Anda di halaman 1dari 3

MEMBANGUN KEPERCAYAAN PUBLIK TERHADAP KEJAKSAAN

SEBAGAI LEMBAGA NEGARA

Oleh : Alicia Tiara Sofia

Sebagaimana yang kita ketahui bahwasannya Indonesia adalah negara hukum


seperti yang telah ditetapkan dalam Pasal 1 ayat tiga (3) yang berbunyi “Negara
Indonesia adalah negara hukum”. Yang mana dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara Indonesia diatur dan diawasi oleh hukum yang berlaku. Berkaitan
dengan topik yang akan diangkat pada penulisan karya ilmiah yang berjudul
“Membangun Kepercayaan Publik terhadap Kejaksaan sebagai Lembaga Negara”.
Dalam melaksanakan kehidupan berbangsa dan bernegara, Indonesia sebagai
negara hukum memerlukan lembaga, aparat, penegak hukum untuk membuat dan
mengawasi jalannya perundang-undangan. Hukum sebagai suatu sistem pada
hakikatnya dapat terlaksana dengan baik dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara jika pelaksanannya dilaksanakan dengan kewenangan dan tegas. Salah
satu bentuk untuk mewujudkan hukum sebagai suatu sistem agar dapat terlaksana
dengan baik ialah Kejaksaan, karena Kejaksaan merupakan sebuah lembaga yang
memiliki peranan penting dalam penegakan hukum di Indonesia. Kejaksaan
sendiri adalah sebuah lembaga yang mana lembaga ini bergerak dibidang hukum,
kejaksaan memiliki peran dalam mewujudkan hukum yang ada di Indonesia.
Lembaga inilah yang menjadi perwujudan keadilan bagi Indonesia, banyak tindak
kejahatan yang terjadi di Indonesia dan kejaksaanlah yang akan memberikan
menindak lanjut hukuman bagi para pelaku kejahatan yang ada di Indonesia.

Perlu kita ketahui apakah peran kejaksaan dalam upaya membangun sumber
hukum dengan keadilan sudah diterapkan dengan baik?. Banyak pertanyaan-
pertanyaan mengenai keadilan pada negara kita, masyarakat sering bertanya
mengenai sumber hukum kita. Seperti sebagaimana yang kita ketahui segala hal
yang ada pada Indonesia diatur oleh hukum. Hukum-hukum ini adalah hukum
secara tertulis (undang-undang, pasal dan lain sebagainya) dan juga tidak tertulis
(adat istiadat) namun hukum ini masih sangatlah lemah, dapat dibuktikan dengan
banyaknya kasus tindak kejahatan yang mana pelaku dibebaskan dari hukuman
atau bahkan yang lebih memprihatinkan adalah ketika pelaku dibenarkan
sedangkan korban menjadi malah menjadi tersangka, seperti yang telah terjadi
pada kasus pembegalan di Lombok tengah yaitu Amaq sinta, seorang petani di
Lombok Tengah yang mirinya sempat menjadi tersangka karena upaya membela
diri dalam pembegalan yang dilakukan oleh empat orang begal yang merampas
motornya, dimana dua diantaranya tewas, mirisnya status tersangka Amaq sinta
baru dicabut ketika masyarakat menyampaikan aspirasinya dan mendukung Amaq
sinta sebagai korban yang membela diri melawan tindak kejahatan yaitu
pembegalan. Nyatanya kasus-kasus seperti inilah yang menjadi penyebab
lunturnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga hukum yang
seharusnya membela kebenaran dan keadilan, tak terkecuali kejaksaan.

Ketidakpuasan masayarakat terhadap lembaga hukum menjadikan citra lembaga


hukum menjadi kurang baik di mata publik. Banyak masyarakat yang
beranggapan bahwa “hukum dapat dibeli” mengingat telah banyak kita jumpai
kasus dimana penyuapan terhadap hukum pidana terjadi ataupun pembebasan
bersayarat terhadap pelaku kejahatan kelas berat membuat masyarakat meragukan
kebenaran dalam keadilan yanng ada di Indonesia. Lalu bagaimana lembaga
kejaksaan menanggapi hal tersebut? Apakah ada sanggahan dari lembaga
kejaksaan mengenai hal tersebut?.

Pada karya ilmiah ini penulis ingin membahas bagaimana lembaga kejaksaan
dalam mengatasi dan meningkatkan kepercayaan publik sehingga lembaga
kejaksaan menjadi lembaga yang dapat dipercaya oleh masyarakat Indonesia.

Ada beberapa upaya yang dilakukan lembaga kejaksaan dalam meningkatkan


kepercayaan masayarakat sehingga lembaga kejaksaan menjadi lembaga yang
dapat dipercaya oleh masyarakat Indonesia yaitu :

1. Menegakkan hukum dan memberikan sanksi tegas terhadap pelaku tindak


kriminal.
2. Mengedepankan nilai kejujuran dan moralitas serta mengayomi
masyarakat sebagaimana dasar dari tujuan sebuah lembaga negara.
3. Menjadi wadah keadilan yang bersahabat dan menampung aspirasi
masyarakat.

4. memaksimalkan kualitas penegakan hukum untuk memulihkan dan


membangun kepercayaan (trust), sekaligus memenuhi harapan publik
yaitu Indonesia yang berkeadilan.
5.

6.

Anda mungkin juga menyukai