Anda di halaman 1dari 7

Hanya Alat Tuhan

Ulangan 8 : 1 – 20
Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang
membuat aku memperoleh kekayaan ini. (Ulangan 8 : 17)

Saya memiliki sebuah laptop yang saya gunakan untuk menunjang pekerjaan saya seperti
membuat laporan keuangan, memakai internet, membuka facebook, menyimpan artikel-artikel
dan lagu, menyimpan gambar, dan membuat tulisan ini. Pertanyaannya adalah, jika tulisan saya
dimuat penerbit, siapakah yang akan mendapat honor? Jelas saya. Jika saya mendapatkan uang
melalui apa yang saya lakukan dengan laptop saya, siapakah yang berhak memakai uang itu?
Saya. Secanggih apapun laptop saya, ia hanya alat yang membantu melakukan apa yang saya
mau. Jadi jika laptop itu berhasil membuat tulisan-tulisan yang menarik dan membangun
pembaca, sayalah yang berhak mendapat pujian. Jika laptop itu tak mau menuruti kemauan
saya, tak bisa saya gunakan mengetik misalnya, berarti ada program yang rusak yang harus
segera saya perbaiki.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, hidup kita semua sesungguhnya menjadi alat-Nya Tuhan. Jika kita
hebat dalam berdagang, Tuhan berarti memakai kita untuk memuliakan nama-Nya dalam dunia
perdagangan. Jika kita seorang dokter, Tuhan ingin kita menyembuhkan banyak orang melalui
diagnosa dan resep yang kita berikan. Jika kita seorang tukang bersih-bersih kantor, Tuhan ingin
kita memuliakan nama-Nya dengan menjaga kebersihan. Jika kita seorang sopir, Tuhan ingin
kita memuliakan nama-Nya dengan mengantarkan barang sampai tujuan dengan selamat, dll.
Jadi apapun prestasi atau pujian yang berhasil kita raih karena hal-hal yang sudah kita lakukan,
hendaknya semua pujian itu kita kembalikan pada Tuhan. Memang betul segala hasil yang kita
terima karena kita sudah berjerih lelah, namun kemampuan yang kita punya berasal dari Tuhan.
Bangsa Israel, Simson, dan raja Nebukadnezar mendapat hukuman dari Tuhan karena mereka
lupa penyertaan Tuhan saat dipuncak kesuksesan. Hendaknya kita bisa belajar dari kesalahan
mereka.

Tuhan-lah sumber kekuatan dan kecerdasan kita sehingga kita bisa menghasilkan banyak hal.
Jangan pernah menganggap semua prestasi yang ada karena kepintaran kita, kekuatan kita,
atau kepiawaian kita mengelola sumber daya, karena Tuhan membenci orang sombong. Jadilah
seperti padi yang semakin merunduk saat semakin berisi.
JANGAN MELUPAKAN TUHAN JIKA KEADAAN KITA BAIK
Apakah arti “Jangan melupakan Tuhan” menurut firman Tuhan yang kita baca pada hari ini?
Biarlah hal ini menjadi pedoman bagi kita sebagai orang Kristen.
Arti “Jangan melupakan Tuhan”:
I. Mengakui bahwa kita adalah makhluk yang terbatas (ay. 14)
Sebelum Musa meninggal dan sebelum Israel tiba di tanah perjanjian yaitu tanah Kanaan, Musa
memperingatkan Israel tentang pemeliharaan Tuhan.
Tuhan yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan (ay. 14)
Tuhan yang memimpin engkau melalui padang gurun …. (ay. 15)
Tuhan yang membuat air keluar bagimu dari gunung batu yang keras (ay. 15)
Tuhan yang memberi engkau makan manna (ay. 16)
Tuhan yang membawa engkau masuk ke dalam negeri yang baik…. (ay. 7)
Tuhan yang membawa, memimpin, membuat, memberi…, hal ini menunjukkan bahwa Israel
adalah manusia yang lemah dan terbatas. Kalau bukan Tuhan maka Israel tidak akan keluar dari
penindasan Mesir. Kalau bukan Tuhan maka Israel tidak akan menduduki tanah perjanjian,
tanah Kanaan. Kalau bukan Tuhan maka Israel tidak akan menikmati keadaan yang baik. Oleh
sebab itu Musa mengingatkan Israel: “Jangan engkau tinggi hati…” (ay. 14).
Peringatan ini juga menjadi peringatan bagi orang Kristen. “Jangan engkau tinggi hati…” Tinggi
hati adalah  sikap melupakan Tuhan. Orang Tinggi hati atau sombong menunjukkan sikap
penolakan terhadap Tuhan dan mengabaikan firman Tuhan. Orang  sombong menganggap
dirinya paling hebat dan tidak sadar bahwa dirinya adalah manusia yang memiliki kelemahan
atau keterbatasan. “Saya tidak perlu orang lain. Saya tidak perlu Tuhan.  Saya tidak perlu
ibadah. Saya tidak perlu ke gereja. Saya tidak perlu persekutuan dengan saudara seiman.
Saya……..”
Tinggi hati akibatnya adalah kebinasaan (ay. 19, 20). Firman Tuhan berkata: “Allah menentang
orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati” (Yak. 4:6).
Contoh
Tancredo Neves (Presiden Brazil)
Selagi kampanye, ia berkata bila mendapat 500.000 suara dari anggota partainya, maka tidak
ada yg dapat mendepaknya dari posisi presiden, bahkan Tuhan sendiri.  Akhirnya, ia mendapat
lebih dari 500.000 suara, tapi SEHARI sebelum peresmian jabatannya, ia sakit dan mati.
Cazuza (Artis Brazil)
Dalam penampilannya di Rio de Janeiro, sambil menghisap cerutu, ia mengebulkan asapnya ke
udara sambil berkata,“Tuhan, asap rokok  ini untukMu.” Pada umur 32, ia meninggal karena
kanker paru2 dalam kondisi yg mengerikan.
Marilyn Monroe (Artis USA)
Dikunjungi Billy Graham setelah memimpin sebuah KKR, yang mengatakan bahwa Roh Allah
mengirimnya untuk menyampaikan sesuatu. Setelah mendengarkan apa yg disampaikan Billy
Graham, ia berkata,“Maaf, aku tidak memerlukan Tuhanmu.“ Seminggu kemudian Marilyn
ditemukan tewas di apartemennya.
Lord William Pirrie (arsitek kapal TITANIC)
Setelah pembangunan kapal Titanic berakhir, seorang reporter bertanya
kepadanya, “Bagaimana keamanan kapal Titanic yang megah tersebut?”Dengan nada ironis ia
menjawab, “Bahkan Tuhan pun tak akan mampu menenggelamkan Titanic.” Fakta: Kapal pesiar
terbesar dan termegah tersebut tenggelam. Menenggelamkan ribuan orang yang berada di
dalamnya.
Ini hanya beberapa contoh saja orang yang sombong dan akhirnya mengalami kehancuran.
Waspada! “Jangan engkau tinggi hati…” Kita harus mengakui bahwa diri kita adalah manusia
yang terbatas karena itu kita senantiasa bersandar kepada Tuhan yang tidak terbatas.
 
Arti “Jangan melupakan Tuhan”:
II. Mengakui bahwa Tuhan yang berotoritas atas hidup kita
Karena Tuhan kita beroleh keberhasilan (ay. 17-18).
Keberhasilan, kekuasaan, kekayaan,  dapat membuat israel tergoda melupakan Tuhan.  Karena
itulah Musa mengingatkan mereka : Ay. 17-18 – “Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu:
Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. Tetapi
haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu
kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang
diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.”
Saudara-saudara peringatan ini juga menjadi peringatan bagi kita sebagai orang Kristen pada
masa kini. Janganlah kita tergoda melupakan Tuhan karena kekuasaan atau keberhasilan-
keberhasilan yang kita raih. Bila usaha atau pekerjaan kita berhasil itu karena Tuhan. Bila studi
kita berhasil itu karena Tuhan. Bila kita merasa memperoleh berkat lebih dari orang lain itu
karena Tuhan. Bila kita memperoleh kepandaian itu karena Tuhan. Karena itu kita jangan
tergoda melupakan Tuhan.
Ilustrasi:
Sepasang suami-istri dari Kalimantan  ke Blitar tidak memiiki apa–apa. Bahkan pernah tidak
memiliki uang, pinjam ke tukang parkir. Namun karena bersandar kepada Tuhan, Tuhan
memberkati usahanya sehingga bisa punya toko, punya rumah, punya kendaraan, dsb. Suami
istri ini  sadar bahwa keberhasilan mereka adalah karena Tuhan. Maka mereka selalu
mendukung pekerjaan Tuhan, selalu  memberikan persembahan untuk pekerjaan Tuhan.
Masih ada lagi orang-orang yang begitu cinta kepada Tuhan. Mereka sadar bahwa semua yang
mereka punya adalah karena Tuhan. Maka mereka mempersembahkan harta mereka untuk 
mendukung pekerjaan Tuhan.
Bukankah Tuhan sudah memberkati kita. Memberkati usaha, pekerjaan kita. Memberkati
keluarga kita. Memberkati kesehatan kita. Memberkati studi kita. Bahkan Tuhan sudah
memberi berkat khusus kepada kita, yaitu kita diselamatkan oleh iman kepada Yesus Kristus.
Inilah berkat-Nya yang paling besar Karena itu kita Jangan melupakan Tuhan.
Tuhan satu-satunya yang layak disembah (19)
Ay. 19 – Tetapi jika engkau sama sekali melupakan TUHAN, Allahmu, dan mengikuti allah lain,
beribadah kepadanya dan sujud menyembah kepadanya, aku memperingatkan kepadamu hari
ini, bahwa kamu pasti binasa.
Apakah bedanya TUHAN, Allah Israel dengan allah lain, atau allah bangsa lain? TUHAN, Allah
Israel adalah TUHAN, Allah yang menciptakan alam semesta. TUHAN, Allah yang telah
membebaskan Israel dari perbudakan Mesir dan yang membawa mereka ke tanah perjanjian,
tanah Kanaan. Sedangkan allah lain, adalah: allah yang diciptakan oleh tangan manusia (patung,
gambar-gambar), dewa-dewa, dll.
Saudara-saudara Allah Israel adalah Allah YAHWEH, yang sama dengan Allah yang kita sembah.
Allah Israel dan Allah kita adalah ALLAH TRITUNGGAL, yaitu Bapa, Anak, Roh Kudus. Memiliki
tiga pribadi yang berbeda tetapi satu kehendak, satu hakekat, satu substansi dan sederajat.
Ketiga Pribadi  ini bukan berarti kita menyembah tiga Allah. Allah yang kita sembah adalah Allah
yang esa. 
Dalam tulisan Gregory Nazianzen yang disukai oleh Calvin berkata: “Saat aku memahami akan
satu (Allah) maka ketika itu juga aku diiluminasi atau diterangi oleh kemegahan dari ketiga
(Pribadi); Saat aku membedakan mereka, seketika itu juga aku dibawa kembali kepada Yang
Satu (Allah). Ketika aku berpikir tentang salah satu dari ketiga (Pribadi), aku berpikir tentang Dia
sebagai satu keutuhan…”
Allah Israel dan Allah kita adalah ALLAH YANG MENJELMA  MANUSIA (Yoh. 1:1,14; Flp. 2:7).
Pada waktu saya mengikuti natal PNS kota Blitar pada hari Jum’at, 17 Peb. 14 di Kusuma Wicitra
selain umat Kristen yang hadir, ada pejabat dari agama lain. Lalu si pengkhotbah mengatakan
bahwa “salah kalau orang Kristen mengatakan Allah menjelma manusia, kalau demikian sorga
kosong.” Ini Ajaran sesat. “Allah menjelma manusia” adalah ajaran Alkitab (Yoh. 1:1, 14; Fil.
2:7). Allah yang menjelma manusia adalah pribadi kedua (Allah Anak). Jadi, sorga tidak kosong.
Allah Adalah Roh, tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Jadi, Sorga tidak kosong.
Jadi, Allah Kristen adalah Allah Tritunggal, Allah yang menjelma manusia dalam pribadi Yesus
Kristus untuk menyelamatkan manusia berdosa. Hal ini tidak dipercayai oleh agama-agama lain.
Karena itu Allah Kristen berbeda dengan allah agama-agama lain.
Allah Tritunggal, Allah yang menjelma manusia dalam pribadi Yesus Kristus, Dia-lah satu-
satunya Allah yang kita sembah dan tidak boleh dilupakan. Jikalau kita melupakan Allah
Tritunggal, meninggalkan Yesus Kristus dan mengikuti allah lain Alkitab mencatat : “kamu pasti
binasa.” (ay. 19).
Oleh sebab itu setialah kepada Kristus dan Dialah satu-satunya Allah yang disembah. Bukan
kepada dukun, arwah, patung, gamba-gambar, maon, dll. Tetapi kepada Yesus Kristus.
3.      Kita harus mendengar dan melakukan firman Tuhan (ay. 1, 6, 11, 20)
Musa berungkali mengatakan kepada Israel agar setia melakukan perintah Tuhan
Ay. 1 “Segenap perintah, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini,haruslah kamu lakukan
dengan setia…”
Ay. 6 – Oleh sebab itu haruslah engkau berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, dengan
hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan dengan takut akan Dia.
Ay. 11 –  Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak
berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada
hari ini.
Ay. 20 – seperti bangsa-bangsa, yang dibinasakan TUHAN di hadapanmu, kamupun akan binasa,
sebab kamu tidak mau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu.”
Peringatan ini berlaku bagi setiap kita yang percaya kepada Kristus. Kita harus mendengar dan
melakukan firman Tuhan. Orang yang mengabaikan firman Tuhan  mengalami kebinasaan. “….
kamupun akan binasa, sebab kamu tidak mau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu” (ay. 20).
 
Kesimpulan
Arti jangan melupakan Tuhan adalah: Mengakui bahwa kita adalah manusia yang terbatas dan
Allah yang tidak terbatas berotoritas atas hidup kita; Dia yang memberikan kita keberhasilan,
Dia yang patut disembah dan firman-Nya harus didengarkan dan dilakukan selama kita hidup.
“Segala sesuatu adalah dari Allah, oleh Allah, dan kepada Allah: Bagi Allah kemuliaan sampai
selama-lamanya!” (Rom 11:36).
UJIAN PADANG GURUN (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 November 2013 -

Baca:  Ulangan 8:1-20

"Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di
padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan
mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau
berpegang pada perintah-Nya atau tidak."  Ulangan 8:2

Bagi bangsa Israel padang gurun adalah tempat transisi menuju Tanah Perjanjian, sekaligus
tempat latihan perang prajurit-prajurit Tuhan.  Sebelum memasuki Tanah Perjanjian, yang
penuh berkat, berlimpah susu dan madu, Tuhan membawa kita ke padang gurun untuk
mempersiapkan kita menjadi pribadi-pribadi tangguh dan berkualitas, sehingga pada saatnya
kita menjadi prajurit Tuhan yang siap terjun ke medan peperangan di Tanah Perjanjian.

     Apa tujuan Tuhan membawa umatNya melewati padang gurun terlebih dahulu?  Ia ingin kita
memiliki kerendahan hati.  Ulangan 8:2:  "Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan
atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan
maksud merendahkan hatimu."  (ayat nas), karena itu  "...Ia merendahkan hatimu, membiarkan
engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak
dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan
dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN."  (Ulangan 8:3).  Tuhan
membenci dosa kesombongan.  Betapa banyak orang Kristen merasa mampu dengan
mengandalkan kekuatan, kepintaran dan segala hal yang dimiliki sehingga tidak bersandar
kepada Tuhan sepenuhnya.  Selain itu Tuhan hendak menguji isi hati, apakah kita sungguh-
sungguh berpegang pada firman Tuhan,  "dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang
ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak."  (Ulangan
8:2).

     Adakalanya masalah diijinkan terjadi karena Tuhan hendak mengetahui motivasi kita dalam
mengikut Dia:  apakah kita sungguh-sungguh menanti-nantikan Tuhan dan menaati firmanNya
dengan sepenuh hati atau tidak.  Seringkali kita giat mencari Tuhan saat dalam masalah saja,
tapi ketika masalah sudah selesai kita pun meninggalkan Tuhan.  Tetaplah mengucap syukur
ketika harus melewati padang gurun karena Tuhan memiliki rencana yang indah di balik itu!
JANGAN LUPAKAN TUHAN
Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang pada
perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini. (Ulangan
8:11)

Bacaan Alkitab Setahun:


Yohanes 17-18

Pernahkah Anda memperoleh sesuatu yang tampaknya mustahil? Mungkin itu pemenuhan
kebutuhan finansial, kesembuhan secara ajaib, atau solusi atas masalah yang rumit. Biasanya
sesaat setelah mengalaminya, hati kita akan meluap dengan sukacita, takjub, dan bersyukur.
Tetapi, berapa lamakah ucapan syukur itu bertahan? Perubahan seperti apakah yang terjadi
dalam hidup kita melaluinya?

Bangsa Israel mendapatkan sesuatu yang rasanya mustahil: Tuhan membebaskan mereka dari
perbudakan di Mesir. Lalu Dia membawa mereka mengembara di padang gurun selama empat
puluh tahun demi merendahkan hati mereka dan membuat mereka berpegang pada perintah-
Nya (ay. 2). Pada akhirnya Dia membawa mereka untuk masuk ke tanah perjanjian yang penuh
dengan kelimpahan (ay. 7-10). Tuhan tahu, selalu ada kecenderungan melupakan diri-Nya saat
bangsa Israel hidup dalam kenyamanan dan kelancaran. Oleh karena itu, Dia perlu
memperingatkan mereka (ay. 12-13). Melupakan Tuhan bukan hanya tidak lagi mengakui
keberadaan-Nya, tetapi juga berarti tidak lagi hidup menurut perintah-Nya dan menjadi tinggi
hati dengan menganggap segala yang mereka peroleh sebagai hasil kerja keras mereka (ay. 12,
14).

Apakah saat ini kita sedang dipenuhi dengan ucapan syukur karena memperoleh sesuatu yang
sepertinya mustahil? Merasakan kenyamanan karena terpenuhi kebutuhan kita? Berhati-hatilah
agar jangan tinggi hati dan melupakan Tuhan Sang Pemberi dengan tidak lagi hidup sesuai
dengan perintah-Nya.—SWS
KENYAMANAN HIDUP KIRANYA TIDAK MENJADIKAN KITA TERLENA,
MELAINKAN SEMAKIN GIAT DAN PENUH SUKACITA MELAYANI TUHAN

Anda mungkin juga menyukai