DIGITALISASI
Qori’atul Maghfiroh
Cabang Tulungagung
Komisariat Thariq Bin Ziyad
Pendahuluan
Di era digital saat ini, kemajuan teknologi informasi telah
mengubah cara dalam menerima dan memperoleh informasi
dari media. Teknologi digital membuat semakin mudah dan
cepat mendapatkan berita, yang berdampak besar bagi dunia
pers dan jurnalisme. Salah satu dampak utama dari era digital
ini adalah munculnya media baru seperti media sosial, blog, dan
situs berita online. Hal ini menawarkan kesempatan baru bagi
masyarakat untuk menerima berita dan informasi dengan cepat
dan mudah. Maka dari itu diharapkan setiap orang cermat serta
selektif dalam bermedia sosial diera digital ini.
Pembahasan
1
Rizi Setiawan, Kebebasan Ekspresi Individual dalam Pembangunan Manusia Era
Digital, In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP Vol.01 No.02, 2017, hlm. 05
Manusia (HAM), Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia (MPR RI). Regulasi ini menandai perubahan cara
pandang dari kedaulatan yang sebelumnya diatur secara ketat
oleh negara terkait transfer komunikasi dan informasi menjadi
hak sipil yang dilindungi oleh negara. Selain itu, kebebasan
berpendapat juga tercantum dalam UUD Pasca Amandemen
yaitu Pasal 28E, Sub 2 dan 3, dan Pasal 28F UUD 1945. Warga
negara berhak untuk meyakini, menyatakan pikiran dan
sikapnya sesuai dengan hati nuraninya. (Pasal 28E ayat 2);
Warga negara berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul
dan berbicara (Pasal 28E, ayat 3); dan warga negara berhak
untuk berkomunikasi dan menerima informasi untuk
mengembangkan kepribadian dan lingkungan sosialnya, serta
berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah, dan informasi melalui segala saluran yang tersedia
untuk disampaikan (Pasal 28F). Kebebasan berekspresi juga
merupakan hak semua orang menurut Pasal 19 Piagam Hak
Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB): “Setiap orang
berhak atas kebebasan berpendapat dan berbicara. Hal ini
termasuk kebebasan untuk menyatakan pendapat secara bebas
dan untuk mencari, menerima dan menyampaikan Ide di semua
media dan independen dari batas-batas daerah2. Pada tataran
hukum, nampaknya ada perbedaan antara kebebasan
berpendapat di komunitas pers dan di masyarakat umum. Pers
dilindungi oleh Undang-Undang Pers No. 40 Tahun 1999, yang
mengalihkan kekuasaan penguasaan pers dari pemerintah
kepada masyarakat (melalui Dewan Pers). Dengan demikian,
syarat-syarat hukum, etika, dan kesalahan teknis dalam
pemberitaan pers diselesaikan oleh dewan pers secara prioritas.
Kebebasan berekspresi komunitas pers juga diperkuat dengan
penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kepolisian
Negara Republik Indonesia (Polri) dan Dewan Pers pada 9
2
Muhammad Fuady, Surat Kabar Digital sebagai Media Konvergensi di Era Digital,
Jurnal Komunikasi, Vol.03 No.01, 2002, hlm. 58
Februari 2012 untuk mengoordinasikan penegakan hukum dan
melindungi kebebasan pers.Kebebasan berekspresi seseorang
sebenarnya dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Padahal,
UU ITE dibuat dengan tujuan untuk melindungi secara hukum
identitas dan aktivitas warga negara di dunia online. Namun,
undang-undang ini sebenarnya membatasi kebebasan berbicara
dengan cara-cara berikut:
3
Nurlis Effendi, Hukum Pers dan Etika Jurnalistik Diera Digital (Lampung: UPPM
universitas malahayati.2022), Hal. 50
ujaran kebencian serta hal-hal yang bisa merugikan diri kita
bahkan berimbas ke orang lain. Jadilah pribadi yang selektif
serta bijak dalam hal berdemokrasi. Pers merupakan peluang
kita sebagai bentuk penyambungan aspirasi untuk kesejahteraan
semua orang.
Penutup
Hingga saat ini pers adalah bentuk penyaluran aspirasi
masyarakat diera revormasi hingga sekarang. Adanya
perkembangan teknologi memudahkan siapa saja menyuarakan
pendapatnya lewat media apa pun.
Dulu penyampaian apirasi masih bersifat tradisional yaitu
menggunakan media cetak seperti koran. Dimasa sekarang sudah
jauh sangat lebih mudah seperti melalui nternet, yang notabenya
setiap kalangan sudah bisa mengaksesnya. Jadi setiap aspirasi
yang kita suarakan mudah tersampaikan lewat internet tersebut.
Akan tetapi dari semua kemudahan tersebut, kita tidak boleh
terlena, dan menyampaikan segala sesuatu tanpa memikirkan
dampak yang ditimbulkan. Selalu ada aturan-aturan serta etika
yang harus kita perhatikan sebelum mengambil tindakan apapun.
Kesimpulan
Dari penulisan diatas dapat disimpulkan bahawa diera
digital ini kita harus lebih selektif serta cermat dalam bermedia
sosial, terfokus dalam bidang pers. Saat menyampaikan segala
sesuatu hendaknya kita memahami tertebih dahulu aturan-aturan
serta hukum yang berlaku dalam bidang tersebut.
Daftar Rujukan
Effendi, D. N. (2022). Hukum Pers Dan Etika Jurnalistik Di Era
Digital (Vol. 1). UPPM universitas malahayati.