Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM


Dosen Pengampu : Sigit Tri Utomo, S.Pd.I.,M.Pd.I

Disusun oleh :

1. Rieke Nur Salsabilatul K 2120303037


2. Febriana Rahayuning Pangastuti 2120303053
3. Rias Ayu Indiaswari 2140303101
4. Putri Khoirina 2120303113

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TIDAR

2022

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Hakikat Manusia Menurut Islam”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Agama
Islam di Universitas Tidar.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini.

Magelang, 23 Februari 2022

Tim Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang................................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................................... 6
A. Pengertian Hakikat Manusia ............................................................................................................. 6
B. Tujuan Penciptaan Manusia.............................................................................................................. 7
C. Fungsi dan Peran Manusia ................................................................................................................ 9
D. Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba dan Khalifah Allah ....................................................... 10
BAB III PENUTUP ........................................................................................................................................ 11
Kesimpulan.............................................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 12

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut bahasa, hakikat berarti kebenaran atau sesuatu yang sebenar-benarnya
dari segala sesuatu. Dapat juga dikatakan, bahwa hakikat itu adalah inti dari segala
sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu. Menurut Pemahaman Jalaluddin tentang
manusia, bahwa manusia merupakan bagian dari kajian filsafat. Oleh karena itu, tak
mengherankan jika banyak sekali kajian atau pemikiran yang telah dicurahkan untuk
membahas tentang manusia. Walaupun demikian, persoalan tentang manusia akan tetap
menjadi misteri yang tak sepenuhnya terselesaikan, karena keterbatasan pengetahuan para
ilmuan untuk menjangkau segala aspek yang terdapat dalam diri manusia, juga manusia
sebagai makhluk ciptaan Allah SWT yang istimewa, agaknya memang memiliki
kehidupan yang penuh rahasia.
Terdapat beberapa ayat yang memiliki indikasi tentang maksud atau tujuan
penciptaan manusia, indikasi tersebut antara lain termuat dalam ungkap-an seperti : al-
ibadah, al-khilafah (khalifah) dan al-amanah. Peran yang hendaknya dilakukan seorang
khalifah sebagaimana yang ditetapkan oleh Allah di antaranya, yaitu belajar,
mengajarkan ilmu, membudayakan ilmu. Allah menciptakan manusia bukan semena-
mena tanpa tujuan melainkan untuk memenuhi tanggungjawab sebagai khalifah. Manusia
sebagai perannya di muka bumi yang diharuskan mentaati perintah Allah. Manusia secara
tidak langsung dituntut mengelolah atau bertanggungjawab atas kebaikan yang dimiliki.
Akan tetapi, jika kita tidak bisa mempergunakan perbuatan baik kita dijalan yang benar,
maka Allah akan membuat perhitungan dan menyiksa kita karena tindakan kita
meninggalkan apa yang telah diwajibkan kepada kita.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian dari Hakikat Manusia?
2. Apa Tujuan dari Penciptaan Manusia?
3. Apa saja Fungsi dan Peran Manusia?
4. Bagaimana Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba dari Khalifah Allah SWT?

4
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk membahas dan menambah wawasan mengenai materi
Hakikat Manusia Menurut Islam .
1. Untuk mengetahui pengertian dari hakikat manusia.
2. Untuk mengetahui tujuan penciptaan manusia, mengetahui fungsi dan peran manusia.
3. Untuk mengetahui tanggung jawab manusia sebagai hamba dan khalifah Allah SWT.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hakikat Manusia


Menurut bahasa, hakikat berarti kebenaran atau sesuatu yang sebenar-benarnya
dari segala sesuatu. Dapat juga dikatakan, bahwa hakikat itu adalah inti dari segala
sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu. Di kalangan dunia tasawuf orang mencari
hakikat diri manusia yang sebenarnya, karena itu muncul kata-kata mencari sebenar-
benar diri, atau sama dengan mencari hakikat jasad, hati, roh, nyawa dan rahasia. Jadi,
hakikat manusia adalah kebenaran atas diri manusia itu sendiri sebagai makhluk yang
diciptakan oleh Allah SWT.
Secara umum ada beberapa Hakikat Manusia yang harus kita pahami yaitu :
1. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.
3. Seseorang yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu
mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak
pernah selesai selama hidupnya.
5. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik
untuk ditempati.
6. Individu yang mudah terpengaruh oleh lingkungan terutama dalam bidang sosial.

Menurut Pemahaman Jalaluddin tentang manusia, bahwa manusia merupakan


bagian dari kajian filsafat. Oleh karena itu, tak mengherankan jika banyak sekali kajian
atau pemikiran yang telah dicurahkan untuk membahas tentang manusia. Walaupun
demikian, persoalan tentang manusia akan tetap menjadi misteri yang tak sepenuhnya
terselesaikan, karena keterbatasan pengetahuan para ilmuan untuk menjangkau segala

6
aspek yang terdapat dalam diri manusia, juga manusia sebagai makhluk ciptaan Allah
SWT yang istimewa, agaknya memang memiliki kehidupan yang penuh rahasia.

Hakikat Manusia Menurut Pandangan Islam yaitu :

1. Manusia adalah Makhluk Ciptaan Allah SWT.


2. Kemandirian dan Kebersamaan (Individualitas dan Sosialita).
3. Manusia Merupakan Makhluk yang Terbatas.

B. Tujuan Penciptaan Manusia


Terdapat beberapa ayat yang memiliki indikasi tentang maksud atau tujuan
penciptaan manusia, indikasi tersebut antara lain termuat dalam ungkap-an seperti : al-
ibadah, al-khilafah (khalifah) dan al-amanah. Ketiga ungkapan kata tersebut tertuang
dalam beberapa ayat al-Quran.
1. Al-Ibadah
Ungkapan kata al-Ibadah beserta musytaq-nya dalam al-Quran terulang
sebanyak 275 kali. Salah satunya yaitu Al-Baqarah : 21.

“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang Telah menciptakanmu dan orang-orang


yang sebelummu, agar kamu bertakwa” (QS Al-Baqarah: 21)

Ayat 21 dari surat al-Baqarah merupakan ajakan untuk menghambakan


diri hanya kepada Allah SWT. Ayat-ayat sebelumnya menggambarkan beberapa
kelompok manusia, yaitu kelompok orang-orang kafir yang menolak hidayah dan
kelompok orang-orang munafik yang masih dalam keadaan ragu-ragu. Lalu pada
ayat ini manusia diajak untuk memeluk agama tauhid, yaitu dengan
menghambakan diri pada Allah SWT, Tuhan satu-satunya, tunduk serta
mengikhlaskan diri pada-Nya. Kemudian mereka diingatkan bahwa Allah-lah
Tuhan yang telah mencipta, mengatur urusan dengan sunnah-Nya serta
menganugerahi mereka hidayah dan jalan untuk bertaqarrub. Maka dari itu tidak
ada yang layak dan pantas untuk disembah selain Dia, sebab mensyarikatkan-Nya

7
hanya akan mendatangkan azab dan kehancuran. Lalu dijelaskan bahwa
penghambaan diri kepada-Nya serta sesuai dengan ketentuan yang telah
digariskan, dapat menghantarkan mereka kepada taqwa, yaitu suatu derajat
dimana seseorang dapat merasakan kehadiran Tuhan dalam diri serta memiliki
kesadaran ketuhanan yang matang.
2. Al-Khilafah
Lafaz al-khalifah dan yang se- makna dengannya terulang dalam al- Quran
sebanyak 9 kali. Salah satunya yaitu Al-Baqarah:30

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguh- nya


Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata:
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan men- sucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Ayat 30 dari surat al-Baqarah adalah informasi bagi para malaikat bahwa
Allah menciptakan khalifah (Adam dan keturunannya) di muka bumi. Ayat ini
dan ayat-ayat sebelumnya mengungkap- kan betapa banyaknya nikmat yang
dianugerahkan kepada manusia beriman, dimana mereka berpaling serta meng-
hindarkan diri dari kemaksiatan dan ke- kafiran sekaligus mengajak manusia
lainnya menuju keimanan dan ketaqwa- an. Adapun ayat-ayat sesudahnya meng-
ungkapkan bagaimana pertumbuhan manusia dalam bentuk dialog dan dis- kusi,
dimana semua itu menggambarkan rahasia dan hikmah yang agung.
3. Al-Amanah
Ungkapan kata al-amanah terulang dalam al-Quran sebanyak 6 kali yang
juga terdapat dalam enam ayat. Kata tersebut dalam bentuk mufrad (tunggal/

8
singular) terulang sebanyak dua kali, sedangkan dalam bentuk jamak/ plural
terulang sebanyak empat kali.
Dalam QS al-Ahzab ayat 72 mengingatkan bahwa ayat ini sangat terkait
erat dengan pokok permasalahan, khususnya tentang tugas yang diemban oleh
manusia. Dua ayat sebelumnya mengutarakan perintah Allah SWT kepada kaum
beriman agar senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT serta juga senantiasa
mengungkapkan perkataan yang benar (qaulan sadidan). Dengan mematuhi kedua
hal tersebut, Allah akan mengarahkan kaum beriman pada shaleh, mengampuni
dosa serta menjauh- kannya dari azab. Selanjutnya pada ayat 72 ini Allah SWT
menjelaskan tentang bagaimana susah dan sulitnya menanggung beban dalam
rangka mencapai taqwa, qaulan sadidan serta ketaatan kepada Allah dan Rasul-
Nya. Adapun kaitan antara ayat ini dengan kedua ayat sebelumnya adalah bahwa
pada dua ayat sebelumnya Allah SWT menerangkan betapa mulia dan agung-Nya
ketaqwaan dan ketaatan kepada- Nya, lalu pada ayat ini Allah jelaskan bagaimana
susahnya mengemban ama- nah yang diberikan kepada makhluq-Nya hingga
langit, bumi dan gunung-gunung yang begitu gagah dan kekar menolak untuk
mengemban amanah tersebut.

C. Fungsi dan Peran Manusia


Berpedoman pada Al-Quran surah al-baqarah ayat 30-36, status dasar manusia
yang mempelopori oleh adam AS adalah sebagai khalifah. Jika khalifah diartikan sebagai
penerus ajaran Allah maka peran yang dilakukan adalah penerus pelaku ajaran Allah dan
sekaligus menjadi pelopor membudayakan ajaran Allah Swt.
Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang ditetapkan oleh
Allah di antaranya adalah:
1. Belajar
2. Mengajarkan ilmu
3. Membudayakan ilmu

Oleh karena itu semua yang dilakukan harus untuk kebersamaan sesama ummat
manusia dan hamba Allah, serta pertanggung jawabannya pada 3 instansi yaitu pada diri
sendiri, pada masyarakat, pada Allah SWT.

9
D. Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba dan Khalifah Allah
Allah menciptakan manusia bukan semena-mena tanpa tujuan melainkan untuk
memenuhi tanggungjawab sebagai khalifah. Manusia sebagai perannya di muka bumi
yang diharuskan mentaati perintah Allah meskipun dengan keadaan yang mutlak tanpa
memandang status manusia, karena Allah adalah maha pemurah bagi setiap hambanya.
Bagian dari tanggungjawab manusia atas perbuatan baik yang dimilikinya, secara tidak
langsung dituntut mengelolah atau bertanggungjawab atas kebaikan yang dimiliki.
Adapun jika kita tidak bisa mempergunakan perbuatan baik kita dijalan yang benar, maka
Allah akan membuat perhitungan dan menyiksa kita karena tindakan kita meninggalkan
apa yang telah diwajibkan kepada kita.

1) Tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah SWT


Makna yang esensial dari kata abd’ (hamba) adalah ketaatan, ketundukan, dan
kepatuhan manusia hanya layak diberikan kepada Allah SWT yang dicerminkan
dalam ketaatan, kepatuhan dan ketundukan pada kebenaran dan keadilan. Oleh karena
itu, dalam al-quran dinyatakan “Jagalah dirimu dan keluargamu dengan iman dari api
neraka”.
2) Tanggung Jawab Manusia sebagai Khalifah Allah SWT
Manusia memiliki tugas hidup yang merupakan amanat dan harus
dipertanggungjawabkan dihadapan Allah. Tugas hidup yang di muka bumi ini adalah
tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi, serta
pengolaan dan pemeliharaan alam. Khalifah memiliki arti wakil atau pengganti yang
memegang kekuasaan. Manusia menjadi khalifah memegang mandat tuhan untuk
mewujud kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang diberikan kepada manusia
bersifat kreatif yang memungkinkan dirinya mengolah serta mendayagunakan apa
yang ada di muka bumi untuk kepentingan hidupnya.

10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Hakikat merupakan inti dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu.
Hakikat Manusia dalam pandangan Islam yaitu, manusia adalah makhluk ciptaan Allah
SWT., kemandirian dan kebersamaan (individualitas dan sosialita), serta manusia
merupakan makhluk yang terbatas. Tujuan penciptaan manusia terdapat di beberapa ayat
Al-Quran dalam ungkapan seperti : al-ibadah, al-khilafah (khalifah) dan al-amanah.
Ketiga ungkapan kata tersebut tertuang dalam beberapa ayat al-Quran. Manusia
mememiliki peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang
ditetapkan oleh Allah, yaitu belajar, mengajarkan ilmu, serta membudayakan ilmu.
Manusia sebagai perannya di muka bumi yang diharuskan mentaati perintah Allah
meskipun dengan keadaan yang mutlak tanpa memandang status manusia, karena Allah
adalah maha pemurah bagi setiap hambanya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Pendahuluan, A. (n.d.). Hakikat Manusia, Tela‟ah Istilah Manusia, al - Qur‟ an, al-
Basyar, al- Insan, Bani-Adam dan al-Nas serta Filsafat Pendidikan Islam.
Solihin, I. (2020). PERAN MANUSIA DALAM KEHIDUPAN FATALISME I.Solihin.
1(3), 60–76.
Tematis, K. T. (n.d.). Tujuan penciptaan manusia dan nilai edukasinya (kajian tafsir
tematis).
Iii, B. A. B. (n.d.). BAB III Peran dan tanggung jawab manusia sebagai kholifah di
muka bumi. 43–96.

12

Anda mungkin juga menyukai