Anda di halaman 1dari 4

[05/04, 15:53] Fatin: Menurut pendapat saya negara Indonesia ini penegakan hukum di masih belum

berjalan dengan baik,

salah satunya karena penegakan hukum yang masih diartikan sebagai penegakan undang-undang
semata sehingga keadilan prosedural dijadikan acuan dalam proses

penegakan hukum.

[05/04, 15:55] Fatin: Seharusnya sebagai negara yang baik, negara harus bisa seadil-adilnya terhadap
semua masyarakat. Nilai-nilai Pancasila

seharusnya terimplementasi dalam realitas penegakan hukum di Indonesia yang dijalankan sesuai
dengan ajaran agama dan adat rakyat Indonesia, dimana tujuan diberlakukannya hukum di Indonesia
senantiasa harus dikembalikan pada esensi

tujuan hukum itu sendiri yakni menciptakan keadilan di masyarakat.

[05/04, 15:56] Fatin: Hukum mengandung sanksi tertentu untuk diterapkan pada para pelanggar
hukum.Hukum juga merupakan sistem yang terpenting yang pelaksanaan atas rangkaian kekuaasaan
atas kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan kekaasaan dalam hidup politik,ekonomi dan masyarakat
dalam berbagai cara dan bertindak,sebagai perantara utama dan hubungan sosial antar masyarakat
terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana.

[05/04, 15:58] Fatin: Setiap manusia berhak memperoleh keadilan, baik itu dari masyarakat maupun
negara seperti yang tercantum dalam pancasila, sila ke-5 yang berbunyi "keadilan bagi seluruh rakyat
Indonesia".hal ini sangat jelas bahwa seluruh rakyat Indonesia berhak mendapatkan keadilan tanpa
terkecuali. Tidak pandang bulu, entah itu pejabat, rakyat kecil, orang kaya atau miskin. Tujuan hukum
adalah memberikan keadilan kepada setiap orang.

[05/04, 15:59] Fatin: Namun dalam prakteknya hal ini sudah tidak terjadi lagi di Indonesia. Hukum di
Indonesia di nilai belum mampu memberikan keadilan kepada masyarakat yang tertindas. Justru
sebaliknya, hukum menjadi alat bagi pemegang kekuasaan untuk bertindak semena-mena.saat ini
hukum di Indonesia yang menang adalah yang mempunyai kekuasaan, yang mempunyai uang banyak
pasti aman dari gangguan hukum walaupun aturan negara di langgar.

Orang biasa yang ketahuan melakukan tindakan kecil langsung di tangkap dan dijobloskan kepenjara.
Sedangkan seorang pejabat negara yang melakukan korupsi uang milyaran rupiah milik negara dapat
berkeliaran dengan bebasnya. Karena hukuman itu cenderung hanya berlaku bagi orang miskin dan
tidak berlaku bagi orang kaya.

Sehingga tidak sedikit orang yang menilai bahwa hukum di Indonesia dapat di beli dengan uang.
Beberapa tahun belakangan ini, hukum di indonenesia semakin parah. Hukum seakan akan bukan lagi
dasar bagi bangsa Indonesia. Ada pengakuan informasi dari masyarakat bahwa karena hukum dapat
dibeli, maka aparat penegak tidak dapat di harapkan untuk melakukan penegakan hukum secara
menyeluruh dan adil.

Ketidakadilan di Indonesia niscaya telah memperburuk citra diri bangsa, sekaligus menjajah bangsa
sendiri. Kita seharusnya merasa malu dengan moral bangsa ini yang begitu naf. Indonesia bahkan belum
dapat dibilang sepenuhnya merdeka karena bangsa ini masih terbelenggu oleh ketidakadilan
pemerintahannya sendiri. Hukum dan keadilan menjadi bahan mahal di negeri ini.

[05/04, 15:59] Fatin: Hukum seharusnya menjadi alat pembaharuan bagi masyarakat, kini telah berubah
menjadi sebuh mesin pembunuh karena masyarakat yang tidak mempunyai kekuasaaan akan semakin
terhimpit oleh kejamnya hukum. Hampir semua aspek kehidupan di penuhi oleh berbagai macam jenis
penguasa praktik penyelewengan dalam proses penegakan hukum seperti mafia hukum di peradilan,
atau peradilan yang dapat memutar balikan fakta sudah tidak asing lagi sebagai makanan sehari-hari.

Kemungkinan masalah yang timbul dari judul ini yaitu beribu-ribu pertanyaan yang akan muncul dengan
adanya kondisi hukum di Indonesia pada masa kini terutama rasa keadilan yang begitu merosot drastis.
Kenapa? karena sekarang ini hukum sudah tidak tumpul atau sudah tidak tajam lagi oleh orang-orang
kelas kakap yang mempunyai permainan tersendiri dalam mendapatkan uang sebesar-besarnya.

Seakan-akan hukum untuk masalahnya sudah dibelakukan atau seakan-akan hilang dengan
sendirinya.namun untuk masyarakat golongan kelas bawah,kini hukum begitu tajam dan begitu
mempojokan masyarakat yang ditimpah oleh permasalahan sepeleh, seperti maling sandal yang
masalahnya terus menerus bergulir.sedangkan para korup-korup dibiarkan masalahnya hilang begitu
saja.

Kasus ketidakadilan hukum yang terjadi contohnya yaitu kisah yang di alami nenek Asyani benar-benar
menggabarkan pepatah yang popular dimasyarakat "hukum di negeri ini tumpul keatas, tajam
kebawah".yang berarti hukum hanya berlaku bagi masyarakat kelas bawah dan tidak berlaku bagi
masyarakat kelas atas.
[05/04, 16:00] Fatin: hutan kepolsek jatibanteng dan Asyani di seret ke pengadilan negeri Situbondo
Jawa Timur dengan tuduhan mencuri 38 papan kayu jati lahan perhutani, di desa Jatibanteng. Dia di
dakwa dengan pasal 12 huruf d juncto pasal 83 ayat (1) huruf a Undang-Undang no 18 tahun 2013
tentang pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan dengan ancaman hukuman penjara 5 tahun
selain kasus nenek Asyani masi banyak lagi kasus lain yang bandingkan kasus ibu Minasih,beliau di
tuntut 7 tahun penjara cuma gara-gara mencuri buah randu milik perusahaan. Bandingkan dengan
seorang mafia pajak Gayus Tambunan beliau di hukum 7 tahun penjara namun masih bisa keluar penjara
dengan bebas bahkan sampai bisa berlibur ke Bali.

Apakah masyarakat kelas bawah pantas di perlakukan kaya gini? Sedangkan fungsi hukum di Indonesia
itu sebagai pelindung, dalam arti hukum melindungi masyarakat dari ancaman bahaya.dan hukum juga
sebagai pemberi keadilan dalam arti, hukum sebagai penjaga, pelindung, dan memberikan keadilan bagi
manusia. Tetapi sekarang ini fungsi hukum bisa dikatakan sudah tidak lagi berfungsi karena hukum telah
di anggap sesuatu yang sudah tidak bernilai sehingga mampu diperjual belikan oleh pihak penguasa
untuk mempermudah keinginannya.

Lembaga hukum yang seharusnya dapat menjunjung tinggi hukum malah dapat dibayar untuk
melepaskan para terpidana terlepas dari hukumannya. Seolah-olah uang dapat membeli segalanya,
sampai-sampai rakyat biasa yang melakukan sesuatu hal yang sepele mendapatkan hukuman yang
sangat berat di bandingkan dengan pejabat yang melakukan korupsi mereka di perlakukan istimewa.
Seakan-akan tidak ada masalah yang di lakukakan. Apakah ini di sebut dengan keadilan?.padahal dalam
agama pun diajarkan tentang keadialan.

Di mata Tuhan semua manusia dimuka bumi ini di perlakukan. Tetapi di mata seorang pemimpin atau
seorang pejabat semua manusia di muka bumi ini tidak sama karena,yang mempunyai kekaasaan lah
yang bisa di perlakukan adil sedangakan orang yang tidak mempunyai kekuasaan dan tidak mempunyai
uang diperlakukan tidak adil atau sama dengan orang yang mempunyai kekuasaan.

Seperti yang di ajarkan menurut agama kristiani dalam kitab Yakobus 2:12-13 yang berbunyi "
Berkatalah dan berlakukanlah seperti orang-orang yang akan di hakimi oleh hukum yang memerdekakan
orang. Sebab penghakiman yang tak berbelas kasihan akan berlaku atas orang yang tidak berbelas
kasihan. Tetapi belas kasihan akan menang atas penghakiman".

Indonesia sebagai negara pancasila seharusnya menjuBerkatalah dan berlakukanlah seperti orangnjung
tinggi keadilan yang merata tampa memandang golongan dan kedudukan. Keadilan dalam pancasila
adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Keadilan yang tidak bersyrat materi juga pangkat.semakin
tingginya tingkat ketidakadilan di Indonesia membuat masyarakat gerah dan tidak mempercayai
pemerintah bahkan juga tidak menjunjung tinggi hukum yang berlaku.

Dan masyarakat mulai tidak mempercayai pemerintah dan aparat hukum karena dari kalangan peradilan
itu sendiri banyak bermunculan kasus-kasus hukum. Mafia peradilan tumbuh dalam hukum Indonesia,
para hakim ada yang memanfaatkan perannya juga sebagai mafia hukum bagi rekannya sendiri dalam
lingkup pemerintahan. Hal ini, praktik membuat masyarakat yang makin tidak percaya hukum yang
berlaku. Terlebih masyarakat dari golongan bawah sedangkan masyarakat di golongan atas semakin di
atas angina. Tanpa merasa khawatir akan melanggar hukum karena, mereka punya banyak rupiah untuk
membebaskanya dari jerat hukum.

[05/04, 16:01] Fatin: Dengan uang mereka bisa membeli hukum yang mereka inginkan. Apakah ini yang
menjadi amanah pancasila?. Ketika rakyat tidak mendapatkan keadilan dan mereka menjadi tidak
berketuhanan yang nyata dalam aplikasi dalam melakukan tindakan-tindakan yang tidak hanya
melanggar hukum tetapi juga melanggar norma agama.

Sesuai dengan fenomena ketidakadilan hukum yang terjadi di Indonesia, di butuhkan adanya reformasi
pengadilan dan juga reformasi administrasi pengadilan. Aparat penegak hukum harus setia dengan
sumpah jabatan nya sebagai penentu peradilan duniawi. Tidak hanya bertahan dengan teori hukum
dalam buku yang telah di tuangkan dalam Undang-Undang. Pelanggaran hukum bukan hanya tentang
suap atau money politic tetapi juga penipuan hukum. Dengan kecerdasan aparat peradilan yang tidak di
bekali moralitas dan spiritual yang memadai, mereka menipu rakyat dengan peraturan hukum yang ada.

*penulis mahasiswa semester 1 mata kulia Ilmu Politik Prodi Ilmu Komonikasi FISIP Unifersitas Sultan
Agen Tirtayasa

Anda mungkin juga menyukai