Anda di halaman 1dari 15

Proposal Tugas Akhir

MONITORING INDIKATOR ELEKTRIS DAN


INDIKATOR MEKANIS TRAFO DISTRIBUSI TIGA
FASA DI UP3 PURWOKERTO SECARA ONLINE
BERBASIS PLC DAN SCADA

Diajukan sebagai syarat kelulusan Program Diploma III

Disusun Oleh

REVI ALVIN RAZAQI (3.39.17.0.20)

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2020
HALAMAN PERSETUJUAN
1. Judul Tugas Akhir/Skripsi : Monitoring Indikator Elektris dan Indikator
Mekanis Trafo Distribusi Tiga Fasa di UP3
Purwokerto Secara Online Berbasis PLC dan
SCADA.
2. Pelaksana
a. Nama : REVI ALVIN RAZAQI
b. NIM : 3.39.17.0.20
c. Program studi : Teknik Listrik
d. Jurusan : Teknik Elektro

3. Pembimbing
a. Pembimbing I : Yusnan Badruzzaman, S.T., M.Eng
b. Pembimbing II : Lilik Eko Nuryanto, B.Eng, M.Kom

Semarang, 29 Februari 2020


Pelaksana

Revi Alvin Razaqi


NIM. 3.39.17.0.20

Menyetujui:

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Yusnan Badruzzaman, S.T., M.Eng Lilik Eko Nuryanto, B.Eng, M.Kom


NIP. 197503132006041001 NIP. 196204061991031002
1. JUDUL
“Monitoring Indikator Elektris dan Indikator Mekanis Trafo Distribusi Tiga Fasa
di UP3 Purwokerto Secara Online Berbasis PLC dan SCADA”

2. LATAR BELAKANG
Transformator adalah suatu alat listrik yang digunakan untuk mentransformasikan
daya atau energi listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya,
melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnet.
Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik maupun
elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga memungkinkan
dipilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap – tiap keperluan
sehingga transformator merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam
penyaluran tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen. Penyaluran energi
listrik ke konsumen dari jaringan 20 KV selalu melewati transformator daya untuk
mengubah tegangan menjadi 400 VAC yang dapat dimanfaatkan oleh konsumen.
Kendala yang terjadi pada umumnya adalah transformator daya yang berada
dalam kondisi bertegangan tidak dapat dideteksi secara dini apakah transformator
mengalami gangguan atau tidak. Padahal, kerusakan pada transformator
menyebabkan kelangsungan pelayanan terhadap konsumen akan terganggu. Hal
tersebut tentu berpengaruh terhadap SAIDI dan SAIFI. Selama ini PT. PLN hanya
mengadakan pemeliharaan rutin menurut jadwal dengan waktu tertentu dan sangat
sulit mengetahui kondisi transformator yang mengalami gangguan bila terjadi
gangguan diluar jadwal pemeliharaan tersebut. Berdasarkan kondisi tersebut,
maka dibutuhkan sistem pemantauan kondisi transformator secara online. Dengan
konsep tersebut, PT. PLN dapat mengetahui secara dini transformator-
transformator yang mengalami gangguan. Pemantauan tersebut sangat diperlukan,
terkait dengan kebutuhan penyaluran energi listrik secara kontinyu dan terjamin.
Oleh karena itu penulis ingin membuat sebuah alat yang dapat memonitoring
indikator elektris berupa arus dan tegangan trafo serta indikator mekanis secara
online melalui PLC dan SCADA.
3. PEMBATASAN MASALAH
Dalam pembuatan tugas akhir ini untuk menjaga agar topik masalah tidak
keluar dari permasalahan, kami hanya membatasi hal-hal sebagai berikut :
1. Memonitor kondisi transformator dengan indikator elektris dan
mekanis secara online.
2. Tampilan SCADA yang menampilkan hasil monitoring transformator
secara online.

4. TUJUAN
Tujuan penulisan Tugas Akhir adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui serta memberikan informasi keadaan transformator distribusi


pada jaringan secara online dan real time berbasis PLC dan SCADA.

2. Mengetahui dampak dari pemasangan peralatan monitoring pada


transformator distribusi berbasis PLC dan SCADA.

5. TINJAUAN PUSTAKA
A. Trafo Distribusi Tiga Fasa
Umumnya konfigurasi gardu tiang yang dicatu dari SUTM adalah T
section dengan peralatan pengaman lebur Cut-Out (FCO) sebagai
pengaman hubung singkat transformator dengan elemen pelebur
(pengaman lebur link type expulsion) dan Lightning Arrester (LA)
sebagai sarana pencegah naiknya tegangan pada transformator akibat surja
petir.
Gambar 1. Gardu Portal, Trafo Distribusi Tiga Fasa
dan Single Line Diagramnya.
Untuk transformator fase tiga , merujuk pada SPLN, ada tiga tipe vektor
grup yang digunakan oleh PLN, yaitu Yzn5, Dyn5 dan Ynyn0. Titik netral
langsung dihubungkan dengan tanah. Untuk konstruksi, peralatan
transformator distribusi sepenuhnya harus merujuk pada SPLN D3.002-1:
2007. Transformator gardu pasangan luar dilengkapi bushing tegangan
menengah isolator keramik. Sedangkan transformator gardu pasangan
dalam dilengkapi bushing tegangan menengah isolator keramik atau
menggunakan isolator plug-in premoulded.

No Vector Group Daya (kVA) Keterangan


1 Yzn5 50 Untuk sistem 3 kawat
100
160
2 Dyn5 200 Untuk sistem 3 kawat
250
315
400
500
630
3 Ynyn0 50 Untuk sistem 4 kawat
100
160
200
250
315
400
500
630

Tabel 1. Vektor Group dan Daya Transformator

Kontruksi dari Transformator distribusi tiga fasa beragam tergantung pada


daya setiap trafo. Akan tetapi komponen pada setiap trafo hamper sama.
Sedengkan indikator - indikator yang akan dipantau / monitoring terdiri
dari dua jenis, yaitu :
i. Indikator listrik
Indikator listrik terdiri dari indikator Arus dan Indikator Tegangan
serta pengaman pada trafo distribusi tiga fasa gardu portal yaitu
berupa Lightning Arrester dan Fuse Cut Out (FCO). Indikator arus
dan tegangan sendiri nantinya akan menghasilkan daya semu (kVA)
dengan rumus :
S ( out )=V ( out ) × I (out )

Dan dari perhitungan daya keluaran trafo distribusi tersebut dapat


diketahui kapasitas pembebanan trafo dengan rumus :
S(out)
×100 %
S (nameplate )
Dan dari rumus tersebut diatas dapat diketahui kapasitas pembebanan
trafo distriibusi. Sesuai S-PLN maksimum pembebanan agar trafo
mempunyai lifetime yang panjang adalah sebesar 80%, sehingga
apabila terdapat trafo yang terpantau berbeban sebesar <80% trafo
dapat diganti dengan kapasitas yang lebih besar.
ii. Indikator Mekanik
Indikator mekanik yang akan dipantau antara lain :
1. Suhu Trafo
2. Level Minyak Trafo
3. Usia Trafo
4. Data-data trafo
Gambar 2. Komponen Transformator Distribusi Tiga Fasa 25- 200
kVA

Gambar 3. Komponen Transformator Distribusi Tiga Fasa 25- 400


kVA

B. PLC
Programmable Logic Controller atau yang biasa disebut PLC adalah suatu
alat Control yang menggunakan perintah Logic yang bekerja secara
digital, memiliki memori yang dapat diprogram, menyimpan perintah-
perintah untuk melakukan fungsi khusus untuk mengontrol berbagai jenis
mesin atau proses melalui modul analog atau digital input/output.
Pada prinsipnya PLC bekerja melalui modul input yang menerima data-
data berupa sinyal melalui peralatan input luar yang dapat berupa sakelar,
tombol, dan sensor dari sistem yang dikontrol. Data-data masukan yang
masih berupa sinyal analog akan diubah oleh modul input menjadi sinyal
digital. Selanjutnya oleh unit prosesor sentral atau CPU (Central
Processing Unit) yang ada di dalam PLC, sinyal digital itu diolah sesuai
dengan program yang telah dibuat dan disimpan di dalam memorinya.
Selanjutnya CPU mengambil keputusan dan memberikan perintah melalui
modul output dalam bentuk sinyal digital. Kemudian oleh modul output
sinyal digital tersebut diubah kembali menjadi sinyal analog untuk
menggerakkan peralatan output luar yang dapat berupa relay, kontaktor,
solenoid valve, heater, atau alarm yang nantinya dapat beroperasi secara
otomatis sesuai sistem yang dikontrol.
PLC TWIDO adalah salah satu pruduk dari perusahaan PT. Schneider
Electric, untuk type dari PLC twido, terdari dari 2 type yaitu :
1) PLC TWIDO Compact
2) PLC TWIDO Modular
Seperti terlihat pada gambar dibawah ini adalah merupakan gambar dari
type dari PLC TWIDO Modular dan Compact.

Gambar 4. PLC TWIDO Modular dan Compact

Keunggulan PLC dibanding sistem Distribusi antara lain:


1) Relatif mudah untuk melakukan perubahan pada strategi kontrol yang
akan diterapkan, karena logika kontrol yang digunakan diwujudkan
dalam bentuk perangkat lunak.
2) Jumlah relai yang diperlukan sangat dikurangi.
3) Lebih mudah untuk menginstalasinya karena pengkabelannya
sederhana.
4) Lebih mudah untuk menemukan kesalahan dan kerusakan karena PLC
memiliki fasilitas self-diagnosis.
5) Secara umum biaya yang diperlukan lebih kecil, baik dari segi biaya
pengadaan maupun pemeliharaan.
6) Tahan bekerja terus menerus dalam lingkungan kerja yang umum
dijumpai di pabrikpabrik, misalnya temperatur tinggi, tekanan tinggi,
kelembaban tinggi, atau beracun. Ukuran PLC biasanya dinyatakan
dengan jumlah input dan output yang dapat ditangani serta kapasitas
memori programnya. PLC mikro biasanya hanya memiliki beberapa
I/O saja, sementara tipe mini memiliki puluhan I/O. PLC tipe rack
memiliki jumlah I/O ratusan atau bahkan ribuan.

Gambar 5. Komponen dasar PLC

PLC tersusun atas beberapa komponen dasar, yaitu:


1) CPU (Central Processing Unit), yaitu otak dari PLC yang mengerjakan
berbagai operasi, antara lain mengeksekusi program, menyimpan dan
mengambil data dari memori, membaca kondisi/nilai input serta
mengatur nilai output, memeriksa adanya kerusakan (self diagnistic),
serta melakukan komunikasi dengan perangkat lain.
2) Input, merupakan bagian PLC yang berhubungan dengan perangkat
luar yang memberikan masukan kepada CPU. Perangkat luar input
dapat berupa tombol, switch, sensor ataupun piranti ukur lainnya.
3) Output, merupakan bagian PLC yang berhubungan dengan perangkat
luar yang memberikan keluaran dari CPU. Perangkat luar output dapat
berupa lampu, katup (valve), motor dan lain-lain.
4) Memori, yaitu tempat untuk menyimpan program dan data yang akan
dijalankan dan diolah oleh CPU. Dalam PLC memori terdiri atas
memori program untuk menyimpan program yang akan dieksekusi,
memori data untuk menyimpan nilai-nilai hasil operasi CPU, nilai
timer dan counter, serta memori yang menyimpan nilai kondisi input
dan output. Kebanyakan PLC sekarang memiliki satuan memori dalam
word (16 bit).
5) Fasilitas komunikasi (Programming Device), yang membantu CPU
dalam melakukan pertukaran data dengan perangkat lain, termasuk
juga berkomunikasi dengan komputer untuk melakukan pemrograman.
6) Catu daya, untuk mensuplai daya kepada semua komponen dalam
PLC. Biasanya catu daya PLC adalah 220 VAC atau 24 VDC.

C. SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition)

SCADA merupakan singkatan dari Supervisory Control And Data


Acquisition yang mengandung pengertian sekumpulan peralatan yang
bekerja membentuk suatu kesatuan dan bekerja bersama-sama yang saling
berkomunikasi untuk menjalankan fungsi pengukuran, kontrol, dan
permintaan/pengiriman data. SCADA digunakan untuk membantu
mendapatkan sistem pengoperasian yang optimum dengan kenyataan yang
ada dilapangan yang berupa kekurangan maupun kelebihan yang terdapat
pada suatu sistem. SCADA terdiri dari perlengkapan hardware dan
software. Secara umum fungsi dari SCADA adalah:
1) Akuisisi Data merupakan proses penerimaan data dari peralatan
dilapangan
2) Konversi Data, merupakan proses konversi data-data dari lapangan ke
dalam format standart.
3) Pemrosesan Data, menganalisa data yang diterima untuk dilaporkan
kepada operator.
4) Supervisory Control, yang memungkinkan operator untuk
mengendalikan peralatan-peralatan di lapangan.
Fungsi khusus dari Sistem SCADA :
1) Telekontrol berfungsi melakukan perintah Remote Control (Open
/Close) terhadap peralatan yang berada di lapangan.
2) Telesignaling berfungsi mengumpulkan data status dan alarm (Open,
Close, power Supply fault, indikasi relay atau parameter lainnya) yang
dianggap perlu, yang dapat membantu operator dalam memonitor
peralatan yang berada dilapangan. Dengan ini diharapkan gangguan
pada bagian tertentu dapat dideteksi lebih cepat karena pemantauan
dari pusat kontrol dan diketahui dalam waktu yang real time.
3) Telemetering berfungsi mengukur beban yang terpasang pada alat ukur
tenaga listrik (Arus, Tegangan, Daya Aktif, dll) dan semua peralatan
yang berada di lapangan. Hasil pemantauan ini, selain digunakan
sebagai pencatat data pengoperasian alat juga dapat digunakan dalam
kaitannya untuk melakukan Remote Control.
Tampilan SCADA untuk monitoring Trafnsormator Distribusi tiga fasa
antara lain seperti berikut :

Gambar 6. Rancangan Tampilan SCADA untuk memonitoring transformator


distribusi tiga fasa

6. METODE
Metodologi yang digunakan dalam menyusun tugas akhir ini adalah:
A. Metode Pengumpulan data utama dan studi pustaka
Metode ini dilakukan dengan cara mencari data baik dari sumber data dari
PUIL, Standard SPLN, serta buku maupun internet yang berhubungan
dengan hal-hal yang dibahas dalam pembuatan tugas akhir ini.
B. Metode Observasi
Metode ini dilakukan dengan cara mengadakan penelitian langsung ke
lapangan kerja, kemudian hasilnya digunakan sebagai sumber data.
C. Metode Bimbingan
Metode ini dilakukan dengan cara meminta pengarahan dan petunjuk dari
dosen pembimbing dan dosen umum.
D. Metode Wawancara
Metode ini dilakukan dengan cara melakukan wawancara langsung kepada
pihak yang bersangkutan mengenai sumber data yang akan diambil.

7. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk mempermudah pembaca dalam mepelajari isi lapoan, penulis membuat
sistematika laporan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Berisikan tentang Latar belakang masalah, tujuan dan manfaat
dalam pembuatan Tugas Akhir, Rumusan dan Pembatasan
masalah, metode penyusunan laporan Tugas Akhir, dan sistematika
penulisan laporan Tugas Akhir.
BAB II DASAR TEORI
Bab ini memberikan penjelasan tentang Jaringan Distribusi, PMT,
Recloser, Sectionalizer, Metering Exim, Progammable Logic
Control, Supervisory Control Automatic Data and Acquisition.
BAB III PERANCANGAN DAN PERAKITAN
Bab ini membahas tentang trainer koordinasi PMT, Recloser dan
Sectionalizer pada jaringan tegangan menengah dengan SCADA,
dan pembuatan program.
BAB IV MANUVER JARINGAN DISTRIBUSI DENGAN
PELIMPAHAN BEBAN PENYULANG JARINGAN
TEGANGAN MENENGAH (JTM) 20 KV
Berisikan tentang data yang diperoleh di lapangan yang selanjutnya
diolah dan dibahas lebih lanjut untuk mengetahui setting Recloser
terhadap koordinasi PMT, Recloser dan Sectionalizer.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisikan tentang kesimpulan yang diambil penyusun dari
pembuatan dan penulisan laporan Tugas Akhir , kesan dan
rekomendasi selama proses pembuatan Tugas Akhir.
Sedangkan pada bagian terakhir dari laporan ini berisi tentang Daftar Pustaka
dan Lampiran-Lampiran.
8. JADWAL KEGIATAN
Agenda Bulan
Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Observasi
Survey
Penyulang
Perancangan
Pembuatan
SCADA
Penyusunan
Laporan

DAFTAR PUSTAKA
Firdaus, Akhmad Jamaah .2009.BPKM Proteksi Sistem Tenaga Listrik.
Semarang:Polines
Silaban, Abraham.2009.Penggunaan Recloser Pada Sistem Jaringan Distribusi
20 kV.Medan
William. 2002. Programmable Logic Controller (PLC). Erlangga: Jakarta
Marsudi, Djiteng. 2006. Operasi Sistem Tenaga Listrik. Graha Ilmu : Jakarta
Pandjaitan, Bonar. 2012. Praktik-praktik Proteksi Sistem Tenaga Listrik.
Yogyakarta:Andi.
LAMPIRAN 1

Rencana anggaran yang akan kami gunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Rencana Anggaran

Keteranga
NO Keterangan Unit Harga/Unit Harga Total
n

Bahan Konstruksi        
1 Kabel RJ45 1 Rp 50000 Rp 50000  
2 Kabel Power 1 Rp 30000 Rp 30000  
3 Dan lain-lain   Rp 1500000 Rp 1500000  
Total
Rp 1,580,000  

Biaya Operasional  
pengetikan,
1 penggandaan dan Rp 300000  
jilid
Total Rp 1,880,000  

Anda mungkin juga menyukai