PENDAHULUAN
HALAMAN DEPAN
KIRI ATAS
Identitas ibu hamil, diisi pada kotak pertama
1. Nama
2. Umur
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
5. Kehamilan ke berapa dan riwayat kehamilan yang lalu
Gambar :
Kartu Skor Poedji Rochjati. Halaman belakang.
2. Primi tua
a. Lama perkawinan ≥ 4 tahun
Ibu hamil pertama setelah kawin 4 tahun atau lebih dengan kehidupan perkawinan
biasa:
a. Suami istri tinggal serumah
b. Suami atau istri tidak sering keluar kota
c. Tidak sedang memakai alat kontrasepsi (KB)
Keluarga sangat mendambakan anak. Bayi dengan nilai sosial tinggi “anak
mahal”.
Bahaya yang mungkin terjadi pada primi tua ini antara lain:
a. Selama hamil dapat timbul masalah, faktor resiko lain karena
kehamilannya misalnya: pre-eklamsi
b. Persalinan tidak lancar
Tanda – tanda persalinan dimulai adalah keluar darah lendir, perutt sakit
dan terasa kencang – kencang, yang semakin lama semakin bertambah sering dan
lebih sakit.
Kebutuhan pertolongan medik:
a. Perawatan kehamilan yang teratur agar dapat ditemukan penyakit – penyakit
pada ibu secara dini
b. Pertolongan persalinan ada kemugkinan ditolong dengan tindakan atau
operasi sesar
5. Grande Multi
Ibu pernah hamil atau melahirkan lebih dari 4 kali atau lebih. Karena ibu sering
melahirkan maka kemungkinan akan banyak ditemui keadaan:
- Kesehatan terganggu : anemia, kurang gizi
- Kekendoran pada dinding perut
- Tampak ibu dengan perut menggantung
- Kekendoran dinding rahim
Bahaya yang dapat terjadi: persalinan tidak lancar, bayi sukar lahir, dlam bahaya serta
gawat janin.
Kebutuhan pertolongan medik : operasi sesar
Dengan periksa pandang: pucat pada muka, kelompok mata, lidah dan telapak
tangan. Bila diperiksa melalui tes laboratorium didapatkan kadar hemoglobin
dalam darah kurang 11%. Adapaun pengaruh anemia terhadap kehamilan antara
lain:
1. Menurunkan daya tahan ibu hamil, sehingga ibu mudah sakit
2. Menghambat pertumbuhan janin, sehingga bayi lahir dengan berat badan
rendah
3. Persalinan prematur
Bahaya yang dapat terjadi pada kehamilan dengan anemia berat, yaitu Hb kurang
6gr%:
1. Kematian janin dalam kandungan
2. Persalinan prematur, pada kehamilan kurang dari 37 minggu
3. Persalinan lama
4. Perdarahan pasca persalinan
Pertolongan yang dapat diberikan oleh tenaga non kesehatan, antara lain:
1. Pengenalan adanya anemia dengan banntuan bidan terdekat
2. Memberikan anjuran untuk banyak istirahat dan kerja ringan
3. Menganjurkan makan makanan yang menngandung protein (mis. Tahu,
tempe,dll) serta syuran hijau
4. Memberikan komunikasi, informasi, edukasi perawatan kehamilan teratur ke
bidan / puskesmas
5. Membuat perencanaan persalianan dengan bidan di desa/ puskesmas pada ibu
dengan anemia berat membutuhkan persalinan di rumah sakit
b. Malaria
Keluhan yang diraskan oleh ibu hamil, adalah;
1. Panas tinggi
2. Mengigil, keluar keringat
3. Sakit kepala
4. Muntah – muntah
Bila penyakit malaria ini disertai dengan panas yang tinggi dan anemia, maka akan
mengganggu ibu hamil dan kehamilannya.
Bahaya yang dapat terjadi antara lain:
1. Abortus/ keguguran
2. Kematian janin dalam kandungan
3. Persalinan prematur
c. TBC
Munculnya keluhan yang diraskan oleh ibu hamil, antara lain:
1. Batuk lama tak sembuh – sembuh
Penyakit ini tidak berpengaruh secara langsung terhadap janin dan tidak
memberikan penularan selama kehamilannya. Janin baru akan tertular setelah
dilahirkan. Bila TBC sudah berat dapat menurunkan kondisi tubuh ibu hamil,
tenaga termasuk ASI ikut berkurang, bahkan ibu dianjurkan untuk tidak memberi
ASI secara langsung.
Bahaya yang dapat terjadi, bila tuberkulosa/ TBC tambah berat:
a. Dapat terjadi keguguran
b. Bayi lahir belum cukup bulan
c. Janin mati dalam kandungan
Pertolongan yang dapat diberikan masyarakat tau tenaga non kesehatan antara lain:
a. Membantu menemukan adanya TBC pada ibu hamil sedini mungkin
b. Memberikan saran untuk :
- Banyak istirhat
- Kerja ringan
- Makan banyak protein dan syuran hijau
- Minum obat TBC secara teratur, tidak terputus
c. Memberikan anjuran untuk perawatan antenatal yang teratur
d. Merujuk kehamilan ke puskesmas untuk mendapat pengobatan
e. Merujuk ke rumah sakit bila ada keadaann gawat, misalnya batuk darah
f. Memberikan saran dan perencvanaan persalinan di rumagh sakit
d. Jantung
Keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil, adalah:
1. Sesak napas
Keluhan tersebut timbuk di waktu kerja berat, sedangkan pada payah jantung yang
berat dirasa pada saat kerja ringan atau sedang beristirahat atau berbaring. Pada
saat kehamilan, penyakit jantung ini akan menjadi lebih berat. Pengaruh penyakit
jantung terhadap kehamilan adalah dapat menyebabakan gangguan pada
pertumbuhan janin dengan berat badan bayi lahir lendah.
Bahaya yang dapat terjadi;
1. Payah jangtung bertambah berat
2. Kelahiran prematur
3. Dalam persalinan:
- Bayi lahir dengan tidak segera menangis
- Bayi dapat lahir mati
Pertolongan yang dapat diberikan oleh tenaga non kesehatan dan kesehatan antara
lain:
1. Membanntu menemukan payah jantung pada ibu hmail secara dini
2. Memberikan saran anatara lain
3. Memberikan anjuran untuk perawatan antenatal yang teratur di Rumah Sakit
4. Merujuk bila ada keadaan gawat ke rumah sakit
5. Memberikan anjuran persalinan di Rumah Sakit
e. Diabetes Mellitus
Dugaan pada ibu hamil dengan Diabetes mellitus apabila:
1. Ibu pernah mengalami beberapa kali kelahiran bayi yang besar dengan berat
badan bayi lahir lebih dari 4000 gram
2. Pernah mengalami kematian janin dalam rahim pada kehamilan minggu –
minggu terakhir
3. Ditemukan glukosa dalam urin, pemeriksaan laboraturium, yang disebut
glikosuria
f. HIV/AIDS
Penyakit human imunodeficiency virus dan acquired immuno deficiency syndrome
adalah penyakit yang relatip baru dikenal dengan banyak menimbulkan masalah
kesehatan, terutama sekali jika terjadi pada ibu hamil. HIV termasuk penyakit
menular seksual, dapat ditularkan melalui seks, transfusi darah, jarum suntik yang
terkontaminasi, penularan dari ibu ke janin melalui plasenta pada masa kehamilan
dan saat persalinan.
Jika seoraang ibu hamil atau pasangannya dicurigao memiliki resiko menderita
HIV atau AIDS maka harus dilakukan penapisan terhadap kedua penyakit tersebut
melalui pemeriksaan darah. Wanita hamil yang mendertia HIV atau AIDS akan
ditangani secara khusus di rumah sakit pusat rujukan. Sampai saat ini belum
ditemukan obat yang dapat menyembuhkan penyakit HIV, maka usaha
pencegahan penularan merupakan upaya terpenting.
g. Toksoplasmosis
Suatu penyakit yang disebabkan oleh toksoplasmosis gandii. Pada orang dewasa
kadang – kadang tidak menunjukkan gejala klinik yang spesifik. Maka diagnosis
pada umumnya dilakukakn melalui uji serologik atau uji darah rutin pada
kehamilan muda, eksplorasi penyebab abortus yang berulang kali dan kelainan
congenital atau cacat bawaan.
Penularan melalui makanan mentah tau kurang masak, yang tercemar ekstreta atau
kotoran kucing yang terinfeksi.
Bahaya yang dapat terjadi:
a. Infeksi pada kehamilan muda dapat menyebabkan abortus
b. Infeksi pada kehamilan lanjut dapat menyebabkan kelainan kongenital,
hidrosefalus
Persalinan pervaginam atau melalui jalan lair, sangat diupayakan, bila terdapat
hdrosefalus tempat persalinannya sebaiknya di Rumah Sakit.
Sedikit bengkak pada kaki atau tungkai bawah pada kehamilan 6 bulan keatas
mungkin masih normal yang disebabkan oleh karena tungkai banyak digantung atau
kekurangan vitamin b1. Tetapi bengkak pada tangan atau wajah dengan disertai
tekanan darah tinggi sedikit meningkat, berarti ada pre-eklamsi ringan.
Bahaya yang dapat terjadi pada kelompok ini:
Bila keracunan kehamilan tidak mendapati perawatan atau pengobatan dari dokter
puskesmas rawat inap, akan menjadi lebih berat disebut pre-eklamsi berat dan
kemudian timbul serangan kejang – kejang seperti ayan disebt eklamsia.
Bahaya bgi janin, pada ibu dengan pre-eklamsi adlah:
a. Memberikan gangguan pertumbuhan janin dalam rahim ibu dan bayi lahir lebih
keciil
b. Mati dlam kandungan
Pertolongan yang dapat diberikan oleh tenaga non kesehatan antara lain:
a. Membantu menemukan adanya tanda –tanda kehamilan kembar, yaitu :
o Perut membesar dengan cepat tidak sesuai dengan umur kehamilan
o Gerakan anak terasa di banyak tempat
Pada kehamilan normal, gerakan janin dapat dirasakan ibu pertama kali pada umur
kehamilan 4 sampai 5 bulan. Sejak saat itu gerakan janin sering dirasakan ibu. Janin
sehat bergerak secara teratur. Bila gerakan janin berkurang, melemah tau tidak
bergerak sama sekali dalam 12 jam, kehidupan bayi mungkin terancam. Ibu perlu
segera mencari pertolongan.
Selain dari keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil, harus dilakukan pemeriksaan,
antara lain :
a. Denyut jantung janin tidak terdengar
b. Pemeriksaan urin hasil tes kehamilan negatif
Di rumah sakit pemeriksaan tersebut menggunakan USG. Bahaya yang dapat terjadi
pada ibu dengan janin mati dalam rahim yaitu: janin mati terlalu lama dalam rahim
menimbulkan gangguan pada ibu. Bahaya yang terjadi berupa gangguan pembukuan
darah, disebabkan oleh zat – zat berasal dari jaringan mati yang masuk ke dalam darah
ibu.
Kebutuhan pertolonagn medik : Janin mati dalam rahim, bila ditunggu 4 minggu tidak
lahir sendiri, diperlukan persalinan anjuran dengan obat – obatan.
Pertolongan yang dapat diberikan oleh tenaga non kesehatan:
a. Membantu menemukan sedini mungkin adanya kematian janin dalam kandungan,
dengan cara menanyakan apakah:
o Ibu hamil tidak merasa gerakan anak, perut dirasa mengecil, payudara
mengecil
b. Memberi saran untuk pergi ke bidan terdekat
c. Bila perlu merujuk ke rumah sakit
16. Serotinus
Ibu dengan umur kehamilan ≥42 minggu. Pada hamil lebih bulan, plasenta sebagai alat
penyalur zat makanan dan zat asam dari ibu ke janin mengalami penuaan. Dalam
keadaan ini fungsi dari jaringan plasenta dan pembuluh darah menurun. Dampak tidak
Persalinan letak sungsang sebaiknya di Rumah Sakit, dengan adanya kesiapan kamar
operasi dan dokter spesialis.
Bahaya yang dapat terjadi akibat perdarahan yang keluar sebelum bayi lahir :
1. Bayi terpaksa dilahirkan sebelum cukup bulan
2. Dapat membahayakan ibu :
a. Kehilangan darah, timbul anemia berat dan syok
b. Ibu dapat meninggal
3. Dapat membahayakan janinnya mati dalam kandungan
Kebutuhan pertolongan medis untuk ibu hamil dengan perdarahan sebelum anak lahir:
1. Ditambah cairan infus dan tambah darah atau tranfusi
2. Membutuhkan pertolongan di Rumah Sakit oleh dokter spesialis ada kemungkinan
membutuhkan operasi
20. PEB
PEB terjadi bila ibu dengan pre eklamsi ringan tidak dirawat, ditangani dan diobati
dengan benar. PEB, bila tidak ditangani dengan benar akan terjadi kejang-kejang,
menjadi eklamsia. Pada waktu kejang-kejang, sudip lidah dimasukkan ke dalam mulut
ibu diantara kedua rahang, supaya lidah tidak tergigit.
Bahaya yang dapat terjadi yaitu :
1. Bahaya bagi ibu, dapat tidak sadar sampai meninggal
2. Bahaya bagi janin:
a. Dalam kehamilan ada gangguan pertumbuhan janin dan bayi lahir kecil
b. Mati dalam kandungan
FUNGSI SKOR
1. Alat komunikasi informasi dan edukasi bagi klien atau ibu hamil, suami, keluarga dan
masyarakat.
2. Alat peringatan bagi petugas kesehatan:
Agar lebih waspada. Lebih tinggi jumlah skor dibutuhkan lebih kritis penilaian atau
pertimbaangan klinis pada ibu resiko tinggi dan lebih intensif penanganannya.
Kehamilan Persalinan
Jumlah Kehamilan Kode
Perawatan Rujukan Tempat Penolong
skor resiko warna
Tidak Rumah,
2 KRR Hijau Bidan Bidan
dirujuk polindes
Bidan, Polindes, Polindes, Bidan,
6 – 10 KRT Kuning
Dokter PKM, RS PKM, RS Dokter
≥12 KRST Merah Dokter RS RS Dokter
HALAMAN DEPAN
Halaman depan dibagi menjadi dua bagian yaitu kanan dan kiri. Pada bagian kanan
terdapat data tentang identitas ibu hamil, suami dan nama pemeriksa. Sedangkan
pada bagian kiri berisi tentang data kehamilan dan persalinan ibu. Pada data
kemahilan berisi umur ibu, kehamilan yang keberapa, jumlah anak hidup,
tanggal/bulan terakhir haid, pengukuran fundus uteri dan telapak kaki oleh kader
dan bidan. Jika ada faktor resiko juga dapat ditulis disini.
Gambar :
Kartu Perkiraan Persalinan Soedarto. Halaman depan
HALAMAN BELAKANG
Gambar :
Kartu Perkiraan Persalinan Soedarto. Halaman belakang
Pada halaman sebelah kiri terdapat grafik untuk mengukur tinggi fundus dan
panjang kaki sebelah kanan. Titik perpotongan dicocokkan dengan table hasil
pengukuran. Sedangkan pada bagian kanan terdapat penjelasan tentang penggunaan
Kartu prakiraan Persalinan Soedarto yang berisi tentang :
a. Pengukuran tinggi fundus
Gambar :
Pengukuran Tinggi Fundus
Gambar :
Pengukuran telapak kaki kanan terpanjang
2. Internal atau langsung, jenis ini menggunakan elektroda spiral untuk mengkaji
elektrokardiogram janin dan kateter intrauterine atau transervikal untuk mengkaji
aktifitas uterus dan tekanan intrauterine.
Elektroda Spiral
Elektroda spiral memantau EKG janin dari bagian presentasi. Alat ini hanya
dapat digunakan setelah membrane ruptur, bila dilatasi servik 2 sampai 3 cm atau
lebih, dan bila bagian presentasi dapat dicapai dan diidentifikasi. Oleh karena itu,
elektroda spiral hanya dapat digunakan selama periode intrapartum. Penggunaannya
dalah kontraindikasi pada pasien yang diduga mempunyai herpes aktif atau
stertokokus grup B atau bila terdapat perdarahan vagina yang tidak terdiagnosa.
Kateter Intrauterin (Transervikal)
Kateter intrauterine memantau kontraksi, durasi, intensitas, dan tonus istirahat.
Kateter kecil dimasukkan ke vagina (secara transervikal) menuju uterus setelah
Uji Diagnostik
Uji berikut ini akan dilakukan jika penapisan menunjukkan kemungkinan timbulnya
masalah. Uji diurutkan berdasarkan abjad, bukan frekuensi penggunaan atau kapan
dilakukan selama kehamilan.
1. Amniosentesis
Menggunakan ultrasonografi untuk penuntun, dokter akan melewatkan sebuah
jarum melalui perut dan rahim ke kantung ketuban, menarik cairan dan
mengirimkannya ke laboratorium guna dilakukan pemeriksaan. Amniosentesis dapat
dilakukan jika ada volume cairan yang memadai. Dapat dilakukan sejak usia
gestasional 13 minggu.
Cairan ketuban diproses atau diperlakukan dengan cara berbeda, tergantung
pada uji yang dilakukan. Untuk mengidentifikasi keabnormalan kromosom, sel-sel
janin dipisahkan dari cairan ketuban dan dibiarkan (kira-kira dua minggu) agar
berkembang biak sehingga diperoleh cukup banyak sel untuk dianalisa.
Pada awal sampai pertengahan kehamilan :
Memberiakn informasi tentang cacat lahir tertentu, kelainan metabolisme dan
penyakit kromosom atau genetik.
Mendeteksi sindrom down, anemia sel sabit, cacat tuba saraf, dan berbagai
kelainan.
Mengevalusi janin jika hasil dari uji penapisan tertentu menunjukkan adanya
masalah.
Membantu mengambil keputusan tentang melanjutkan atau menghentikan
kehamilan.
2. Profil Biofisik
Uji ini mengevaluasi fungsi biofisik janin dan mempunyai lima komponen.
Uji non stress (NST) mengecek :
a. Respon denyut jantung janin terhadap gerakan.
Sken ultrasonografi membantu menilai :
b. Gerakan dan aktifitas janin
c. Tonus otot janin
d. Gerakan pernafasan janin
e. Volume cairan ketuban (AFV)
Setiap komponen diberi skor 0,1, atau 2. Jadi nilai total tertinggi adalah 10. Profil
biofisik janin memakan waktu kurang lebih satu jam.
Hal ini bertujuan :
Menentukan kesejahteraan janin pada minggu-minggu terakhir kehamilan.
Digunakan untuk menetukan apakah kehamilan beresiko tinggi atau kehamilan
lewat bulan dapat dilanjutkan dengan aman atau apakah harus dilakukan
induksi persalinan.
3.1 KESIMPULAN
Deteksi dini terhadap komplikasi kehamilan adalah upaya penjaringan yang
dilakukan untuk menemukan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi selama
kehamilan ibu secara dini. Hal ini bertujuan untuk menyiapkan seoptimal mungkin fisik
dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan, dan nifas, sehingga
didapatkan ibu dan anak yang sehat. Untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi pada kehamilan ibu secara dini antara lain untuk memantau kemauan
kehamilan; pemantauan terhadap tumbuh kembang janin; mempertahankan kesehatan
fisik, mental, dan sosial; deteksi dini adanya ketidaknormalan; mempersiapkan
persalinan cukup bulan dan selamat agar masa nifas normal dan dapat menggunakan
ASI eksklusif sehingga mampu mempersiapkan ibu dan keluarga dengan kehadiran bayi
baru lahir.
Alat yang digunakan untuk mendeteksi komplikasi kehamilan ada dua, yaitu:
A. KSPR (Kartu Skor Poedji Rochjati) merupakan kartu skor yang digunakan sebagai
alat rekam kesehatan dari ibu hamil berbasis keluarga.
B. KPPS (Kartu Perkiraan Persalinan Soedarto) untuk meningkatkan sensitivitas dan
spesifitas sistim scoring mengenai cara persalinan yang dibutuhkan, harus
ditambahkan satu alat yang mudah digunakan dan dapat memperkirakan terjadinya
distosia (perasalinan sulit atau disfungsional) sebelum persalinan dimulai sehingga
rujukan terlambat dapat dicegah.