Anda di halaman 1dari 2

BELAJAR DARI KESALAHAN SENDIRI

Rasulullah saw bersabda : seorang mukmin tidak boleh terjerumus dua kali dalam satu lubang (HR.
Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairah)

Berbuat kesalahan bukanlah suatu aib apabila ia melakukannya sekali saja, lalu bertaubat setelah itu.
Tetapi menjadi aib apabila seseorang melakukan kesalahan yang sama dua kali, apalagi sampai
berkali-kali. Oleh karena itu, apabila kita terlanjur melakukan suatu kesalahan, maka kita harus
berusaha untuk tidak mengulanginya lagi dimasa-masa yang akan datang.

APA YANG HAFRUS KITA PELAJARI DARI KESALAHAN YANG PERNAH KITA LAKUKAN ?

1. Hendaklah menyadari bahwa kesempurnaan milik Allah swt, sehingga ia lebih tawadhu yang
menyebabkan ia mendapat kemuliaan baik disisi Allah maupun dimata manusia.
“barangsiapa merendahkan hati karena Allah, niscaya Allah akan meninggikanya” HR. Abu
Nu’aim
Dengan tawadhu, kita bisa memahami hakikat dan hikmah mengapa seseorang melakuan
dosa :
“seandainya kami tidak berbuat dosa, maka aku mengkhawatirkan akan terjadi padamu
sesuatu yang lebih parah dari dosa, yaitu bangga diri (sombong).”
2. Dengan kesalahan yang pernah dilakuan, hendaknya ia lebih bijaksana dalam menghadapi
kesalahan yang dilakukan orang lain.
“tidak ada orang yang lebih santun daripada orang yang pernah berbuat salah, dan tidak ada
orang yang lebih bijaksana daripada orang yang pernah mengalaminya sendiri” (HR. Ahmad
dan Ibnu Hibban)
3. Hendaknya menyadari bahwa tanpa rahmat dan taufik dari Allah, ia tidak akan dapat keluar
dari jeratan kesalahan, sehingga ia akan senantiasa memperbaiki sikap dan perilaku agar
mendapat limpahan rahmat dan taufik dari Allah swt.
Hud : 88

MENGAPA KITA MENGULANG-ULANG KESALAHAN YANG SAMA

1. Seseorang akan mudah mengulang kesalahan dan dosa yang pernah dilakukan sebagai suatu
hukuman dari Allah atas kesalahan yang dilakukannya.
“inna min’uquubatis sayyi’ati as-sayyi’ata ba’daha, wa inna min tsawabil hasanah al-hasanata
ba’daha” sesungguhnya diantara hukuman atas keburukan adalah keburukan setelahnya,
sesungguhnya diantara balasan atas kebaikan adalah kebaikan setelahnya.
Asysyura : 40 ; Arrahman : 60
2. Diantara tabiat dari kesalahan dan dosa adalah adanya tarik menarik antara satu dosa
dengan yang sejenisnya. Apabila seseorang melakukan suatu dosa, maka ia akan melakukan
dosa yang kedua dan seterusnya.
“lakukan aku juga”
3. Dengan kesalahan yang pernah dilakukan, berarti setan telah mengetahui kelemahan dan
celah untuk menggoda dan memperdayainya, akibatnya setan akan berambisi menggodanya
agar mengulangi kesalahan yang sama untuk kedua kalinya, dan seterusnya.
“dosa itu mengelilingi hati, tidak ada suatu pandangan melainkan setan akan berambisi
untuk memanfaatkannya”
4. Nafsu syahwat akan menuntut sesuatu yang lebih dari seseorang ketika ia mencoba menuruti
sebagian dari apa yang diinginkan nafsu syahwatnya.
“nafsu itu ibarat seorang bayi, jika diberi nutrisi, makan akan tumbuh”
5. Tidak ada balasan secara langsung atas keburukan yang dilakukan seseorang sehingga
muncul keinginan untuk mengulanginya lagi, seperti orang-orang musyrik dalam mengingkari
kebenaran al Qur’an
6. Tidak menyadari bahwa yang dilakukannya adalah suatu kesalahan dan dosa, sehingga tidak
ada beban untuk melakukannya berkali-kali.

MENGAPA KITA TIDAK BOLEH MENGULANG-ULANG KESALAHAN YANG SAMA ?

1. Mengulang kesalahan akan menjadikannya sebagai kebiasaan sehingga sangat sulit untuk
ditinggalkan.
“pandangan adalah awal dari segala kemaksiatan yang menimpa seseorang, karena
pandangan akan melahirkan lintasan pikiran, lintasan pikiran melahikan gagasan, gagasan
melahirkan keinginan, keinginan melahirkan kehendak, kehendak menguat menjadi tekad,
tekan akan mengantarakan seseorang kepada tindakan dosa, dan tindakan dosa ini akan
menjadi seseorang terbiasa melakukan dosa sehingga sulit untuk meninggalkannya.
2. Mengulang-ulang kesalahan akan mengantarkan seseorang pada su’ul khotimah. Seringkali
orang mati dalam keadaan melakukan kemaksiatan yang biasa dilakukannya.
“barang siapa terbiasa melakuan sesuatu, ia akan mati pada saat ia melakukan sesuatu
tersebut”
3. Mengulang-ulang dosa dan kesalahan akan menghitam legamkan hati sehingga tidak akan
mau hati menerima kebenaran dan hidayah
4. Mengulang-ulang dosa akan mengubah dosa-dosa yang kecil menjadi besar dan dosa-dosa
besar akan berpotensi mengantarkannya kepada kekafiran.
“tidak dapat dianggap sebagai dosa kecil kalau dikerjakan berulang-ulang”
5. Mengulang-ulang dosa dan kesalahan akan mengundang aib dan kehinaan bagi orang yang
melakuannya.

BAGAIMANA AGAR KITA TIDAK MENGULANG-ULANG KESALAHAN ?

1. Segera bertaubat dan memutus mata rantai dosa dan mengiringi dosa dengan kebaikan yang
akan menghapuskannya.
Rasullah saw bersabda
“seandainya kamu melakukan perbuatan dosa sehingga dosa-dosamu mencapai setinggi
langit, kemudian kamu bertaubat, niscaya Allah akan mengampuni (menerima taubatmu) HR.
Baihaqi
“apabila kamu berbuat dosa, maka lakukanlah kebaiak (untuk menghapuskannya) HR.
Baihaqi
2. Memperkokoh azzam / tekad untuk memperbaiki diri. Penyebab utama seseorang menjadi
lemah dihadapan dosa-dosa adalah karena ketiadaan atau kelemahan tekad untuk
menghindarinya, sehingga dengan mudah tergoda untuk melakukan dan mengulanginya.
3. Mencari lingkungan yang kondusif untuk memperbaiki diri.
4. Memohon perlindungan diri kepada Allah dan memperbanyak dzikir.
Al A’raf : 200-201

Itulah pemaparan mengenai kesalahan dan dosa yang terlanjur kita lakukan, dan hal-hal yang harus
kita lakukan agar tidak sampai mengulanginya lagi. Karena seorang mukmin yang cerdas adalah orang
yang mau belajar dari kesalahannya, dan yang lebih cerdas lagi adalah orang yang mau belajar dari
kesalahan orang lain sehingga tidak harus mengalami akibat buruk yang ditimbulkannya.

Anda mungkin juga menyukai