Anda di halaman 1dari 3

TEKS OPINI/EDITORIAL

TEMA: MAFIA HUKUM SEBAGAI PENGHAMBAT PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA

JUDUL: PENEGAKAN HUKUM VS MAFIA HUKUM

KERANGKA:

OPINI
a. Indonesia adalah negara hukum yang mengutamakan hukum sebagai
landasan negara, sayangnya penegakan hukum di Indonesia menjadi
persoalan serius
ARGUMENTASI
a. Kritik yang dilontarkan berkaitan dengan penegakan hukum di Indonesia
yang tidak berjalan dengan semestinya
b. hukum tidak saja dijalankan sebagai rutinitas belaka tetapi juga
dipermainkan seperti barang dagangan
c. masih banyak kasus hukum yang tidak diselesaikan secara adil
d. Fakta-fakta tentang praktik hukum yang buruk ini satu per satu mulai
muncul kepermukaan
PERNYATAAN ULANG PENDAPAT
a. Turunnya citra hukum Indonesia
Penegakan Hukum VS Mafia Hukum

Indonesia adalah negara hukum yang senantiasa mengutamakan hukum


sebagai landasan dalam aktivitas negara dan masyarakat. Selain itu, dalam UUD
1945 Bab 1 Pasal 1 ayat (3) ditegaskan bahwa Negara Indonesia adalah negara
hukum, yang berarti Indonesia bukan negara yang berdasarkan kepada
kekuasaan belaka. Sayangnya penegakan hukum di Indonesia sudah lama
menjadi persoalan serius bagi masyarakat di Indonesia. Bagaimana tidak,
melihat banyaknya praktik negatif penegakan hukum belakangan ini membuat
seolah-olah hukum di Indonesia lemah dan banyak menuai kritikan.

Berbagai kritik sering dilontarkan berkaitan dengan penegakan hukum di


Indonesia yang tidak berjalan dengan semestinya dikarenakan hukum hanya
ampuh pada rakyat kecil saja. Ketidakadilan membuat masyarakat apatis akan
hukum di Indonesia. Kebanyakan masyarakat kita angkat bicara bahwa hukum di
Indonesia itu dapat dibeli oleh mereka yang mempunyai jabatan, nama dan
kekuasaan walaupun aturan negara dilanggar. Runcing Kebawah Tumpul Ke
Atas. Itulah istilah yang tepat untuk menggambarkan kondisi penegakkan
hukum di Indonesia. Karena hukum dapat dibeli maka aparat penegak hukum
tidak dapat diharapkan untuk melakukan penegakkan hukum secara menyeluruh
dan adil.

Sejauh ini, hukum tidak saja dijalankan sebagai rutinitas belaka tetapi juga
dipermainkan seperti barang dagangan. Hukum yang seharusnya menjadi alat
pembaharuan masyarakat, telah berubah menjadi semacam mesin pembunuh
karena didorong oleh perangkat hukum yang carut-marut dan praktik
penyelewengan dalam proses penegakan hukum. Dibalik itu ada mafia yang
mengatur kebijakan UU di Indonesia yang tujuannya demi ambisi seseorang atau
penguasa. Peradilan yang diskriminatif atau rekayasa proses peradilan
merupakan realitas yang gampang ditemui dalam penegakan hukum di negeri
ini.

Masih banyak kasus hukum yang tidak diselesaikan secara adil, dimana para
penegak hukum mempunyai peran ganda sebagai mafia hukum yang kasat
mata. Jika kita kembali mengingat kasus seorang nenek yang mencuri singkong
karena kelaparan dan dijatuhi hukuman 2,5 tahun penjara, rasanya sangat tidak
adil jika dibandingkan dengan kasus seorang pejabat negara yang melakukan
korupsi uang milyaran rupiah milik negara yang masih berkeliaran dengan
bebasnya. Proses hukum yang dijalankan begitu berbelit-belit dan terkesan
menunda-nunda. Seakan-akan masyarakat selalu disuguhkan sandiwara dari
tokoh-tokoh Negara tersebut.

Fakta-fakta tentang praktik hukum yang buruk ini satu per satu mulai muncul
kepermukaan. Mulai dari praktik terselubung mafia peradilan serta terungkapnya
fenomena istana mewah dalam penjara, semakin menunjukkan ketidakberesan
penegakan hukum Indonesia selama ini. Menanggapi peristiwa-peristiwa
tersebut, sebagian besar rakyat nampak dipenuhi rasa kecewa. Banyak muncul
demonstrasi demonstrasi yang terjadi hampir di seluruh penjuru tanah air
sebagai bentuk ketidakpuasan masyarakat atas kinerja para aparat hukum baik
di pusat maupun di daerah.

Indonesia adalah negara hukum yang mengutamakan hukum dalam aktivitas


negara dan masyarakat. Banyaknya prespektif masyarakat yang salah mengenai
keadilan hukum di Indonesia serta didukung oleh perilaku aparat penegak hukum
yang tidak sesuai mengakibatkan citra hukum dimata masyarakat semakin
buruk. Maraknya praktik penyelewengan oleh mafia hukum juga semakin
menurunkan pamor Indonesia sebagai negara hukum.

Anda mungkin juga menyukai