Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nindi Hanna Rismaya Rajagukguk

NIM : 2021.003.1603

Mata Kuliah : Dogmatika

Dosen Pengampu : Pdt. Reni Tiar Linda Purba, M.Th

AJARAN TENTANG ALLAH SEBAGAI PENCIPTA

Allah itu esa, itulah TUHAN ALLAH, yang tidak berawal dan tidak berakhir, yang
mahakuasa, yang keberadaanNya tidak terselami, yang tidak berobah, yang mahakudus,
pemara terhadap orang yang tidak tunduk kepada Firman-Nya, yang Mahatahu, yang hatinya
benar, setia, yang menyatakan diri-Nya, pencipta segala sesuatu, yang memenuhi langit dan
bumi, yang memelihara, yang pemurah, sumber kehidupan, berkat dan kebahagiaan, yang
memerintah. Sebelum Allah memulai dengan karya ciptaan-Nya itu, tidak ada suatu apapun
yang terdapat di alam ini. Sesuai dengan itu ahli-ahli theologia kemudian berkata-kata
tentang “creation ex nihilo”. Artinya menciptakan tanpa menggunakan sesuatu, menciptakan
dari yang tidak ada menjadi ada.

Menurut Karl Barth, penciptaan adalah karya Tuhan Allah untuk mempersiapkan
adanya ruang dan kemungkinan bagi keselamatan yang akan dikerjakan oleh Tuhan Allah di
dalam Kristus. Tuhan Allah telah bermaksud untuk menyelamatkan manusia di dalam Kristus
sebelum dunia dijadikan. Agar supaya maksud itu terlaksana, terlebih dahulu Tuhan Allah
harus menjadikan dunia sebagai ruang atau tempat di mana keselamatan di dalam Kristus tadi
dapat mungkin terjadi. Jadi penciptaan adalah suatu keharusan. Tuhan Allah harus
menciptakan, jikalau tidak, tidak mungkin Kristus akan dilahirkan dan disalibkan. Tuhan
Allah harus menciptakan alam semesta, supaya alam semesta dapat memberi tempat bagi
perjanjian kasih karunia Allah.

Penciptaan dan yang negative (masalah teodise), masalah teodise menuntut tanggung jawab
yang lebih radikal. Mengapa Allah dapat mengijinkan bermacam-macam kejahatan,
melainkan bertanya lebih radikal: Mungkinkah ada Tuhan yang mengijinkan kejahatan?
Terhadap problem teodise semua teori karangan yang apologetik telah mengalami kegagalan.
Manusia sama sekali tidak tahu apa maksudnya kalau Allah membiarkan yang jahat di dalam
dunia. Rancangan Allah sama sekali lain dari rancangan manusia (Yes. 55:8). Ini semua tidak
mempunyai arti bila kita bertanya mengapa Allah memperbolehkan itu (teodise), tetapi ada
manfaat yang besar, kalau kita bertanya mengapa manusia sendiri melakukan dan
membiarkan kejahatan dalam lingkungannya.
Kejadian pasal 1 adalah saksi yang berbentuk tulisan, bahwa Allah menciptakan
segala sesuatu nya itu sangat baik. Begitu juga dengan manusia yang dijadikan Allah diatas
ciptaan lainnya yang sempurna, sehingga manusia memiliki mandat untuk menguasai seluruh
ciptaannya di dunia. Akan tetapi, dari tindakan manusia lah banyak merusak ciptaan Allah
yang ada di bumi. Sebab, seharusnya manusia diciptakan tidak hanya untuk menguasai
ciptaan lainnya namun untuk menjadi rekan sekerja Allah yang mampu melindungi seluruh
ciptaan yang lainnya.
Allah tidak pernah meninggalkan umat-Nya, sekalipun mereka berbuat salah. Allah
adalah Allah yang Maha Pengasih juga Maha Pengampun, asalkan manusia mau menyadari
setiap perbuatan atau dosa mereka maka Allah akan mengampuni setiap manusia yang
berdosa. Allah hanya rindu akan kesadaran manusia dan supaya manusia itu kembali kepada
Allah serta tidak lagi melakukan perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari hukum Allah,
dengan demikian hubungan manusia dengan Allah sebagai Penciptaan nya kembali baik.

Anda mungkin juga menyukai