Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PPKN LAPORAN MAKALAH

“NEGARA INDONESIA ADALAH NEGARA HUKUM


DAN TINGKAT KESADARAN HUKUM
MASYARAKAT INDONESIA”

Kelas TPM 1
Anggota Kelompok :

1. Aditia Safaat (09)


2. Ahmad Kevin Zuhbramdinata (12)
3. Akmal Ridzal Rakhli (14)
4. Ardanu Ardiansyah (21)
5. Erik Candra Kusuma (43)

SMKS SORE TULUNGAGUNG


TAHUN PELAJARAN 2023/2024
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan makalah tentang
“Negara Indonesia adalah Negara Hukum dan Tingkat Kesadaran Hukum Masyarakat
Indonesia”.

Laporan makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan
makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga laporan makalah tentang “Negara Indonesia
adalah Negara Hukum dan Tingkat Kesadaran Hukum Masyarakat Indonesia” ini dapat
memberikan pengetahuan terhadap pembaca.

Tulungagung, 13 Febuari 2024


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Negara hukum adalah negara berdasarkan atas hukum dan keadilan bagi warganya.
Maksudnya adalah segala kewenangan dan tindakan alat-alat perlengkapan negara atau
dengan kata lain diatur oleh hukum. Hal yang demikian akan mencerminkan keadilan
bagi pergaulan hidup warganya. Pemikiran negara hukum di mulai sejak Plato dengan
konsepnya “bahwa penyelenggaraan negara yang baik adalah yang didasarkan pada
pengaturan (hukum) yang baik yang disebut dengan istilah nomoi”. Kemudian ide
tentang negara hukum popular pada abad ke-17 sebagai akibat dari situasi politik di
Eropa yang didominasi oleh absolutisme. Dalam perkembangannya, paham negara
hukum tidak dapat dipisahkan dari paham kerakyatan. Sebab pada akhirnya, hukum yang
mengatur dan membatasi kekuasaan negara atau pemerintah diartikan sebagai hukum
yang dibuat atas dasar kekuasaan dan kedaulatan rakyat. Dalam kaitannya dengan negara
hukum, kedaulatan rakyat merupakan unsur material negara hukum, di samping masalah
kesejahteraan rakyat.

Namun, masih banyak masyarakat yang masih minim akan kesadaran hukum.
Kesadaran hukum dapat diartikan sebagai kesadaran seseorang atau suatu kelompok
masyarakat kepada aturan-aturan atau hukum yang berlaku. Kesadaran hukum sangat
diperlukan oleh suatu masyarakat. Hal ini bertujuan agar ketertiban, kedamaian,
ketenteraman, dan keadilan dapat diwujudkan dalam pergaulan antar sesama. Tanpa
memiliki kesadaran hukum yang tinggi, tujuan tersebut akan sangat sulit dicapai. Faktor
yang mempengaruhi kesadaran hukum yang pertama adalah pengetahuan tentang
kesadaran hukum. Peraturan dalam hukum harus disebarkan secara luas dan telah sah.
Maka dengan sendirinya peraturan itu akan tersebar dan cepat diketahui oleh masyarakat.
Masyarakat yang melanggar belum tentu mereka melanggar hukum. Hal tersebut karena
bisa jadi karena kurangnya pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang kesadaran
hukum dan peraturan yang berlaku dalam hukum itu sendiri. Faktor yang mempengaruhi
kesadaran hukum selanjutnya adalah tentang ketaatan masyarakat terhadap hukum.
Dengan demikian seluruh kepentingan masyarakat akan bergantung pada ketentuan
dalam hukum itu sendiri. Namun juga ada anggapan bahwa kepatuhan hukum justru
disebabkan dengan adanya takut terhadap hukuman ataupun sanksi yang akan didapatkan
ketika melanggar hukum.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka adapun rumusan masalah yang diangkat oleh
penulis yaitu :

a. Apa bukti dari kalimat “Negara Indonesia adalah Negara Hukum” ?

b. Bagaimana tingkat kesadaran hukum masyarakat Indonesia sekarang ini?

1.3 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan jawaban atas masalah penelitian yang telah
dirumuskan. Jawaban yang diperoleh di harapkan menjadi bahan masukan yang dapat
dijadikan sebagai kebijakan dalam mengembangkan dan menambah wawasan. Tujuan
yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pembuktian dari kalimat “Negara Indonesia adalah Negara


Hukum”.

2. Untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat Indonesia masa sekarang.


BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Negara Indonesia adalah Negara Hukum

2.1.1 Makna Negara Indonesia adalah Negara Hukum

Indonesia sebagai negara hukum memiliki makna bahwa segala aspek


kehidupan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia harus didasarkan pada
hukum dan segala produk perundang-undangan serta turunannya yang berlaku di
wilayah NKRI.
Dalam hal ini, Indonesia sebagai negara hukum harus mampu menegakkan
hukum yang berlaku secara adil dan merata bagi seluruh warga negaranya. Selain itu,
Indonesia sebagai negara hukum juga harus mampu memenuhi tuntutan akal budi
dan mengesahkan demokrasi.
Dalam mewujudkan Indonesia sebagai negara hukum yang baik dan benar
dalam mengatur semua hal yang ada di dalam negara, maka peran serta warga
negara yang patuh serta menjalani hukum yang berlaku dengan taat sangatlah
penting. Karena hukum merupakan tatanan atau kaidah yang harus dijunjung tinggi
oleh rakyat di dalam suatu negara.
Makna Indonesia sebagai negara hukum mencakup beberapa aspek penting
yang mendasari sistem hukum dan tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara di
Indonesia. Berikut ini adalah beberapa makna Indonesia sebagai negara hukum:

1. Keberadaan Hukum yang Mengikat

Indonesia sebagai negara hukum berarti bahwa hukum memiliki kekuatan


mengikat yang harus dipatuhi oleh seluruh warga negara dan pemerintah.
Hukum menjadi landasan bagi tindakan dan keputusan yang diambil oleh
individu, kelompok, lembaga, maupun pemerintah. Tidak ada kekuatan atau
otoritas yang berada di atas hukum.
2. Prinsip Kedaulatan Hukum

Makna ini menunjukkan bahwa hukum berlaku setara bagi semua individu
dan lembaga, termasuk pemerintah. Tidak ada orang atau lembaga yang
dikecualikan dari kewajiban atau bertindak di luar batas hukum. Prinsip
kedaulatan hukum menjamin perlakuan yang adil, penegakan hukum yang
tidak memihak, dan kepastian hukum bagi semua warga negara.

3. Perlindungan Hak dan Kebebasan

Sebagai negara hukum, Indonesia mengakui dan melindungi hak-hak asasi


manusia serta kebebasan individu yang dijamin oleh konstitusi dan
perundang-undangan. Hak-hak tersebut termasuk hak hidup, kebebasan
berekspresi, hak beragama, hak berpendapat, hak memiliki properti, dan
sebagainya. Hukum memberikan landasan untuk melindungi hak-hak ini
dan menjamin setiap orang dapat hidup dengan martabat dan tanpa
diskriminasi.

4. Kepastian Hukum

Indonesia sebagai negara hukum juga berarti adanya kepastian hukum.


Hukum harus jelas, dapat diakses, dan diterapkan secara konsisten. Semua
warga negara harus dapat mengetahui hak dan kewajiban mereka, serta
konsekuensi hukum dari tindakan mereka. Kepastian hukum memberikan
dasar yang stabil bagi individu, bisnis, dan investasi untuk beroperasi.

5. Penegakan Hukum dan Keadilan

Negara hukum menjamin penegakan hukum yang efektif dan adil. Hukum
harus diterapkan dengan konsisten dan tidak memihak kepada siapa pun,
tanpa adanya intervensi politik atau kepentingan pribadi. Sistem peradilan
independen dan transparan berperan dalam menjamin keadilan dan
menyelesaikan sengketa secara adil.

6. Tanggung Jawab Pemerintah

Indonesia sebagai negara hukum menempatkan pemerintah sebagai


pemegang kekuasaan yang harus bertanggung jawab dalam melaksanakan
tugas dan kewenangannya sesuai dengan hukum. Pemerintah diharapkan
menjalankan tugasnya dengan prinsip-prinsip keadilan, integritas, dan
akuntabilitas.

2.1.2 Bukti Negara Indonesia adalah Negara Hukum

Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Aswanto menjadi narasumber dalam


Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Paralegal Angkatan IX yang diselenggarakan oleh
Lembaga Bantuan Hukum (Lembakum) Anak Negeri, pada Ahad (7/11/2021) secara
daring.

Dalam paparannya, Aswanto mengatakan, dalam Undang-Undang Dasar


(UUD 1945) ditegaskan bahwa Indonesia adalah negara hukum dalam
arti rechtsstaat. Namun perkembangannya, tidak hanya rechtsstaat kemudian
bergeser ke rule of law. “Antara rule of law dan rechtsstaat sama tetapi secara
filosofi terdapat perbedaan-perbedaan mendasar,” ujarnya.

Dikatakan Aswanto, UUD 1945 sudah menentukan Indonesia adalah negara


kesatuan yang berbentuk Republik. Sebagai konsekuensi negara kesatuan yang
berbentuk Republik sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (1) UUD 1945, maka
kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang
Dasar terdapat dalam Pasal 1 ayat (2) UUD 1945.

Lebih Lanjut Aswanto mengatakan, Indonesia adalah negara hukum. Hal


tersebut dikarenakan dalam Pasal 1 ayat (3) ditegaskan bahwa Negara Indonesia
adalah negara hukum. “Jadi inilah rentetan-rentetan yang merupakan satu kesatuan
bahwa kita adalah negara Republik, Negara Republik itu Negara Kesatuan dan
Negara Kesatuan itu dilandasi oleh hukum, sehingga kita menjadi negara yang
harus berdasarkan prinsip hukum,” tegasnya.

Menurut Aswanto, dalam kalangan ilmuwan, dikenal dengan dua istilah


prinsip negara hukum, yakni the rule of law dan rechtsstaat. The rule of law lazim
digunakan dalam negara-negara Anglo Saxon dengan common law system .
Sedangkan rechtsstaatpopuler di negara-negara Eropa kontinental dengan civil law
system .
“Kebetulan karena Konsep negara hukum kita jelas tercantum dalam salah
satu kalimat pada alinea empat yang menyatakan ‘...maka disusunlah Kemerdekaan
Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia,...’.
Maka kalimat tersebut menunjukkan bahwa negara Indonesia merdeka akan
dijalankan berdasarkan hukum,” papar Aswanto.

UUD 1945, Hukum Tertinggi

Dalam hal ini, sambung Aswanto, UUD 1945 sebagai aturan hukum tertinggi.
Konsep negara hukum tersebut untuk membentuk pemerintahan negara yang
bertujuan, baik untuk melindungi HAM secara individual maupun kolektif yang
tercermin dalam kalimat “...melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial...” sebagai tujuan nasional.

Selain itu, Aswanto juga membahas peranan Pancasila sebagai margin of


appreciationyang mengendalikan kontekstualisasi dan implementasinya. Menurut
Aswanto, hal tersebut telah terjadi pada saat dimantapkan dalam Pembukaan UUD
1945, pada saat 4 kali proses amandemen, saat merumuskan HAM dalam hukum
positif Indonesia dan saat proses internal, ketika the founding fathers menentukan
urutan Pancasila.

Aswanto juga menjelaskan bahwa pada BAB XA tentang Hak Asasi Manusia
(HAM), materi mengenai HAM yang masuk dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dapat dibagi ke dalam beberapa aspek, yakni HAM
berkaitan dengan kebebasan beragama dan meyakini kepercayaan, kebebasan
bersikap, berpendapat, dan berserikat. HAM berkaitan dengan informasi dan
komunikasi; HAM berkaitan dengan rasa aman dan perlindungan dari perlakuan
yang merendahkan derajat dan martabat manusia. HAM berkaitan dengan
kesejahteraan sosial. HAM berkaitan dengan persamaan dan keadilan dan HAM
berkewajiban menghargai hak orang dan pihak lain.

2.2 Tingkat Kesadaran Hukum Masyarakat Pada Masa Sekarang

2.2.1 Kesadaran Hukum Masyarakat


Hubungan antara hukum dengan masyarakat di Indonesi sangat rendah. Ini
bisa dilihat dari penegakan hukum, kesadaran hukum dan budaya hukum. Rektor
UIN SGD Bandung, Prof. Dr. H. Deddy Ismatullah, SH., M.Hum mengungkapkan
bahwa, “Kesadaran akan kewajiban hukum tidak semata-mata berhubungan dengan
kewajiban hukum terhadap ketentuan undang-undang saja, tidak berarti kewajiban
untuk taat kepada undang-undang saja, tetapi juga kepada hukum yang tak tertulis,
seperti adat, kebiasaan masyarakat”. Beliau juga menegaskan tentang kaitannya
dengan penegak hukum hukum di Indonesia, saya risaukan dengan adanya praduga
salah. Orang yang memiliki kecenderungan salah sekarang ditahan terlebih sebelum
ia terbukti salah atau tidaknya. Ia menyatakan bahwa penegak hukum hari ini hanya
dibekali dengan kekuasaan belaka tetapi tidak dibeli ilmu sehingga mereka kurang
memiliki sifat manusiawi.

Kesadaran hukum itu, terkait erat dengan masalah budaya hukum yang berupa
nilia-nilia, pendangan-pandangan dan sikap-sikap yang mempengaruhi bekerjanya
hukum. Ia mengatakan bahwa ”Ketika seseorang melakukan tindakan kejahatan dan
melaporkan kepada polisi atas segala perbuatannya. Perilaku ini tidak ada. Artinya
tingkat kesadaran hukumnya sangat rendah.

Faktor penyebab kurangnya kesadaran di masyarakat dikarenakan :

1. Kaidah Hukum. Seperangkat peraturan perundang-undangan yang telah dibuat


oleh lembaga yang berwenang yang masih belum memperlihatkan perlindungan
masyarakat.
2. Masyarakat. merasa hukum di Indonesia masih belum bisa memberikan jaminan
terhadap mereka.
3. Aparat Penegak Hukum sebagai pembuat dan pelaksana hukum itu sendiri masih
belum bisa untuk benar-benar menerapkan peraturan yang sudah ditetapkan.
Malahan sering aparat penegak hukum yang seharusnya sebagai pelaksana malah
melanggar hukum.

Peran agama dalam peningkatan kesadaran hukum masyarakat juga sangat


diperlukan, “khususnya Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia sangat startegis
bagi proses peningkatan kesadaran hukum di Indonesia. Perilaku ini telah
diperaktekan oleh Rasulullah mellaui Al-Quran yang berusaha untuk menciptakan
tatanan masyarakat Islam, sehingga melahirkan generasi Qurani. Untuk itu, budaya
hukum menjadi unsur penting dalam memahami perbedaan-perbedaan yang terdapat
dalam sistem hukum yang satu dengan yang lain. Pentingnya kesadaran dan budaya
hukum itu harus menjadi; Pertama, Struktur Hukum. Kedua, Subtansi Hukum.
Ketiga, Kultur Hukum.

2.2.2 Bukti Kesadaran Hukum Masyarakat Pada Masa Sekarang

Berikut adalah beberapa contoh kesadaran hukum oleh suatu masyarakat dan
alasan mengapa kesadaran hukum sangat diperlukan:

1. Kepatuhan terhadap aturan lalu lintas

Ketika masyarakat memiliki kesadaran hukum yang baik terkait aturan lalu
lintas, mereka akan lebih cenderung untuk mematuhi peraturan seperti mengikuti
rambu lalu lintas, mematuhi batas kecepatan, menggunakan sabuk pengaman, dan
tidak mengemudi di bawah pengaruh alkohol. Hal ini dapat mengurangi risiko
kecelakaan, melindungi keselamatan publik, dan menciptakan lingkungan
transportasi yang lebih aman.

2. Pembayaran pajak

Kesadaran hukum mendorong masyarakat untuk membayar pajak dengan


patuh. Mereka menyadari bahwa membayar pajak adalah kewajiban mereka
sebagai warga negara untuk mendukung pembiayaan negara dan penyediaan
layanan publik seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan keamanan.
Pembayaran pajak yang tepat waktu dan jujur membantu menjaga keuangan
negara dan memperkuat sistem pemerintahan.

3. Penghormatan terhadap hak kekayaan intelektual

Kesadaran hukum dalam hal hak kekayaan intelektual, seperti hak cipta,
merek dagang, dan paten, penting untuk melindungi karya intelektual seseorang.
Ketika masyarakat memahami dan menghormati hak kekayaan intelektual,
mereka akan menghindari tindakan pelanggaran seperti pembajakan musik atau
produk, pemalsuan merek dagang, atau penggunaan tanpa izin dari penemuan
atau inovasi seseorang. Ini mendorong inovasi, kreativitas, dan pertumbuhan
ekonomi yang adil.

4. Penghormatan terhadap hak asasi manusia

Kesadaran hukum terhadap hak asasi manusia memainkan peran penting


dalam menjaga martabat dan perlindungan individu. Masyarakat yang memiliki
kesadaran hukum yang baik akan menghormati hak asasi manusia, seperti
kebebasan berbicara, kebebasan beragama, kebebasan berserikat, dan
perlindungan terhadap diskriminasi. Mereka akan menghindari tindakan
pelanggaran terhadap hak-hak ini dan berperan dalam memastikan keadilan dan
kesetaraan bagi semua warga negara.

BAB 3

PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan diatas kami dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Makna dari kalimat “Negara Indonesia sebagai negara hukum memiliki makna
bahwa segala aspek kehidupan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia harus
didasarkan pada hukum dan segala produk perundang-undangan serts turunannya yang
berlaku di wilayah NKRI.

2. Tingkat kesadaran hukum di Indonesia masih dalam hitungan rendah karena masih
adanya pelanggaran-pelanggaran kewajiban masyarakat Indonesia.
Daftar Pustaka

http://eprints.undip.ac.id/76130/2/BAB_I.pdf

https://fahum.umsu.ac.id/pengertian-kesadaran-hukum-dan-pentingnya-dalam-masyarakat/

https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=17756&menu=2

https://repository.uin-suska.ac.id/8907/2/BAB%20I.pdf

https://uinsgd.ac.id/rendahnya-kesadaran-hukum-di-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai