Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PEMERIKSAAN IBU HAMIL

KEPERAWATAN MATERNITAS

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas

dengan Dosen Pembimbing

Yuanita Ani Susilowati, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.Mat

Nama :

Martinus Tegar Dewanto

(30120122010)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SANTO BORROMEUS
PADALARANG
2024
PEMERIKSAAN IBU HAMIL
A. Peralatan yang dibutuhkan
1. Handscoen
2. Jangka panggul
3. Meteran
4. Stetoskop
5. Spigmomanometer
6. Dopler
7. Jam tangan
8. Timbangan berat badan
9. Pengukur tinggi badan
10. Hammer reflek
B. Langkah-langkah Pemeriksaan
1. Perawat melepas semua aksesoris ditangan, lalu mencuci tangan dan memakai handscoen
2. Mengidentifikasi pasien dengan menanyakan nama dan tanggal lahir, sesuaikan dengan buku
status pasien
3. Periksa berat badan, tinggi badan, dan lingkar lengan atas (batas normal 23,5 cm)
4. Periksa tanda-tanda vital ibu (tekanan darah, nadi, suhu, dan respirasi)
5. Lakukan pemeriksaan fisik pada ibu
a. Kepala
Inspeksi : Warna dan kebersihan rambut, kerontokan rambut
Palpasi : Raba kepala untuk mengetahui adanya lesi dan massa
b. Wajah
Inspeksi : Pucat, oedem pada wajah, cloasma gravidarum
c. Mata
Inspeksi : Sklera ikterik/tidak, konjungtiva anemis/tidak
d. Hidung
Inspeksi : Kesimetrisan hidung, pernafasan cuping hidung
Palpasi : Pembesaran polip dan sinusitis
e. Mulut
Inspeksi : Bibir kering dan pecah-pecah/tidak, cyanosis/tidak, stomatitis, gingivitis, gigi
tanggal, gigi berlubang, caries gigi, lidah kotor/tidak, bau mulut yang menyengat
f. Leher
Palpasi : Kelenjar tiroid besar/tidak
g. Thorax
Pemeriksaan jantung dan paru;
Pemeriksaan mamae/payudara;
Inspeksi : Kesimetrisan payudara, papila mamae/putting susu menonjol/mendatar/masuk
(inverted), aerola mamae melebar dan bertambah hitam (hiperpigmentasi)
Palpasi : Pengeluaran kolostrum, terdapat benjolan abnormal/tidak
h. Abdomen
Sebelum memulai pemeriksaan abdomen minta ibu mengosongkan kandung kemih, bila
perlu.
Inspeksi : Kesimetrisan perut, lihat bentuk pembesaran perut (melintang, memanjang,
asimetris), ada lesi/bekas luka operasi atau tidak, garis-garis (striae gravidarum, linea
alba, linea nigra)
Palpasi : Pemeriksaan Leopold
1) Leopold I
Untuk menentukan bagian janin yang terdapat di fundus uteri dan menentukan usia
kehamilan dengan mengukur tinggi fundus uteri (TFU).
a) Berdiri di sebelah kanan pasien dan melihat ke arah muka
b) Meminta pasien untuk menekuk kakinya
c) Kedua tangan diletakkan pada bagian atas uterus dengan mengikuti bentuk uterus
d) Lakukan palpasi secara lembut untuk menentukan bentuk, ukuran, konsistensi,
dan gerakan janin
e) Meraba dan menentukan bagian janin yang terdapat di fundus
Sifat kepala : bulat, keras, dan dapat digerakkan (balotemen)
Sifat bokong : tidak spesifik, lebih lunak, tidak dapat digerakkan, fundus terasa
penuh
Bila kosong : letak lintang
f) Mengukur tinggi fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan ada 2 cara:
1. Mengukur dengan jari dengan cara mengukur ujung atas fundus urteri
menggunakan jari
2. Mengukur dengan meteran dengan cara mengukur ujung atas fundus urteri
sampai ujug atas simphysis menggunakan meteran
2) Leopold II
Untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus.
a) Berdiri di sebelah tangan pasien dan melihat ke arah muka
b) Kedua tangan diletakkan pada kedua sisi perut, dan lakukan tekanan yang lembut
tetapi cukup dalam untuk meraba dari kedua sisi
c) Secara perlahan geser jari-jari dari satu sisi ke sisi lain untuk menentukan pada
sisi mana terletak punggung, lengan, dan kaki
d) Bagian punggung janin akan teraba sebagai suatu bagian yang keras pada
beberapa bagian lunak dengan bentuk teratur
e) Bagian ekstremitas (kaki, lengan, dan lutut) teraba bagian kecil yang tidak teratur,
mempunyai banyak tonjolan serta dapat bergerak dan menendang
f) Bila punggung janin tidak teraba di kedua sisi, mungkin punggung janin berasa
pada sisi yang sama dengan punggung ibu (posisi posterior)
g) Pada letak lintang di samping letak kepala atau bonngkok
3) Leopod III
Untuk menentukan bagian janin yang terdapat di bagian bawah uterus dan
menentukan apakah bagian bawah janin sudah masuk Pintu Atas Panggul (PAP).
a) Melakukan pemeriksaan menggunakan satu tangan (tangan kanan), tangan kiri
menahan bagian fundus uteri
b) Raba dengan hati-hati bagian bawah abdomen pasien tepat diatas simfisis pubis.
Coba untuk menilai bagian janin yang berada disana menggunakan ibu jari dan
jari-jari lainnya. Abndingkan dengan hasil pemeriksaan leopod sebelumnya
c) Menentukan apakah bagian bawah tersebut sudah masuk PAP (Pintu Atas
Panggul) atau belum dengan menggoyangkan perlahan
Bila masih bisa digerakkan : belum masuk PAP
Bila tidak bisa digerakkan : sudah masuk PAP
4) Leopod IV
Untuk memastikan ulang bagian janin yang terdapat di bagian bawah uterus dan
memastikan sudah seberapa besar bagian bawah janin masuk ke dalam rongga
panggul.
a) Berubah sikap menghadap ke kaki pasien, kaki ibu lurus
b) Letakkan kedua telapak tangan pada bagian bawah abdomen dan coba untuk
menekan ke arah pintu atas panggul
c) Memastikan ulang bagian janin terbawah dengan meraba dengan jari
d) Meraba ujung bagian bawah janin untuk menilai seberapa jauh bagian tersebut
masuk melalui pintu atas panggul
Jika kedua tangan konvergen : baru sebagian kecil yang masuk ke dalam rongga
panggul
Jika kedua tangan sejajar : sudah masuk separuh
Jika kedua tangan divergen : sudah masuk sebagian besar
Auskultasi : Mendengarkan denyut jantung janin (DJJ) dengan menggunakan dopler.
a) Meletakkan dopler pada daerah punggung janin
b) Memasang corong dopler pada telinga (menghadap kaki pasien)
c) Dengarkan denyut jantung janin selama satu menit, kaji frekuensi dan irama
denyutan. Jantung bayi biasanya berdenyut 120-160 x/menit
i. Genitalia dan Anus
Inspeksi : Terlihat sedikit cairan jernih atau berwarna putih yang tidak berbau, hemoroid
Palpasi : Raba kulit di daerah selangkangan, pada keadaan normal tidak teraba benjolan
kelenjar
Lepaskan handscoen dan pakai handscoen yang baru
j. Ekstremitas bawah
Inspeksi : Varises, oedem (oedem positif pada tungkai kaki dapat menandakan adanya
preeklampsia, kuku pucat
Pemeriksaan reflek lutut : Minta ibu duduk dengan tungkai menggantung bebas, raba
tendon di bawah lutut/patella, ketuklah tendon pada lutut depan menggunakan hammer,
tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika terketuk. Bila reflek negatif kemungkinan
pasien kekurangan vitamin B1, bila reflek gerakan berlebihan dan cepat kemungkinan
tanda pre eklampsia
k. Panggul
1) Meminta pasien untuk berdiri
2) Mengukur panggul pasien menggunakan jangka panggul
a) Distansia spinarum : jarak antara SIAS kiri dan kanan (23-26 cm)
b) Distansia cristarum : jarak antara crista iliaca terjauh kanan dan kiri (26-29 cm).
Jika selisih antara distansia spinarum dan distansia cristarum kurang dari 16 cm,
kemungkinan kesempitan panggul
c) Conjugata eksterna (boudeloge) : jarak antara tepi atas symphysis dan ujung
prosessesus spinosus ruas tulang lumbal ke V (18-20 cm). Bila diamter boudeloge
kurang 16 cm, kemungkinan kesempitan panggul
d) Ukuran lingkar panggul : dari pinggir atas symphysis ke pertengahan antara SIAS
dan trochanter mayo di satu sisi kemudian kembali melalui tempat yang sama di
sisi yang lain (80-90 cm)
DAFTAR PUSTAKA
Tamura, H. (2020). Buku Panduan Praktikum Laboratorium Keperawatan Meternitas
Semester IV. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 287.

Anda mungkin juga menyukai