Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM HAKIKAT

MARTABAT SERTA TANGGUNG JAWAB MANUSIA

Dosen Pengampu : Dr. Muhammad Arifin, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 1

1. Adhiesta Shabna D.A (P17440203053)

2. Putri Ayu Andriani (P17440203054)

3. Isna Aura Fortuna (P17440203055)

4. Nindias Fajar Vadila (P17440203056)

POLTEKKES KEMENKES MALANG

JURUSAN KESEHATAN TERAPAN

D-3 TEKNOLOGI BANK DARAH

2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala kebesaran
dan limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini.
Makalah ini berjudul “Hakikat Martabat Serta Tanggung Jawab Manusia dalam
Islam”.
Penyusunan makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Agama Islam Tahun Akademik 2020/2021.
Pembahasan makalah ini berisi tentang makna hakikat dan martabat manusia dalam
Islam.
Dalam penyusunan makalah ini penulis mendapatkan dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak, baik moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Dr. Muhammad Arifin, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Pendidikan Agama
Islam; serta
2. Para orang tua yang telah memberikan banyak dukungan baik moral maupun
material.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari sempurna baik materi
maupun teknik penyusunannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah
ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca guna menambah
wawasan tentang Pendidikan Agama Islam.
DAFTAR ISI

JUDUL..............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………......2
1.2 Tujuan……………………………………………………………….......2
1.3 Pembatasan Masalah………………………………………...…………..2
1.4 Teknik Pengumpulan Data………………………………….…………...2
1.5 Sistematika Laporan………………………………………………......…3
BAB II PERMASALAHAN…………….…………………………………………….4
2.1 Permasalahan……………………………………………………………….4
BAB III PEMBAHASAN...............................................................................................5
3.1 Manusia…………………………………………….……………………5
3.1.1 Pengertian Manusia……………………….……………….…………….5
3.2 Hakikat…………………………………………………………………..8
3.2.1 Pengertian Hakikat…………………..…………………………………..8
3.2.2 Hakikat Manusia dalam Islam…………………….…………………….8
3.2.3 Hakikat Manusia dalam wujud dan sifatnya…...………………………13
3.2.4 Hakikat Manusia secara umum…………………………………...……13
3.3 Martabat……………......………………………………………………14
3.3.1 Pengertian Martabat……………………….…………………...………14
3.3.2 Martabat Manusia dalam Islam……………………………….....……..14
3.4 Tanggung jawab……………………………………………….……….16
3.4.1 Pengertian Tanggung Jawab…………………………………..………..16
3.4.2 Tanggung Jawab Manusia dalam Islam…………………………..……18
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………...21
4.1 Simpulan………………………………………………………………..21
4.2 Saran-saran……………………………..………………………………21
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………22
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang misterius dan sangat
menarik.Dikatakan misterius karena semakin dikaji semakin terungkap betapa
banyak hal-hal mengenai manusia yang belum terungkap.Dan dikatakan
menarik karena manusia sebagai subjek sekaligus sebagai objek kajian yang
tiada henti-hentinya terus dilakukan manusia khususnya para ilmuwan.Manusia
merupakan makhluk yang paling menakjubkan, makhluk yang unik multi
dimensi, serba meliputi, sangat terbuka, dan mempunyai potensi yang agung.
Al-Qur’an tidak menggolongkan manusia ke dalam kelompok binatang
selama manusia mempegunakan akalnya dan karunia Tuhan lainnya. Namun,
kalau manusia tidak mempergunakan akal dan berbagai potensi pemberian
Tuhan yang sangat tinggi nilainya yakni pemikiran (rasio), kalbu, jiwa, raga,
serta panca indera secara baik dan benar, ia akan menurunkan derajatnya
sendiri menjadi hewan seperti yang dinyatakan Allah didalam Al-Qur’an:

“Mereka (jin dan manusia) punya hati tetapi tidak dipergunakan untuk
memahami (ayat-ayat Allah), punya mata tapi tidak dipergunakan untuk
melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), punya telinga tapi tidak mendengar
(ayat-ayat Allah).Mereka (manusia) yang seperti itu sama (martabatnya)
dengan hewan bahkan lebih rendah (lagi) dari binatang.”(QS. Al-A’raf: 179)
Manusia dalam pandangan kebendaan (materialis) hanyalah merupakan sekepal
tanah di bumi.Dari bumi asal kejadiannya, di bumi dia berjalan, dari bumi dia
makan dan kedalam bumi dia kembali.
Dalam pandangan orang yang beriman, manusia itu makhluk yang mulia
dan terhormat pada sisi Tuhan.Manusia diciptakan Tuhan dalam bentuk yang
amat baik, sesudah itu ditiup Roh ke dalam tubuhnya, para malaikat disuruh
sujud (memberi hormat) kepadanya.Tuhan memberi manusia ilmu pengetahuan
dan kemauan, dijadikan khalifah (penguasa) di bumi dan menjadi pusat
kegiatan di alam ini. Segala apa yang ada di langit dan di bumi, semuanya
bekerja untuk kepentingan manusia, dan kepadanya di berikan nikmat lahir dan
batin.
Hal itu yang mendorong penulis untuk membuat makalah ini yang
berjudul “Hakikat dan Martabat Manusia dalam Islam”. Selain diajukan untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam

1.2. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini sebagai berikut:
1. untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam
Tahun Akademik 2020/2021; serta
2. untuk menambah wawasan dalam ilmu keagamaan terutama mengenai
hakikat dan martabat manusia dalam Islam.

1.3. Pembatasan Masalah


Pada penyusunan makalah ini, penulis akan membahas tentang hakikat
dan martabat manusia dalam Islam. Dari hal tersebut, penulis akan membahas
dari segi pengertian manusia, serta pengertian harkat dan martabat manusia
dalam Islam.

1.4. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penyusunan makalah ini, teknik pengumpulan data yang penulis
gunakan adalah:
1. Studi Literatur
Penulis mencari dan mengumpulkan informasi dari berbagai jenis buku
mengenai hakikat dan martabat manusia dalam Islam, serta melalui situs
internet.
1.5. Sistematika Laporan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 3 bab, yaitu:
 Bab I Pendahuluan,
berisi latar belakang masalah, tujuan, pembatasanmasalah, teknik
pengumpulan data, dan sistematika penulisan.
 Bab II Permasalahan,
berisi beberapa pertanyaan mengenai hakikat dan martabat manusia
dalam Islam.
 Bab III Pembahasan,
berisi pembatasan mengenai persatuan hakikat dan martabat manusia
dalam Islam yang membahas tentang pengertian manusia, serta
pengertian harkat dan martabat manusia dalam Islam.
 Bab IV Penutup,
berisi simpulan dan saran-saran, serta bagian terakhir daftar pustaka.
BAB II
PERMASALAHAN

2.1. Permasalahan

Dalam makalah ini penulis akan membahas beberapa permasalahan, yaitu


sebagai berikut :

1) Apa pengertian manusia?


2) Apa definisi manusia dari berbagai ahli?
3) Bagaimana proses penciptaan manusia menurut Islam?
4) Apa pengertian hakikat?
5) Apa arti hakikat manusia dalam Islam?
6) Apa pengertian martabat?
7) Apa arti martabat manusia dalam Islam?
8) Apa pengertian tanggungjawab?
9) Apa arti tanggungjawab dalam Islam?
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Manusia
3.1.1. Pengertian Manusia

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling


sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya.Karena manusia
mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir secara logis dan dinamis, dan
bisa membatasi diri dengan perbuatan yang tidak dilakukan, dan kita bisa
memilih perbuatan mana yang baik (positif) atau buruk (negatif) untuk
diri kita sendiri.Bukan hanya itu saja pengertian manusia secara umum
adalah manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial. Karena
bukan hanya diri sendiri saja tetapi manusia perlu bantuan dari orang
lain. Maka sebab itu manusia adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk
sosial.Asal usul manusia dalam pandangan Islam tidak terlepas dari figur
Adam sebagai manusia pertama. Adam merupakan manusia pertama
yang diciptakan Allah di muka bumi dengan segala karakter
kemanusiaannya, yang memiliki sifat kesempurnaan lengkap dengan
kebudayaannya sehingga diangkat menjadi khalifah di muka bumi.
Keberadaan manusia di muka bumi ini mempunyai misi utama, yaitu
beribadah kepada Allah SWT.Maka, setiap langkah dan gerak-geriknya
harus searah dengan garis yang telah ditentukan.Setiap desah nafasnya
harus selaras dengan kebijakan-kebijakan ilahiah, serta setiap detak
jantung dan keinginan hatinya harus seirama dengan alunan-alunan
kehendak-Nya.
Adapun beberapa definisi manusia menurut para ahli, yaitu :

1. ABINENO J. I : Manusia adalah "tubuh yang berjiwa" dan bukan "jiwa


abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana".
2. UPANISADS : Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman),
jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik.
3. I WAYAN WATRA : Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias
dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa.
4. OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY : Manusia adalah
mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan
manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh),
manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan
lingkungan.
Menurut Islam, manusia diciptakan Allah SWT berasal dari
saripati tanah, lalu menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga
akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang memiliki
berbagai kemampuan. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal
dari tanah dengan mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti
turab, thien, shal-shal, dan suasalah.Hal ini dapat diartikan bahwa jasad
manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsur kimiawi yang
terdapat dari tanah.
Al-Qur’an mengungkapkan proses manusia yang terdapat di dalam
surat Al-Mu’minun ayat 12-14,

Artinya :
Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati
(berasal) dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian, air mani itu
Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain.
Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik. (Q.S. al-Mukminun [23]:
12–14)
secara ringkas adalah:

1. Diciptakan dari sari patih tanah (sulalatin min thin), lalu menjadi
2. Air mani (nuthfah disimpan dalam rahim), kemudian menjadi
3. Segumpal darah (alaqah), diproses
4. Kami jadikan menjadi segumpal daging (mudhghah)
5. Tulang belulang (‘idhaman)
6. Dibungkus dengan daging (lahman)
7. Makhluk yang (berbentuk) lain (janin)
8. Ditiupkan ruh (dari Allah) pada hari ke 120 usia kandungan
9. Lalu lahir sebagai bayi
10. Dia dijadikan pendengaran, penglihatan dan hati
11. Tumbuh anak-anak, lalu dewas, tua
12. Kemudian mati
13. Dibangkit (dari kubur) di hari kiamat

Dalam Alqur'an ada 3 kata yang digunakan untuk menunjukan arti


manusia, yaitu:

a) Insan / ins / annas


Kata insan digunakan untuk menunjuk manusia dengan segala
totalitasnya, fisik psikis, jasmani dan rohani.Didalam diri manusia
terdapat tiga kemampuan yang sangat potensial untuk membentuk
struktur kerohaniahan, yaitu nafsu, akal dan rasa.
b) Basyar
Kata basyar menunjukan manusia dari sudut lahiriyahnya (fisik) serta
persamaanya dengan manusia seluruhnya , sepeti firman Allah dalam
surat AI-Anbiya ayat 34-35 yang artinya: “Kami tidak menjadikan hidup
abadi bagi seorang manusia pun sebelum kamu (Muhammad), maka
jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal?. Tiap-tiap yang berjiwa
akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan
kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada
Kami lah kamu dikembalikan”.
c) Bani adam / dzurriyat adam
Penggunaan istilah bani Adam menunjukkan bahwa manusia bukan hasil
dari evolusi makhluk anthropus (sejenis kera).Manusia dalam pandangan
Al-Quran bukan makhluk anthropomorfisme, yaitu makhluk penjasadan
Tuhan, atau mengubah Tuhan menjadi manusia.

3.2 Hakikat
3.2.1 Pengertian Hakikat
Menurut bahasa hakikat berarti kebenaran atau sesuatu yang
sebenar-benarnya atau asal segala sesuatu.Dapat juga dikatakan hakikat
itu adalah inti dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu.Karena
itu dapat dikatakan hakikat syariat adalah inti dan jiwa dari suatu syariat
itu sendiri.Dikalangan tasawuf orang mencari hakikat diri manusia yang
sebenarnya karena itu muncul kata-kata diri mencari sebenar-benar
diri.Sama dengan pengertian itu mencari hakikat jasad, hati, roh, nyawa,
dan rahasia.

3.2.2 Hakikat Manusia dalam Islam


Hakikat adalah kebenaran atau sesungguh-sungguhnya atau
kenyataan yang sebenar-benarnya.Hakikat (Haqiqat) adalah kata benda
yang berarti kebenaran atau yang benar-benar ada.Kata ini berasal dari
kata pokok hak (al-Haq), yang berarti milik (kepunyaan) atau benar
(kebenaran).Hakikat manusia dalam Islam sebagai hamba Allah sangat
jelas, karena kita diciptakan oleh Allah dan harus pula mengerjakan
perintah serta menjahui larangan-Nya sesuai dengan aturan-Nya.Serta
sebagai khalifah yang menjadi generasi penerus baginda Rasulullah
SAW dengan terus belajar, mengamalkannya dan membudayakannya.
An-Nahlawi mengemukakan bahwa manusia menurut pandangan
islam sesuai dengan hakikatnya, dapat dipahami dari aspek-aspek
berikut.
1. Asal-usul penciptaan manusia
Manusia bersumber dari dua asal, yaitu: 1. Asal yang ‘jauh’
penciptaan pertama dan tanah yang kemudian disempurnakan dan
ditiupkan ruh-nya kepada manusia tersebut, 2. Asal yang ‘dekat’
penciptaan manusia dari nuthfah.
Dalam Al-qur’an pandangan manusia diarahkan pada
kehinaan, hal ini ditujukan untuk menghancurkan kecongkakan
manusia dan melemahkan ketakaburannya, sehingga dia benar-
benar tawadhu dalam kehidupannya.

2. Makhluk yang dimuliakan


Manusia dianugerahi Allah dengan kemampuan yang dapat
digunakannya untuk menguasai alam semesta demi kemaslahatan
manusia.

3. Makhluk istimewa dan terpilih


Allah memberikan kemampuan untuk membedakan yang
baik dengan yang buruk, dan kemampuan memilih kepada
manusia.Manusia diberi kesiapan dan kehendak untuk melakukan
kebaikan atau keburukan, sehingga mampu memilih jalan
mengantarkannya pada kebaikan dan kebahagiaan, atau jalan
yang membawanya pada kebinasaan.Manusia harus berupaya
menyucikan, mengembangkan, dan mendirikan diri agar manusia
terangkat dalam keutamaan.

4. Makhluk yang dapat di didik


Manusia dibekali Allah dengan kemampuan untuk belajar
dan memiliki pengetahuan, serta menganugerahinya dengan
berbagai sarana untuk itu.Seperti penglihatan, pendengaran,
bahasa, berpikir dan menulis.Dengan akal dan hatinya manusia
mengolah alam untuk dijadikan sesuatu yang bermanfaat bagi
kehidupan.

5. Tanggung jawab manusia


Sesuai dengan kemuliaan, keunggulan, dan keistimewaan
manusia dari makhluk lainnya, manusia pun dibebani tanggung
jawab yang disertai balasan yang setimpal. Menurut ajaran islam,
manusia diberi tanggung jawab untuk menerapkan syariat Allah
dan menjadi hambanya. Rasa tanggung jawab akan terpelihara
dalam diri manusia yang sadar, selalu ingat, adil, tidak
menyeleweng, tidak tunduk pada hawa nafsu, jauh dari kezaliman
dan kesesatan, istiqomah dalam berperilaku. Manusia juga
diminta bertanggung jawab atas harta, umur, dan kemudaannya.

6. Tugas tertinggi manusia, beribadah kepada Allah


Beribadah kepada Allah merupakan tugas manusia dalam
hidup. Manusia sesungguhnya tidak berarti apa-apanya dihadapan
Allah, dan manusia bertanggung jawab untuk merendahkan diri
dengan cara selalu beribadah kepadanya. Semakin merendahkan
diri dan semakin bertaqwa manusia kepada Allah, dia akan dapat
karamah dari Allah.

Adapun Hakikat Manusia Antara Lain:

1) Manusia adalah mahkluk yang paling indah dan sempurna dalam


pencitraannya
Citra kesempurnaan dan keindahan manusia diwujudkan
melalui penampilan budaya dan peradaban yang terus
berkembang.Kebudayaan adalah hasil ciptaan manusia dan syarat
bagi kehidupan manusia.Kebudayaan menjadikan manusia
makhluk berbudaya.Manusia juga disebut dengan makhluk yang
memiliki peradaban (Civil Society).Melalui peradaban ini
manusia dapat mengembangkan pola pikir, berbuat dan bertindak
serta merasakan yang merupakan cerminan dari kebudayaannya
2) Manusia adalah makhluk yang paling tinggi derajatnya
Manusia memiliki jiwa dan raga.Raga manusia termasuk
kedalam derajat terendah, sementara ruh manusia termasuk
kedalam derajat tertinggi.Hikmah yang terkandung dalam ini
ialah bahwa manusia harus mengemban beban amanat
pengetahuan tentang Allah.Karena itu mereka harus mempunyai
kekuatan dalam dunia ini untuk mencapai kesempurnaan.

3) Manusia adalah khalifah di muka bumi


Manusia sebagai makhluk yang lemah, disisi lain
dinobatkan sebagai “khalifah” (wakil Allah) untuk menjadi saksi-
Nya serta mengungkapkan rahasia-rahasia firman-Nya. Para
makhluk yang lain tidak melihat ada dimensi yang tidak bisa
dijangkau olehnya, ia hanya mampu melihat pada tingkat yang
paling rendah dalam diri manusia.Dalam dunia pendidikan,
manusia telah ditugaskan untuk memakmurkan, mengelola atau
mengatur kehidupan di bumi untuk dimanfaatkan bagi kehidupan
tanpa merusak tatanan dan keharmonisannya. Artinya manusia
ditugaskan untuk membimbing generasi kini dan yang akan
datang, serta menjalin keharmonisan dalam kehidupan
bermasyarakat.

4) Makhluk yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha


Esa
Tujuan pendidikan diarahkan kepada upaya
pembentukan sikap taqwa.Dengan demikian pendidikan ditujukan
kepada upaya untuk membimbing dan mengembangkan potensi
peserta didik secara optimal agar dapat menjadi hamba Allah
yang taqwa.Di antara ciri mereka yang taqwa adalah beriman
kepada yang ghaib, mendirikan shalat, menafkahkan sebagian
rezeki anugerah Allah, beriman kepada Al-Qur’an dan kitab-kitab
samawi sebelum Al-Qur’an, serta keyakinan kehidupan akhirat.
5) Manusia adalah makhluk pemilik Hak Asasi Manusia (HAM)
Manusia dalam menjalani kehidupannya telah dilengkapi
dengan hak dasar (HAM) yang diikrarkan untuk dijalankan bagi
sesama manusia.Hak dasar ini yang mengatur tata kehidupan
manusia, sehingga dalam menjalankan aktifitas kehidupan tidak
mengalami benturan dengan aturan yang telah ditetapkan. Aturan
tersebut antara lain adalah kebebasan dalam
menjalankan/menentukan nasib dalam menjalankan kehidupan.
Manusia juga memiliki kebebasan dalam menjalankan perintah,
dalam hal ini tentu masih dalam bingkai keempat butir harkat dan
martabat manusia (HMM).

Dalam Islam kajian kajian hakekat manusia sangat bertolak


belakang dengan yang ada di Barat. Dalam memahami eksistensi manusia,
akal manusia dibimbing dan dituntun oleh otoritas wahyu, yaitu Al-
Qur`an dan Hadis Rasulullah SAW.

Dalam pandangan ilmuan Muslim, manusia memiliki beberapa


krakteristik yang khas. Manusia berbeda dengan makhluk yang lain,
termasuk dengan malaikat, iblis dan juga binatang, adalah karena manusia
memiliki akal dan hikmah serta tabiat dan nafsu. (Othman, Rahim,
Abdullah, & Zulkarnain, 2018)

Menurut Ibnul Jauzi manusia itu terdiri dari dua unsur yaitu jasad dan
roh. (Azmi & Zulkifli, 2018; Makmudi, Tafsir, Bahruddin, & Alim, 2018),
Bagi Ibnul Jauzi, perubahan roh lebih penting karena esensi manusia
adalah makhluk rohani atau berjiwa, berdasarkan hadis dari Abi Hurairah
yang diriwayatkan oleh Muslim, bahwa Allah tidak memandang jasad dan
bentuk manusia , tapi Allah memandang hati dan amal manusia.

Dengan segala potensi yang dimilikinya, eksistensi manusia selalu


menjadi kajian menarik untuk didalami.Perbedaan analisis antara para
ilmuwan Muslim dan Barat ini menjadikan kajian tentang manusia
semakin berkembang.Para ilmuwan harus mengungkapnya dari berbagai
sisi manusia dan disiplin ilmu, baik psikologi, kedokteran, biologi dan
berbagai ilmu social lainnya.

3.2.3 Hakikat Manusia Dalam Wujud dan Sifatnya


Mengenai wujud sifat hakikat manusia (yang tidak dimiliki oleh
hewan), akan dipaparkan oleh paham eksistensialisme dengan tujuan agar
menjadi masukan dalam membenahi konsep pendidikan, yaitu:

 Kemampuan Menyadari Diri


 Kemampuan Bereksistensi
 Kata Hati
 Moral
 Tanggung Jawab
 Rasa Kebebasan
 Kewajiban dan Hak
 Kemampuan Menghayati Kebahagian

3.2.4 Jenis Jenis Hakikat Manusia Secara Umum


1. Kodrat adalah sesutau yang tidak bisa dirubah atau sifat pembawaan
alamiah yang terjelma dalam diri manusia itu ketika diciptakan oleh
tuhan.
2. Harkat adalah nilai manusia sebagai mahluk tuhan yang di bekali
cipta, rasa, karsa dan hak-hak serta kewajiban assasi manusia.
3. Martabat adalah tingkatan harkat kemanusiaan dan kedudukan yang
terhormat
4. Hak asasi adalah sesuatu atau sebuah anugrah yang diberikan oleh
tuhan kepada umatnya dari kita lahir.
5. Kewajiban manusia terhadap Tuhan yang Maha Esa yaitu:
a) Menganut agama
b) Beribadah kepada tuhan
c) Menunaikan tugas yang di perintah oleh tuhan dan menjauhi
larangannya.
6. Kewajiban manusia terhadap diri sendiri yaitu:
a) Menjaga diri sendiri baik fisik maupun mental
b) Menjaga nama baik sendiri
c) Mengembangkan potensi yang ada pada diri kita sendiri.
7. Kewajiban manusia terhadap sesama mahluk hidup yaitu:
a) Saling membantu satu sama lain (siamotutiprateli)
b) Toleransi terhadap orang lain
c) Saling menghargai satu sama lain
d) Intinya kita semua saudara
8. Kewajiban manusia terhadap negara dan bangsa yaitu:
a) Membentuk karakter atau diri individu berdasarkan pancasila
b) Kesadaran diri wajib bela negara atau bangsa
c) Mengabdi kepada manusia sesuai propesi
d) Mengikuti pendidikan kewarganegaraan

3.1. Martabat
1. Pengertian Martabat
Martabat manusia artinya harga diri manusia. Martabat manusia adalah
kedudukan manusia yang terhormat sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa yang berakal budi sehingga manusia mendapat tempat yang tinggi
dibanding makhluk yang lain. Ditinjau dan martabatnya, kedudukan manusia
itu lebih tinggi dan lebth terhormat dibandingkan dengan makhluk lainnya.

2. Martabat Manusia dalam Islam

Martabat saling berkaitan dengan maqam, maksud nya adalah secara


dasarnya maqam merupakan tingkatan martabat seseorang hamba terhadap
khalikNya, yang juga merupakan sesuatu keadaan tingkatannya seseorang
sufi di hadapan tuhannya pada saat dalam perjalanan spritual dalam
beribadah kepada Allah SWT.

Maqam ini terdiri dari beberapa tingkat atau tahapan seseorang dalam
hasil ibadahnya yang di wujudkan dengan pelaksanaan dzikir pada tingkatan
maqam tersebut, secara umum dalam thariqat naqsyabandi tingkatan maqam
ini jumlahnya ada 7 (tujuh), yang di kenal juga dengan nama martabat tujuh,
seseorang hamba yang menempuh perjalanan dzikir ini biasanya melalui
bimbingan dari seseorang yang alim yang paham akan isi dari maqam ini
setiap tingkatnya, seseorang hamba tidak di benarkan sembarangan
menggunakan tahapan maqam ini sebelum menyelesaikan atau ada hasilnya
pada riyadhah dzikir pada setiap maqam, ia harus ada mendapat hasil dari
amalan pada maqam tersebut.

Tingkat martabat seseorang hamba di hadapan Allah SWT harus


melalui beberapa proses sebagai berikut :

1. Taubat
2. Memelihara diri dari perbuatan yang makruh, syubhat dan apalagi
yang haram
3. Merasa miskin diri dari segalanya
4. Meninggalkan akan kesenangan dunia yang dapat merintangi hati
terhadap tuhan yang maha esa
5. Meningkatkan kesabaran terhadap takdirNya;
6. Meningkatkan ketaqwaan dan tawakkal kepadaNya;
7. Melazimkan muraqabah (mengawasi atau instropeksi diri);
8. Melazimkan renungan terhadap kebesaran Allah SWT;
9. Meningkatkan hampir atau kedekatan diri terhadapNya dengan
cara menetapkan ingatan kepadaNya;
10. Mempunyai rasa takut, dan rasa takut ini hanya kepada Allah
SWT saja.

3.3. Tanggung Jawab


3.3.1. Pengertian Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku
atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung
jawab berarti juga berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajibannya.
Adapun pengertian tanggung jawab menurut para ahli, yakni sebagai
berikut:
1. Friedrich August von Hayek
Menurut von Hayek, pada hakikatnya hanya masing-masing individu
yang dapat bertanggungjawab yakni mereka yang memikul akibat dari
perbuatan mereka. Suatu masyarakat yang tidak mengakui bahwa
setiap individu mempunyai nilainya sendiri yang berhak diikutinya
tidak mampu menghargai martabat individu tersebut dan tidak mampu
mengenali hakikat kebebasan.

2. George Bernard Shaw


Menurut George Bernard Shaw, orang yang dapat bertanggungjawab
terhadap tindakannya dan mempertanggungjawabkan perbuatannya
hanyalah orang yang mengambil keputusan dan bertindak tanpa
tekanan dari pihak manapun atau secara bebas.

3. Carl Horber
Menurut Carl Horber, Orang yang terlibat dalam organisasi-organisasi
seperti ini adalah mereka yang melaksanakan tanggung jawab pribadi
untuk diri sendiri dan orang lain. Semboyan umum semua birokrat
adalah perlindungan sebagai ganti tanggung jawab.

4. Sugeng Istanto
Menurut Sugeng Istanto, Pertanggungjawaban berarti sebuah
kewajiban memberikan jawaban yang merupakan perhitungan atas
semua hal yang terjadi dan kewajiban untuk memberikan pemulihan
atas kerugian yang mungkin ditimbulkannya.

3.3.2. Macam Macam Tanggung Jawab


Sebagai eksistensi manusia sebagai makhluk tuhan, makhluk
hidup dan makhluk sosial maka tanggung jawab dapat dibedakan sebagai
berikut:
a. Tanggung Jawab terhadap Diri Sendiri
Menurut sifat dasarnya manusia adalah makhluk bermoral, tetapi
manusia juga sebagai seorang pribadi. Karena merupakan sebagai
seorang pribadimaka manusia mempunyai pendapat sendiri. Sebagai
perwujudan daripendapat, perasaan dan angan-angan itu manusia
berbuat atau bertindak. Dalam hal ini manusia tidak luput dari
kesalahan, kekeliruan, baik yang disengaja maupun tidak. Contoh,
manusia mencari makan, tidak lain adalah karena adanya tanggung
jawab terhadap dirinya sendiri agar dapatmelangsungkan hidupnya.

b. Tanggung Jawab terhadap Keluarga


Seperti halnya makhluk 5uhan yang lain, maka manusia secara naluri
jugamengembangkan keturunannya agar sejarah hidupnya tidak
terputus. Untukmelangsungkan atau mengembangkan keturunan
tersebut manusia dibebani tanggung jawab agar anggota keluarganya
tidak menderita atau dapat hidup sesuai dengan keberadaannya. Untuk
memenuhi tuntutan tanggung jawabdalam keluarga tersebut kadang-
kadang manusia memerlukan pengorbanan.

c. Tanggung Jawab terhadap Masyarakat


Pada hakikatnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain
sesuaidengan kedudukannya sebagai makhluk sosial. Karena
membutuhkanbantuan manusia lain maka ia harus berkomunikasi
dengan manusia laintersebut. sehingga dengan demikian manusia di
sini merupakan anggotamasyarakat yang tentunya mempunyai
tanggung jawab seperti anggotamasyarakat yang lain agar dapat
melangsungkan hidupnya dalammasyarakat.

d. Tanggung Jawab terhadap Tuhan Yang Maha Esa


Manusia ada tidak dengan sendirinya, tetapi merupakan makhluk
ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia dapat
mengembangkan dirinyadengan sarana-sarana yang ada pada dirinya
yaitu pikiran, perasaan, seluruhanggota tubuhnya, dan alam
sekitarnya. Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa
tanggung jawab,melainkan untuk mengisi kehidupannya. Manusia
mempunyai tanggung jawab secara langsung kepada tuhan sehingga
tindakan manusia tidak bisalepas dari hukuman-hukuman 5uhan yang
dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama.
Pelanggaran dari hukum-hukumtersebut akan segera diperingatkan
oleh Tuhan dan etika dengan peringatan yang keras pun manusia tidak
juga menghiraukan, maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab
dengan mangabaikan perintah-perintah Tuhansebagai penciptanya,
bahkan untuk memenuhi tanggung jawabnya manusiaperlu
pengorbanan.

3.3.3. Tanggung Jawab Manusia dalam Islam

Pada prinsipnya tanggungjawab dalam Islam itu berdasarkan


atas perbuatan individu saja sebagaimana ditegaskan dalam beberapa
ayat seperti ayat 164 surat Al An’am yang bunyinya

Artinya: “Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan


kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri dan seorang yang
berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.Kemudian kepada
Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa
yang kamu perselisihkan”.

Dalam surat Al Mudatstsir ayat 38 yang berbunyi

Artinya: “Tiap-tiap diri bertanggungjawab atas apa yang telah


diperbuatnya”

Allah SWT menyatakan dalam QS Yaasiin yang berbunyi


 

Artinya : “Kami menuliskan apa-apa yang mereka kerjakan dan bekas-bekas


yang mereka tinggalkan.” (Yaasiin 12).

Ayat ini menegaskan bahwa tanggungjawab itu bukan saja terhadap apa
yang diperbuatnya akan tetapi melebar sampai semua akibat dan bekas-
bekas dari perbuatan tersebut.
Orang yang meninggalkan ilmu yang bermanfaat, sedekah
jariyah atau anak yang sholeh , kesemuanya itu akan meninggalkan
bekas kebaikan selama masih berbekas sampai kapanpun.
Dari sini jelaslah bahwa Orang yang berbuat baik atau berbuat
jahat akan mendapat pahala atau menanggung dosanya ditambah
dengan pahala atau dosa orang-orang yang meniru perbuatannya. Hal
ini ditegaskan dalam Surat An nahl ayat 25 , yang berbunyi :

Artinya: “(Ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-


dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat dan sebagian
dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun
bahwa mereka disesatkan. Ingatlah amat buruklah dosa yang mereka
pikul itu.”

Pertanggungjawaban bukanlah satu paham Barat, melainkan


satu paham yang Islami. Ada sebagian orang yang gemar mengaitkan
apapun yang disukainya kepada Barat dan menganggapnya sebagai
produk pemikiran Barat.
Tanggung jawab adalah bagian dari ajaran Islam yang disebut
mas'uliyyah. Tanggung jawab artinya ialah bahwa setiap manusia
apapun statusnya pertama harus bertanya kepada dirinya sendiri apa
yang mendorongnya dalam berperilaku, bertutur kata, dan
merencanakan sesuatu. Apakah perilaku itu berlandaskan akal sehat
dan ketakwaan, atau malah dipicu oleh pemujaan diri, hawa nafsu, dan
ambisi pribadi. Jika manusia dapat menentramkan hati nuraninya dan
merespon panggilan jiwanya yang paling dalam, maka dia pasti bisa
bertanggungjawab kepada yang lain. Allah SWT berfirman;
ً‫ان َع ْنهُ َم ْس ُؤوال‬ َ ِ‫ص َر َو ْالفُ َؤا َد ُكلُّ أُولـئ‬
َ ‫ك َك‬ َ َ‫إِ َّن ال َّس ْم َع َو ْالب‬
Artinya : "Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggungan jawabnya." (QS.Al Isra’ ayat .36)

Mata yang Anda miliki sehingga Anda dapat melihat dan


mengindentifikasi sesuatu, kemudian telinga yang Anda miliki
sehingga Anda dapat mendengarkan kebaikan untuk ditransformasikan
ke dalam hati dan fisik Anda, serta kalbu yang Anda miliki sehingga
Anda dapat merasakan, memutuskan, dan menjatuhkan pilihan dimana
esensi manusia terletak pada kalbunya, semua ini adalah sarana yang
telah dianugerahkan Allah SWT dan kelak akan diminta
pertanggungjawabannya.
BAB IV

PENUTUP

4.1. Simpulan
Manusia telah dianugrahi potensi yang sempurna untuk hidup di dunia,
yaitu akal, nafsu, dan qalbu. Akal diarahkan kepada alam melalui proses
tafakur, sehingga manusia dapat menguasai ilmu dan teknologi sebagai
pelaksanaan tugas kekhalifahannya, dan manusia mempunyai hakikat,
martabat, serta tanggung jawab nya masing-masing. Sementara qalbu yang
diarahkan kepada penghayatan firman-firman Allah melalui
proses dzikir melahirkan keimanan sebagai bentuk pelaksanaan tugas ke-
abdullah-annya

4.2. Saran

Setiap manusia memiliki hak dan kewajiban yang berbeda-beda, supaya


menjadi manusia yang berguna di dunia maupun di akhirat, maka penulis
menyarankan agar setiap umat muslim harus tolong-menolong dan janganlah
bercerai-berai, taailah peraturan undang-undang dan hukum yang berlaku
disetiap negara, dan jangan lupa kita sebagai umat islam kita harus selalu
beribah kepada Allah SWT, menaati peraturannya, dan menjauhi segala
larangannya, perbanyaklah sedekah, janganlah meninggalkan sholat serta zakat,
karna sholat dan zakat merupakan tiket menuju jalan kebaikan dan kebenaran.
DAFTAR PUSTAKA

http://nurrizkiky.blogspot.com/2014/10/makalah-pendidikan-agama-islam-tentang.html

http://jurnalilmiyah.blogspot.com/2017/11/pengertian-hakikat-manusia-menurut-islam.html

https://www.researchgate.net/publication/334678263_Hakikat_Manusia_dalam_Perspektif_A
l-Quran

https://kumpulanilmukesahatan.blogspot.com/2015/05/pengertian-martabat-
manusia.html

https://www.zonareferensi.com/pengertian-tanggung-jawab/

https://dosenppkn.com/tanggung-jawab/

https://tafsirq.com/

Anda mungkin juga menyukai