Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bayi baru lahir yaitu kondisi dimana bayi baru lahir  (neonatus), lahir melalui
jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat,
nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.Neonatus (BBL)
adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia 28 hari,dimana
terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar
rahim.Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua system.
Neonatus (BBL) bukanlah miniature orang dewasa,bahkan bukan pula
miniature anak.Neonatus mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam rahim
yang serba tergantung pada ibu menjadi kehidupan diluar rahim yang serba
mandiri.Masa perubahan yang paling besar terjadi selama jam ke 24-72
pertama.Transisi ini hampir meliputi semua system organ tapi yang terpenting bagi
anastesi adalah system pernafasan sirkulasi,ginjal dan hepar.Maka dari itu sangatlah
diperlukan penataan dan persiapan yang matang untuk melakukan suatu anastesi
terhadap neonates (BBL).

B. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui tentang Pengertian Neonatus
b. Untuk mengetahui tentang Pengumpulan Data
c. Untuk mengetahui tentang Pengkajian fisik bayi baru lahir
d. Untuk mengetahui tentang Pemeriksaan umum
e. Untuk mengetahui tentang Rencana Asuhan Bayi 2 – 6 Hari
f. Untuk mengetahui tentang Penanganan

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Pelayan Kesehatan
Dapat memberikan informasi atau masukan dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan khususnya terhadap pengetahuan
tentang keperawatan Neonatus.
2. Bagi Penulis
Sebagai penerapan tentang teori yang telah didapat di saat
Orientasi serta menambah pengetahuan tentang perawatan Neonatus.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.     Pengertian
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru
lahir dengan umur kehamilan 38-40 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan
presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara
spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.
Bayi baru lahir normal adalah bayi lahir yang melewati masa
penyesuaian pada minggu pertama kehidupannya. Sedangkan waktu di dalam
uterus ibu bayi aman, hangat dan makan dengan baik. Setelah lahir bayi harus
menyesuaikan pada pola untuk makan, bernapas dan tetap hangat (Asuhan
Bayi Baru Lahir, 2000). Masa Neonatal adalah masa sejak lahir sampai
dengan 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur
0 (baru lahir) sampai dengan usia 28 hari. Neonatus dini adalah bayi berusia
0-7 hari. Neonatus lanjut adalah bayi berusia 8-28 hari. (Wafi Nur
Muslihatun,2010)

B. Etiologi
a. His(Kontraksi otot rahim)
b. Kontraksi otot dinding perut
c. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.
d. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.

C. Anatomi dan Fisiologi


a. Sistem Pernapasan
Perkembangan system pulmoner, keadaan yang mempercepat proses
maturasi paru-paru
1.      Taksemia
2.      Hipertensi
3.      Diabetes Berat
4.      Infeksi
5.      Ketuban Pecah dini
6.      Insufisiensi plasenta
Keadaan diatas akan mengakibatkan stress berat pada janin,hal ini
dapat menimbulkan rangsangan untuk pematangan paru-paru.
b.  Jantung dan Sirkulasi darah
Di dalam rahim darah yang kaya oksigen dan nutrisi dari plasenta
masuk ke dalam tubu janin melalui vena umblikalis,sebagian besar masuk
ke vena inferior melalui duktus venosus arantii.
Ketika janin dilahirkan segera setelah bayi menghirup udara dan
menangis kuat. Dengan demikian paru-paru akan mengembang,tekanan
paru-paru mengecil dan darah mengalir ke paru-paru dengan demikian
duktus botali tidak berfungsi lagi, foramen ovale akan menutup.
Penutupan foramen oval terjadi karena adanya pemotongan dan
pengikatan tali pusat sebagai berikut:
1. Sirkulasi plasenta berhenti,aliran darah ke atrium kanan menurun,
sehingga tekanan jantung menurun, tekanan rendah di aorta hilang
sehingga tekanan jantung kiri meningkat.
2. Asistensi pada paru-paru dan aliran darah ke paru-paru meningkat, hal
ini menyebabkan tekanan ventrikel kiri meningkat.
c. Saluran Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan pencernaan telah cukup terbentuk dan telah
menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak,absorbs air ketuban
terjadi melalui mukosa saluran pencernaan,janin minum air ketuban dapat di
buktikan dengan adanya mekonium.
d.     Hepar
Hepar janin pada kehamilan empat bulan mempunyai peranan dalam
metabolisme hidrat arang,dan glikogen mulai di simpan didalam
hepar,setelah bayi lahir simpanan glikogen cepat terpakai,vitamin A dan B
juga di simpan di dalam hepar.
e.   Metabolisme
Dibandingkan dengan ukuran tubuhnya,luas permukaan tubuh
neonatus lebih besar dari pada orang dewasa,sehingga metabolism
perkilogram berat janinnya lebih besar.
f.  Produksi Panas
Pada Neonatus apabila mengalami hipotermi bayi mengadakan
penyesuaian suhu terutama dengan cara NSR(Non Sheviring
Thermogenesis) yaitu dengan cara pembakaran cadangan lemak (Lewat
coklat)yang memberikan lebih banyak energy dari pada lemak biasa.
g. Kelenjar Endokrin
Selama dalam uterus,janin mendapatkan hormone dari ibunya. Pada
kehamilan sepuluh minggu, ketika tropin telah ditemukan dalam hipofisis
janin,hormon ini diperlukan untuk mempertahankan grandula suprarenalis
janin. Pada neonates kadang-kadang hormone dari ibunya masih berfungsi
pengaruhnya dapat dilihat missal pada bayi laki-laki atau perempuan adanya
pembesaran kelenjar air susu atau kadang-kadang adanya pengeluaran darah
dari vagina yang menyerupai haid pada bayi perempuan.
h.  Keseimbangan Air dan Fungsi Ginjal
Glomerulus di ginjal mulai dibentuk pada janin pada umur 8
minggu,jumlah pada kehamilan 28 minggu diperkirakan 350.000 dan akhir
kehamilan diperkirakan 820.000 ginjal janin mulai berfungsi pada usia
kehamilan 3 bulan.
i. Susunan Saraf
Jika janin pada kehamilan 10 minggu di lahirkan hidup maka dapat
dilihat bahwa janin tersebut dapat mengadakan gerakan spontan.
Gerakan menelan pada janin baru terjadi pada kehamilan 4 bulan
sedangkan gerakan menghisap terjadi pada kehamilan 6 bulan.
j. Imunologi
Pada system imunolgi terdapat beberapa jenis imunologi (suatu protein
yang mengandung zat antibody) diantaranya adalah imunoglobulingmma G
(Ig G). Pada neonates hanya terdapat Ig G dibentuk banyak pada bulan ke 2
setelah bayi dilahirkan. Ig G Pada janin berasal dari ibunya melalui plasenta.
D. Patofisiologi
Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat
tergantung menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan
dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan interna (dalam
kandungan Ibu)yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan
nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala
kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya.
Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi
pernafasannya sendiri yang baru, mendapatkan nutrisi oral untuk
mempertahankan kadar gula yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan
setiap penyakit. Periode adaptasi terhadap kehidupan di luar rahim disebut
Periode Transisi. Periode ini berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah
kelahiran untuk beberapa sistem tubuh. Transisi yang paling nyata dan cepat
terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem termoregulasi, dan
dalam kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa.
Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi :
a. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar
rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak.
b. Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena kompresi paru-paru
selama persalinan yang merangsang masuknya udara kedalam paru-paru
secara mekanis (Varney, 551-552).
Interaksi antara sistem pernafasan, kardiovaskuler dan susunan syaraf
pusat menimbulkan pernafasan yang teratur dan berkesinambungan serta
denyut yang diperlukan untuk kehidupan.Upaya pernafasan pertama seorang
bayi berfungsi untuk :
a. Mengeluarkan cairan dalam paru-paru.
b. Mengembangkan jaringan alveolus dalam paru-paru untuk pertama kali.
a. Perubahan Dalam Sistem Peredaran Darah.
Setelah lahir darah bayi harus melewati paru untuk mengambil O2 dan
mengantarkannya ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik guna
mendukung kehidupan luar rahim harus terjadi 2 perubahan besar :
a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung.
b. Penutupan ductus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta.
Oksigen menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah tekanan
dengan cara mengurangi dan meningkatkan resistensinya hingga mengubah
aliran darah.
E. Manifestasi Klinis
a. Warna kulit: seluruhnya merah
b. Denyut jantung: > 100 x/menit
c. Pernapasan : baik,menangis kuat.
d. Otot : gerak aktif,reflek baik
e. Reaksi terhadap rangsangan : menangis

F. Klasifikasi
Penilaian atau evaluasi terhadap bayi baru lahir, antara lain meliputi
penilaian tahap pertumbuhan dan perkembangan janin, kesesuaian usia
kehamilan; penilaian adaptasi neonatal (skor APGAR,refleks); penilaian fisik
neonatal secara sistematik (ada/tidak kelaian morfologi/fisiologi); pemberian
identifikasi meliputi jenis kelamin, berat badan,panjang badan; serta
menentukan penanganan yang diperlukan. Klasifikasi bayi baru lahir
(neonatus), dibedakan menurut tiga kategori.

Pertama, klasifikasi neonatus menurut masa gestasi:


a. Neonatus kurang bulan (preterm infant) : kurang 259 hari (37 minggu)
b. Neonatus cukup bulan (term infant): lebih dari 259 sampai 294 hari (37-
42 minggu)
c. Neonatus lebih bulan (postterm infant): lebih dari 294 hari(42 minggu)
atau lebih

Kedua, klasifikasi neonatus menurut berat lahir:


a. Neonatus berat lahir rendah: kurang dari 2500 gram.
b. Neonatus berat lahir cukup : antara 2500 sampai 4000 gram
c. Neonatus berat lahir lebih : lebih dari 4000 gram.

Ketiga, klasifikasi menurut berat lahir terhadap masa


Gestasi, dideskripsikan dengan masa gestasi dan ukuran berat lahir
yang sesuai untuk masa kehamilannnya, yaitu neonatus cukup/kurang/lebih
bulan(NCB/NKB/NLB) apakah sesuai/kecil/besar untuk masa kehamilan
(SMK/KMK)

G. Komplikasi
a. Sebore
b. Ruam
c. Moniliasis
d. Ikterus fisiologi

H. Therapy
a. Sel Darah Putih 18000/mm, Neutropil meningkat sampai 23.000-
24.000/mm hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis)
b. Hemoglobin 15-20g/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia)
c. Hematokrit 43%-61% (peningkatan 65% atau lebih menandakan
polisitemia, penurunan kadar gula menunjukan anemia/hemoraghi
prenatal)
d. Essai Inhibisi guthriel tes untuk adanya metabolit  fenillalanin,
menandakan fenil ketonuria
e. Bilirubin total 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan 8 mg/dl 1-2 hari dan
12 mg/dl pada 3-5 hari.
f. Detrosik:Tetes glukosa selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata
40-50 mg/dl,meningkat 60-70 mg/dl pada hari ke 3.

I. Pengkajian fisik bayi baru lahir


Pengkajian Pertama Pada Bayi Baru Lahir pengkajian ini dilakukan di
kamar bersalin setelah bayi lahir dan setelah dilakukan pembersihan jalan
nafas/resusitasi, pembersihan badan bayi, dan perawatan tali pusat. Bayi
ditempatkan di atas tempat tidur yang hangat. Maksud pemeriksaan ini adalah
untuk mengenal/menemukan kelainan yang perlu mendapatkan tindakan segera
dan kelainan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan kelahiran,
misalnya; bayi yang lahir dari ibu dengan diabetes melitus, eklamsia berat dan
lain-lain, biasanya akan mengakibatkan kelainan bawaan pada bayi. Oleh
karena itu, pemeriksaan pertama pada bayi baru lahir ini harus segera
dilakukan. Hal ini ditujukan untuk menetapkan keadaan bayi dan untuk
menetapkan apakah seorang bayi dapat dirawat gabung atau di tempat khusus.
Dengan pemeriksaan pertama ini juga bisa menentukan pemeriksaan dan terapi
selanjutnya.
Pengkajian fisik pada bayi baru lahir, dilakukan dalam dua tahap.
Pertama, pengkajian segara setelah lahir. Pengkajian ini bertujuan untuk
mengkaji adaptasi bayi baru lahir dari kehidupan dalam uterus kehidupan luar
uterus, yaitu dengan penilaian APGAR , meliputi appearance (warna kulit)
pulse (denyut jantung) grimace (refleks atau respon terhadap rangsang) activity
(tonus otot) and respiratory effourt (usaha bernafas). Pengkajian sudah dimulai
sejak kepala tampak dengan diameter besar di vulva (crowning). Kedua,
pengkajian keadaan fisik. Setelah pengkajian setelah lahir, untuk memastikan
bayi dalam keadaan normal atau mengalami penyimpangan. Pengkajian yang
kedua ini akan lebih lengkap apabila disertai dengan hasil pemeriksaan
diagnostik /penunjang lain dan catatan medik yang menunjang.
Pengkajian fisik pada bayi baru lahir merupakan bagian dari prosedur
perawatan bayi segera setelah lahir (immediate care off the newborn) :
a. Mempelajari hasil anamnesis, meliputi riwayat hamil, riwayat persalinan,
riwayat keluarga
b. Menilai skor APGAR
c. Melakukan resusitasi neonatus
d. Melakukan perawatan tali pusat, pemotongan jangan terlalu pendek dan
harus diawasi setiap hari
e. Memberikan identifikasi bayi dengan member kartu bertulisan nama ibu,
diikatkan di pergelangan tangan, atau kaki
f. Melakukan pemeriksaan fisik dan obserfasi tanda vital.
g. Meletakkan bayi dalam kamar transisi (jika keadaan umum baik), atau
dalam incubator jika ada indikasi
h. Menentukan tempat perawatan; rawat gabung, rawat khusus, atau rawat
intensif
i. Melakuakn prosedur rujukan bila perlu. Jika ada penyakit yang di
turunkan dari ibu, misalnya penyakit hepatitis B aktif, langsung diberikan
vaksinasi (globulin) pada bayi.
Prosedur pemeriksaan atau pengkajian fisik pada bayi baru lahir, antara lain
sebagai berikut:
a. Menginformasikan prosedur dan minta persetujuan orang tua.
b. Mencuci tangan dan keringkan, bila perlu pakai sarung tangan.
c. Memastikan penerangan cukup dan hangat untuk bayi.
d. Memeriksa secara sistematis head to toe (kepala, muka, klavikula, lengan,
tangan, dada, abdomen, tungkai kaki, spinal dan genetalia).
e. Mengidentikikasi warna dan aktifitas bayi.
f. Mencatat miksi dan mekonium bayi
g. Mengukur lingkar kepala (LK), lingkar dada (LD), lingkar perut (LP),
lingkar lengan atas (LLA), menimbang berat badan (BB) dan mengukur
panjang badan (BB) dan mengukur panjang badan (PB) bayi.
h. Mendiskusikan hasil  pemeriksaan kepada orang tua.
i. Mendokumentasi hasil pemeriksaan
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir secara komplit,
tenaga kesehatan perlu melakukan beberapa pemeriksaan berikut ini:
a. Pemeriksaan cairan amnion, untuk menilai kelainan cairan
amnio( volume) apakah selama kehamilan terjadi
hidramnion/oligohedramnion
b. Pemeriksaan plasenta, untuk menentukan keadaan plasenta, dan jumlah
korion. Hal ini penting untuk menentukan adanya kembar identik/tidak.
c. Pemeriksaan tali pusat, untuk menilai adanya kelainan pada
vena/arteri,ada tali simpul?
d. Pengukuran antropometri, minimal meliputi BB (2500-3000 gram),PB
(45-50 cm), LK (33-35), LD (30-33 cm).
Riwayat kesehatan bayi baru lahir yang penting dan harus juga di kaji,
antara lain:
a. Factor genetic, meliputi kelainan/gangguan metabolic pada keluarga dan
sindroma genetik.
b. Factor maternal (ibu), meliputi adanya penyakit jantung, diabetes
mellitus,penyakit ginjal,penyakit hati, hipertensi, penyakit kelamin,
riwayat penganiayaan, riwayat abortus, RH/isoimunisasi
c. Factor antenatal, meliputi pernah ANC/tidak, ada riwayat pendarahan,
preeklamsia, infeksi, perkembangan janin  terlalu besar
/terganggu,diabetes gestasional,poli/oligohidramnion
d. Factor prenatal, meliputi premature/ postmatur, partus lama, penggunaan
obat selama persalinan, gawat janin, suhu ibu meningkat,posisi janin tidak
normal, air ketuban bercampur mekonium, amnionitis, ketuban peca dini
(KPD), pendarahan dalam persalinan, prolapsus tapi pusat, ibu hipotensi,
asidosis janin, jenis persalinan
Dalam waktu 24 jam, apabila bayi tidak mengalami masalah apapun,
segaralah melakukan pemeriksaan fisik yang lebih lengkap. Pada saat
melakukan pemeriksaan fisik yang lebih lengkap. Pada saat melakukan
pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pemeriksa hendaknya memperhatikan
beberapa hal yang penting berikut ini:
a. Periksa bayi dibawah pemancar panas dengan penerangan yang cukup,
kecuali ada tanda-tanda jelas bahwa bayi sudah kepanasan.
b. Untuk kasus bayi baru lahir rujukan, minta orang tua/keluarga bayi hadir
selama pemeriksaan dan sambil berbicara dengan keluarga bayi serta
sebelum melepaskan pakaian bayi, perhatikan warna kulit, frekuensi nafas,
postur tubuh, gerakan, reaksi terhadap rangsangan dan abnormalitas yang
nyata.
c. Gunakan tempat yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan.
d. Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, gunakan sarung tangan
e. Bersikap lembut pada waktu memeriksa
f. Lihat, dengar dan rasakan tiap-tiap daerah pemeriksaan head to toe secara
sistematis.
g. Jika ditemukan factor resiko atau masalah, carilah bantuan lebioh lanjut
yang memang diperlukan.
h. Catat setiap hasil pengamatan

J. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan dengan gangguan jalan
nafas
b. Resiko tinggi hypotermi berhubungan dengan usia ekstrem.
c. Resiko tinggi infeksi tali pusat berhubungan dengan terputusnya
kontinuitas jaringan.

K. Intervensi Keperawatan
a. Resiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan dengan gangguan jalan
nafas
1. Observasi adanya pernafasan cuping hidung, retraksi dada.
2. Observasi pernafasan mendengkur.
3. Auskultasi bunyi Krekels/Ronchi.
4. Bersihkan jalan nafas (hisap naso faring secara perlahan).
5. Observasi warna kulit terhadap sianosis.
6. Tempatkan bayi pada posisi Trendelemburg yang dimodifikasi pada
sudut 10 derajat.
b. Resiko tinggi hypotermi brhubungan dengan usia ekstrem.
1. Ukur suhu inti neonatus.
2. Pantau suhu kulit secara continue.
3. Atur suhu ruangan.
4. Keringkan kepala bayi dan tubuh kemudian pakaikan baju dan popok
serta dibedong dengan selimut hangat.
5. Anjurkan kepada Ibu untuk sering mendekap bayinya.
6. Kaji suhu tubuh bayi.
7. Berikan baby oil/minyak kayu putih kepada bayi (perut dan punggung)
setelah bayi dimandikan.
c. Resiko tinggi infeksi tali pusat berhubungan dengan terputusnya
kontinuitas jaringan.
1. Pantau tanda – tanda infeksi pada tali pusat.
2. Balut tali pusat dengan kassa kering.
3. Pertahankan penutup tali pusat tetap kering.
4. Observasi kulit dan tali pusat setiap hari untuk tanda – tanda
kemerahan, adanya cairan.
5. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat

L. Evaluasi
a. Resiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan dengan gangguan jalan
nafas
1. Tidak adanya pernafasan cuping hidung dan retraksi dada , karena itu
dapat memicu gagal nafas.
2. Bayi tidak mendengkur dikarenakan posisi tidur yang salah
3. Bunyi nafas bayi normal
4. Tidak ada sumbatan jalan nafas
5. Bayi tidak menunjukkan tanda kebiruan pada anggota tubuh nya
b. Resiko tinggi hypotermi berhubungan dengan usia ekstrem.
1. Suhu tubuh  bayi normal (36- 37ºc)
2. Ekstremitas bayi tidak dingin.
3. Bayi tidak menggigil.
c. Resiko tinggi infeksi tali pusat berhubungan dengan terputusnya
kontinuitas jaringan.
1. Tidak ada tanda- tanda infeksi (tumor, rubor, kalor, dolor, fungsialesa)
2. Bayi tidak rewel
3. Hasil Laboratorium bayi dalam batas normal
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
a. Identitas                            
1. Nama bayi : Baby Of A
2. Jenis Kelamin : Laki-Laki
3. Tanggal lahir : 16 Mei 2020
4. Berat badan lahir                       : 2655
5. Panjang badan lahir : 49 cm
6. Lingkar kepala  : 33 cm
7. Lingkar dada                 : 30 cm
8. Lingkar perut : 29 cm
9. Nama Ibu                     : Mrs. A
Umur                                       : 20 tahun
Alamat                                      : Cinere
Goldar : AB
10. Nama Ayah : Mr. F
Umur            : 20 tahun
Alamat                                 : Cinere
Goldar :B
b. Riwayat kelahiran
Baby lahir secara SC dengan indikasi KPD 12 jam , bayi nangis
spontan dan kuat, air ketuban jernih, tidak ada lilitan tali pusat, pada saat
lahir sudah di berikan zalp mata (+), Vit K (+), dan imunisasi Hepatitis B
(+). Penilaian APGAR Skor :
Tanda 0 1 2 Nilai
Frekuensi Tidak Ada <100 >100 2
Usaha Nafas Tidak Ada Lambat , Menangis 2
Tak teratur Kuat
Ext. Fleksi Gerakan
Tonus Otot Lumpuh 2
Sedikit Aktif
Pergerakan
Reflek Tidak Ada Menangis 2
Sedikit
Tubuh
Kemerahan,
Warna Kulit Biru/Pucat Kemerahan 1
Tangan &
Kaki Biru
Total Skor 9/10

c. Riwayat kehamilan Ibu


Ini kehamilan pertama ibu, selama hamil ibu hanya meminum
vitamin hamil yang di dapatkan dari dokter kandungan, selama hamil ibu
pernah di rawat karena ISK.
d. Tanda-Tanda Vital
Suhu : 36.6 0C
Pernafasan : 50 x/mnt
Nadi : 150 x/mnt
e. Kepala
Tidak ada Kelainan, ubun-ubun besar datar
f. Wajah
Simetris, tidak ada kelainan
g. Mata
Conjuctiva bersih, sclera tidak ada kelainan
h. Hidung
Tidak ada Kelainan
i. Mulut
Sietris, Tidak ada kelainan
j. Telinga
Tidak ada kelainan, terdapat tanda lahir di telinga sebelah kiri
k. Leher
Tidak ada kelainan, tidak ada lipatan dibelakang leher.
l. Clavicula
Tidak ada fraktur, tidak ada kelainan
m. Dada
Tidak ada kelainan, bentuk dada simetris
n. Suara Nafas
Suara nafas normal, tidak ada kelainan
o. Bunyi Jantung
Bunyi jantung normal
p. Abdomen
Tidak ada pembengkakan, tali pusat basah tidak ada perdarahan
q. Genetalia
Terdapat dua testis, tidak ada kelainan , belum BAK (-)
r. Anus
Tidak ada Kelainan
s. Tangan
Simetris, tidak ada kelainan, pergerakan aktif dan kuat
t. Kaki
Simetris, tidak ada kelainan, pergerakan aktif dan kuat
B. Analisa Data
No Etiologi Problem
1 Ds : - Perubahan suhu Resiko tinggi
Do : llingkungan bayi hypotermi.
       Bayi baru lahir 1 jam yang lalu, Suhu yang baru
bayi of A : 36,6 0C. Bayi of A
tampak menggigil dan gemetaran,  Akral
dingin, Extremitas masih tampah
kebiruan.
3 Ds : - Terputusnya Resiko tinggi
Do : kontinuitas Infeksi tali pusat
         Tali pusat masih basah, warna putih,  jaringan.
         Bayi of A belum dimandikan.

C. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi hypotermi berhubungan dengan perubahan suhu llingkungan
bayi yang baru
b. Resiko tinggi infeksi tali pusat berhubungan dengan terputusnya
kontinuitas jaringan.

D. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Rencana Asuhan
Hasil
Resiko tinggi Setelah dilakukan 1. Observasi tanda-
hypotermi berhubungan Asuhan keperawatan tanda vital bayi
dengan perubahan suhu selama 1 x 24 jam, sampai stabil
llingkungan bayi yang Diharapkan bayi 2. Observasi warna kulit
baru terhindar dari 3. Pertahankan panas
ketidakseimbangan suhu suhu tubuh bayi
tubuh. Kriteria hasil : 4. Keringkan dan
a. Termogulasi : bungkus segera bayi
1. HR : 120-160 x setelah lahir untuk
/menit mencegah kehilangan
2. RR : 30-60 x/menit panas
3. Suhu : 36,5-37,5 0C 5. Segera ganti pakaian
b. Warna Kulit merah bayi bila basah
muda 6. Lakukan inisiasi
c. Tidak ada distress menyusui dini
pernafasan 7. Tempatkan bayi
dibawah penghangat
atau incubator
8. Observasi tanda dan
gejala hipotermi
9. Kolaborasi dengan
medis

Resiko tinggi infeksi Setelah dilakukan 1. Pantau tanda – tanda


tali pusat berhubungan Asuhan keperawatan infeksi pada tali pusat.
dengan terputusnya selama 2 x 24 jam, 2.  Observasi kulit dan
kontinuitas jaringan Diharapkan tidak terjadi tali pusat setiap hari
infeksi pada bayi. untuk tanda – tanda
Kriteria hasil : kemerahan, adanya
a. Tidak ada tanda dan cairan.
gejala infeksi 3. Cuci tangan sebelum
b. Tali pusat dalam dan sesudah merawat
keadaan baik bayi.
4. Ajarkan teknik
mencuci tangan yang
tepat pada Ibu
sebelum
memegang/merawat
bayi.

E. Implementasi Keperawatan
No Tanggal Jam Implementasi
1 16 Mei 12.10 Bayi di pindahkan kedalam incubator transport lalu
2020 di pindahkan dari OT ke Nursery
12.30 Bayi di terima perawat/bidan di nursery, selanjutnya
dilakukan pengukuran BB,PB, LK, LD, LP. Setelah
pengukuran bayi di pindahkan ke dalam incubator
16.40 Bayi di mandikan, setelah mandi bayi di cek TTV
nya, lalu di pindahkan ke infant warmer
19.05 Bayi Rooming in ke kamar ibu nya serta di jelaskan
bagaimana cara memberikan asi, menggendong, dan
sebelum kontak dengan bayi di haruskan cuci
tangan.
20.00 Mengecek K/U bayi, memberikan nasihat kepada
orang tua bayi untuk selalu menjaga kehangatan
bayi.
2 17 Mei 06.20 Bayi di mandikan , cek TTV bayi dan di hangatkan
2020 di infant warmer.
06.35 Bayi di antar Rooming In ke kamar ibunya
09.00 Observasi bayi sedang tertidur di kamar ibu nya
10.00 Menemani dokter anak visited an menerima instruksi
lanjutan dari dokter
15.00 Memandikan Bayi dan mengecek TTV dan serta
Observasi keadaan tali pusat bayi
19.00 Bayi Rooming In ke kamar ibunya
3 18 Mei 05.30 Memandikan Bayi dan mengecek TTv serta keadaan
2020 tali pusat bayi
09.00 Mengantar Rooming In ke kamar ibu
10.00 Mengecek TTV dan K/U bayi
12.00 Mengambil bayi dari ruangan ibu karena akan
dilakukan pengambilan darah untuk screening BBL
14.00 Menyiapkan berkas bayi karena akan pulang.

F. Evaluasi

Tanggal SOAP
16 Mei 2020 S :-
O : k/u Baik, akral bayi hangat, pergerakan aktif, sianosis
(-), retraksi dada (-), BAK (-) BAB (-), Kulit berwarna
kemerahan, tali pusat tidak ada perdarahan, tidak ada
tanda-tanda infeksi , suhu : 36.5 0C , Nadi : 150 x/mnt,
Pernapasan 48 x/mnt.
A : NCB-SMK usia 2 jam, Resiko Hipotermi
P : Target Suhu normal 36,5 – 37,5 0C
17 Mei 2020 S :-
O : k/u Baik, akral bayi hangat, pergerakan aktif, sianosis
(-), retraksi dada (-), BAK (+) BAB (+), reflek hisap
(+) ,Kulit berwarna kemerahan, menangis kuat, tali pusat
tidak ada perdarahan, tali pusat basah, tidak ada tanda-
tanda infeksi , suhu : 37,0 0C , Nadi : 148 x/mnt,
Pernapasan 42 x/mnt. BB : 2590 gram.
A : NCB-SMK usia 2 jam, Resiko Hipotermi
P : Target Suhu normal 36,5 – 37,5 0C
18 Mei 2020 S :-
O : k/u Baik, akral bayi hangat, pergerakan aktif, sianosis
(-), retraksi dada (-), BAK (+) BAB (+),Reflek Hisap (+),
Kulit berwarna kemerahan, tali pusat basah, tidak ada
tanda-tanda infeksi , suhu : 36.8 0C , Nadi : 130 x/mnt,
Pernapasan 38 x/mnt. BB : 2475 gram.
A : NCB-SMK usia 2 jam, Resiko Hipotermi
P : Target Suhu normal 36,5 – 37,5 0C
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal untuk melakukan suatu keperawatan
yang berguna untuk mengumpulkan data sebagai dasar untuk mengetahui
kebutuhan klien sehingga dapat menentukan asuhan keperawatan yang akan
dilakukan. Dalam pengumpulan data kami menggunakan metode wawancara
atau Tanya jawab dengan keluarga pasien dan observasi pasien dengan
menggunakan pemeriksaan fisik dan menggunakan studi dokumentasi pada
status pasien.
Pada pemerikasaan, kami menemukan indikasi khas yang sesuai
dengan teoritis yaitu: Bayi menunjukkan tanda-tanda hipotermi setelah lahir.
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian di temukan beberapa diagnosa
yang sesuai dengan teori, dimana perawat menegakkan beberapa
diagnosa keperawatan yaitu :
a. Resiko tinggi hypotermi berhubungan dengan perubahan suhu llingkungan
bayi yang baru
b. Resiko tinggi infeksi tali pusat berhubungan dengan terputusnya
kontinuitas jaringan.

C. Intervensi Keperawatan

Dalam menyusun rencana tindakan keperawatan untuk


mencapai tujuan sesuai dengan kriterianya, maka kami membuat
rencana berdasarkan acuan pada tinjauan teoritis yang ada pada tinjauan
pustaka, rencana tindakan di buat selama proses saat setelah dari ruang
operasi sampai pasien akan pulang. Dari diagnosa ini intervensi dapat
diterapkan pada kasus karena berkat kerjasama yang baik antara
perawat,bidan dan keluarga. Dalam menyusun tindakan yang akan
dilakukan ini disesuaikan dengan diagnosa yang ditemukan sehingga
mendapatkan tujuan yang diinginkan.
D. Implementasi dan Evaluasi

Implementasi dilakukan berdasarkan diagnosa dan rencana


keperawatan yang di tegakan dan sekaligus dilakukan evaluasi tindakan
apakah efektif atau perlu untuk di lakukan implementasi ulang.
BAB V
PENUTUP

B. Kesimpulan
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru
lahir dengan umur kehamilan 38-40 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan
presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara
spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.
Pada bayi lahir normal umumnya tidak dilakukan pemeriksaan
laboratorium, namun kadang-kadang dengan riwayat kehamilan dan kondisi
tertentu perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi tertentu.
Obat profilaksis yang rutin diberikan pada bayi baru lahir yaitu:
a. Vitamin K
b. Tetes / zalf mata

C. Saran
Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekuarangan dan kesalahan,
saya mohon maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun agar saya dapat membuat makalah yang lebih baik di kemudian
hari.

DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer,dkk.2000. Kapita selekta Kedokteran edisi III jilud 2.Jakarta. MediaAesculapius
Abdul atif,1993.Penatalaksanaan Anastesi pada Bedah Akut Bayi Baru Lahir.Jakarta
Warih BP,Abubakar M.1992.Fisiologi pada neonates.Surabaya
http://sis-doank27.blogspot.com/2010/06/askep-bayi-baru-lahir-normal.html

DepKes RI,1992 Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga


Muslihatun,Wafi Nur.2010.Asuhan Bayi dan Balita.Yogyakarta:Fitramaya
http://www.pgbeautygroomingscience.com/role-of-lipid-metabolism-in-seborrheic-
dermatitis-dandruff.html

Djuanda,adji,Prof,Dr,spkk,dkk.2010. MIMS Indonesia petunjuk


konsultasi.Jakarta.CMP MEDIKA
http://blogger.com/insanimiftachuljanah

Anda mungkin juga menyukai