OPERASIONAL
PROSEDUR
LABORATORIUM
KEPERAWATAN
ASPEK
Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan
YANG DINILAI
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Pra Interaksi
a. Melakukan identifikasi data sebelumnya,
b. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan :
Timbangan Berat Badan dewasa
Tensimeter
Stetoscope
Pen Light
Meteran
Doppler
Reflex Hammer
Alat tulis
Sabun antiseptik
Tahap orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien
2. Menanyakan keadaan pasien saat ini
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada pasien
Tahap Kerja :
1. Mencuci tangan
2. Menjaga privasi dan mengatur posisi pasien
3. Lakukan penilaian keadaan umum pasien
4. Lakukan Penimbangan berat badan
5. Pengukuran tinggi badan ( ujung kaki s.d puncak kepala)
6. Pengukuran lingkar lengan atas (pada tangan yang tidak dominan, setengah dari
lengan atas)
7. Pengukuran vital sign
8. Lakukan peeriksaan head to too :
9. Kepala dan rambut ( warna rambut, kebersihan, apakah ada benjolan di kepala,
nyeri, kerontokan)
10. Wajah (apakah ada hiperpigmentasi pada palpebra, cloasma gravidarum, sianosis,
oedema).
11. Mata, sclera (apakah icterus/tidak) konjungtiva (apakah anemis/an anemis), apakah
ada kelainan
12. Telinga (kebersihan, apakah ada ganguan pendengaran, terlihat masa)
13. Hidung (kebersihan;septum; sekret)
14. Mulut (bibir sianosis/tidak, anemis/tidak, kelembapan mukosa, kebersihan mulut,
stomatitis/sariawan, karies gigi, perdarahan gusi)
15. Leher (apakah terdapat hiperpigmentasi, pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar getah
bening, vena jugularis, nyeri menelan
16. Axilla di palpasi apakah ada benjolan, nyeri tekan
17. Jantung dan paru (auskultasi denyut jantung teratur;, paru-paru)
18. Payudara (inspeksi Payudara yaitu pembesaran, simetris/tidak, kondisi puting
menonjol/tidak, areola adakah hyperpigmentasi, palpasi benjolan, rasa nyeri,
19. Abdomen: Inspeksi luka bekas operasi, linea alba/linea nigra, striae
alba/nigra, pembesaran perut (sesuai dengan umur kehamilan), Atur kaki ibu sedikit
ditekuk (fleksi 45°) Menggosok kedua tangan agar hangat dan sesuai suhu
ibu. Gunakan telapak tangan untuk palpasi bukan jari,
20. Leopold I
Bertujuan untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang ada di fundus
a. Petugas berdiri sebelah kanan ibu menghadap ke arah ibu.
b. Membawa / mengumpulkan rahim kearah tengah dengan kedua tangan dari
samping umbilical.
c. Kedua tangan meraba bagian fundus kemudian menentukan TFU
d. Pengukuran tinggi fundus uteri
a. Letakkan ujung alat ukur (meteran) di bagian atas simfisis pubis.
b. Ukur sepanjang garis tengah fundus uteri hingga batas atas mengikuti kurve
fundus (atau tanpa mengikuti kurve fundus bagian atas).
c. Tentukan tinggi fundus uteri
e. Meraba bagian apa yang ada di fundus (kepala atau bokong janin).
f. Hasil:
Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akan teraba adalah keras,
bulat dan melenting (seperti mudah digerakkan)
Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang akan terasa adalah lunak,
besar, dan tdk melenting
Apabila posisi janin melintang pada rahim, maka pada Fundus teraba kosong
21. Leopold II
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada disebelah kanan atau kiri ibu.
a. Kedua tangan pemeriksa berada disebelah kanan dan kiri perut ibu.
b. Ketika memeriksa sebelah kanan, maka tangan kanan menahan perut sebelah kiri
kearah kanan, begitu pula sebaliknya.
c. Tentukan letak punggung janin. Jika teraba rata, ada tahanan maka itu adalah
punggung bayi, jika teraba bagian kecil menonjol, itu adalah bagian kecil janin
(ekstremitas)
d. Hasil:
Bagian punggung: akan teraba panjang, rata, tidak terputus-putus
Bagian Ekstremitas : teraba bagian kecil (tangan dan kaki), tidak rata dan
terputus-putus.
22. Leopold III
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah uterus dan apakah
bagian janin tersebut sudah masuk PAP (pintu atas panggul)/blm.
a. Tangan kiri menahan fundus, Letakkan tiga ujung jari kedua tangan kanan pada
kedua sisi abdomen klien tepat di atas simfisis
b. Tangan kanan meraba bagian yang ada di bawah uterus. Jika teraba bulat,
melenting, keras, dan dapat digoyangkan, maka itu adalah kepala dan belum
masuk Pintu Atas Panggul (PAP) jika bagian bawah tidak bisa digoyangkan lagi
maka bagian terbawah sudah masuk PAP.
c. Jika bagian bawah tidak ditemukan kedua bagian tersebut maka pertimbangkan
janin dalam letak melintang.
d. Pada letak sungsang/lintang tangan pemeriksa dapat merasakan goyangkan pada
bagian bawah, tanggan kiri merasakan ballottement (pantulan dari kepala janin),
terutama ditemukan pada usia kehamilan 20-28 minggu.
e. Hasil:
Bagian keras,bulat dan hampir homogen adalah kepala sedangkan tonjolan
yang lunak dan kurang simetris adalah bokong
Apabila bagian terbawah janin sudah memasuki PAP, maka saat bagian
bawah digoyang, sudah tidak bisa (seperti ada tahanan).
23. Leopold IV
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada dibagian bawah dan sejauh mana
bagian janin tersebut masuk PAP
a. Kaki ibu diluruskan, Posisi perawat berdiri menghadap kaki ibu
b. Kedua tangan meraba bagian janin yang ada di bawah. Jika teraba kepala
tempatnya kedua tangan di arah yang berlawanan di bagian bawah.
c. Perhatikan sudut yang terbentuk oleh jari-jari, Jika kedua tangan konvergen
(dapat saling bertemu) berarti kepala belum masuk panggul.
d. Jika kedua tangan divergen (tidak saling bertemu) berarti kepala sudah masuk
panggul.
e. Penurunan kepala dinilai dengan: 5/5 (seluruh bagian jari masih meraba kepala,
kepala belum masuk PAP), 1/5 (teraba kepala 1 jari dari lima jari, bagian kepala
yang sudah masuk 4 bagian), dan seterusnya sampai 0/5 (seluruh kepala sudah
masuk PAP)
24. Lakukan penghitungan DJJ
a. Tentukan lokasi untuk mendengarkan DJJ (daerah Punctum maksimum) dengan
memastikan posisi punggung janin.
b. Letakkan fetoskop/doppler di area yang telah ditentukan untuk mendengarkan
DJJ.
c. Nilai Frekuensi (120-140 x/i), irama dan intensitas
25. Lakukan pemeriksaan ekstremitas bawah lihat (apakah ada varices, oedema, reflek
hammer)
26. Lakukan pemeriksaan genitalia, tanyakan Pada vulva vagina (apakah ada
varices,luka, kemerahan, nyeri, kelenjar bartolinitis, pengeluaran pervaginam) Pada
perineum (apakah bekas luka, lain-lain) Pada anus (apakah ada haemoroid, lain-lain)
27. Rapihkan alat dan pasien
28. Cuci tangan
Terminasi
1. Evaluasi respon pasien
2. Rencana tindak lanjut
3. Kontrak selanjutnya
4. Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
Dokumentasi
Catat hasil pemeriksaan fisik
Sikap
1. Melakukan tindakan dengan sistematis
2. Komunikatif dengan klien
3. Percaya diri
Keterangan :
Berikan tanda Cheklist pada tindakan yang dilakukan
Ya = 1 (dilakukan dengan benar)
Tidak = 0 (tidak dilakukan/dilakukan dengan tidak/kurang benar)
ASPEK
Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan
YANG DINILAI
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Pra Interaksi
1. Melakukan identifikasi data sebelumnya,
2. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan :
Tensimeter
Stetoscope
Pen Light
Reflex Hammer
Alat tulis
Sabun antiseptik
Tahap orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien
2. Menanyakan keadaan pasien saat ini
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada pasien
Tahap Kerja :
1. Mencuci tangan
2. Menjaga privasi dan mengatur posisi pasien
3. Lakukan penilaian keadaan umum pasien
4. Lakukan pemeriksaan head to too :
5. Kepala dan rambut ( warna rambut, kebersihan, apakah ada benjolan di kepala, nyeri,
kerontokan)
6. Wajah (apakah ada hiperpigmentasi pada palpebra, cloasma gravidarum, sianosis,
oedema).
7. Mata, sclera (apakah icterus/tidak) konjungtiva (apakah anemis/an anemis), apakah ada
kelainan
8. Telinga (kebersihan, apakah ada ganguan pendengaran, terlihat masa)
9. Hidung (kebersihan;septum; sekret)
10. Mulut (bibir sianosis/tidak, anemis/tidak, kelembapan mukosa, kebersihan mulut,
stomatitis/sariawan, karies gigi, perdarahan gusi)
11. Leher (apakah terdapat hiperpigmentasi, pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar getah
bening, vena jugularis, nyeri menelan
12. Axilla di palpasi apakah ada benjolan, nyeri tekan
13. Jantung dan paru (auskultasi denyut jantung teratur;, paru-paru)
14. Payudara (inspeksi Payudara yaitu pembesaran, simetris/tidak, kondisi puting menonjol
(exverted) datar (flat), Masuk kedalam (inverted) areola adakah
hyperpigmentasi, ASI/colustrum sudah keluar, palpasi benjolan, rasa nyeri,
15. Abdomen: Inspeksi luka bekas operasi, linea alba/linea nigra, striae alba/nigra,
16. Pemeriksaan DRA (diastrasis rectus Abdominis)
a. Posisikan Ibu berbaring tanpa bantal
b. Letakkan tangan kanan merapat dibawah umbilikus tengah dengan ujung jari
telunjuk dibawah umbilikus.
c. Minta ibu mengangkat kepala dan meletakkan dagu didada supaya otot abdomen
mengencang
d. Tangan Perawat akan merasakan otot abdominal seperti terpisah anjurkan ibu untuk
mengecilkan perut sehingga jari perawat seperti terjepit diantara 2 otot abdomen.
e. Nilai Lebar dan Panjang DRA
f. Minta ibu menurunkan kepalanya kembali dan rileks.
17. Pemeriksaan Fundus uteri, Periksa TFU (tinggi fundus uteri), kontraksi uterus dan
posisi uterus
18. Pemeriksaan Lochea (nilai warna, jumlah, karakteristik dan bau)
19. Pemeriksaan Genital (apabila ada Episiotomi periksa REEDA)
20. Lakukan pemeriksaan ekstremitas bawah lihat (apakah ada varices, oedema, reflek
hammer, homan sign)
21. Rapihkan alat dan pasien
22. Cuci tangan
Terminasi
1. Evaluasi respon pasien
2. Rencana tindak lanjut
3. Kontrak selanjutnya
4. Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
Dokumentasi
Catat hasil pemeriksaan fisik
Sikap
1. Melakukan tindakan dengan sistematis
2. Komunikatif dengan klien
3. Percaya diri
Keterangan :
Berikan tanda Cheklist pada tindakan yang dilakukan
Ya = 1 (dilakukan dengan benar)
Tidak = 0 (tidak dilakukan/dilakukan dengan tidak/kurang benar)
ASPEK
YANG DINILAI Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan
Tahap Kerja :
29. Mencuci tangan
30. Memasang sarung tangan bersih
31. Mengatur posisi pasien
32. Cek cairan yang digunakan dengan menggunakan
prinsip 5 benar medikasi, jenis cairan, warna,
kejernihan, tanggal kadaluarsa
33. Buka set infus
34. Pasang roller klem selang infuse 2-4 cm di bawah
ruang udara. Roller klem dalam posisi “off”
35. Buka segel botol cairan infuse
36. Masukkan ujung set infuse tanpa harus
menyentuh area steril
37. Isi ruang udara dengan cara memijit ruang udara
sehingga terisi 1/3 sampai ½ bagian
38. Buka roller klem dan alirkan cairan infuse sampai
keluar dari ujung selang ke bengkok
39. Periksa adanya udara di sepanjang selang
40. Pasang kembali roller klem dalam kondisi “off”
41. Tutup ujung selang dengan penutupnya atau
dengan menggunakan jarum + penutup spuit lalu
taruh di bak spuit
42. Pasang perlak dan pengalas
43. Pasang tourniquet 10 – 12 cm di atas lokasi
penusukan
44. Minta klien untuk mengepalkan tangannya
45. Pilih vena yang akan ditusukkan (utamakan dari
arah distal
46. Bersihkan area penusukan dengan menggunakan
kapas alcohol dari arah dalam kearah luar
(gerakan sirkular). Jangan menyentuh area yang
telah dibersihkan
47. Tarik kulit kearah distal berlawanan dengan arah
penusukan agar vena semakin terlihat dan tidak
berubah posisi.
48. Jangan menyentuh area steril, Masukan jarum
abocath secara perlahan ke lokasi penusukan
dengan sudut 20-30 sederajat
49. Jika terlihat darah masuk ke dalam keteter
abocath maka mengindikasikan posisi kateter
abocath sudah masuk ke dalam pembuluh darah
vena
50. Tarik jarum abocath perlahan dan stabilisasi
kateter abocath dengan satu tangan
51. Masukkan kateter abocath lebih dalam mengikuti
arah pembuluh darah. Hati – hati terhadap
tindakan ini karena dapat menyebabkan edema
jika pembuluh darah pecah
52. Lepaskan tourniquet
53. Pasang roller klem dalam posisi “on” sehingga
cairan infuse dapatmengalir melalui selang infuse
ke arah pembuluh darah. Teteskan cairan infuse
hanya sebagai maintenance
54. Fiksasi bagian badan kateter abocath dengan
plester hipoalergik seperti posisi pita menyilang
dan tutup dengan IV dressing
55. Tambahkan fiksasi di atas badan kateter abocath
dan Fiksasi juga selang infuse
56. Atur tetesan infuse sesuai kolaborasi dokter
57. Tulis tanggal dan waktu pemasangan infuse.
Tulisan ini dapat ditempelkan di atas kassa infuse
atau selang infuse
58. Rapihkan alat dan pasien
59. Lepaskan sarung tangan
60. Cuci tangan
Terminasi
5. Evaluasi respon pasien
6. Rencana tindak lanjut
7. Kontrak selanjutnya
8. Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
Dokumentasi
1. Catat tanggal dan waktu pemberian infus
2. Catat jenis cairan dan jumlah tetesan infus
3. Catat tipe dan ukuran IV kateter
4. Catat respon pasien
Sikap
4. Melakukan tindakan dengan sistematis
5. Komunikatif dengan klien
6. Percaya diri
Keterangan :
Berikan tanda Cheklist pada tindakan yang dilakukan
Ya = 1 (dilakukan dengan benar)
Tidak = 0 (tidak dilakukan/dilakukan dengan tidak/kurang benar)
49 (........................................................)
FORMAT PENILAIAN PENAMPILAN KERJA
KETERAMPILAN : PERAWATAN LUKA
ASPEK
YANG DINILAI Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan
Terminasi
1. Evaluasi respon pasien
2. Rencana tindak lanjut
3. Kontrak selanjutnya
4. Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
Dokumentasi
1. Catat tanggal dan waktu perawatan luka
2. Catat warna dan cairan luka
3. Catat respon pasien
Sikap
1. Melakukan tindakan dengan sistematis
2. Komunikatif dengan klien
3. Percaya diri
Keterangan :
Berikan tanda Cheklist pada tindakan yang dilakukan
Ya = 1 (dilakukan dengan benar)
Tidak = 0 (tidak dilakukan/dilakukan dengan tidak/kurang benar)
Kriteria Penilaian :
Baik Sekali : 100
Baik : 81 – 99 Dosen,
Kurang/TL : ≤ 80
43
(........................................................)
FORMAT PENILAIAN PENAMPILAN KERJA
KETERAMPILAN : MEMBERIKAN OKSIGEN MELALUI NASAL KANUL
ASPEK
Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan
YANG DINILAI
Tahap Kerja :
1. Mencuci tangan
2. Memasang sarung tangan bersih
3. Mengatur posisi pasien
4. Sambung kanule ke selang oksigen dari
humidifier
5. Putar tombol flow meter samapi kecepatan yang
diprogramkan dan mencoba aliran pada kulit
muka melalui ujung selang.
6. Masukan cabang kanule ke dalam lubnag hidung
± 1 – 2 cm dan kaitkan tali dibelakang telingan
pasien , lalu rapatkan pengatur selang oksigen
dibawah dagu pasien
7. Minta pasien untuk setiap menarik napas melalui
hidung
8. Menanyakan kepada pasien apakan sesaknya
berkurang / tidak
9. Mengobservasi status pernapasan pasien
10. Memberitahu lien bahwa tindakan sudah selesai
11. Rapihkan alan dan pasien
12. Lepaskan sarung tangan
13. Menjelaskan pada pasien dan keluarga :
a. Tidak boleh merokok di lingkungan klien
b. Tidak boleh mengubah flow meter
c. Segera lapor jika ada reaksi sesak bertambah
/pasien gelisah
Terminasi
1. Evaluasi respon pasien
2. Rencana tindak lanjut
3. Kontrak selanjutnya
4. Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
Dokumentasi
1. Catat Jenis pemasangan oksigen
2. Catat berapa liter /menit
3. Catat respon pasien
Sikap
1. Melakukan tindakan dengan sistematis
2. Komunikatif dengan pasien
3. Percaya diri
Keterangan
Berikan tanda Cheklist pada tindakan yang dilakukan
Ya = 1 (dilakukan dengan benar)
Tidak = 0 (tidak dilakukan/dilakukan dengan tidak/kurang benar)
ASPEK
Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan
YANG DINILAI
Tahap Kerja :
1. Cuci tangan
2. Pakai sarung tangan bersih Posisikan pasien
semifowler
3. Latih klien tehnik nafas dalam yang benar
4. Sambungkan nebulizer pada selangnya
5. Sambungkan selang nebulizer pada masker
sungkup
6. Masukkan obat ke dalam tabung nebulizer
7. Tambahkan larutan NaCl 0,9 % dalam nebulizer
sesuai dengan kebutuhan
8. Sambungkan selang nebulizer pada sumber
oksigen atau mesin nebulizer
9. Atur aliran pelan – pelan atau hidupkan mesin
Nebulizer
10. Berikan klien masker sungkup
11. Anjurkan klien menghirup obat dalam nebulizer
12. Observasi keadaan klien selama terapi
13. Beritahu klien jika tindakan telah selesai dan
evaluasi hasil pemberian nebulizer
14. Rapihkan alat dan pasien
15. Lepaskan sarung tangan
16. Cuci tangan
Terminasi
1. Evaluasi respon pasien
2. Rencana tindak lanjut
3. Kontrak selanjutnya
4. Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
Dokumentasi
1. Catat Jenis obat dan dosis inhalasi
2. Catat respon pasien
Sikap
1. Melakukan tindakan dengan sistematis
2. Komunikatif dengan klien
3. Percaya diri
Keterangan
Berikan tanda Cheklist pada tindakan yang dilakukan
Ya = 1 (dilakukan dengan benar)
Tidak = 0 (tidak dilakukan/dilakukan dengan tidak/kurang benar)
1 Baca status dan data pasien untuk memastikan keadaan pasien dan
mengetahui riwayat kesehatan
2 SIAPKAN PERALATAN
a. Handscoen
b. Kapas atau kasa untuk membersihkan luka
c. Stetoskop
d. Larutan anti septic
e. Spatel lidah
f. Penlight
g. Garpu tala
h. Snellen Chart
Siapkan konsep head to toe, meliputi :
3 Cuci tangan
B TAHAP INTERAKSI
TAHAP ORIENTASI
TAHAP KERJA
14 PEMERIKSAAN KEPALA,
Tujuan:
Tujuan:
16 PEMERIKSAAN MATA
Tujuan:
I = Kelopak mata ada radang atau tidak, simetris ka.ki atau tidak,
reflek kedip baik/tidak, konjungtiva dan sclera: merah/konjungtivitis,
ikterik/indikasi hiperbilirubin/gangguan pada hepar, pupil: isokor
ka,ki (normal), miosis/mengecil, pin point/sangat kecil (suspek
SOL), medriasis/melebar/dilatasi (pada pasien sudah meninggal)
Inspeksi gerakan mata:
17 PEMERIKSAAN HIDUNG
Tujuan:
Untuk mengetahui bentuk dan fungsi hidung
Untuk mendetahui adanya inflamasi/sinusitis
Tindakan:
18 PEMERIKSAAN TELINGA
Tujuan:
Untuk mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang
telinga
Untuk mengetahui fungsi pendengaran
Tindakan:
Telinga luar:
I =Daun telinga simetris atau tidak, warna, ukuran, bentuk, kebresihan,
adanya lesy.
Telinga dalam:
Note : Dewasa : Daun telinga ditarik ke atas agar mudah di lihat
Anak : Daun telinga ditarik kebawah
I = Telinga dalam menggunakan otoskop perhatikan memberan timpani
(warna, bentuk) adanya serumen, peradangan dan benda asing,
dan darah
Pemeriksaan pendengaran:
1) Pemeriksaan dengan bisikan
Tujuan:
Untuk mengetahui bentuk dan kelainan pada mulut
Untuk mengetahui kebersihan mulut
Tindakan:
I = Amati bibir apa ada klainan kogenital (bibir sumbing), warna,
kesimetrisan, kelembaban, pembengkakkan, lesi.
Amati jumlah dan bentuk gigi, gigi berlubang, warna, plak, dan
kebersihan gigi
20 PEMERIKSAAN LEHER
Tujuan:
Tindakkan:
21 PEMERIKSAAN DADA
PARU/PULMONALIS
Tujuan:
Tujuan:
Untuk mengetahui bentuk dan gerak-gerakkan perut
Untuk mendengarkan bunyi pristaltik usus
Untuk mengetahui respon nyeri tekan pada organ dalam abdomen
Tindakkan:
HEPAR:
TUJUAN
Untuk mengetahui adanya lesi
Untuk mengetahui adanya infeksi (gonorea, shipilis, dll)
Untuk mengetahui kebersihan genetalia
Tindakkan:
Genetalia laki-laki:
I = Amati penis mengenai kulit, ukuran dan kelainan lain.
Pada penis yang tidak di sirkumsisi buka prepusium dan amati
kepala penis adanya lesi. Amati skrotum apakah ada hernia
inguinal, amati bentuk dan ukuran
P = Tekan dengan lembut batang penis untuk mengetahui adanya
nyeri. Tekan saluran sperma dengan jari dan ibu jari
Genetalia wanita:
I = Inspeksi kuantitas dan penyebaran pubis merata atau tidak.
Amati adanya lesi, eritema, keputihan/candidiasis
P = Tarik lembut labia mayora dengan jari-jari oleh satu tangan
untuk mengetahui keadaan clitoris, selaput dara, orifisium dan
perineum.
Tujuan:
Untuk mengetahui kondisi rectum dan anus
Untuk mengetahui adanya massa pada rectal
Untuk mengetahui adanya pelebaran vena pada rectal/hemoroid
Tindakkan:
Tujuan:
- Untuk memperoleh data dasar tentang otot, tulang dan persendian
- Untuk mengetahui mobilitas, kekuatan otot, dan gangguan-gangguan
pada daerah tertentu.
Tindakkan:
MUSKULI/OTOT:
Tujuan:
- Untuk mengetahui turgor kulit dan tekstur kulit
- Untuk mengetahui adanya lesi atau bekas luka
Tindakan:
C. Tahap Terminasi
D. Tahap Dokumentasi
Dokumentasi
1. Catat tanggal dan waktu pemberian obat
2. Catat dosis obat
3. Catat lokasi pemberian
4. Catat respon pasien
5. Tandatangan perawat
Sikap
1. Melakukan tindakan dengan sistematis
2. Komunikatif dengan klien
3. Percaya diri
Keterangan :
Berikan tanda Cheklist pada tindakan yang dilakukan
Ya = 1 (dilakukan dengan benar)
Tidak = 0 (tidak dilakukan/dilakukan dengan tidak/kurang benar)
Kriteria Penilaian : Dosen,
Baik Sekali : 100
Baik : 81 – 99
Kurang/TL : ≤ 80
(........................................................)
Nilai = Jumlah Tindakan yang dilakukan (Ya)x 100%
38
Tahap orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien
2. Menanyakan keadaan pasien saat ini
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
kepada pasien
4. Meminta pasien/keluarga mengisi informed
consent
Tahap Kerja
1. Perawat membaca Basmallah
2. Cuci tangan
3. Gunakan sarung tangan bersih
4. Cek instruksi obat pasien
5. Menyiapkan obat dengan benar sesuai
instruksi pengobatan (Prinsip 12 Benar
pemberian obat)
6. Pilih tempat penyuntikan yang tepat. Palpasi
tempat tersebut terhadap edema, massa atau
nyeri tekan.
7. Hindari area yang terdapat jaringan parut,
memar, lecet, atau infeksi. Jangan gunakan
tempat penyuntikan berulang kali. Rotasikan
di dalam satu region anatomi kemudian
pindah ke lokasi anatomi lainnya. Jangan
gunakan kembali tempat suntikan yang sama
di dalam periode 3 minggu
8. Ekspose bagian lengan atau tungkai klien
(tempat di manasuntikan akan diberikan)
9. Bersihkan tempat suntikan yang dipilih
dengan alcohol swab. Pasang swab di
tengah tempat suntikan dan putarkearah
melingkar sekitar 5 cm
10. Lepaskan cap jarum dari spuit dengan
menarik cap lurus
11. Pegang spuit diantara ibu jari dan jari
telunjuk dari tangan yang dominan
12. Lakukan penyuntikan :
Untuk klien ukuran sedang : dengan
tangan non dominan perawat regangkan
kedua belah sisi kulit tempat suntikan
dengan kuat atau cubit kulit yang akan
menjadi tempat suntikan
Untuk klien obesitas, cubit kulit pada
tempat suntikan dan suntikan jarum
dibawah lipatan kulit
13. Suntikan jarum dengan cepat dan kuat pada
sudut 45 derajat (kemudian lepaskan cubitan
kulit bila dilakukan).
14. Lakukan aspirasi
15. Cabut jarum dengan cepat sambil meletakan
alcohol swab tepat di bawah suntikan. Jika
menggunakan metode Z – track, tahan agar
jarum tetap ditempat setelah menyuntikan
obat selama10 detik. Kemudian lepaskan
kulit setelah menarik jarum.
16. Massae tempat suntikan dengan perlahan
kecuali merupakan kontraindikasi seperti
pada penyuntikan heparin
17. Bantu klien mendapatkan posisi yang
nyaman
18. Buang jarum tidak berpenutup dan letakkan
spuit ke dalam tempat yang sudah di beri
label
19. Rapihkan alat dan klien
20. Lepaskan sarung tangan
21. Cuci tangan
22. Perawat membaca hamdallah
Terminasi
1. Evaluasi respon pasien terhadap obat dalam 15
sampai 30 menit
2. Rencana tindak lanjut
3. Kontrak selanjutnya
4. Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
Dokumentasi
1. Catat tanggal dan waktu pemberian obat
2. Catat dosis obat
3. Catat lokasi pemberian
4. Catatresponpasien
5. Tanda tangan perawat
Sikap
1. Melakukan tindakan dengan sistematis
2. Komunikatif dengan klien
3. Percaya diri
Keterangan :
Berikan tandaCheklist pada tindakan yang dilakukan
Ya = 1 (dilakukan dengan benar)
Tidak = 0 (tidak dilakukan/dilakukan dengan tidak/kurang benar)
Tahap orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien
2. Menanyakan keadaan pasien saat ini
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
kepada pasien
4. Meminta pasien/keluarga mengisi informed
consent
Tahap Kerja
1. Perawat membaca Basmallah
2. Perawat mencuci tangan
3. Pasang sarung tangan
4. Cek intruksi obat pasien
5. Menyiapkan obat dengan benar sesuai
instruksi pengobatan (Prinsip12 Benar
pemberian obat)
6. Pasang perlak pengalas dan dekatkan
bengkok
7. Memilih lokasi penyuntikan yang tepat
8. Meminta klie nuntuk melemaskan lengan
atau tungkai yang akan dilakukan
penyuntikan
9. Mendesinfeksi area yang dipilih dengan
kapas alcohol dengan cara memutar kearah
luar sekitar 5 cm.
10. Membuka tutup jarum dari spuit
11. Memegang spuit diantara ibu jari dan jari
telunjuk dari tangan yang dominan seperti
memegang anak panah
12. Meregangkan kulit yang akan di suntik
dengan tangan kiri
13. Tusukkan jarum dengan sudut 900(derajat)
dan mata jarum ke arah atas
14. Aspirasi spuit dengan cara menarik plunger
kebelakang
15. Jika tidak terdapat udara masukan obat
dengan perlahan (bila terdapat darah maka
jarum segera di cabut dan obat diganti)
16. Mencabut jarum dengan cepat sambil
meletakkan kapas alcohol tepat dibawah
suntikan
17. Messase tempat penyuntikan dengan perlahan
18. Membantu klien dengan mendapatkan posisi
yang nyaman.
19. Meletakkan spuit kedalam bengkok
20. Merapihkan alat klien
21. Lepaskan sarung tangan
22. Perawat mencuci tangan
23. Perawat membaca Hamdallah
Terminasi
1. Evaluasi respon pasien terhadap obat dalam 15
sampai 30 menit
2. Rencana tindak lanjut
3. Kontrak selanjutnya
4. Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
Dokumentasi
1. Catat tanggal dan waktu pemberian obat
2. Catat dosis obat
3. Catat lokasi pemberian
4. Catat respon pasien
5. Tanda tangan perawat
Sikap
1. Melakukan tindakan dengan sistematis
2. Komunikatif dengan klien
3. Percaya diri
Keterangan :
Berikan tanda Cheklist pada tindakan yang dilakukan
Ya = 1 (dilakukan dengan benar)
Tidak = 0 (tidak dilakukan/dilakukan dengan tidak/kurang benar)
ASPEK
YANG DINILAI Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan
Tahap orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien
2. Menanyakan keadaan pasien saat ini
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan kepada pasien
4. Meminta pasien/keluarga mengisi
informed consent
Tahap Kerja :
1. Perawat membaca Basmallah
2. Perawat mencuci tangan
3. Gunakan sarung tangan bersih
4. Cek intruksi obat pasien
5. Menyiapkan obat dengan benar sesuai
instruksi pengobatan (12 Benar
pemberian obat)
6. Cek daerah yang akan ditusuk
7. Pasang pengalas dibawah anggota tubuh
yang akan ditusuk
8. Pasang torniquet pada daerahvena ± 5 –
10 cm
9. Cari vena yang terbesar dan penuh
10. Desinfeksi daerah yang akan ditusuk
dengan kapas alcohol dengan arah
sirkuler dari dalam ke luar (± 5 cm)
11. Regangkan kulit pada daerah yang akan
ditusuk
12. Tusuk jarum suntik dengan arah 300
(
derajat) dan mata jarum ke arah atas
13. Aspirasi spuit perlahan dengan cara
menarik plunger kebelakang
14. Buka torniquet dan masukan obat
perlahan-lahan
15. Observasi keadaan pasien selama
pemberian obat
16. Cabut jarum suntik dengan
cepat,meletakkan kapas alcohol tepat
dibawah suntikan dan tekan bekas
suntikan
17. Desinfeksi daerah bekas suntikan dengan
kapas alcohol kemudian plester
18. Kembalikan posisi pasien seperti semula
19. Rapikan alat dan klien
20. Lepaskan sarung tangan
21. Perawat cuci tangan
22. Perawat membaca Hamdallah
Terminasi
1. Evaluasi respon pasien
2. Rencana tindak lanjut
3. Kontrak selanjutnya
4. Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
Dokumentasi
1. Catat tanggal dan waktupemberianobat
2. Catat dosis obat
3. Catat lokasi pemberian
4. Catat respon pasien
5. Tanda tangan perawat
Sikap
1. Melakukan tindakan dengan sistematis
2. Komunikatif dengan klien
3. Percaya diri
Keterangan :
Berikan tanda Cheklist pada tindakan yang dilakukan
Ya = 1 (dilakukan dengan benar)
Tidak = 0 (tidak dilakukan/dilakukan dengan tidak/kurang benar)
ASPEK
YANG DINILAI Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan
Tahap Orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien
2. Menanyakan keadaan pasien saat ini
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada
pasien
4. Meminta pasien/keluarga mengisi informed consent
Tahap Kerja:
1. Cuci tangan
2. Pasang sarung tangan bersih
3. Melepaskan pakaian bawah klien dan pasang selimut
klien
4. Memasang perlak (pengalas) pada bagian bawah
tempat tidur
5. Bantu klien untuk posisi: dorsal recumbent (wanita)
atau supine (pria)
6. Membuka set steril
7. Mengeluarkan kateter dan spuit dari bungkusnya
kemudian diletakkan dalam area steril
8. Menuang cairan desinfektan pada kom kecil
9. Menuang jelly pada kasa steril
10. Memakai sarung tangan steril (tangan dominan /
kanan saja)
11. Isi spuit dengan aquadestilata (cairan steril). Spuit di
tangan dominan yang sudah terpasang sarung tangan
steril, sedangkan aquadestilata di tangan non dominan.
Letakkan spuit kembali di area steril
12. Memakai sarung tangan steril untuk tangan non
dominan/kiri
13. Memasang duk bolong steril pada daerah genital
14. Memberi ujung kateter dengan jelly (pelicin)
15. Meletakkan bengkok steril diantara 2 tungkai pasien
16. Mengambil kasa steril dengan pinset steril, lalu kasa
dibasahi larutan desinfekktan
17. Buka daerah meatus:
Wanita:
Buka labia mayora dengan jari telunjuk dan ibu jari
tangan kiri perawat (tangan kiri dapat di – on –
kan atau dilapisi dengan kassa steril jika masih
mau dipertahankan kesterilannya) dan bersihkan
dengan tangan kanan yang masih steril dari arah
atas ke bawah 1 x usap
Pria:
Pegang penis dengan sudut 90 derajat. Pegang di
daerah glands penis bawah glands penis dengan ibu
jari dan telunjuk, preputium di tarik ke bawah.
Bersihkan dengan arah melintang dari meatus kea rah
keluar
18. Masukan kateter melalui urethra ke kandung kemih
sampai keluar urin dari ujung kateter yang diletakkan
dalam bengkok steril:
Wanita : 5-7 cm sampai dengan urin keluar
Pria : 18-20 cm sampai dengan urin keluar
19. Isi balon dengan aquadestilata (cairan steril)
20. Menarik sedikit kateter untuk mengecek balon sudah
berfungsi
21. Melepaskan duk bolong
22. Ambil pengalas dari bokong klien
23. Membuka urine bag dan sambung dengan kateter
24. Gantung urin bag dengan posisi lebih rendah dari
vesika urinaria
25. Memfiksasi kateter dengan plester. Laki – laki di
daerah abdomen dan wanita disamping paha
26. Merapihkan alat dan klien
27. Membuka sarung tangan
28. Cuci tangan
Terminasi
1. Evaluasi respon pasien
2. Rencana tindak lanjut
3. Kontrak selanjutnya
4. Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
Dokumentasi
1. Catat tanggal dan waktu pemberian kateter
2. Catat tipe dan ukuran selang kateter
3. Catat respon pasien
Sikap
1. Melakukan tindakan dengan sistematis
2. Komunikatif dengan klien
3. Percaya diri
Keterangan :
Berikan tanda Cheklist pada tindakan yang dilakukan
Ya = 1 (dilakukan dengan benar)
Tidak = 0 (tidak dilakukan/dilakukan dengan tidak/kurang benar)
Kriteria Penilaian : Dosen,
Baik Sekali : 100
Baik : 81 – 99
Kurang/TL : ≤ 80
(........................................................)
FORMAT PENILAIAN PENAMPILAN KERJA
KETERAMPILAN: MELEPASKAN KATETER PADA PRIA DAN WANITA
ASPEK
YANG DINILAI Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan
Tahap Orientasi:
1. Memberikan salam kepada pasien
2. Menanyakan keadaan pasien saat ini
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada
pasien
4. Meminta pasien/keluarga mengisi informed consent
Tahap Kerja:
1. Beri klien posisi supine (pria), dorsal recumbent
(wanita)
2. Perawat cuci tangan
3. Pakai sarung tanagn
4. Ganti selimut klien dengan selimut mandi
5. Pasang pengalas
6. Klem kateter
7. Buka plester
8. Masukkan spuit10 cc ke selang kateter, kemudian
keluarkan cairan yang berada di balon kateter
9. Anjurkan klien untuk melakukan relaksasi nafas
dalam
10. Keluarkan selang kateter secara perlahan – lahan saat
klien inspirasi
11. Rapikan alat dan klien
12. Lepaskan sarung tangan
13. Cuci tangan
Terminasi
1. Evaluasi respon pasien
2. Rencana tindak lanjut
3. Kontrak selanjutnya
4. Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
Dokumentasi
1. Catat tanggal dan waktu pemberian kateter
2. Catat tipe dan ukuran selang kateter
3. Catat respon pasien
Sikap
1. Melakukan tindakan dengan sistematis
2. Komunikatif dengan klien
3. Percaya diri
Keterangan :
Berikan tanda Cheklist pada tindakan yang dilakukan
Ya = 1 (dilakukan dengan benar)
Tidak = 0 (tidak dilakukan/dilakukan dengan tidak/kurang benar)
ASPEK
YANG DINILAI Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan
Tahap Kerja:
Terminasi
1. Evaluasi respon pasien
2. Rencana tindak lanjut
3. Kontrak selanjutnya
4. Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
Dokumentasi
1. Catat tanggal dan waktu pemberian kateter
2. Catat tipe dan ukuran selang kateter
3. Catat respon pasien
Sikap
1. Melakukan tindakan dengan sistematis
2. Komunikatif dengan klien
3. Percaya diri
Keterangan:
Berikan tanda Cheklist pada tindakan yang dilakukan
Ya = 1 (dilakukan dengan benar
Tidak = 0 (tidak dilakukan/dilakukan dengan tidak/kurang benar)
ASPEK
YANG DINILAI Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan
TahapKerja :
1. Mencuci tangan
2. Memasang sarung tangan bersih
3. Proteksi diri 3 A
(Aman diri, Aman Lingkungan, aman pasien)
4. Cek Respon
(panggil dan tepuk pundak korban, perhatikan
pernafasan ada/tidak/gasping)
5. Panggil Bantuan Medis dan minta AED
(Berteriak minta bantuan orang sekitar dan
mengaktifkan code blue dan membawa AED segera)
6. Cek nadi karotis dan cek pernafasan
(Raba nadi pada bagian leher dan lihat pergerakan
dinding dada selama 5-10 detik)
7. Resusitasi Jantung Paru / RJP 30:2
( Tindakan kompresi dada sebanyak 30 kali dalam
waktu 15-18 detik, kecepatan 100-120 x/menit dan
kedalaman 5-6 cm) sesuai HQ CPR
Ventilasi BVM 2 kali sampai dada mengembang (< 10
detik)
8. Cek Nadi Karotis dan Pernafasan (ROSC)
Setelah beberapa siklus , raba nadi leher samba llihat
pergerakan dinding dada bila pasien ada respon atau
menunjukkan pergerakan spontan (5-10 detik)
9. Rescue Breathing 10-12x/menit (Ventilasi BVM
setiap 5-6 detik)
Lakukan bila pernafasan mash belum adekuat (12-
20x/menit), selama 2 menit dengan cara head tilt chin
lift selama pemberian ventilasi BVM
10. Evaluasi Nadi dan Pernafasan setiap dua menit
Lakukan jika sudah memberikan Rescue Breathing
selama 2 menit/diulang
11. Posisi Pemulihan (recovery position)
Atur posisi pasien menjadi posisi pemulihan jika
pernafasan sudah adekuat
12. Rapihkan alat dan pasien
13. Lepaskan sarung tangan
14. Cuci tangan
Dokumentasi
1. Catat Nadi dan Pernafasan pasien
2. Catat respon pasien
Sikap
1. Melakukan tindakan dengan sistematis
2. Komunikatif dengan klien
3. Percaya diri
Keterangan :
Berikan tanda Cheklist pada tindakan yang dilakukan
Ya = 1 (dilakukan dengan benar)
Tidak = 0 (tidak dilakukan/dilakukan dengan tidak/kurang benar)