Disusun Oleh :
Gina Celcilia
IX A – 16
Semua yang bernyawa pasti akan mati sesuai ajalnya atas izin, takdir dan
ketetapan-Nya. Siapapun yang ditakdirkan mati pasti akan mati meski tanpa sebab, dan
siapapun yang dikehendaki tetap hidup pasti akan hidup. Apapun yang datang
menghampiri tidak akan membahayakan, sebelum ajalnya tiba karena Allah Ta’ala telah
menetapkan dan menakdirkan hingga batas waktu yang telah ditentukan. Tidak ada
satupun umat yang melampaui batas waktu yang telah ditentukan.
Berdasarkan hadits riwayat Ahmad, Rasulullah SAW bersabda, "Mati mendadak
suatu kesenangan bagi seorang mukmin dan penyesalan bagi orang durhaka." Hadist
tentang kematian bisa datang kapan saja tanpa diduga ini mengartikan seorang mukmin
sudah mempunyai bekal dan persiapan dalam menghadapi maut setiap saat, sedangkan
orang durhaka tidak. Bekal yang dimaksud adalah yang menjadikan pelindung antara diri
seorang hamba dengan siksaan dan kemurkaan Allah yang dikhawatirkan akan
menimpanya, yaitu (dengan) melakukan ketaatan dan menjauhi perbuatan maksiat
kepada-Nya
Maka balasan akhir yang baik hanyalah Allah peruntukkan bagi orang-orang yang
bertakwa dan membekali dirinya dengan ketaatan kepada-Nya, serta menjauhi perbuatan
yang menyimpang dari agama-Nya. Balasan akhir yang baik (yaitu Surga) bagi orang-
orang yang bertakwa.
2. Terciptanya Alam Semesta
Alam semesta merupakan ciptaan Allah yang diurus dengan kehendak dan
perhatian Allah. Allah menciptakan alam semesta ini dengan susunan yang teratur dalam
aspek biologi, fisika, kimia, dan geologi beserta semua kaidah sains. Definisi dari alam
semesta itu sendiri adalah segala sesuatu yang ada pada diri manusia dan di luar dirinya
yang merupakan suatu kesatuan sistem yang unik dan misterius.
Penciptaan alam semesta dapat dilihat pada surat Al Anbiya ayat 30. “Dan apakah
orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya
dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan dari
air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga
beriman?”
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi
dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada
siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan
bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan
dan memerintah hanyalah hak Allah.
Bumi sebelumnya adalah planet yang mati dan Allah menghidupkannya dengan
menurunkan air dari langit. “Dan Allah menurunkan dari langit air dan dengan air itu
dihidupkannya bumi sesudah matinya.” (QS`An Nahl; 65).
Air berasal dari Arasynya Allah yang disebutkan dalam surat-surat berikut :
“ Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu
menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar kuasa menghilangkannya.”( QS
Al- Mu’minun; 18 )
“ ...Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup, Maka mengapakah mereka
tiada juga beriman“ ( QS. Al-Anbiya; 30 ).
“ ... Maka Kami tumbuhkan dengan air itu berjenis-jenis tumbuhan yang bermacam-
macam “ ( QS Tha Ha; 53)
“ Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air …” (QS An Nur; 45).
Ayat-ayat tersebut makin menjelaskan kepada kita bahwa setelah air diturunkan ke
bumi, maka sebelum Allah ciptakan hewan, tentunya yang terlebih dahulu Allah cipakan
adalah tumbuh-tumbuhan sebagai cadangan makanan hewan. Kemudian hewan-hewan
ada juga yang menjadi cadangan makanan untuk hewan-hewan predator. Semua jenis
hewan, baik burung maupun hewan darat, ternyata menurut ilmu pengetahuan memang
asal-usulnya dari hewan air.
3. Jodoh
Tidak ada seorang pun yang tahu siapa jodohnya kelak. Hanya Allah SWT yang
mengetahui dan berhak menentukannya. Jodoh bukanlah pilihan, melainkan takdir yang
telah tercatat dengan jelas dan tegas di Lauhul Mahfudz. Hal ini sesuai dengan perkataan
Rasulullah dalam salah satu riwayatnya. Beliau bersabda: “Allah telah mencatat
ketentuan-ketentuan ciptaan-Nya 50.000 tahun sebelum Dia menciptakan langit dan
bumi.” (HR. Muslim dan Tirmidzi).
Jodoh menurut Islam adalah cerminan diri. Seseorang yang baik akan mendapatkan
jodoh yang baik, sedangkan orang yang buruk akan mendapatkan jodoh yang buruk pula.
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Alquran surat An Nur ayat 26 yang artinya.
“Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk
perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik
untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik
(pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang.” (QS. An-Nur; 26)
Itu sebabnya, banyak nasihat yang mengatakan bahwa setiap orang hendaknya
memperbaiki diri sendiri terlebih dulu dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi
segala larangan-Nya. Dengan begitu, kelak ia akan mendapat jodoh yang baik pula.
4. Bencana Alam
“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin
Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk
kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. At-Taghabun; 11).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa segala sesuatu yang terjadi pada manusia merupakan
atas izin Allah. Fenomena alam seperti gempa bumi, tsunami dan hujan deras merupakan
bencana yang tidak dapat dihindari. Artinya, hal ini murni terjadi karena alam Allah telah
menetapkan hal tersebut terjadi.
Bencana alam adalah qadha yang mana ada anjuran bahwa kita perlu berusaha
dalam menghadapinya.Berusaha dalam hal ini termasuk dengan bersabar dan bertawakal
atas kejadian tersebut. Barangkali, bencana tersebut sudah sedemikian rupa dihindari
namun tetap terjadi maka itu adalah ketetapan Allah.
5. Rezeki
Allah telah menjanjikan kepada umat-Nya, bagi yang bermohon kepada-Nya maka
akan diampuni doa-doanya. Seberapa dikabulkan Allah dan kapan dikabulkan itu semua
adalah haknya Allah.
Allah menjamin rezki kepada seluruh makhluk hidup di dunia. "Tidak suatu
binatangpun (termasuk manusia) yg bergerak di atas bumi ini yg tidak dijamin oleh Allah
rezekinya." (Q.S. Hud; 6). Dalam hal ini sudah jelas bahwa Allah akan memberikan
kesehatan,makan,minum bagi makhluk hidup di dunia. Allah akan memberikan rezeki
sesuai dengan apa yang dikerjakannya. Rezeki akan didapatkan sesuai dengan usaha yang
dilakukan.
Jangan takut kekurangan rezeki yakinlah Allah bersifat Ar-Razaq . Artinya Allah
SWT memberikan rezeki (termasuk kenikmatan) kepada semua makhluk-Nya tanpa
terkecuali. Sifat Al-Razaq ini berkaitan dengan sifat Maha Pemelihara Allah SWT. Allah
tidak akan menelantarkan makhluk ciptaan-Nya, Allah itu Ar Rahman.
Ada banyak bukti yang menunjukkan takdir Allah Swt. pada binatang. Ada
beberapa binatang yang mempunyai kekuatan melebihi manusia, tetapi ditundukkan oleh
Allah Swt. untuk dapat dimanfaatkan bagi kepentingan manusia. Misalnya, adanya
binatang-binatang ternak seperti kuda, unta, kerbau, atau kambing.
Di sekitar kalian tentu ada hewan bernama kerbau. Kerbau memiliki kekuatan
melebihi manusia. Dengan qada dan qadar-Nya kerbau dapat ditundukkan dan dapat
dimanfaatkan manusia untuk membajak sawah. Untuk memantapkan keyakinan,
simaklah ayat yang artinya, ”Dan tidakkah mereka melihat bahwa Kami telah men-
ciptakan hewan ternak untuk mereka, yaitu sebagian dari apa yang telah Kami ciptakan
dengan kekuasaan Kami, lalu mereka menguasainya? Dan Kami menundukkannya
hewan-hewan itu untuk mereka; lalu sebagiannya untuk menjadi tunggangan mereka
dan sebagian untuk mereka makan. Dan mereka memperoleh berbagai manfaat dan
minuman darinya. Maka mengapa mereka tidak bersyukur?” (Q.S. Ya-sin; 71–73).