Anda di halaman 1dari 5

Secara istilah, qadar atau takdir adalah ketetapan atau keputusan Allah SWT yang memiliki sifat

Maha Kuasa (qudrah dan qadirun) atas segala ciptaan-Nya, baik berupa takdir yang baik, maupun
takdir yang buruk.

Qadar sendiri terbagi menjadi dua, yaitu qadar mubram dan kadar mu'allaq. Pertama, qadar mubram
adalah takdir mutlak yang tak mungkin berubah. Misalnya, kematian, masa tua, dan lain sebagainya.
Kedua, qadar mu'allaq yang berarti takdir yang dapat berubah dengan doa, usaha, dan ikhtiar yang
diupayakan hambanya.

Dalil mengenai qadar mu'allaq ini tergambar dalam firman Allah SWT dalam surah Ar-Ra'd ayat 11:
"Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mau mengubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri," (QS. Ar-Ra'd [13]: 11).

Pengertian Qada dan Qadar

Bagi umat muslim istilah Qada, dan Qadar mungkin terdengar serupa, namun sebetulnya istilah
tersebut mengandung pengertian yang sangat berbeda. Sebelum kamu mengetahui perbedaan Qada
dan Qadar tersebut, maka alangkah baiknya kamu memahami terlebih dahulu pengertian Qada, dan
Qadar. Nah, bagaimana pembahasannya? Yuk, pahami pengertian Qada, dan Qadar dibawah ini.

1. Pengertian Qada

Menurut istilah, kata Qada bisa diartikan sebagai suatu ketetapan Allah SWT sejak zaman azali atau
diartikan juga sebagai segala sesuatu hal yang akan terjadi suatu saat nantinya, dan berkaitan
dengan makhluk ciptaan Allah SWT. Sementara Qadar, menurut bahasa diartikan sebagai suatu
ketetapan, perintah, hukum, pemberitahuan, penciptaan, dan juga kehendak.

Qada akan mencakup seluruh hal baik maupun buruk, hidup dan mati, serta berbagai hal lainnya
lagi. Qada itu ada sesudah Qadar.

Qada masih bisa diubah melalui adanya suatu usaha, tawakal, ikhtiar secara sungguh-sungguh
supaya memperoleh hasil sesuai dengan apa yang kamu inginkannya. Sebagaimana yang telah
tercantum pada kitab suci Allah SWT, Bahwasannya tak ada yang bisa merubah nasib suatu kaum,
kecuali mereka sendiri yang merubahnya sendiri. Jadi, Qada merupakan suatu ketetapan Allah SWT
yang telah terjadi atau diputuskan oleh Allah SWT.

2. Pengertian Qadar

Menurut istilah, kata Qadar bisa diartikan sebagai bentuk perwujudan atas ketetapan Allah SWT
atau Qadha mengenai keseluruhan yang berhubungan dengan makhluk-makhluknya yang telah ada
sejak di dalam kandungan. Sedangkan berdasarkan bahasa, kata Qadar diartikannya sebagai suatu
peraturan, atau kepastian, atau juga ukuran.
Qadar bisa mencakup takdir yang telah terjadi, sedang terjadi, maupun yang akan terjadi di
kemudian hari nantinya.

Berbeda halnya dengan Qada, Qadar ini sudah tidak bisa diubah lagi, bagaimanapun caranya. Sebab
Qadar sudah tertulis di Lauhul Mahfudz sejak kamu di dalam kandungan. Contohnya jodoh, maut,
dan lain sebagainya.

Tak ada satu dari makhluk Allah SWT yang bisa mengetahui mengenai segala sesuatu yang sudah
Allah SWT tetapkannya di Lauhul Mahfudz, yang sudah tidak bisa diubah lagi. Jadi, Qadar adalah
suatu ketetapan Allah SWT yang belum terjadinya.

Sehingga, kesimpulan dari Qada, dan Qadar yaitu Qada bisa dipahami sebagai sebuah putusan Allah
kepada azali, atau diartikan juga sebagai segala sesuatu hal yang akan terjadinya suatu saat nanti.
Sementara, Qadar merupakan sebuah realisasi Allah atas Qadha pada diri manusia sesuai kehendak
Allah SWT.

Dengan begitu bisa dipahami bahwa qada adalah suatu kehendak Allah yang akan terjadi di suatu
saat nanti. Sedangkan Qadar adalah bentuk realisasi atau nyatanya dari kehendak yang sudah
ditetapkan oleh Allah SWT sebelumnya.

Qada merupakan suatu ketentuan Allah SWT atas segala sesuatunya yang di dalamnya terdapat
suatu kehendak Allah SWT. Sedangkan, Qadar merupakan sebuah perwujudan atas kehendak,
ketentuan maupun ukuran Allah SWT atas segala sesuatunya.

Perbedaan Qada dan Qadar

Secara garis besar, perbedaan Qada dan Qadar bisa di beda kan nya menjadi 4 (empat) diantaranya
adalah pengertian, ketetapan, contoh, dan ayat-ayat Al-Quran yang memberikan penjelasan
mengenai Qada dan Qadar.

1. Berdasarkan Pengertian

Perbedaan Qada dan Qadar akan bisa kamu ketahuinya lewat kedua pengertian dari masing-masing
nya. Berdasarkan istilahnya, kata “Qadha” adalah suatu ketetapan Allah yang telah ada sejak kamu
berada di dalam kandungan, dan ketetapan itu berkaitan dengan makhluk yang diciptakannya.
Sementara itu, kata “Qadar” merupakan sebuah bentuk perwujudan dari suatu ketetapan Allah SWT
atau Qadha mengenai segala yang berhubungan dengan makhluk yang telah ada pada zaman azali.
Sedangkan, berdasarkan bahasa “Qada” diartikannya sebagai suatu hukum, penciptaan, ketetapan,
perintah, pemberitahuan, maupun kehendak. Sementara, berdasarkan bahasa “Qadar” merupakan
suatu peraturan, atau kepastian, atau juga ukuran.

2. Berdasarkan Ketetapan

Perbedaan Qada dan Qadar selanjutnya yaitu dilihat berdasarkan ketetapan. Allah SWT sudah
menetapkan bahwasannya Qadar adalah sebuah takdir yang masih bisa dirubah oleh seseorang
dengan berbagai cara, diantaranya yaitu berusaha secara sungguh-sungguh, berikhtiar, supaya
segala sesuatu bisa tercapai sesuai dengan keinginan. Sedangkan Qadar adalah suatu ketetapan
Allah SWT yang sudah tidak bisa lagi diubah oleh makhluknya.

3. Berdasarkan Contohnya

Perbedaan Qada dan Qadar yang ketiga ini dilihat berdasarkan contoh yang ada di dalam kehidupan
seorang manusia. Contoh dari Qada yaitu apabila seseorang menginginkan suatu rezeki yang
melimpah atau banyak, dan berkah maka seseorang perlu untuk berusaha secara sungguh-sungguh
dengan diiringi berdoa, Lalu berikhtiar, dan kemudian bertawakal kepada Allah SWT. Hal itu
dilakukannya supaya bisa mengubah nasib seseorang, sehingga seseorang dapat memperoleh
keinginan sesuai dengan apa yang dia harapkan. Selain itu, contoh lainnya yaitu orang yang tidak
pandai akan menjadi orang pandai, manakala dia mau untuk belajar secara sungguh-sungguh, dan
diiringi dengan berdoa.

Sementara itu, contoh dari Qadar adalah ajal seorang manusia. Seseorang itu tidak akan pernah tahu
kapan dirinya akan meninggal dunia, sebab itu merupakan suatu ketetapan Allah SWT yang sudah
tidak bisa lagi diubahnya, bagaimanapun caranya. Hal itu dikarenakan semuanya telah ditulis di
Lauhul Mahfudz yang mana tak ada seorang pun yang tahu selain Allah SWT. Contoh lainnya yakni
hari kiamat, jenis kelamin, dan masih banyak lagi lain sebagainya.

4. Berdasarkan Ayat-ayat Al-Qur’an

Perbedaan Qada dan Qadar yang terakhir ini dilihat berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an yang
menjelaskan tentang Qada dan Qadar. Ayat-ayat Al-Qur’an yang memberikan penjelasan mengenai
Qada ini, diantaranya adalah sebagai berikut:

– Qs. Al-Isra ayat 23 mengenai perintah. Artinya yaitu “Dan Tuhanmu telah memerintahkan
kepadamu supaya kamu janganlah menyembah selain Tuhan, dan hendaklah selalu berbuat baik
terhadap Ibu dan Bapak. Apabila salah satu dari keduanya itu, atau keduanya tersebut sudah berusia
lanjut, dalam pemeliharaanmu, maka jangan sekali-kali kamu mengatakan kepada keduanya dengan
kata “ah”, dan jangan pula kamu membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya dengan
perkataan baik-baik.” Pada ayat Al-Qur’an itu telah dijelaskan bahwa kamu diperintahkan untuk
menyembah hanya kepada Tuhan saja, dan kamu diperintahkan untuk selalu berbuat baik kepada
orang tua.
– Qs. Ali Imran ayat 47 mengenai kehendak. Artinya yakni “Maryam, berkata: Ya Tuhanku,
bagaimana aku akan memiliki seorang anak, sedangkan tak ada diantara seorang lelaki yang berani
menyentuhku? Allah SWT pun berfirman, demikianlah Allah SWT yang menciptakan segala sesuatu
pada apa yang Allah SWT kehendakinya. Jika Allah SWT berkehendak untuk menetapkan sesuatu,
maka Dia akan berkata kepadanya, yakni Jadilah! Maka jadilah segala sesuatunya.” Pada ayat Al-
Qur’an itu dijelaskan bahwa ketika Allah SWT telah berkehendak, maka segala sesuatunya akan
terjadi semuanya.

– Qs. Fussilat ayat 12 mengenai menjadikan, dan mewujudkan. Artinya yaitu Maka Allah menjadikan
tujuh langit dalam dua masa. Allah mewahyukan kepada tiap-tiap langit urusannya itu. Dan kami
hiasi langit itu dekat bersama bintang-bintang yang cemerlang dan kami merawatnya dengan sebaik-
baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Yang Maha Mengetahui. Pada ayat Al-
Qur’an itu menjelaskan bahwa Allah menjadikan langit menjadi tujuh langit dalam dua masa, dan Dia
mewujudkan supaya tiap-tiap langit itu dihiasi dengan bintang-bintang yang cemerlang.

– Qs. An-Nisa ayat 65 mengenai keputusan atau hukum. Artinya yakni Maka demi Tuhanmu, mereka
pada hakikatnya tidak beriman sampai mereka menjadikan kamu sebagai hakim pada perkara yang
mereka perselisihkan, lalu mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap
putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. Pada ayat itu menjelaskan
bahwa Allah SWT sudah bersumpah dengan Dzat yang Maha Mulia, yaitu mereka itu tidak beriman
dengan sebetulnya hingga mereka mau menjadi kamu sebagai hakim penengah dalam perselisihan
yang sedang terjadi antara mereka ketika kamu masih hidup, dan berhukum dengan pedoman
sunnahmu sesudah kematianmu, lalu mereka tidak mendapati perasaan sesak di dalam hati mereka
terhadap ketetapan yang menjadi keputusan akhir kamu. Dan mereka patuh pada hal itu dengan
kepatuhan yang sempurna. Berhukum sesuai dengan apa yang dibawakan oleh Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam yang bersumber dari kitab Allah SWT dan sunnah dalam semua perkara kehidupan
yang termasuk intisari keimanan dengan disertai keridhaan dan penyerahan diri.

Sedangkan ayat-ayat Al-Qur’an yang memberikan penjelasan mengenai Qadar, diantaranya adalah
sebagai berikut:

Qs. Fussilat ayat 10 mengenai mengatur, atau menentukan sesuatu berdasarkan batas-batasnya.
Artinya yaitu Dan Allah telah menciptakan bumi ini dengan gunung-gunung yang kokoh diatasnya.
Dan Allah berkahi, dan tentukannya kepada kadar makanan bagi penghuni dalam empat masa.
Penjelasan tersebut merupakan jawaban untuk orang-orang yang bertanya. Pada ayat itu dijelaskan
bahwa Allah SWT telah menempatkan permukaan bumi ini dengan gunung-gunung kokoh, Allah
memberkahinya sehingga Allah tetap memberikan kebaikan kepada para penghuninya, dan
menetapkan rizki penduduknya yang berupa makanan, serta sarana kehidupan yang dibutuhkan
dalam empat hari sempurna. Terdiri dari dua hari untuk menciptakan bumi, dan dua hari untuk
menetapkan makanan bagi penduduknya yang memadai untuk orang-orang yang bertanya
mengenai hal tersebut untuk mengetahuinya.
– Qs. Al-Mursalat ayat 23 mengenai kepastian dan ketentuan. Artinya yakni Lalu kami telah tentukan
bentuknya, maka kami yang sebaik-baiknya menentukannya. Pada ayat itu menjelaskan bahwa kami
sanggup untuk menciptakan dan membentuk, serta mengeluarkan. Maka sebaik-baiknya pihak yang
berkuasa adalah kami.

– Qs. Ar-Ra’d ayat 17 mengenai ukuran. Artinya Allah sudah menurunkan air hujan dari langit. Maka
mengalirlah air pada lembah-lembah berdasarkan ukurannya, maka arus ini akan membawa buih-
buih yang mengambang. Dan dari logam yang mereka lebur dalam api guna membuat sebuah
perhiasan atau alat-alat, terdapat pula buihnya serupa dengan buih arus itu. Demikianlah Allah
membuat perumpamaan itu bagi yang benar-benar bathil. Adapun buih itu akan hilang sebagai
sesuatu yang tidak ada harganya, adapun yang memberikan manfaat kepada manusia, maka ia selalu
di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.

– Qs. Al-Baqarah ayat 236 mengenai kemampuan dan kekuasaan. Artinya yakni tidak ada kewajiban
membayar mahar atas kamu, jika kamu menceraikan istri-istri kamu sebelum kamu bercampur
dengan mereka, dan sebelum kamu menentukan maharnya. Maka hendaklah kamu berikan mereka
suatu mut’ah atau pemberian kepada mereka. Orang-orang yang sanggup berdasarkan
kemampuannya dan orang yang miskin berdasarkan kemampuannya juga, yaitu pemberian yang
selayaknya. Demikianlah adalah ketentuan untuk orang-orang yang berbuat kebaikan.

Anda mungkin juga menyukai