Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

CITA NEGARA HUKUM INDONESIA

Disusun Oleh :

NABILLA AMALIA (2021010055)

PRODI MANAJEMEN

STIE DHARMA BUMIPUTERA


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan hingga saat ini masih memberikan

nafas kehidupan, kesehatan dan anugerah akal, sehingga kami dapat menyelesaikan

pembuatan makalah ini dengan judul Cita Negara Hukum Indonesia tepat pada waktunya.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman kami yang selalu support, dan

setia membantu dalam pembuatan makalah meski saat ini masih dalam situasi daring.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui.

Sebagai manusia biasa, kami terbuka dari saran dan kritikan teman-teman maupun dosen.

Demi tercapainya makalah yang sempurna di waktu mendatang.

Kota Penulis, 05 Desember 2021

Penyusun,

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................................................1

C. Tujuan......................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Penjelasan tentang negara hukum............................................................................2

B. Jelaskan manfaat cita negara...................................................................................2

C. Bagaimana cita hukum indonesia ...........................................................................3

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................................4

B. Saran........................................................................................................................4

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cita-cita negara Indonesia adalah mewujudkan bangsa yang utuh dan

masyarakatnya adil, makmur, sejahtera, tertib dan damai berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945 Hasil Setelah Amandemen. Untuk mewujudkan

masyarakat Indonesia yang sejahtera tersebut perlu peningkatan secara terus-menerus

usaha-usaha di bidang hukum demi ketertiban dan tujuan utama bangsa Indonesia.

Negara Indonesia adalah negara hukum, artinya setiap sendi kehidupan dalam

berbangsa dan bernegara serta tingkah laku setiap warga negara Indonesia diatur dan

diawasi oleh hukum. Hasil Setelah Amandemen sebagai dasar negara Indonesia.

Selanjutnya, dengan meningkatnya kesadaran hukum masyarakat, diharapkan

dapat tercipta ketertiban dan keadilan dalam kehidupan masyarakat, sebab di dalam

hukum terdapat pengaturan mengenai hidup bersama di dalam masyarakat dan aturan

tersebut dapat dipaksakan serta mempunyai sanksi apabila tidak dilaksanakan atau

dilaksanakan menyimpang dengan aturan hukum yang berlaku. bahwa hukum pidana

adalah peraturan hukum mengenai pidana. Kata “pidana” berarti hal yang dipidanakan

oleh instansi yang berkuasa diberikan (dijatuhkan) kepada seorang sebagai hal yang

tidak mengenakan dan tidak sehari-hari diberikan.

Undang-Undang Hukum Pidana Indonesia telah mengatur tentang

batasanbatasan yang harus dilakukan oleh setiap warga negara Indonesia sehingga
aturan yang telah ditetapkan dalam bentuk perundang-undangan yang dapat

diterapkan dalam kehidupan nyata sesuai dengan tujuan dibentuknya hukum.

Adanya pembatasan kekuasaan serta adanya asas legalitas dalam segala

bentuknya. Sebagai negara hukum Indonesia tidak hanya memberikan pengakuan

terhadap hak-hak asasi manusia, akan tetapi juga hanya dalam berbagai aspek

termasuk salah satu diantarannya adalah aspek hukum. Tentang hal ini maka dapat

dicermati dalam bidang hukum acara pidana. Sebagaimana diketahui, bahwa

Indonesia pada tahun 1981 telah mengundangkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1981 tentang hukum acara pidana.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan Negara hukum?

2. Manfaat Cita Negara ?

3. Bagaimana Cita Negara Hukum Indonesia

C. Tujuan Permasalahan

1. Untuk mengetahui Apa yang di maksud dengan Negara hukum.

2. Untuk mengetahui manfaaat Cita Negara.

3. Untuk mengetahui Bagaimana Cita Negara Hukum Indonesia.


BAB II

PEMBAHASAN

1. Negara Hukum

Indonesia adalah Negara hukum, hal ini secara tegas dituangkan dalam

UUD NRI tahun 1945. Sebagai Negara hukum tentunya segala perbuatan dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara harus diatur dengan hukum. Hukum sebagai

pranata sosial memiliki peranan penting dalam masyarakat untuk menciptakan

ketentraman, keadilan dan keamanan juga mengatur segala perbuatan manusia

yang dilarang maupun yang diperintahkan. Setiap masyarakat memiliki

kepentingan yang berbeda.

Dengan banyaknya kepentingan yang berbeda diantara masyarakat,

sehinggah diperlukan hukum untuk mengatur perbedaan kepentingan tersebut.

Hukum berisi tentang yang mana harus dilakukan dan yang mana tidak boleh

dilakukan yang bersifat memaksa, mengikat dan berisi saknsi yang tegas. . Salah

satu hukum yang berlaku di indonesia adalah hukum pidana. Hukum pidana

adalah bagian dari keseluruhan hukum yangf berlaku disuatu negara.1 Sehinggah

dengan adanya hukum pidana ini, Maka setiap orang yang melanggar dari norma

akan dikenakan sanksi baik itu berupa pidana maupun sanksi administrative yang

akan diproses melalui lembaga peradilan.

Di sisi lain, hukum juga mengakui adanya persamaan hak dan kewajiban

bagi setiap warga Negara. Indonesia sebagai negara hukum tentunya mengakui

dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia setiap orang. Hak asasi manusia ada

semata-mata karena ia manusi, bukan karena pemberian dari orang lain atau
negara, akan tetapi hak asasi manusia adalah hak kodrati yang telah dimiliki oleh

seseorang sejak ia lahir sebagai pemberian dari tuhannya.

Maka tidak ada perbedaan antara narapidana ataupun bukan narapidana,

sebagai narapidana bukan berarti tidak memiliki hak-hak yang harus di penuhi

oleh lembaga pemasyarakatan. Narapidana sebagai manusia memiliki hak yang

sama dengan manusia yang lain. Namun, kehilangan kemerdekaan merupakan

suatu sanksi yang diterima bagi narapidana. Pencabutan hak kemerdekaan adalah

satu-satunya sanksi yang harus diterima oleh narapidana. Sehinggah hakhak yang

lain harus terpenuhi seperti hak kesehatan, hak untuk mendapatkan makanan, hak

untuk pendidikan, hak untuk mendapatkan kunjungan baik itu dari keluarga

ataupun pengacara, 3 hak untuk berasimilasi, hak untuk mendapatkan cuti

mengunjungi keluarga dan masih banyak lagi hak-hak yang diatur dalam

perundang-undangan.

2. Manfaat Cita Negara

Cita-cita dan tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

membangun masyarakat Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Provinsi Papua sejak berintegrasi ke

dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan nama Irian Barat kemudian

Irian Jaya dan sekarang dengan nama Papua penuh dengan gejolak, penuh dengan

permasalahan baik itu di bidang politik, sosial, ekonomi dan pelanggaran hak

asasi manusia yang tidak pernah tuntas sampai sekarang, walaupun telah diberikan

otonomi khusus.

Dalam Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang

Otonomi Khusus Bagi Papua (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 135,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4151) menyebutkan Provinsi Papua adalah

Propinsi Irian Jaya yang diberi otonomi khusus, bagian dari wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia, yang memiliki keragaman suku lebih dari 250 (dua

ratus lima puluh) bahasa daerah serta dihuni juga oleh suku-suku lain di Indonesia

dan memiliki luas kurang lebih 421.981 km2 dengan topografi yang bervariasi

mulai dari dataran rendah yang berawa sampai pegunungan yang puncaknya

diselimuti salju.

3. Cita Negara Hukum Indonesia

Segala bentuk hukum di Indonesia harus dapat memberikan perlindungan

terhadap hak asasi setiap orang/warga Negara. Berdasarkan hal tersebut dapat

diartikan bahwa dalam menjalankan segala tugasnya tindakan pemerintah dan

rakyat harus berdasarkan hukum, tidak boleh sewenang-wenang atau menyimpang

dari peraturan perundangundangan yang ada atau yang berlaku.

Di Indonesia pernah diadakan simposium mengenai negara hukum yang

diadakan di jakarta pada tahun 1966. Simposium tersebut menghasilkan cita-cita

negara hukum: Pengakuan perlindungan hak asasi manusia yang mengandung

persamaan dalam bidang politik, hukum, sosial, ekonomi dan kebudayaan.

Peradilan yang bebas dan tidak memihak serta tidak dipengaruhi oleh sesuatu

kekuasaan atau kekuatan apapun juga.

Adanya pembatasan kekuasaan serta adanya asas legalitas dalam segala

bentuknya. Sebagai negara hukum Indonesia tidak hanya memberikan pengakuan

terhadap hak-hak asasi manusia, akan tetapi juga hanya dalam berbagai aspek

termasuk salah satu diantarannya adalah aspek hukum. Tentang hal ini maka dapat

dicermati dalam bidang hukum acara pidana.


Sebagaimana diketahui, bahwa Indonesia pada tahun 1981 telah

mengundangkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang hukum acara

pidana. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana

dalam perkembangannya lebih dikenal dengan kitab Undang-Undang Hukum

Acara Pidana atau disingkat KUHAP. Ciri utama KUHAP dibandingkan dengan

ketentuan hukum acara pidana sebelumnya dalam Herzien Islandsch Reqlement

(HIR), bahwa KUHAP lebih menitik beratkan pada perlindungan hak-hak asasi

manusia bagi pihak-pihak yang tersangkut perkara pidana dengan mendudukkan

sesuai dengan harkat dan martabatnya.


BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Karakteristik Negara Indonesia memiliki suatu identitas untuk melambangkan

keagungan suatu negara. Seperti negara Indonesia yang memiliki identitas yang dapat

menjadi penciri atau pembangun jati diri bangsa Indonesia. Identitas Indonesia

menjadikan bangsa Indonesia sebagai pemersatu dan simbol kehormatan negara.

Selain itu identitas Nasional menjadikan negara Indonesia yang bermatabat di antara

negara-negara lain yang memiliki beragam kebudayaan, agama, dan memiliki jiwa

toleransi maupun solidaritas yang tinggi.

2. Saran

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga

diharapkan para pembaca tidak menjadikan makalah ini sebagai satu-satunya sumber

untuk mengetahui dan memahami tentang Cita Negara Hukum Indonesia diharapkan

materi dalam makalah ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Muin Salim, 2002, Fiqh Siyāsah; Konsepsi Kekuasaan Politik dalam AlQuran,

Raja Grafindo Persada, Jakarta Abi al-Husain

Ahmad Ibn Faris Ibn Zakariyya, 1979, (Selanjutnya disebut Ibn Faris) Mu`jam

Maqayis al-Lughah, Juz V, t.tp : Dar

al-Fikr Achmad Ali, 2001, Keterpurukan Hukum di Indonesia (Penyebab dan

Solusinya), Penerbit Ghalia, Jakarta

Adji Samekto, 2008, justice not for all kritik terhadap hukum modern dalam

perspektif studi hukum kritis, Gentha Press, Yogyakarta

Muhtar Said, 2013, Politik Hukkum Tan Malaka, Thafa Media, Semarang Muladi dan

Barda

Nawawi Arief, 1993, Teori-teori dan Kebijakan Pidana, Alumni Bandung

Anda mungkin juga menyukai