Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ramona Anny Yunita Simanjuntak

NIM : 2021.003.1608

Semester/Tingkat : IV/II

Mata Kuliah : Teologi Perjanjian Lama

Dosen Pengampu : Pdt. Yokan Bae Panjaitan, M. Th

TEOLOGI PEMBEBASAN

Teologi pembebasan tidak hanya berbicara tentang iman saja namun berbicara soal
keadilan dan sosial dalam kisah Firaun terhadap perbudakan bangsa Israel di sana ada
ketidakadilan dan juga penindasan (Kel. 3:14). Dalam hal ini juga berbicara mengenai iman yang
kritis terhadap seluruh umat manusia. Dalam perbudakan atau penindasan, kehidupan ekonomi
Israel sangat minim dan bahkan bisa dikatakan mengalami kemiskinan struktural (kemiskinan
karena sistem, keadaan, dan situasi yang tidak bisa dilawan, dalam hal ini bangsa Israel tidak
bisa memberikan perlawanan kepada Firaun). Misalnya, tenaga mereka yang digunakan secara
terus menerus namun tidak mendapatkan upah/gaji.

Kemiskinan struktural menyebabkan revolusi (gerakan perubahan) yang dilakukan oleh


Musa atas suruhan Allah. Allah mengutus Musa, namun Musa bukanlah seorang yang pandai
berbicara sehingga Allah mengangkat Harun sebagai juru bicara antara Musa dengan Allah.
Dalam membebaskan bangsa Israel, Allah memulainya dengan cara menurunkam 10 tulah atas
Mesir. Tulah ini dijatuhkan agar Firaun dan bangsa Mesir mengakhiri perbudakan terhadap
bangsa Israel yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Adapun ke-10 tulah tersebut,
yaitu:

1. Air menjadi darah

2. Katak

3. Nyamuk

4. Lalat pikat
5. Penyakit sampar pada ternak

6. Barah

7. Hujan es

8. Belalang

9. Gelap gulita

10. Kematian anak sulung Firaun

Kesepuluh tulah yang diturunkan Allah atas Mesir adalah untuk membuat efek jera kepada
mereka. Sehingga pada akhirnya, kematian anak sulung Firaun yang dihubungkan juga dengan
anak domba sulung di masa depan yang akan mati demi melakukan pembebasan bagi manusia
berdosa, yaitu Yesus Kristus. Teologi pembebasan yaitu refleksi iman yang dapat menuntun
orang. Mengapa Tuhan mau membebaskan Israel? Hal ini karena adanya perbudakan dimana
orang-orang diperlakukan secara tidak manusiawi yang menyebabkan kemiskinan dan merusak
hidup manusia. Oleh karena itulah perlu dilakukan pembebasan. Tuhan melakukan revolusi
untuk menyelamatkan bangsa Israel dari kepunahan akibat kemiskinan. Gerakan pembebasan
bertujuan untuk penyelamatan. Pada masa kini juga, dalam kehidupan, kita mengalami
penindasan dari orang-orang kapitalis yang memiliki modal besar sehingga jatuhnya seolah-olah
kita dipermainkan dengan kuasa dan harta mereka.

Pada Maleakhi 3:5, temanya adalah penindasan sedangkan dalam Keluaran, konteksnya
adalah perbudakan. Sebuah kepedulian sosial berupaya untuk memerdekakan dan membebaskan
(Yes. 58:6-7) adalah yang melatarbelakangi pemanggilan Musa. Kata kelaliman yang terdapat
dalam ayat ini merupakan bentuk penindasan dan tindakan semena-mena. Dalam hubungannya
dengan PB, Lukas 4:18-19 mencatat bagaimana bentuk pembebasan itu terjadi yang
dikhotbahkan sendiri oleh Yesus yaitu sebagai keterkaitannya dengan Yesaya 61:1-2. Setelah
pemulangan dari perbudakan, Allah menuntun kembali umatNya melalui Koresh yang hatinya
digerakkan oleh Allah untuk memulihkan keadaan bangsa Israel. Hal ini berhubungan dengan
janji Allah kepada Abraham dan juga Ezra untuk pembangunan bait suci. Oleh karena itulah,
bangsa Israel membangun kemah suci sebagai hal pertama yang dilakukan oleh bangsa Israel
ketika mereka pulang dari perbudakan Mesir. Hal ini bertujuan untuk mengundang kehadiran
Allah supaya terjalin hubungan yang mesra antar Allah dengan umatNya (Kel. 19:6).

Pada peristiwa selanjutnya yaitu Israel yang dibuang ke Babel karena mereka tidak taat kepada
Allah. Setelah itu, bangunan bait Allah hancur sehingga mereka disadarkan bahwa perbuatan
mereka salah. Maka bait Allah dipulihkan kembali yang diteriakkan oleh Nabi Nehemia.

Anda mungkin juga menyukai