NIM : D600200093
Kelas : B
Perawatan proteksi diri merupakan salah satu program yang dicanangkan pemerintah
untuk melindungi diri dari virus covid 19. Rencananya, untuk melindungi masyarakat
Indonesia dari dampak wabah tersebut. Kami mendukung proyek ini untuk kebaikan
bersama. Namun, program ini untuk menyelamatkan diri dari wabah. Yang perlu diperhatikan
adalah kebahagiaan dan penebusan akhirat dengan perawatan diri yang paling berharga. Jika
dia bisa menjaga dirinya dari segala macam dosa dan kemaksiatan, maka keberuntungannya
di akhirat ada di sana. Seorang Muslim juga percaya pada rasa sakit dan kehilangan, dan jika
dia tidak mau mengurus dirinya sendiri, itu akan menjadi kerugiannya sendiri. Dalam QS.
Asy Syams ayat 9-10 artinya "Sesungguhnya yang menang adalah yang mensucikan jiwa.
Yang kalah justru yang mengotorinya."Di dalam tafsir ilmu kasir, keberuntungan itu terletak
jika orang itu mau melindungi dirinya dengan menaati Allah SWT, beramal sholeh,
membersihkan diri dari akhlak-akhlak hina dan tercela.
Tidak ada gunanya harta dan anak di akhirat kecuali orang-orang yang menghadap
Allah dengan hati yang suci. Sebaliknya, jika mereka mengotori hati mereka dengan tidak
mengikuti petunjuk Allah, maka hati mereka akan tercemar dan merasa kotor karena dosa-
dosa yang telah mereka lakukan. Oleh karena itu, pembersihan pikiran dapat dicapai dengan
peningkatan iman dan perbuatan baik. Ini akan menjadi yang terbaik. Pada saat yang sama,
orang yang mengotori jiwanya, ia akan melakukan hal-hal yang buruk, kekafiran, dan
kemaksiatan. Untuk menjaga kebersihan jiwa ini, seseorang harus menjaga diri sendiri,
karena ini termasuk sikap merawat dan melindungi umat Islam agar tetap aman di akhirat.
Sikap peduli lindungi diri dalam kehidupan sehari-hari ada 4:
1. Taubat
Maka orang-orang yang menjaga diri, mereka menyadari bahwa mereka memiliki
kesalahan dan dosa, dan yang terbaik dari mereka yang salah dan berdosa adalah mereka
yang bertaubat kepada Allah. Bertobat berarti berhenti berbuat dosa. Dia merasakan
pertobatan penuh penyesalan atas dosa-dosa masa lalu. Kemudian dia akan selamanya
memutuskan untuk tidak pernah melakukan dosa masa lalu. Jika dia tidak peduli dan tidak
ingin melindungi dirinya sendiri, dia tidak akan bertobat kepada Allah. Bagi yang bertaubat,
maka Allah akan menjamin keberuntungan dan keselamatan yang besar. qs. An-nur ayat 31
artinya QS. An-nur ayat 31 yang artinya “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai
orang-orang yang beriman, supaya kalian beruntung.”
Ayat yang mulia ini mengisyaratan bahwa keberuntungan dan kesuksesan jika dia mau
bertaubat kepada Allah, karena dia merasa seseorang hamba yang lemah, maka allah akan
mengampuni dosanya, bahkan akan masuk surganya Allah seperti dalam QS. At-tahrim ayat
8 yang artinya “Hai orang –orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat
yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-
kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-
sungai, ...”
Dalam ayat ini Allah mengingatkan hanya kepada orang yang beriman yang mampu
bertaubat kepada Allah, dengan bertaubat Allah akan mengampuni dosa-dosanya dan
menjadikan orang itu masuk surga, itu merupakan keberuntungan. Taubat juga dilakukan
para nabi, manusia pertama, maka kita sebagai keturunan pun dianjurkan untuk melakukan
taubat. Nabi Muhammad SAW juga melakukan taubat, Allah juga sudah menjamin masuk
surga, tapi nabi tidak henti hentinya bertaubat kepada allha swt. Seperti H.R Muslim 2702
yang artinya “Dari Ibnu Umar RA berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Wahai Manusia
bertaubatlah kalian kepada Allah, sesungguhnya aku bertaubat kepada-Nya 100 kali setiap
hari.” Kemudian kita melihat bahwa kita tidak memiliki jaminan surga, tentu saja kita
memiliki lebih banyak dosa, dan kita harus melangkah lebih jauh dengan lebih banyak dosa.
Padahal, Allah selalu menerima taubatnya, membuka tangannya untuk menerima taubat
hambanya siang dan malam. “Dari Abu Musa Abdullah ibn Qais al Asy’ari ra, dari Nabi
SAW bersabda: Sesungguhnya Allah Ta’ala itu membentangkan tangan-Nya di waktu malam
untuk menerima taubatnya orang yang berbuat kesalahan di waktu siang, dan juga
membentangkan tangan-Nya di waktu siang untuk menerima taubatnya orang yang berbuat
kesalahan di waktu malam. Demikian ini terus menerus sampai terbitnya matahari dari arah
barat” (HR. Muslim 4954)
Hadits ini memberikan gambaran bagi kita semua. Allah tidak pernah berhenti
mengulurkan tangannya untuk menerima pengakuan hamba-Nya, baik itu kesalahan
hambanya siang atau malam. Kita tidak bisa menunda taubat, artinya Allah selalu membuka
tangan-Nya sampai hari kiamat. Taubat ini dilakukan terus menerus oleh Nabi dan para
sahabat dan pengikutnya, dan digembar-gemborkan keberuntungan bagi mereka. Siapa yang
akan menerima pertobatan dan dengan demikian menerima keselamatan? Yaitu orang-orang
yang mengamalkan Rukun Taubat:
1. Berhenti dari perbuatan dosa.
2. Menyesali dosa, penyesalan dibutuhkan seseorang agar ia senantiasa sadar dan
ingat akan keburukan yang dilakukan.
3. Bertekad untuk tidak mengulangi lagi dosa yang telah lalu sepanjang usianya.
4. Kalau dosa berkaitan dengan hak alami (sesama) maka harus diselesaikan
kepada yang bersangkutan misalkan berkaitan dengan hutang.
Selain rukun-rukun taubat itu adalah beristighfar kepada Allah SWT.
4. Mujahadah (bersungguh-sungguh)
Ia akan menyadari sebesar musuh itu hawa nafsunya sendiri, karena hawa nafsu itu
selalu mengajak kepada kejahatan, memerintahkan kepada burukan.
Maka jihad ini akan menundukkan hawa nafsu, kemalasan. Kita harus besungguh-sungguh
untuk mengalahkan kemalasan, dengan cara memaksa diri kita. Rasul mengajarkan kita
berlindung dari sifat malas untuk berangkat dari sesuatu yang wajib. Kita harus mengalahkan
kebodohan, maka Allah memberi pendengaran, penglihatan agar ia bisa mengalahkan
kebodohan, jadi menuntut ilmu termasuk dari jihad.