Anda di halaman 1dari 2

PENGERTIAN TAKDIR

Kata Takdir terambil dari kata Qaddara berasal dari akar kata “qadara” yang antara
lain berarti mengukur, memberi kadar atau ukuran. Kata qadar dan takdir mempunyai
perbedaan makna. Kata qadar menurut M. Quraish Shihab, mempunyai beberapa makna,
diantaranya ketetapan, mulia dan sempit. Beliau memaknakan kata qadar dengan ketetapan
dan mulia, karena ia berdasar pada ayat Allah Swt, dalam surah al-qadr. Sedangkan kata
qadar yang bermakna sempit, beliau berdasar pada firman Allah Swt, “Allah melapangkan
rezeki seseorang yang ia kehendaki dan menyempitkan”. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kata qadr dimaknakan kekuatan, kuasa, kodrat dan ukuran, seperti dalam firman
Allah Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas sesuatu), dan QS. al-An’ām (6): 37.

Qadr adalah salah satu sifat Allah Swt, yang bermakna kuasa atas menetapkan
sesuatu, apakah ketetapan itu mulia, sempit dan lapang. Dapat pula disimpulkan bahwa qadar
Tuhan menetapkan dalam bentuk berpasang-pasangan yakni ada yang lapang ada pula yang
sempit, ada yang mulia dan ada yang terhina, dan ada yang baik ada pula yang buruk. Selain
M. Quraish Shihab ada beberapa pengertian takdir menurut para ahli. Menurut Wahbah
Zuhaili pun menambahkan pengertiannya “Takdir adalah segala sesuatu itu telah diberikan
kepadanya oleh Allah Swt, takdir, qadar, ukuran dan batas yang spesial”(Muh. Dahlan). Kata
takdir dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah ketentuan atau ketetapan Allah Swt yang
sudah ditetapkan sejak zaman azali. Akan tetapi manusia diwajibkan untuk tetap berikhtiar
dan bertawakkal, selebihnya tetap diserahkan kepada dzat yang menentukan takdir yakni
Allah Swt.

Secara istilah Takdir adalah segala yang terjadi, sedang terjadi dan yang akan terjadi,
telah ditentukan oleh Allah Swt, baik sesuatu yang baik maupun sesuatu yang buruk. akdir
merupakan sebuah ketetapan Allah Swt yang meliputi segala kejadian yang terjadi di alam ini
baik itu mengenai kadar dan ukurannya, tempat maupun waktunya. Hal ini menunujukkan
Takdir sebagai tanda dari kekuasaan Allah Swt yang harus kita yakini. (Arnesih)

KAITAN TAKDIR DENGAN SUNNATULLAH

Menurut Jan Ahmad Wassil dalam bukunya “memahami isi kandungan al-Qur’an”
makna takdir selalu dikaitkan dengan istilah sunnatullah dan hidayah. Sunnatullah mencakup
hukum-hukum alam syahadat mengenai benda benda mati, seperti kejadian alam semesta dan
sunnatullah yang mencakup kejadiankejadian yang berkenaan dengan alam ghaib, seperti
kejadian yang berkaitan dengan roh. Sunnatullah juga berkaitan dengan keadilan, keadilan ini
dalam al-Qur’an berkaitan dengan hukum Allah Swt bagi alam raya ciptaan-Nya. Dengan
kata lain seluruh alam raya ini terwujud dengan adanya hukum keseimbangan, maka kita
tidak boleh melanggar hukum itu. (Arnesih)
TAKDIR TIDAK BERUBAH DAN BERUBAH

Al-Raqib al-Asfahani berpendapat bahwa takdir Allah Swt, itu ada dua macam, :

(1) takdir Allah kepada sesuatu (alam raya/kosmos) yang sejak awal penciptaannya tidak
pernah berubah dan tertunda kecuali yang menciptakannya berkehendak atau merubah,
menunda atau menggantinya.

(2) takdir Tuhan, yang maksudnya adalah memberi qadar, ukuran, batas-batas dan kekuatan.

Takdir Allah yang pertama adalah takdir yang irasional (tidak dapat berubah) oleh siapa pun
kecuali Allah Swt. Bagaimana pun usaha manusia, baik usaha fisik maupun usaha doa, tidak
akan berubah sedikit pun, dapat dilihat dalam QS. al-Muzammil (73):20 dan QS. Yunus (10):
5. Dari kedua ayat ini dapat menandakan bahwa perputaran takdirnya tidak ada campur
tangan manusia, semata-mata Allah yang menentukannya. Takdir Allah yang kedua adalah
takdir yang rasional. Takdir tersebut adalah takdir yang ditujukan kepada alam manusia,
termasuk takdir kematian dan rezeki.

Anda mungkin juga menyukai