1
(Keluaran 20: 12, Ulangan 6: 4-7)
Setelah membahas relasi manusia dengan Allah di dalam hukum pertama
sampai ketiga, Hukum Taurat dalam 10 hukum membahas relasi dan
pengharapannya di dalam Sabat. Masuk hukum yang ke-5, sekarang mulai
mengatur relasi kita dengan sesama manusia. Tuhan mengatur manusia di
dalam masyarakat sosial, manusia tidak pernah dimaksudkan untuk hidup
sendiri, manusia tidak pernah dimaksudkan hanya untuk mementingkan
diri, manusia tidak pernah dipanggil hanya untuk melihat kebutuhan diri.
Tapi manusia dipanggil untuk melihat kebutuhan orang lain, saling
menolong, saling mengutamakan yang lain dan saling memberikan dirinya
untuk menjadi berkat bagi orang lain, ini yang Tuhan mau dari penciptaan
manusia.
Itu
sebabnya
Tuhan
mengatakan
beranakcuculah,
Anak, Allah Anak memuliakan Allah Bapa, Allah Roh Kudus meninggikan
Allah Anak. Jadi tidak ada satu pun dari Pribadi Allah Tritunggal yang
berfokus pada diri. Maka undangan Allah yang mengatakan hai manusia
sembahlah Allah. Waktu manusia datang dan menyembah Allah, lalu
bertanya bukankah Engkau Allah Tritunggal, mana yang harus kami
sembah?, Allah Bapa mengatakan sembahlah AnakKu, Allah Roh Kudus
mengatakan sembahlah Anak Allah. Anak Allah setelah disembah,
membawa semua tunduk kepada Allah Bapa. Seorang bernama Gregory
dari Nisa, ini adalah satu dari tiga orang tokoh yang sangat penting dalam
sejarah gereja. Dia mengatakan masing-masing Pribadi Tritunggal saling
memuliakan satu dengan lain, masing-masing Pribadi Tritunggal saling
memberikan ruang untuk yang lain dimuliakan oleh manusia. Allah Bapa
yang sudah mulia menyatakan kepada Israel lihat AnakKu, muliakanlah
Dia. Roh Kudus yang memenuhi orang-orang Kristen pada waktu gereja
mula-mula mengatakan tinggikanlah Kristus. Alangkah indahnya kalau
relasi antar pribadi kita mencerminkan relasi antar Pribadi Tritunggal.
Saudara hidup di dunia yang penuh dengan orang-orang licik, Saudara
pasti pusing hidup seperti itu. Tapi kalau Saudara hidup di dunia yang
penuh dengan orang yang mengutamakan orang lain, ini namanya dunia
yang sudah menjadi sorga. Itu sebabnya di dalam tuntutan Tuhan engkau
harus mengenal Allah dan engkau harus mengutamakan yang lain. Inilah
prinsip yang Tuhan mau di dalam masyarakat sosial. Tuhan memanggil
manusia untuk hidup bersama, dan ketika hidup bersama, Tuhan mau
manusia mengerjakan 2 hal paling penting.
Hal pertama adalah manusia hidup bersama sambil menguasai dunia dan
segala yang ada di dalamnya. Tuhan memanggil manusia menjadi
penguasa. Kata dari Bahasa Ibrani yang dipakai dalam Kitab Kejadian
waktu menggambarkan perintah Tuhan kepada manusia kuasai bumi dan
taklukanlah itu itu adalah kuasa mutlak. Tuhan memberikan kepada
manusia kuasa yang benar-benar mutlak atas alam ini. Manusia bisa
melakukan apa pun yang perlu untuk dia perbaiki alam, untuk dia koreksi
alam berdasarkan apa yang dia mau. Ketika Tuhan menciptakan manusia,
meletakan dia di bumi, Tuhan memberikan kemampuan lalu manusia
mulai menata bumi sesuai dengan apa yang dia mau. Tapi dalam Kitab
Kejadian ada satu hal yang sering kali kita lupakan yaitu ketika Tuhan
mengatakan bahwa ini dunia yang Aku jadikan, Tuhan sengaja memakai
kata-kata yang identik dengan kuasa jahat untuk mencerminkan ciptaan
itu. Dikatakan sebelum Tuhan menata bumi ini kosong, kacau balau,
penuh dengan kekosongan, kehampaan dan kekacau-balauan. Berarti ini
adalah bahasa yang sebenarnya identik dengan kuasa jahat. Lalu ketika
Tuhan menciptakan lautan dan binatang-binatang yang tinggal di laut,
Alkitab mengatakan Tuhan pun menciptakan monster-monster laut yang
besar. Apakah Tuhan yang menciptakan roh jahat? Tidak. Tuhan bukan
sumber kejahatan, tapi Tuhan mau mengatakan bahwa di dalam ciptaan
ini seluruhnya ditaklukan kepada manusia, termasuk kuasa jahat, manusia
harus bisa taklukan. Jadi tugas manusia yang pertama adalah manusia
mesti menaklukan alam, manusia harus menaklukan segala sesuatu
termasuk kejahatan dan dosa. Hal kedua, Tuhan memberikan pohon
pengetahuan yang baik dan jahat untuk dilarang dimakan, ini maksudnya
adalah meskipun manusia menguasai segala sesuatu, dia harus tetap
ingat bahwa dia mesti belajar tunduk kepada otoritas yang lebih tinggi.
Jadi manusia hidup menaklukan semua, tapi dia sendiri menaklukan diri
kepada Tuhan. Mari belajar seni hidup seperti ini, taklukan diri kepada
Tuhan, tetapi menaklukan segala sesuatu kepada kita. Inilah kehebatan
dan keagungan manusia, kalau dia bisa tahu siapa yang harus dia sembah
dan apa yang harus dia injak. Saudara harus menginjak bumi, Saudara
harus menginjak harta, menginjak ciptaan, Saudara harus menyembah
Tuhan. Jangan dibalik, Saudara menyembah harta dan menginjak Tuhan
inilah yang terjadi di dalam dosa. Tetapi manusia yang dipanggil, dipanggil
untuk tunduk kepada Tuhan dan menundukkan yang lain kepada manusia.
Alkitab mengatakan segala sesuatu sudah ditundukkan oleh manusia,
semuanya bisa ditundukkan. Jadi manusia mempunyai kekuatan yang
besar,
karena
manusia
memang
dipercayakan
oleh
Tuhan
untuk
kepalanya. Kalau kita memberi nasihat kepada Adam, Adam coba dulu
waktu ular masuk, kamu langsung membunuhnya selesai. Ini yang Tuhan
mau, manusia menaklukan kejahatan, manusia menaklukan dosa. Kita
berjuang untuk melawan dosa, bukan ditaklukan. Saudara jangan begitu
gampang menyerah dengan dosa, begitu ada dosa Saudara dengan
lemah mengatakan Tuhan, saya sudah kalah. Tuhan tidak mau Saudara
kalah terus, Tuhan mau Saudara belajar berjuang. Orang-orang penting di
dalam sejarah, para penakluk di dalam sejarah, punya semangat apa
halangan di depan, saya akan lewati ini akan membuat orang itu maju.
Saudara berjuang melawan dosa, jangan gampang menyerah. Surat Ibrani
mengatakan apakah kamu melawan dosa sampai sudah cucurkan
darah?. Saudara berjuang sampai sekuat apa? Kalau baru kalah sedikit,
Saudara mengatakan ya, inilah kekuatanku, Saudara tidak pernah bisa
menang. Alkitab mengatakan tunduklah kepada Allah, lawanlah iblis
maka dia akan lari dari padamu ini kalimat yang kuat sekali. Mari pegang
kalimat ini tunduk kepada Allah, lawan iblis, iblis lari. Ini kalimat benarbenar mempermalukan setan, kalau Saudara bertemu setan kutip bagian
itu. Mengapa Saudara tidak mau lawan iblis dan iblis tidak lari dari
Saudara? Karena Saudara tidak mau tunduk kepada Tuhan, belajar tunduk
kepada Tuhan. Tuhan mengatakan kenali Tuhan, sembah Dia, tunduk,
hanya ada satu Allah, jangan sebut namaNya dengan sembarangan,
engkau harus sujud hanya kepada Dia, kuduskanlah Hari Sabat, dan
setelah itu terapkan dalam relasi antar manusia. Maka dalam relasi antar
manusia, Tuhan memulai dengan mengatakan anak-anak, hormati orang
tua.
Mengapa orang tua mempunyai peran paling besar kepada anak? karena
dalam Ulangan 6 dikatakan ajarkan tentang Allah kepada anak-anakmu.
Dan mengajar tentang Allah tidak cukup hanya dengan kata-kata,
mengajar
tentang
Allah
harus
dengan
keberadaan
diri
yang
mencerminkan siapa Tuhan. Allah kita adalah Allah Tritunggal, berarti lebih
dari 1 Pribadi, Bapa, Anak dan Roh Kudus. Tetapi hanya 1 Allah bukan 3
Allah, berarti ada 3 Pribadi menjadi 1. Lebih dari 1 tetapi adalah 1. Ini
dicerminkan oleh pernikahan, orang tua ada ayah dan ibu, 2 pribadi
apa? Ini yang harus kita mengerti, Tuhan tidak beri Israel apa yang
mereka minta. Tapi Tuhan mengatakan suka tidak suka, kami ikut Aku.
Inilah hal yang penting, orang tua meneladani Tuhan, Tuhan adalah
pemimpin, bukannya gampang diatur. Orang tua harus menunjukkan
kepada anak saya pemimpin kamu suatu saat anak akan hargai. Tetapi
Saudara menunjukkan kepemimpinan bukan pakai emosi. Saudara
mencintai
dan
mempertahankan
kebenaran,
bukan
mencintai
dan
akan tergerak untuk melakukannya juga. Maka biarlah kita menjadi orang
tua yang takut akan Tuhan, supaya nanti apa yang Tuhan mau kerjakan
untuk anak Saudara boleh bertumbuh, boleh menjadi nyata. Biarlah orang
tua yang takut akan Tuhan membentuk anak-anak yang takut akan Tuhan.
Ini sebabnya keluarga harus dijaga menjadi keluarga yang takut akan
Tuhan. Ini juga sebabnya setan akan menjadikan keluarga sasaran
serangannya. Keluarga rusak maka generasi baru rusak. Generasi baru
rusak, kemuliaan Tuhan gagal untuk dinyatakan. Ini jadi strateginya setan.
Maka keluarga menjadi sasaran setan. Setan sangat efektif dan efisien
kalau kerja. Manusia kadang suka memboroskan waktu, memboroskan
energi, setan tidak. Dia akan mempertimbangkan kalau dia serang seperti
ini akan berhasil atau tidak, dan yang menjadi sasaran serangan adalah
keluarga. Begitu keluarga tidak takut akan Tuhan, rancangan yang terjadi
adalah anak-anaknya kemungkinan besar juga tidak takut akan Tuhan. Ini
yang iblis sedang kerjakan. Itu sebabnya Tuhan mencegah orang menyatu
dengan orang tidak percaya. Saudara terus mengkompromikan iman demi
suatu yang rasanya tidak bisa Saudara hindari, tapi Tuhan tuntut harus
menang melawan dosa, harus menang atas apa yang Tuhan kehendaki.
Banyak orang tua tidak pertahankan relasi yang baik karena lupa bahwa
mereka dipanggil untuk menjadi contoh Allah bagi anak-anak. Betapa
kasihannya generasi ini kalau orang tua tetap egois, tetap memikirkan
kebahagiaan diri sendiri tanpa memikirkan apa yang menjadi kehendak
Tuhan.
Biarlah kalau Saudara berelasi, cari orang yang takut akan Tuhan. Saudara
lihat ada orang yang takut akan Tuhan, wajahnya tidak terlalu bagus, tapi
jiwanya bagus, itu lebih baik. Alkitab mengatakan orang cantik tetapi
yang karakternya jelek, itu seperti anting-anting yang menempel di babi.
Jadi prinsipnya
Tuhan sudah janjikan. Inilah yang menjadi hal yang Tuhan tuntut. Ini
adalah hal yang ideal, pada faktanya tidak ada keluarga yang sangat
ideal, kalau pun ada sangat sedikit. Keluarga yang indah dan harmonis itu
sangat sulit ditemui sekarang. Dulu pun sangat sulit. Salah satu keluarga
hamba Tuhan yang sangat harmonis adalah Jonathan Edwards dan Sarah.
Kalau orang lihat kehidupan mereka, langsung ingin menikah, ini
kesaksian dari George Whitefield. George Whitefield menginap di rumah
mereka, lalu lihat bagaimana mereka berelasi, George Whitefield langsung
mengatakan tadinya saya pikir saya tidak perlu menikah saja, langsung
memberitakan Injil ke mana-mana, tidak perlu ada istri, istri mengganggu,
setelah melihat ini ternyata istri menyenangkan. Jadi setelah melihat
keluarga bapak, saya ingin menikah. Tapi kalau orang Kristen buka
rumah tangganya lalu tunjukkan inilah kami jangan-jangan membuat
orang
mengatakan
saya
mau
masuk
biara
saja,
kalau
ternyata
pernikahan seperti itu, saya tidak mau menikah. Kita tanpa sadar sudah
mempermalukan nama Tuhan, karena institusi keluarga yang sangat
penting sudah rusak namanya karena kita tidak mempertahankannya.
Tapi pada faktanya memang sulit. Mungkin Saudara punya orang tua pun
banyak kelemahan, Saudara punya orang tua banyak cacat, atau Saudara
punya orang tua belum sungguh-sungguh di dalam Tuhan. Maka
bagaimana menghormati mereka? Saya percaya bahwa setiap hal yang
ideal yang Tuhan nyatakan supaya kita berusaha mengejar sampai di situ.
Supaya pada momen kita mengerti, kita berhenti melanjutkan tradisi yang
rusak yang kita miliki sebelumnya. Kalau orang tua kita rusak, biarlah ini
menjadi suatu hal yang menjadi dorongan bahwa saya tidak boleh rusak
seperti dia. Saudara punya orang tua yang tidak takut akan Tuhan, ini
menjadi janji dalam diri Saudara saya sudah tahu beratnya hidup di
bawah orang tua yang tidak takut akan Tuhan, saya berjanji kepada
Tuhan, saya tidak ingin membuat anak saya merasakan apa yang saya
rasakan ini yang benar. Di dalam Kitab Mazmur, Musa mengatakan ajari
kami menghitung hari-hari kami sedemikan, supaya kami memperoleh
hati yang bijaksana. Menghitung hari sedemikian maksudnya hari yang
penuh dosa yang sudah saya kerjakan, biarlah kita terus merasa
berhutang karena dulu pernah salah. Saudara pernah menjadi orang tua
yang jelek, hari ini berhenti lalu besok mengingat dulu saya jelek,
sekarang mau perbaiki sebaik mungkin. Ini namanya bayar hutang, mari
kita belajar seperti itu. Dan kalau Saudara menjadi anak yang punya
orang tua yang jelek, Saudara ingat saya harus menjadi orang tua yang
baik, karena saya sudah punya pengertian dan kiranya Tuhan berikan
pengertian itu kepada saya. Dengan demikian ada keindahan dalam
relasi antara anak dan orang tua. Itu sebabnya Tuhan menuntut setiap
anak menghormati orang tua. Bagaimaan kalau orang tua kita tidak layak
dihormati? Tuhan mengatakan demi Tuhan hormatilah orang tua. Di
bagian lain dikatakan demi Tuhan hormatilah pemerintah di atas. Jadi
kerjakan bukan demi orang tua, tapi demi Tuhan. Hormati orang tuamu
berarti waktu anak, waktu kita kecil kita tunduk kepada mereka dan
teladani mereka kalau mereka pantas diteladani. Tapi kalau tidak, Saudara
minta kepada Tuhan untuk memberikan jalur langsung kepada Saudara.
Ketika orang tua memasuki masa tua, perkataan hormati orang tua
termasuk di dalam persiapan merawat mereka. Tuhan Yesus mengatakan
di dalam Perjanjian Baru celaka kamu orang Farisi, karena kamu
mengatakan
kalau
orang
persembahan
kepada
Tuhan
dia
bebas
persembahan untuk orang tua, yang penting beri semua untuk Tuhan,
orang tua tidak perlu dipelihara. Dengan demikian kamu melanggar
hukum kelima. Hukum kelima mengatakan hormati orang tua bukan
ketika mereka kuat, Saudara tunduk, tapi ketika mereka lemah, Saudara
sekarang ganti menjadi pelindung mereka. Inilah keindahan hidup yang
Tuhan mau. Waktu kita sudah lemah, kekuatan sudah tidak ada, sudah
mulai capek, sudah mulai putih rambutnya, sudah mulai tidak kuat berdiri,
ada anak yangberbakti mengatakan saya topang kamu, saya akan
berada di samping kamu ini yang Tuhan mau di dalam menghormati.
Biarlah kita menaati Firman Tuhan dengan melepaskan semua kepahitan
yang pernah ada dan mengingat keindahan berkat Tuhan untuk kita
salurkan. Saudara kalau diberikan kepercayaan oleh Tuhan untuk merawat
orang tua, biarlah ini menjadi kekuatan. Orang tua yang belajar bermurah
hati, suatu saat akan mendapatkan kemurahan, ini khotbah di bukit.
Orang yang belajar kasihan kepada orang lain, suatu saat ketika Saudara
perlu dikasihani, ada orang yang akan kasihan. Orang yang melihat orang
tua yang sudah lemat tidak berdaya, mau tolong dia, suatu saat waktu
Saudara ada pada keadaan seperti itu, Tuhan akan ingat dan Tuhan akan
jaga, ini yang menjadi pengharapan kita. Maka hormati orang tua, jangan
balas dendam sama mereka. Biarlah kita mengingat Firman Tuhan yang
mengatakan hormati orang tua, hormati dari waktu muda ketika orang tua
masih kuat, Saudara tunduk karena mereka dipakai Tuhan, lalu ketika
mereka sudah tua, Saudara penuh belas kasihan menjaga mereka. Maka
biarlah setiap anak ingat orang tuanya, kalau orang tuanya tidak layak
didengar ketika Saudara muda, minta kepada Tuhan supaya Tuhan
langsung menjadi guru Saudara. Saudara tidak boleh dengar orang tua
yang tidak takut akan Tuhan, tetapi tidak boleh hilang hormat kepada
mereka. Biar Tuhan yang langsung memberikan pengajaran baik melalui
hamba Tuhan atau orang lain, tapi pada waktu orang itu sudah tua, sudah
lemah, Saudara mengatakan Tuhan minta saya menghormati kamu, saya
menghormati engkau karena Tuhan, saya jalani ini karena Tuhan. Kiranya
Tuhan memberikan kekuatan kepada kita untuk menjalankan perintah
Tuhan, hormati ayah ibu.
HORMATILAH AYAHMU DAN IBUMU BAG. 2
(Keluaran 20: 12)
Beberapa minggu lalu kita sudah membahas hal ini, yaitu orang tua
diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk menyatakan siapa Tuhan kepada
anak. Sehingga pengertian tentang perjanjian dan siapa Allah, ini boleh
dibagikan dari orang tua kepada anak. Ini adalah hal yang penting.
Saudara
membagikan
kebenaran
tidak
bisa
hanya
membagikan
karena Allah Tritunggal adalah Allah yang 3, yang banyak, tetapi juga 1,
yang plural tapi juga 1. Yang lebih dari 1 Pribadi yaitu 3, Bapa, Anak dan
Roh Kudus, tetapi 1 Allah. Banyak orang bingung bagaimana menjelaskan
doktrin Tritunggal, apakah doktrin Tritunggal itu masuk akal, apakah saya
bisa terima dan percaya apa yang dikatakan Alkitab tentang Tritunggal.
Manusia
berkali-kali
berusaha
untuk
menemukan
apa
pentingnya
Kita tidak bisa mengatakan aku dan Bapa adalah satu, kalau kita tidak di
dalam Kristus. Kristuslah yang satu dengan Bapa, berarti ada pengertian
tentang Tritunggal. Konsep Tritunggal ini sangat membingungkan banyak
orang sepanjang sejarah, tetapi ada satu orang bernama Gregory dari
Nissa. Gregory dari Nissa mengatakan sebenarnya kalau kita mau
mengerti secara proposisi secara kalimat, tidak mungkin ada pengertian
lain selain Tritunggal. Dia mengatakan kalau Yesus adalah Allah maka Dia
adalah Allah yang sejati, Allah yang memenuhi segala sesuatu. Kalau Roh
Kudus adalah Allah maka Roh Kudus adalah Allah yang sejati, yang
memenuhi segala sesuatu. Kalau Bapa adalah Allah maka Dia adalah Allah
yang sejati, yang memenuhi segala sesuatu. Kalau saya dan manusia lain,
kita tidak mungkin menjadi satu dengan utuh seperti Allah Tritunggal.
Gregory dari Nissa mengatakan karena kita dihalangi oleh fisik, saya ada
di sini, Saudara ada di tempat itu, tapi Allah tidak dibatasi dengan tempat,
Allah tidak dibatasi oleh keterbatasan ruang, Allah Maha hadir. Kalau Bapa
ada, Anak ada, Roh Kudus ada maka keberadaan mereka kalau dalam
pikiran kita yang terbatas, akan memenuhi segala sesuatu. Kalau
keberadaan mereka memenuhi segala sesuatu, apakah mungkin ada 3
Allah? tidak mungkin, berarti Allah 1. Tapi kalau Allah adalah 1, Yesus juga
Allah, Roh Kudus juga Allah, berarti Allah adalah Tritunggal. Mengapa
doktrin yang sepertinya begitu aneh, dirumuskan dari Alkitab, dipercayai
gereja sejak abad ke-4 setelah itu bertahan terus sampai saat ini
meskipun di tengah banyak serangan. Ini merupakan ujian waktu,
Saudara mempercayai sesuatu yang palsu, mempercayai sesuatu yang
bohong, maka ketidak-konsistenan dalam Saudara makin lama makin
terlihat. Tetapi ketika kita mempercayai Tritunggal, makin lama makin
jelas relevansinya dalam kehidupan manusia. Dalam Tritunggal kita
melihat bahwa manusia harus belajar bersosialisasi, belajar berelasi,
belajar mengerti bahwa ada banyak manusia tetapi tetap harus menjadi
1.
Perlu berapa abad untuk orang mengerti benar harus ada Tritunggal,
maka saya percaya ratusan tahun yang akan datang orang akan belajar
dari Kristen apa itu Tritunggal supaya mereka bisa hidup lebih bijak. Maka
orang Kristen mendahului ratusan tahun karena Firman Tuhan. Banyak hal
Allah sudah nyatakan, manusia baru sadar belakangan. Sekarang manusia
baru sadar tentang konsep keluarga dan konsep kedudukan orang yang
menjadi pemimpin dan yang di bawah, suami istri itu harus dilambangkan
apa? Kita percaya iman, Allah, ciptaan harus sinkron. Maka kalau saya
belajar tentang Allah, pelajaran saya tentang Allah akan menjelaskan
tentang ciptaan. Waktu saya belajar tentang Allah, saya menjadi jelas
tentang siapa saya. Yohanes Calvin mengatakan makin engkau mengenal
Allah, engkau akan makin mengenal diri. Waktu makin kenal diri, makin
menyadari perlu kenal Allah lebih baik lagi dengan cara yang lebih tepat.
Maka semua pengenalan kita harus menjadi satu kalau tidak kita
terpecah. Ketika orang tanya suami dan istri mana lebih unggul? laki-laki
atau perempuan?, zaman dulu mengatakan laki-laki lebih unggul maka
perempuan itu adalah kaum yang lebih rendah. Bahkan ada budaya yang
mengatakan kalau laki-laki dan perempuan jalan, perempuan harus jalan
beberapa meter di belakang laki-laki, lalu kalau jalan perempuan harus
tunduk tidak boleh lihat ke atas. Saya pernah baca sejarah budaya bahwa
ada perempuan yang dipenjara karena jalan terlalu dekat dan berani lihat
ke atas. Tapi kemudian perempuan mulai melawan, akhirnya muncul
golongan feminis yang mengatakan sekarang kita balik, laki-laki kalau
jalan 10 meter dibelakang tunduk, perempuan jalan di depan dengan
perkasa. Zaman sekarang kebalikan, sekarang kita lihat perempuan
perkasa-perkasa, laki-laki lembut-lembut, bukan hanya lembut tapi juga
lemah. Dunia ini tidak pernah seimbang, kalau dulu perempuan ditindas,
sekarang balik perempuan yang menindas. Jadi zaman sekarang adalah
zaman perempuan mengatakan laki-laki memang kepala tapi kami leher
yang menundukkan kepala. Zaman sekarang mengapa perempuan yang
lebih sigap, perempuan yang lebih cepat, perempuan yang lebih berani
ambil keputusan, perempuan yang tahu mau melakukan apa, lalu laki-
tidak ada relasi yang benar, semua menjadi kacau, demikian juga
pengertian tentang keluarga. Maka Alkitab menggambarkan manusia itu
sama, sama seperti masing-masing Pribadi, Bapa, Anak dan Roh Kudus
semua adalah Allah yang sejati. Tetapi Allah yang rela tunduk, Allah Anak
tunduk kepada Allah Bapa, Allah Roh Kudus tunduk kepada Allah Anak,
inilah keindahan doktrin Tritunggal yang menjadi kunci bagi kita untuk
memahami relasi satu dengan lain. Begitu juga ketika kita menerapkan.
Apakah semua manusia sama? Sama. Apakah manusia setara? Setara.
Semua diciptakan sesuai gambar Allah, ini sudah dimulai dari Kejadian 1.
Tidak ada buku kuno yang menggambarkan kesetaraan manusia selain
Kitab Kejadian. Mengapa suami otoritasnya lebih tinggi dari istri, bukan
karena suami lebih hebat, jangan sampai minta tes IQ. Banyak pemimpin
yang mungkin IQnya lebih rendah dari pada yang di pimpin, tapi karena
Tuhan yang tuntut dia jadi pemimpin, kita rela tunduk. Maka semua
prinsip Alkitab tetap sama, tapi tetap ada otoritas yang Tuhan bangkitkan.
Maka ordo itu penting ketika kita menyadari semua sama. Manusia ada
yang menjadi raja, ada yang menjadi rakyat. Rakyat harus tunduk kepada
raja, tapi raja tidak lebih tinggi dari rakyat. Hamba Tuhan harus menjadi
pemimpin, jemaat tunduk, meskipun hamba Tuhan dan jemaat samasama umat tebusan dari orang berdosa ditebus, orang yang lebih tua
harus dihormati oleh orang lebih muda, bukan karena orang lebih tua itu
lebih pintar atau lebih banyak harta. Tetapi karena ini yang Tuhan mau,
orang tua harus dihormati oleh anak, karena orang tua dituntut oleh
Tuhan menjadi pemimpin yang memberitakan Allah kepada mereka. Lalu
anak dituntut untuk tunduk. Ini yang indah bagi Tuhan. Maka meskipun
sama tetap ada fungsi di mana ada yang jadi pemimpin dan ada yang
dikepalai. Mari kita terima pengertian Firman Tuhan dan terapkan.
Jangan sampai kebablasan, di satu sisi pemimpin otoritasnya segalanya.
Raja dan rakyat sama, tetapi raja dan rakyat harus ada fungsi, ada yang
menjadi pemimpin ada yang menjadi dikepalai. Ini sebabnya Tuhan
mengatakan anak hormati orang tua mu. Mengapa anak hormati orang
tua? Karena Tuhan mau begitu. Tetapi prinsip Alkitab tetap sama, kita
hormat karena Tuhan. Saya hormat kepada raja karena Tuhan, demi
Tuhan. Saya hormat kepada orang tua juga demi Tuhan. Kalau orang tua
perintahkan sesuatu yang berlawanan dengan Tuhan, saya harus berani
mengatakan maaf saya tidak bisa kerjakan karena Tuhan lebih besar dari
orang tua. Ini pengertian yang harus kita tahu sama-sama. Maka waktu
Tuhan menuntut hormati orang tua, kita ingat Tuhan memanggil orang tua
untuk menjadi kepala dari anak, menjadi pemimpin bagi anak. Tuhan
memanggil suami menjadi pemimpin dari istri. Tuhan memanggil suami
istri, orang tua menjadi pemimpin atas anak. Maka Tuhan perintahkan
anak hormati orang tua supaya berkat Tuhan dalam hidupmu menjadi
limpah. Panjang umur yang dikatakan dalam ayat 12 lanjut umur di tanah
yang diberikan ini adalah kata yang memaksudkan berkat Tuhan akan
limpah, penyertaan Tuhan akan limpah kepada kamu, ini janji Tuhan.
Saudara taat kepada Tuhan, berkat yang limpah pasti Dia berikan,
penyertaanNya Dia berikan. Itu sebabnya ketika diperintahkan taati
orang tua siapa yang menjalankan dengan baik, dia akan mendapatkan
berkat di dalam hidupnya. Maka orang tua mempunya otoritas dan
dengan demikian anak mesti belajar. Tapi bagaimana kalau orang tua
punya pendapat yang beda dengan anak, dua-duanya merasa benar dan
dua-duanya tidak melanggar Firman Tuhan? ini yang menjadi problem.
Kalau orang tua mengatakan kepada anak nak, jangan percaya Tuhan
Yesus, maka anak itu dalam hati mengatakan Tuhan, saya tidak mau
dengar yang satu ini, anak itu tidak berdosa. Tapi kalau anak itu
mengatakan papa mama, saya mau belajar kuliah Bahasa Inggris, lalu
orang tuanya mengatakan jangan nak, kamu kuliahlah Bahasa Sunda,
tapi anak itu bilang tapi Bahasa Inggris adalah bahasa internasional,
papa mama bilang Sunda tradisi kita, pertahankan budaya kita, lalu
mereka bertengkar, siapa yang benar? Saudara kalau melihat Alkitab,
tidak ada yang mengatakan janganlah engkau kuliah Sunda atau
haruslah engkau belajar Inggris, tidak ada. Jadi kedua-duanya tidak
melanggar Firman, dua-duanya sama mempunyai pendapat dan duaduanya beda, bagaimana menyelesaikan ini.
mengatakan
kamu
mesti
begini
dua-duanya
konflik
untuk
kepentingan yang baik, dua-duanya harus saling belajar apa yang Alkitab
katakan. Dan Alkitab katakan yang pertama harus belajar dengar, harus
anak belajar dengar orang tua, jangan dibalik.
Zaman sekarang adalah zaman yang salah mengerti apa yang seharusnya
dilakukan. Budaya dari Barat awalnya dipengaruhi oleh Kristen sangat
menghormati orang tua. Saudara kalau lihat orang pilgrim pertama
datang ke Amerika, orang tua tidak pernah dibantah anak, anak dilatih
seperti itu. Kita kalau lihat keketatan dulu dengan sekarang beda jauh
sekali. Orang tua waktu itu kalau beri tugas kepada anak, mereka
jalankan. Saya pernah dengar satu kalimat dari pelatih sepak bola
terkenal, namanya Fabio Capelo, dia punya prinsip tidak ada demokrasi
dalam pelatihan, saya perintahkan kamu untuk taat. Dalam sisi tertentu
Tuhan mau orang tua pun seperti itu, anak pun seperti itu kepada orang
tua, dengar dulu, taat dulu, kalau ini sesuatu yang tidak melanggar Firman
Tuhan. Otoritas itu sangat penting, Tuhan sangat hargai. Saudara kalau
belajar menghargai siapa yang Tuhan tempatkan sebagai kepala, Saudara
pasti diberkati. Tapi dulu waktu jadi bawahan taat, waktu jadi pemimpin
berhak memimpin. Tapi kalau dulu tidak pernah taat, mana berhak suruh
orang lain taat.
Maka siapa yang belajar otoritas, tunduk kepada otoritas yang Tuhan
tetapkan, dia akan dibimbing menjadi orang yang lebih baik. Inilah
pengertian dari Kitab Suci yang dinyatakan dalam Keluaran. Maka anakanak hormati orang tuamu, kalau ada beda pendapat, berdoalah, minta
Tuhan sinkronkan pendapat saya dan orang tua dengan Tuhan. Kalau
orang mau mengatakan saya mau punya karir ini, saya mau menikah
dengan dia, lalu orang tua tidak setuju, kedua-duanya harus belajar.
Ketika keduanya tulus, kemudian saling konflik, sama-sama belajar mau
cari kehendak Tuhan, nanti Tuhan akan bukakan. Tapi kalau salah satu
keras karena ego masing-masing, maka dia tidak mungkin mendapat
berkat dari Tuhan. Itu sebabnya kita belajar sebagai anak kita taat kepada
orang tua, sebagai orang tua peka terhadap suara Tuhan, supaya
memimpin tidak salah. Orang memimpin dengan melawan Tuhan, suatu
saat dia akan menerima pemberontakan. Maka jadi orang tua pun sama,
biar kita belajar dengar suara Tuhan untuk menjadi orang yang punya
otoritas untuk menyatakan ini kehendak Tuhan. Lalu siapa yang menjadi
anak belajar untuk tunduk kepada otoritas yang diberikan oleh Tuhan. Lalu
ketika si anak itu menjadi dewasa, dia sudah punya keluarga sendiri,
urutan dari ordo orang tua anak sekarang berubah. Tidak ada orang tua
boleh intervensi lagi anaknya setelah anaknya menjadi orang tua,
sekarang relasinya berbeda. Tapi meskipun relasinya berbeda, orang tua
tidak lagi punya otoritas kepala kepada anak, tidak pernah dicabut
perintah kepada anak untuk menghormati orang tua, ini tafsiran dari
Calvin. Calvin mengatakan hormat bisa berarti taat, tapi hormat juga bisa
berarti mengingat, memperhatikan dan bersyukur. Jadi ketika orang tua
sudah tua, anak sudah dewasa, anak sudah punya anak lagi, orang tua itu
tidak lagi bersikap saya orang tuamu, ini perintah saya, tapi anak harus
tetap tunduk, anak harus tetap mempunyai perasaan saya bersyukur
untuk perawatan yang selama ini papa mama berikan, saya berterima
kasih karena boleh menjadi anak yang dibesarkan oleh papa mama.
Maka kata hormat juga mengandung pengertian bersyukur dan pengertian
memelihara. Suatu saat orang tua akan menjadi makin tua makin lemah,
lalu anak harus memperhatikan mereka. Anak yang tidak memperhatikan
orang tua, Tuhan Yesus mengatakan lebih jahat dari pada orang kafir.
Saudara mau taat kepada Tuhan, punya jabatan tinggi di gereja, dipakai
Tuhan luar biasa, waktu Saudara mengabaikan orang tua, Saudara lebih
parah dari orang kafir. Itu sebabnya kata hormat berarti ketika orang tua
sudah makin tua, anak harus menjadi orang yang mendampingi yang
bersyukur karena dulu dipelihara dan terus support orang tuanya. Anak
akan ada waktu di mana dia menjadi kuat, dia harus support orang
tuanya, ini lah pengertian hormat. Maka otoritas-otoritas orang tua
kepada anak berhenti waktu anak itu punya otoritas kepada keluarganya
sendiri. Tetapi kebertundukkan anak hormat kepada orang tua tidak
pernah dicabut sampai orang tua dipanggil oleh Tuhan. Saya sedih sekali
kalau banyak orang Kristen yang begitu kelihatan pelayanan bagus, tapi
waktu ditanya orang tuamu bagaimana? mereka tidak peduli. Yohanes
Calvin mengatakan sejelek-jeleknya orang tua, tetap Tuhan pakai dia
Tuhan