Anda di halaman 1dari 11

Pendahuluan

A. Pengertian Taqdir
Yang dimaksud dengan istilah taqdir adalah Qadha dan Qadar. Qadha
secara etimologis adalah bentuk mashdar dari qadha yang berarti kehendak
atau ketetapan hukum. Maka, qadha adalah kehendak atau ketetapan hukum
Allah SWT atas segala sesuatu. Sedangkan kata Qadar berasal dari kata
qaddara berasal dari akar kata qadara yang antara lain berarti mengukur,
memberi, kadar atau ukuran. Maka jika kita berkata “Allah telah menakdirkan
demikian” artinya “Allah telah memberi kadar/ukuran/batas tertentu dalam
diri, sifat dan kemampuan maksimal makhlunya”. Dengan demikian Qadar
adalah ukuran atau ketentuan Allah SWT terhadap segala sesuatu.
Sedangkan secara terminologis ada Ulama berpendapat bahwa qadha
dan qadar mempunyai arti yang sama. Tapi, sebagian juga ada yang
membedakannya. Hanya berbeda definisinya, jika Qadha didefinisikan sebagai
ilmu Allah SWT tentang apa-apa yang akan terjadi pada seluruh makhluk-
Nya. Dan qadha didefinisikan sebagai penciptaan sega;a sesuatu oleh Allah
SWT sesuai dengan ilmu dan irarah-Nya. Ulama yang menganggap istilah
qadha dan qadar sama didefinisikan sebagai segala ketentuan, undang-undang
peraturan dan huku,m yang ditetapkan secara pasti oleh Allah SWT untuk
segala yang ada, yang mengikat antara sebab dan akibat segala seuatu yang
terjadi.
Dari sekian banyak ayat Al-Qur’an dipahami bahwa semua makhluk
telah ditetapkan takdirnya oleh Allah SWT dan tidak bisa melampaui batas
ketetapan itu. Allah SWT menuntun dan menunjukkan arah yang harus dituju.
Berikut adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang taqdir:
          
 
Artinya: Sucikan nama Tuhanmu Yang Mahatinggi, yang menciptakan
(semua makhluk) dan menyempurnakannya, yang memberi takdir kemudian
mengarahkan(nya) (Q.S Al-A’la[87]:1-3)
Karena itu ditegaskan bahwa:

1
       
 
Artinya: Dan matahari beredar ditempat peredarannya. Demikian itulah
takdir yang ditentukan oleh (Allah) Yang Mahaperkasa lagi Maha
Mengetahui (Q.S Ya Sin[36]:38)
      

Artinya: Dan telah kami takdirkan/tetapkan bagi bulan manzillah-manzilah,
shingga (setelah dia sampai ke manzillah yang terakhir) kembalillah dia
sebagai bentuk tandan yang tua (Q.S Ya Sin[36]:39)
Ini merupakan firman-firman Allah SWT tentang Taqdir, bahkan
segala sesuatu ada taqdir atau ketetepan Tuhan atasnya,
          
        
Artinya: Dia (Allah) Yang menciptakan segala sesuatu, lalu Dia
menetapkan atasnya qadar (ketetapan) dengan sesempurnanya (Q.S Al-
Furqan[25]:2)
         
 
Artinya: Dan tidak ada sesuatu pun kecuali pada sisi Kamillah khazanah
(sumber)nya; dan Kami tidak menurunkannya kecuali dengan ukuran tertentu
(Q.S Al-Hijr[15]:21)
      
Artinya: Allah telah menetapkan bagi segala sesuatu kadarnya (Q.S Al-
Thalaq[65]:3)
B. Taqdir manusia
Dari satu sisi manusia adalah makhluk musayyar sama seperti benda,
tanam-tanaman dan hewan. Artinya manusia tidak bisa mempunyai
kebebasan untuk menerima maupun menolak. Semuanya telah ditentukan dan
dibentuk. Dari sisi lain, manusia adalah makhluk mukhayyar, artinya
memiliki kebebesan untuk menerima dan menolak. Hal-hal yang manusia
tidak memiliki ikhtiar adalah kelahiran di dunia sebagai perempuan atau laki-

2
laki, kematian pada tanggal sekian, hari akhir, anak dari Bapak Iwa bukan
dari Bapak Ridwan, gerak-gerik refleks, warna kulitnya, ukuran tubuh tinggi
atau pendek, dan lain-lain adalah ketetapan Allah SWT yang kita tidak
mempunyai hak untuk menolak dan menerimanya.
Ayat-ayat dalam Al Quran yang meginformasikan bahwa Allah
memperintahkan manusia untuk berusaha dengan sungguh-sungguh untuk
mencapai cita-cita dan tujuan hidup yang dipilihnya.
            
            
            
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila
Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang
dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia
(Q.S Ar Ra'd[13]:11)
         
  
Artinya: (Allah) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu,
siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi
Maha Pengampun (Q.S Al Mulk[63]:2)
Untuk itu sebagai orang yang beriman kita hendak menyadari takdir
kita sebagai manusia. Manusia yang mengimani Allah SWT tentu akan
mengimani qadha dan qadarnya. Begitu juga mengimani hari akhir sebagai
bagian dari taqdir kita sebagai manusia. Bagaimana kita harus bersikap dan
bersiap diri menghadapi hari akhir agar tidak menjadi orang-orang yang
menyesal.

Pembahasan
A. Hari Akhir
Hari akhir atau hari kiamat adalah hari saat makhluk-makhluk Allah
hancur atau binasa. Pada hari itu semua yang ada di dunia akan hancur lebur
berantakan seperti anai-anai yang beterbangan. Beriman kepada hari kiamat

3
artinya mempercayai dengan sepenuh hati bahwa hari kiamat itu pasti akan
datang dan seluruh umat manusia akan kembali dibangkitkan dari alam kubur
untuk menerima pengadilan dari Allah SWT sebagai hakim yang Maha Adil.
Hal ini sesuai dengan Firman Allah SWT. dalam surat Al Hajj : 7 yang
berbunyi:
            

Artinya: Dan Sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada
keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di
dalam kubur. (Q.S. Al Hajj[22] : 7)
Ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan hari akhir.
1. Gambaran kedahsyatan hari kiamat bisa menyebabkan wanita menyusui
melalaikan anak yang disusuinya, ibu hamilpun melahirkan anaknya
seketika, seperti dilukiskan dalam surat Al Hajj : 1-2 :
Artinya :
          
          
           
Artinya: Hai manusia, bertaqwalah kepada Rabbmu; sesungguhnya
kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar
(dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu,
lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya
dan gugurlah segala kandungan wanita yang hamil, dan kamu lihat
manusia dalam keadaan mabuk, padahal mereka sebenarnya tidak mabuk,
akan tetapi azab Allah itu sangat keras. (QS. Al Hajj[22] :1-2)
2. Tidak Seorang pun yang mengetahui kapan terjadinya kiamat selain Allah
SWT. Firman Allah swt dalam surat Al Araf : 187 yang berbunyi:
            
           
            
     

4
Artinya : Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah
terjadinya". Katakanlah:"Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu
adalah pada sisi Rabbku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu
kedatangannya selain Dia". (QS. Al ’Araaf [7] :187)
3. Tidak ada lagi yang bisa memberikan manfaat termasuk anak dan harta
kecuali orang yang datang menghadap Allah dengan hati yang bersih.
Firman Allah dalam Al Qur’an Surat Asy Syu’araa ayat 88-89
             
Artinya : (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,
kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih (Q.S.
Asy-Syu’araa [26] : 88-89)
Proses kejadian Kiamat seperti terkandung dalam Al Qur’an dan
Hadits. Bila dilihat dari proses kejadiannya kiamat dibadakan menjadi dua,
yaitu kiamat sughra dan kiamat kubra.
1. Kiamat sugra (kiamat kecil) adalah peristiwa berakhirnya setiap makhluk
yang bernyawa dan hancurnya sebagian alam seperti terjadinya kematian,
banjir, longsor, gempa bumi, dan lain-lain. Firman Allah dalam surat Al
Qashash ayat 88, yang berbunyi :
               
      
Artinya : Segala sesuatu pasti akan binasa kecuali Zat Allah (Q.S. Al
Qashash[28] : 88)
Bedasarkan ayat di atas jelaslah bahwa seluruh makhluk yang ada
di dunia akan hancur dan binasa, saat makhluk-makhluk itu binasa maka
boleh dikatakn sebagai kimat sugro termasuk bila seseorang menemui
ajalnya maka itupun ter,asuk kiamat sugro, sebagaimana sabda Nabi
Muhammad saw yang Artinya :
Apabila salah seorang diantara kamu mati, maka sesungguhnya
kiamatnya sudah dekat (H.R Ad dailami)
2. Kiamat Kubra (kiamat Besar), adalah peristiwa hancurnya seluruh alam
semesta sehingga alam ini berganti dengan alam yang lain, yaitu alam
akhirat. Peristiwa yang terjadi saat kiamat kubro merupakan peristiwa

5
yang sangat dahsyat, diawali dengan tiupan sangkakala yang pertama.
Setelah itu bumi terangkat dan bergoncang hebat, gunung-gunung terlepas
dari tempatnya, berterbangan dan bertabrakan seperti kapas yang ditiup
angin, dan bumipun mengeluarkan isi perutnya. Firman Allah dalam Al
Qur’an surat Al Zalzalah ayat 1-3, yang berbunyi
         
   
Artinya : apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat),
dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,
dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?", (Al
Zalzalah[99] : 1-3)
Setelah semua hancur dan mati maka sangkakala kedua pun ditiup,
saat ini Allah membangkitkan kembali semua manusia dikumpulkan di alam
mahsyar untuk menjalani pemeriksaan terhadap amal perbuatannya yang
dilakukan ketika di dunia.Tetapi sebelum mereka dibangkitkan dan berkumpul
di alam makhsyar terlebih dahulu mereka berada di alam barzakh. Dan untuk
lebih jelasnya perhatikanlah peristiwa berikut yang ada kaitannya dengan hari
kiamat.
a. Yaumul Barzakh, yaitu batas antara alam dunia dan alam akhirat yang
sering disebut juga alam qubur. Pada alam ini manusia diperiksa oleh
malaikat munkar dan nakir tentang amal perbuatannya di dunia. Jika
mereka beriman maka mereka akan mendapatkan nikmat kubur tetapi bila
mereka ingkar siksa kuburlah yang akan mereka dapatkan.
b. Yaumul ba’ats, yaitu hari ketika ummat manusia dibangkitkan dari alam
kubur setelah malaikat peniup sangkakala meniupkan sangkakalanya yang
kedua kali. Pada saat ini manusia dibangkitkan dengan keadaan yang
bermacam-macam sesuai dengan amal perbuatan masing-masing. Ada
yang dibangkitkan dalam rupa babi hutan merekalah orang yang suka
memakan barang haram seperti hasil riba, korupsi, suap, dan hasil haram
lainnya. Ada juga yang datang dengan rupa monyet, mereka adalah orang
yang suka memfitnah. Ada juga orang yang datang dalam keadaan buta,

6
merekalah orang-orang yang melanggar hukum agama dan tidak adil di
dalam memberi keputusan. Serta masih banyak lagi rupa-rupa yang lain.
c. Yaumul Makhsyar, yaitu hari dikumpulkannya manusia di padang
makhsyar setelah dibangkitkan dari alam kubur untuk menunggu
panggilan Allah SWT. Disinilah semua manusia akan diadili dengan
seadil-adilnya.
d. Yaumul Hisab, yaitu saat perhitungan amal perbuatan manusia selama
hidup di dunia. Ketika dilaksanakan hisab ini yang berbicara bukanlah
mulut, tetapi semua anggota badan yang mempersaksikan sehingga tidak
ada satu pun perbuatan yang terlepas dari perhitungan.
e. Yaumul mizan, yaitu hari pertimbangan amal baik dan buruk. Hal ini
menunjukan betapa besar keagungan serta keadilan Allah, sebab setelah
diketahui timbangan amalnya. Allah akan memberikan imbalan yang
setimpal dengan amal perbuatannya.

B. Tanda-tanda Hari Akhir


Tanda Terjadinya Kiamat
1. Terbitnya matahari dari arah barat dan terbenam dari arah timur. Hal ini
terjadi karena perubahan besar dalam susunan alam semesta.
2. Keluarnya suatu binatang yang sangat aneh. Binatang ini dapat bercakap-
cakap kepada semua orang dan menunjukkan kepada manusia bahwa
kiamat sudah sangat dekat.
3. Datangnya Al-Mahdi. Beliau termasuk keturunan dari Rasulullah SAW.
Oleh karena itu, beliau serupa benar akhlak dan budi pekertinya dengan
Rasulullah SAW.
4. Munculnya Dajal. Dajal adalah seorang yang muncul sebagai tanda
semakin dekat datangnya kiamat. Dajal bermata buta sebelah dan
mengaku sebagai “Tuhan”.
5. Hilang dan lenyapnya Al-Qur’an dan mushaf, hafalan dalam hati. Bahkan
lenyap pulalah yang ada di dalam hati seseorang.
6. Berkumpulnya manusia, seperti selamatan kelahiran, khitanan,
perkawinan, ulang tahun, dll. Akan tetapi tidak pernah sedikit pun
dijalankan perintah-perintah-Nya serta dijauhi larangan-Nya.
7. Turunnya Nabi Isa as. Beliau akan turun ke bumi ini di tengah-tengah
merajalela pengaruh Dajal.

7
C. Buah Iman Kepada Hari Akhir
1. Cinta dan semangat dalam melaksanakan ketaatan, mengharapkan
ganjaran pada hari itu.
Mencintai sebuah ketaatan merupakan sebuah anugerah dari Allah
bagi siapa yang dikehendaki-Nya, begitu juga bersemangat tinggi
terhadapnya. Orang yang cinta, dia tidak memiliki beban dalam
melaksanakan ketaatan tersebut. Kita telah mengetahui bahwa bentuk
ketaatan yang paling besar di dalam agama adalah mewujudkan
ketauhidan kepada Allah . Allah berfirman:
      
Artinya: Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkann agar
mereka beribadah kepada-Ku. (Q.S Adz-Dzariyat[51]: 56)
Jika seorang hamba mencintai bentuk ketaatan yang paling besar
dan dia bersemangat untuk merealisasikannya di dalam hidup, niscaya dia
akan menjadi orang yang paling mulia dan paling tinggi derajatnya di sisi
Allah dan otomatis paling tinggi derajatnya di dunia. Semua risiko dalam
mewujudkan ketaatan akan dia hadapi dengan lapang dada dan penuh
kesabaran. Dia mengetahui bahwa tidak ada seorang pun yang ingin
melaksanakan ketaatan melainkan telah mendapatkan ujian dan cobaan
dari sisi Allah . Sejarah perjalanan hidup para nabi dan rasul menjadi
contoh pertama sekaligus sebagai suri teladan yang baik dalam hidup.
Duri-duri dan kerikil-kerikil tajam siap menusuk, gelombang dahsyat siap
mengempaskan ke jurang yang tajam dan menganga. Apakah Anda
termasuk orang yang berhasil dan selamat, atau tidak? Pertolongan Allah
sajalah yang harus Anda minta.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Nabi memerintahkan
setiap orang yang beriman untuk bersemangat melaksanakan segala yang
bermanfaat dan meminta bantuan kepada Allah , dan ini sangat sesuai
dengan firman Allah l ‘Kepada-Mulah kami menyembah dan kepada-
Mulah kami meminta‘. Juga seruan Nabi Hud : ‘Sembahlah Dia dan
bertawakkallah kepada-Nya.’ Maka semangat untuk meraih yang
bermanfaat bagi seorang hamba adalah semangat dalam ketaatan kepada

8
Allah dan menyembah-Nya, karena yang paling bermanfaat baginya
adalah ketaatan kepada Allah . Tidak ada yang paling bermanfaat bagi
seorang hamba kecuali itu. Segala sesuatu yang membantu dalam
ketaatan kepada Allah , merupakan suatu ketaatan pula, kendatipun
perkara itu adalah mubah.” (Lihat Amradhul Qulub hal. 50)
Beliau juga berkata: “Sesungguhnya semua kebaikan itu ada
dalam ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Sedangkan semua kejahatan
itu terletak dalam bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya.” (Iqamatu
Ad-Dalil ‘ala Ibthalu At-Tahlil 3/54)
2. Lari dari perbuatan maksiat dan tidak meridhainya karena takut akan azab
pada hari itu.
Menyelamatkan diri dari perbuatan maksiat dan melindungi diri darinya
merupakan sebuah anugerah yang besar dari Allah , bagi siapa saja yang
dikehendaki-Nya. Karena tidak ada satu pun bentuk kemasiatan melainkan
sangat digandrungi oleh jiwa, bersamaan dengan itu amat sangat sejalan
dengan keinginan Iblis dan bala tentaranya. Siapa yang tidak menyukai
kemaksiatan akan menjadi ejekan dan olokan Iblis sekaligus menjadi
sasaran bisikan jahatnya. Orang yang beriman kepada hari akhir akan
berusaha untuk menyabarkan diri dari segala perbuatan maksiat yang
disenangi oleh nafsu dan setan. Semuanya ini dia lakukan semata-mata
mengharapkan balasan dan ganjaran pada hari kekekalan. Allah berfirman
          
          
  
Artinya: Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang
dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (Q.S Az-Zumar[39]:10)
3. Hiburan bagi orang yang beriman.
Adanya hari akhir bagi orang yang beriman sesungguhnya
merupakan penghibur. Mengapa? Karena Allah telah mempersiapkan
segala kesenangan yang tidak pernah didapatkan di dunia sebagai balasan
dan ganjaran dari sisi-Nya. Surga sebagai tempat kenikmatan yang akan
diberikan kepada orang-orang yang menutup kehidupan di atas ketaatan,

9
dan melihat Allah sebagai kenikmatan yang paling besar buat mereka.
Kalau kita mau melihat dengan kacamata yang bersih, niscaya kita akan
mengetahui bahwa tidaklah berarti kekurangan dan kesengsaraan hidup di
dunia bila diganti dan dibandingkan dengan kesenangan yang dipersiapkan
oleh Allah di sisinya kelak. Ironisnya, hal ini seringnya luput dari benak.
Di mana orang merasa hina jika dia menjadi pekerja rendahan, pencari
kayu bakar, tukang becak, pemulung, dan sebagainya. Padahal jika dia
bersabar, itu hanyalah sesaat untuk kemudian mendapatkan kenikmatan
yang abadi dan tidak berakhir. Mungkin orang akan selalu bersedih
terhadap segala ujian yang menimpanya. Bahkan karena besarnya ujian
yang disertai tertutupnya jalan keluar, seringkali seseorang putus asa
dengan mengakhiri hidupnya dengan cara yang sadis dan tidak masuk
akal. Hal ini terjadi karena tidak adanya iman, atau lemahnya iman pada
dirinya akan adanya hari akhir sebagai hari pembalasan. Allah berfirman:
          
        
            
Artinya: Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal
belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang
terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan
kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan)
sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya:
“Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya
pertolongan Allah itu amat dekat. (Al-Baqarah: 214)

10
Kesimpulan
Karena manusia itu lemah (antara lain tidak tahu akan takdirnya) maka
diwajibkan untuk berusaha secara bersungguh-sungguh untuk mencapai tujuan
hidupnya yaitu beribadah kepada Allah. Dalam menjalani hidupnya, manusia
diberikan pegangan hidup berupa wahyu Allah yaitu Al Quran dan Al Hadits
untuk ditaatiSebagai manusia yang beriman kepada Allah SWT hendaknya kita
mempercayai adanya Hari Akhir. Hari Akhir adalah takdir yang ditetapkan oleh
Allah SWT kepada seluruh makhlukNya, termasuk kepada kita. Mengimani hari
akhir artinya mengimani dan mempercayai hari akhir.
Jika kita sudah mengimani hari akhir maka kita sudah berusaha untuk
tidak menjadi orang-orang menyesal pada hari kemudian. Saat kita menghadapi
hari pembalasan Allah SWT.

11

Anda mungkin juga menyukai