yasien Muhamed dapat disamakan
dengan kata nafs (bahasa arab). Nafs dalam al-Qur’an mengandung bermacam-
macam makna antara lain diartikan sebagai totalitas manusia, sebagaimana
dalam al-Qur’an Surat al-Maidah ayat 32;
Artinya: Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil,
bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu
(membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi,
maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa
yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah
memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang
kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan
yang jelas, kemudian banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh
melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi.
19
20
Nafs juga bermakna menunjukkan kepada apa yang terdapat dalam diri
manusia yang menghasilkan tingkah laku sebagaimana surat al-Rad ayat 11;
Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Berdasarkan ayat ini, nafs diciptakan oleh Allah SWT., dalam keadaan
sempurna untuk menampung serta mendorong manusia berbuat kebaikan dan
keburukan, dan sisi dalam manusia inilah yang oleh alQur’an dianjurkan untuk
diberi perhatian yang lebih besar.
Kata kunci dimensi keindividuan adalah potensi dan perbedaan. Di sini
dimaksudkan bahwa setiap individu pada dasarnya memiliki potensi, baik
potensi fisik maupun mental, dan potensi tersebut unik sehingga berbeda-beda
antar individu. Ada individu yang berpotensi sangat tinggi, tinggi, sedang,
kurang dan kurang sekali. Kenyataan keilmuan menampilkan dengan amat jelas
dimensi keindividualan ini adalah apa yang sering digolongkan ke dalam kaidah-
kaidah perbedaan individu (individual differences) dan penampilan kurva (baik
kurva normal ataupun kurva tidak normal).
Perbedaan-perbedaan pada setiap peserta didik dalam satu kelas) harus
diperhatikan dalam proses pembelajaran juga berdasarkan pertimbangan
psikologis bahwa setiap individu: 1) Memiliki sifat sifat, bakat dan kemampuan
yang berbeda, 2) Mempunyai cara belajar sendiri, 3) Mempunyai minat khusus
yang berbeda, 4) Latar belakang lingkungan keluarga yang berbeda, 5)
Membutuhkan layanan khusus menerima pelajaran yang diajarkan pendidik
sesuai dengan perbedaan individual dan memiliki irama pertumbuhan dan
perkembangan yang berbeda. Perbedaan individu ini juga mencakup aspek bakat
meliputi kemampauan: intelektual umum, akademik khusus, berpikiran kreatif
produktif, memimpin, mampu dalam salah satu bidang seni dan kemampun
psikomotor.Keberbakatan sebenarnya merupakan gabungan antara kemampuan
konvensional (ingatan baik, berpikir logis, pengetahuan faktual, dan kemampuan
20
21
kreatif. Peserta didik yang berbakat apabila diberi kesempatan dan pelayanan
pendidikan yang sesuai akan memberikan sumbangan yang bermakna kepada
masyarakat dalam semua bidang usaha manusia. Namun demikian, sering kali
peserta didik yang sebenarnya berbakat akan tetapi kurang mendapatkan
perhatian sehingga menyebabkannya menjadi peserta didik yang underachiever.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa lebih dari separuh peserta didik yang
berbakat memiliki prestasi belajar jauh di bawah kemampuannya atau
underachiever.8 Dengan pemahaman ini, pendidik dapat memberikan
perlakukan secara proporsional terhadap peserta didik sesuai dengan tingkat
kecerdasan mereka. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manusia pada
dasarnya memiliki perbedaan antara individu yang satu dengan yang lain dan hal
ini beraplikasi kepada pemenuhan kebutuhan perlakuan yang berbeda sesuai
dengan individu masing-masing.
3. Dimensi Kesosialan Dalam Pendidikan Islam
Kemanusiaan pada diri manusia dapat dilihat melalui dimensi
kesosilaannya. Kata kunci dimensi kesosialan adalah komunikasi dan
kebersamaan. Dengan bahasa (baik bahasa verbal maupun non verbal, baik
bahasa lisan maupun tulisan) individu menjalin hubungan dengan individu lain,
di samping menggalang kebersamaan dengan individu lain dalam berbagai
bentuk, seperti persahabatan, keluarga, kumpulan dan organisasi (non formal
dan formal). Ilmu-ilmu seperti Sosiologi, Psikologi, Sosial, Politik, Teknologi
Komunikasi dan Manajemen mendasarkan kajiannya pada kemampuan manusia
dalam berkomunikasi dan menggalang kebersamaan bagi kehidupan manusia
yang bermartabat.
Terkait dengan manusia sebagai makhluk sosial, al-Qur’an menyebut
manusia dalam konteks ini sebagai an-Nas dan Bani Adam, untuk
menggambarkan nilai-nilai universal yang ada pada diri setiap manusia tanpa
melihat latar belakang perbedaan jenis kelamin, ras dan suku bangsa ataupun
aliran kepercayaan masing-masing. Bani Adam menggambarkan tentang
kesamaan dan persamaan manusia, dan tampaknya lebih ditekankan pada aspek
fisik dan sosialnya. Teori Parsons melihat manusia yang memiliki tujuan sebagai
hasil dari interaksi sosialnya. Manusia tidak dilihat sebagai manusia yang
21
22
menginginkan sesuatu semata-mata bagi dirinya sendiri, tetapi lebih dari itu apa
yang dicarinya adalah suatu bentuk hubungan sosial. Walaupun tidak sama
persis dengan konsep makhluk manusia, namun dari sudut pandang ini
pemahaman konsep barat tentang aspek fisik manusia dapat dikatakan mirip
dengan konsep Bani Adam tetapi berbeda pada nilai kemakhlukannya.
Pada konsep Barat, manusia dilihat dari aspek fisik yang berada dalam
keadaan bebas nilai. Sebaliknya menurut Jalaluddin konsep Bani Adam memuat
nilai kemakhlukan yang jelas, yaitu sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Hubungan
makhluk-Khalik termuat dalam konsep Bani Adam yang menggambarkan
manusia tidak hanya dari aspek fisik. Menurut Prayitno dan Erman Amti
kehidupan sehari-hari setiap orang menampilkan kebersamaannya dengan orang
lain. Perlu disadari bahwa perkembangan sosial peserta didik yang berada pada
masa remaja harus dipahami pendidik yang bertugas sebagai pendidik di
sekolah. Hurlock mengemukakan bahwa ada beberapa kekhususan tingkah laku
sosial remaja yang penting untuk dipahami pendidik yaitu: ketertarikan terhadap
lawan jenis dan kemandirian dalam bertingkah laku sosial. Lebih jauh, Dusek
menekankan pentingnya pengembangan kepribadian melalui perilaku sosial.
Pendidik harus membantu agar peserta didik dapat melaksanakan tugas
perkembangan sosialnya yakni membina hubungan sosial, dengan teman sebaya
maupun orang dewasa lainnya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam diri manusia
terdapat dimensi kesosialan yang beraplikasi perlunya pengembangan aspek-
aspek sosial dalam pendidikan melalui proses pembelajaran.
4. Dimensi Kesusilaan Dalam Pendidikan Islam
Kemanusiaan pada diri manusia dapat dilihat melalui dimensi
kesusilaannya. Kata kunci dimensi kesusilaan adalah nilai dan moral.Dalam
dimensi kesusilaan tercakup kemampuan dasar setiap individu untuk
memberikan penghargaan terhadap sesuatu, dalam rentang penilaian tertentu.
Sesuatu dapat dinilai sangat tinggi (misalnya dengan diberi label ”baik”).
Sedang (dengan label ”cukup”), atau rendah (dengan label ”kurang”).
Penilaian yang dibuat oleh sekelompok individu tentang sesuatu yang
sangat penting untuk kehidupan bersama sering kali ditetapkan boleh tidaknya
22
23
sesuatu hal dilakukan oleh individu (terutama individu yang berada di dalam
kelompok yang dimaksud). Inilah yang disebut moral. Moral sebagai kebiasaan
atau aturan yang harus dipatuhi oleh seseorang dalam berinteraksi dengan orang
lain. pengertian moral dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: pandangan
moral, perasaan moral dan tingkah laku moral. Pandangan moral adalah
pendapat atau pertimbangan seseorang tentang moral, perasaan moral adalah
perasaan seseorang setelah ia mengambil keputusan untuk bertingkah laku,
bermoral atau tidak. Sedangkan tingkah laku moral adalah tindakan yang sesuai
dengan aturan-aturan etika dan moral. Individu dalam kelompok yang
bersangkutan harus mengikuti ketentuan moral tersebut. Ketentuan moral itu
biasanya diikuti oleh sanksi atau hukuman bagi pelanggarnya. Sumber moral
adalah kebiasaan, adat, hukum, ilmu dan agama.
Kehidupan manusia tidak bersifat acak ataupun sembarangan, tetapi
mengikuti aturan-aturan tertentu. Oleh karena itu, manusia memerlukan
pendidikan moral. Fuhrmann mengemukakan bahwa pendidikan moral juga
menjadi tanggung jawab pendidik di sekolah dengan memperhatikan aspek
kognitif dan emosional yang amat diperlukan bagi perkembangan kemampuan
penalaran moral. Hal senada dikemukakan Duska dan Whelan mengemukakan
bahwa, teknik dan prosedur yang digunakan dalam pendidikan moral harus
ditujukan pada dua aspek, yaitu menciptakan stimulus kognitif dan
mengembangkan empati. Koberg mengemukkan bahwa, seseorang diharapkan
mampu mencapai tahap perkembangan moral tertinggi atau disebut dengan
tahap pos-konvensional yang ditandai dengan kemampuan untuk
menginternalisasikan nilai-nilai moral.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, dalam diri manusia
terdapat dimensi kesusilaan yang beraplikasi perlunya pengembangan aspek-
aspek susila dan moral dalam pendidikan melalui proses pembelajaran.
5. Dimensi Keberagamaan Dalam Pendidikan Islam
Kemanusiaan pada diri manusia dapat dilihat melalui dimensi
keberagamaannya. Kata kunci dimensi keberagamaan adalah iman dan taqwa.
Dalam dimensi ini terkandung pemahaman bahwa, setiap individu pada dasarnya
23
24
24
25
25
26
C. pengembangan psikomotorik
Yang ketiga atau terakhir adalah kemampuan ranah psikomotorik, kompetensi
yang dicapai mencakup tingkatan gerakan-gerakan awal, gerakan semi rutin,
kemudian gerakan rutin. Sementara untuk mencapai kompetensi ranah psikomotorik
ini, pengalaman belajar yang perlu di lakukan adalah seperti:
1. Pada tingkat penguasaan gerakan awal, siswa perlu berlatih menggerakkan
sebagian anggota badan.
2. Pada tingkatan gerakan semi rutin, siswa perlu berlatih, mencoba atau menirukan
gerakan yang melibatkan seluruh anggota badan.
3. Pada tingkat gerakan rutin, siswa perlu melakukan gerakan secara menyeluruh
dengan sempurna dan sampai pada tingkat otomatis.
Pada umumnya, untuk dapat mencapai tiga tingkatan yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotorik kemampuan belajar yang biasanya dilakukan adalah berlatih dengan
frekuensi tinggi dan intensif dengan drill (latihan), menirukan, melakukan simulasi,
26
27
27
28
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari beberapa materi yang telah disampaikan bahwa
keistimewaan manusia adalah berbeda dengan makhluk lain dan menjadikan
manusia makhluk yang kompleks. Sebagai manusia kita harus menjadi individu
yang bermanfaat untuk masyarakat sehingga manusia memiliki hakekat
kemanusiaan serta mempunyai alat potensial dan fitrah
Setiap individu memiliki ciri dan sifat karekteristik masing-masing. Oleh
karena itu manusia dianjurkan untuk saling menghormati dan mengasihi satu
sama lain karena kita diciptakan tanpa adanya perbedaan. Selain itu, menjadi
seorang manusia harus mematuhi aturan yang ada.
3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini, penulis menyarankan agar kita sebagai manusia
harus menjadi individu yang dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Selain itu
makalah ini diharapkan dapat membantu menambah wawasan bagi para pembaca dan
membantu pembaca untuk menggali lebih dalam Pengembanga Dimensi Hakikat
Manusia
28
29
Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan guna menjadikan lebih
baik di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
(t.thn.).
(n.d.).
Herman, F. (2017, November). Dimensi-dimensi Hakikat Manusia serta Potensi,
Keunikan, dan Dinamikanya. Retrieved from blogbarabai:
https://www.blogbarabai.com/2017/11/dimensi-dimensi-hakikat-manusia-
serta.html
ICHSAN ANSHORY, I. (2018). Pengantar Pendidikan. Dalam I. Ichsan Anshory,
Pengantar Pendidikan (hal. 9-14). Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang.
Ida Umami. (2015). Pengembangan Dimensi Kemanusiaan Dalam Pendidikan Islam. In
i. umami, Pengembangan Dimensi Kemanusiaan Dalam Pendidikan Islam (pp.
39-48). Didaktika Religia.
oddy32. (2009, December 16). PENGEMBANGAN DIMENSI HAKEKAT MANUSIA.
Retrieved from spin 'uR style:
https://oddy32.wordpress.com/2009/12/16/pengembangan-dimensi-hakekat-
manusia/
skh20arfi. (2019, agustus 03). Pengembangan Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik
Dalam Pendidikan Karakter. Retrieved from initentangpsikologi:
https://www.initentangpsikologi.com/2019/08/pengembangan-kognitif-afektif-
dan-psikomotorik.html
29
30
30
31
jawaban A
4. Manusia yang cenderung pada kejahatan maupun kebaikan dikelompokkan
dalam teori...
A. Dualis-aktif
B. Positif-pasif
C. Konvergesi
D. Gestalt
E. Semua benar
jawaban A
5. W. Stern mengemukakan salah satu teori yang dikutip oleh Suryabrata. Teori itu
disebut...
A. Teori konvergasi
B. Teori Neo-Gestalt
C. Teori Asosiasi
D. Teori Freudianisme
E. Semua benar
Jawaban A
6. Potensi yang dimiliki manusia dan tidak dimiliki oleh makhluk lain adalah...
A. Kemampuan berpikir
B. Kemampuan menciptakan manusia
C. Kemampuan membaca pikiran orang
D. Kemampuan mencari kesalahan orang lain
E. Semua benar
Jawaban A
7. Dalam menganalisis dan memahami sesuatu termasuk dalam kemampuan....
A. Kognitif
B. bersosialisasi
C. berdiskusi
D. berinteraksi
E. semua benar
Jawaban A
8. pencampuran integrasi antara biologis dengan psikologis adalah...
31
32
A. fitrah nafs
B. fitrah jasmani
C. fitrah rohani
D. zakat fitrah
E. semua benar
Jawaban A
9. pengalaman belajar yang terdapat pada pengembangan domain kognitif
berjumlah...
A. 5
B. 4
C. 10
D. 20
E. 30
Jawaban A
10. Fitrah yang berpotensi dalam merumuskan masalah adalah...
A. Fitrah akal
B. Fitrah jiwa
C. Fitrah nafs
D. Fitrah rohani
E. Semua benar
Jawaban A
11. Dalam pengembangan dimensi hakikat manusia ada berapa pengembangan yg di
terapkan....
A.1
B.2
C.3
D.4
E.5
Jawaban B
12. Dalam Pengembangan domain kognitif meliputi kegiatan...
A.Menghafal
B.Memahami
32
33
C.Menganalisis
D.Mengaplikasikan
E.Semua Benar
Jawaban E
13. Keutuhan pengembangan dimensi manusia dapat di arahkan kepada
pengembangan di mensi di bawah ini kecuali...
A.Dimensi kesusilaan
B.Dimensi Ketaatan
C.Dimensi keindividuan
D.Dimensi keberagaman
E.Dimensi kesosialan
Jawaban B
14. Aliran yang mempercayai bahwa perkembangan individu ditentukan oleh
bawaan dari lahir adalah....
A.Nativisme
B.Empiris
C.Konvergesi
D.Freudianisme
E. Neo-Gestalt
Jawaban A
15. Ada berapa dimensi kemanusiaan dalam pendidikan islam...
A.2
B.3
C.4
D.5
E.6
Jawaban D
16. Bahwa individu ketika dilahirkan itu ibarat kertas putih, bersih dan belum
bertuliskan apapun pernyataan berikut adalah isi dari...
A.Teori Empiris
B.Teori Konvergesi
C.Teori Tabula Rasa
33
34
D.Teori Freudianisme
E.Teori Neo-Gestalt
Jawaban C
17. Sigmud Freud adalah tokoh yg terkenal karena teori..
A.Teori Empiris
B.Teori Konvergesi
C.Teori Tabula Rasa
D.Teori Neo-Gestalt
E. Teori Psikodinamika
Jawaban E
18. Kualitas perkembangan aspek rohaniah meliputi seperti....
A. pandai
B. berwawasan luas
C. berpendirian teguh
D.semua benar
E. bertenggang rasa
Jawaban D
19. Untuk mencapai kompetensi ranah psikomotorik ada berapa pengalaman belajar
yang perlu di lakukan..
A.1
B.2
C.3
D.4
E.5
Jawaban C
20. Dalam pengembangan dimensi hakikat manusiaada berapa pengembangan yg di
terapkan..
A.5
B.4
C.3
D.2
E.1
34
35
Jawaban D
21. a). growth
b). nativisme
c). empiris
d). development
e). konvergesi
F. a, b, dan c
G. a, d, dan e
H. b, c, dan d
I. b, c, dan e
J. semua benar
jawaban D
22. Mana pernyataan yang benar tentang aliran konvergesi ?
F. Aliran yang mengatasi aliran nativisme dan aliran empirisme
G. Aliran yang menolak kuat pandangan aliran nativisme
H. aliran yang mempercayai bahwa perkembangan individu ditentukan oleh
bawaan dari lahir
I. aliran yang menekankan perkembangan anak dipengaruhi oleh
lingkungannya saja
J. aliran yang mempercayai komponen lebih penting daripada keseluruhan
jawaban A
23. konsepsi ini mempunyai anggapan bahwa hakikat pada perkembangan yang
dimana komponen lebih penting daripada keseluruhan. Termasuk penjelasan
konsepsi ?
F. konsepsi gestalt
G. konsepsi asosiasi
H. konsepsi neo-gestalt
I. konsepsi freudianisme
J. konsepsi sosiologi
jawaban B
35
36
24. konsepsi yang mempunyai anggapan hidup adalah proses belajar. Adalah
konsepsi ?
F. konsepsi biososial
G. konsepsi sosiologis
H. konsepsi asosiasi
I. konsepsi gestalt
J. konsepsi neo-gestalt
jawaban A
25. “Field Theory” adalah nama lain dari teori ?
F. Teori Gestalt
G. Teori Neo-Gestalt
H. Teori Asosiasi
I. Teori Freudianisme
J. Teori sosiologis
Jawaban B
26. James Mark Baldwin termasuk tokoh dalam konsepsi ?
F. Konsepsi asosiasi
G. Konsepsi gestalt
H. Konsepsi sosiologis
I. Konsepsi freudianisme
J. Konsepsi neo-gestalt
Jawaban C
27. Siapa tokoh yang berpandangan seperti pada konsepsi gestalt ?
F. Wertheirmer
G. Kurt Lewin
H. John Locke
I. Pavlov
J. James Mark Baldwin
Jawaban A
28. Konsepsi yang berpendapat bahwa sumber pokok perilaku manusia berasal dari
libido seksualitas adalah konsepsi ?
F. Sosiologis
36
37
G. Biososial
H. Neo-Geostalt
I. Asosiasi
J. Freudianisme
Jawaban E
29. Siapa nama tokoh yang mempunyai pendapat sama seperti konsepsi biososial ?
F. R.J. Havighrust
G. Sigmud Freud
H. James Mark Baldwin
I. Kurt Lewin
J. Thorndike
Jawaban A
30. Dalam konsepsi biososial mempunyai 4 faktor yang berkaitan dengan
perkembangan adalah…
F. Kemasan fisik
G. Tekanan sosial
H. Nilai-nilai pribadi
I. Gabungan dari semua factor
J. Semua benar
Jawaban E
37
38
38
39
39
40
40