Anda di halaman 1dari 17

8

Nama : Devitania Azahra


Kelas : Gamma 2018
NIM : 04011381823210

Learning Issue
Tutorial Blok 22 – Skenario A

A. Pemeriksaan Obstetri
Interpretasi dari hasil pemeriksaan obstetri pada kasus

Pemeriksaan Obstetri
Pemeriksaan yang Nilai Normal Nilai Hasil Interpretasi
Dilakukan

Tinggi Fundus Uteri Tiga jari atas umbilicus Tifut dua jari atas Tidak sesaui
(TiFUt) (lihat tabel) umbilicus
Letak Memanjang dan Normal,
Punggung kiri Punggung
bayi terabba
di kiri
abdomen ibu
His His (-) Normal
(kontraksi Uterus)
DJJ 110-160x/menit 140x/menit Normal
TBJ (Lihat tabel) 1100 gram Rendah
9

Mekanisme Abnormalitas:
Tifut rendah
Intake nutrisi  pada kehamilan  anemia pada ibu   nutrisi janin
(kurang) → Perkembangan janin terhambat→ TBJ rendah  Fundus uteri
rendah

TBJ rendah
10

Intake nutrisi  pada kehamilan  anemia pada ibu   nutrisi janin


(kurang) → Perkembangan janin terhambat→ TBJ rendah

Prosedur pemeriksaan obstetri:

Pemeriksaan Antenatal

A. PERSIAPAN PERTEMUAN

1. Ucapkan salam

2. Dengan sopan, perkenalkan diri anda dan tanyakan identitas ibu (nama, umur, alamat,
pekerjaan, pendidikan)

B. ANAMNESIS

Tanyakan tentang Keluhan Utama dan menggali riwayat penyakit sekarang, Menanyakan:

 Riwayat kehamilan (GPA), riwayat perkawinan (berapa tahun), riwayat kontrasepsi,


riwayat ANC sebelumnya, kondisi kehamilan sekarang (gerakan janin, kenaikan
berat badan, tanda-tanda inpartu)
 Riwayat haid, hari pertama haid terakhir (usia kehamilan)
 Riwayat penyakit ibu dan keluarga, riwayat berobat, riwayat persalinan (kesulitan
persalinan yang lalu)

Tentukan usia kehamilan menurut anamnesis haid terakhir dan buat taksiran persalinan
(Rumus Naegele)

C. PEMERIKSAAN UMUM

 Keadaan umum
 Berat badan dan tinggi badan
Tanda vital (Tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu tubuh)

PEMERIKSAAN KHUSUS

a.Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan kepada ibu, juga bahwa pemeriksaan ini kadang-
kadang menimbulkan perasaan khawatir atau tidak enak tetapi tidak akan membahyakan
bayi yang ada dalam kandungan, kemudian menanyakan kesediaan ibu untuk diperiksa.

b. Persilahkan ibu untuk berbaring terlentang.


11

c.Tutup paha dan kaki ibu dengan kain yang telah disediakan

d.Cuci tangan pemeriksa dengan sabun, bilas dengan air hangat kemudian keringkan kedua
tangan tersebut dengan handuk

e.Pemeriksa berada disisi kanan ibu menghadap bagian lateral kanan

f.Beritahu kepada ibu bahwa pemeriksa akan memulai proses pemeriksaan

g. Leopold 1:

 Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk
menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar jari tersebut tidak mendorong uterus ke
bawah (jika diperlukan, fiksasi uterus bawah dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk
tangan kanan dibagian lateral depan kanan dan kiri, setinggi tepi atas simfisis).
 Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi uterus
bawah) kemudian atur posisi pemeriksa sehingga menghadap ke bagian kepala
 Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan
rasakan bagian bayi yang ada pada bagian tersebut dengan jalan menekan secara
lembut dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan secara bergantian.
 Pada usia kehamilan diatas 24 minggu dapat digunakan “meteran”
untuk menentukan usia kehamilan berdasarkan TFU dalam cm dan taksiran berat
badan janin dengan menghitung TFU x Lingkar perut dalam cm. Caranya letakkan alat
pengukur “meteran” diatas sympisis ossis pubis sampai setinggi fundus uteri,
kemudian ukur lingkaran perut melalui umbilicus. Dari hasil perkalian akan
didapatkan TBJ dalam gram

i. Leopold 2:
 Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak
tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada ketinggian
yang sama.
 Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau bersamaan
(simultan) telapak tangan kiri dan kanan, kemudian geser ke arah bawah dan rasakan
adanya bagian yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian-bagian kecil
(eksteremitas).

j. Leopold 3:

 Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap ke bagian kaki ibu.
12

 Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak
tangan kanan pada dinding lateral kanan bawah perut ibu.
 Tekan secara lembut dan bersamaan/bergantian untuk menentukan bagian
terbawah bayi (bagian keras, bulat dan hampir homogen, adalah kepala sedangkan
tonjolan yang lunak dan kurang simetris, adalah bokong).
k. Leopold 4:

 Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan kanan
uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis.
 Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan semua jari-jari
tangan yang meraba dinding bawah uterus.
 Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan kanan (konvergen atau
divergen)
 Setelah itu, pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian
terbawah bayi (bila presentasi kepala, upayakan memegang bagian kepala di dekat
leher dan bila presentasi bokong, upayakan untuk memegang pinggang bayi).
 Fiksasikan bagian tersebut ke arah pintu atas panggul kemudian letakkan
jari-jari tangan kanan di antara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh
bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul.

l lI

lII lV

Gambar. Pemeriksaan Leopold


13

PEMERIKSAAN AUSKULTASI :
1. Angkat kedua tangan dari dinding perut ibu kemudian ambil stetoskop
monoaural dengan tangan kiri, kemudian tempelkan ujungnya pada dinding
perut ibu yang sesuai dengan posisi punggung bayi (bagian yang memanjang
dan rata).
2. Tempelkan telinga kiri pemeriksa dan dengarkan bunyi jantung bayi
(pindahkan titik dengar apabila pada titik pertama, bunyi jantung tersebut
kurang jelas, upayakan untuk mendapatkan punctum maksimum).
3. Apabila dinding perut cukup tebal sehingga sulit untuk mendengarkan bunyi
jantung bayi, pindahkan ujung stetoskop pada dinding perut yang relatif tipis
yaitu sekitar 3 sentimeter di bawah pusat (sub-umbilikus).
4. Dengarkan dan hitung bunyi jantung bayi dalam 60 detik (1 menit ) penuh
(normal 120 – 160 kali / menit)
5. Letakkan semua peralatan yang telah digunakan pada tempat semula
6. Lakukan pemeriksaan tambahan bila diperlukan (laboratorium dan USG)
7. Beritahukan bahwa prosedur pemeriksaan telah selesai, angkat kain penutup
dan rapikan kembali pakaian ibu.
8. Beritahukan bahwa prosedur pemeriksaan telah selesai, angkat kain penutup
dan rapikan kembali pakaian ibu.
9. Persilahkan ibu untuk duduk kembali dan catat hasil pemeriksaan pada
lembar yang telah tersedia di dalaam status pasien.

PENJELASAN HASIL PEMERIKSAAN


Jelaskan hasil pemeriksaan palpasi dan auskultasi yang meliputi :

 Usia kehamilan
 Letak janin, (memanjang, melintang, oblik )
 Posisi janin, ( punggung kiri/kanan, superior / inferior)
 Presentasi, (kepala, sungsang, lintang, ganda)
Kondisi janin (sesuai dengan hasil pemeriksaan auskultasi).

RENCANA ASUHAN ANTENATAL


1. Jelaskan hasil temuan atau penilaian klinis ibu dan kondisi kehamilannya
2. Jelaskan tentang rencana asuhan antenatal berkaitan dengan hasil temuan tersebut.
3. Catat pada buku kontrol ibu hamil dan jelaskan tentang langkah atau asuhan lanjutan
serta jadwal pemeriksaan ulangan.
4. Jelaskan untuk melakukan kunjungan ulang (walaupun diluar jadual yang telah
ditentukan) bila ada keluhan.
5. Serahkan kembali buku kontrol ibu hamil dan ucapkan salam.
14

Cara Mengukur Taksiran Berat Janin

Terdapat berbagai cara untuk menentukan taksiran berat janin.

Namun yang paling sering digunakan yaitu dengan pemeriksaan

ultrasonografi, dan pengukuran tinggi fundus uteri. Faktor-faktor yang

berpengarauh terhadap pengukuran dan diperkirakan sulit untuk dapat

dikoreksi dalam penaksiran berat badan janin ialah seperti tumor rahim,

polihidramnion, plasenta previa, kehamilan ganda dikeluarkan dari

penelitian, sedangkan obesitas, paritas, kondisi selaput ketuban, penurunan

bagian terbawah janin (Bioeman, 2005).

a. Pemeriksaan Ultrasonografi

Pemeriksaan USG merupakan suatu metode diagnostik dengan

menggunakan gelombang ultrasonik untuk mempelajari morfologi dan

fungsi suatu organ berdasarkan gambaran eko dari gelombang

uktrasonik dan dipantulkan oleh organ (Prawirohardjo, 2009).

Penentuan berat badan janin dengan USG menggunakan beberapa

parameter, seperti Biparietal Diameter (BPD), Femur Length (FL),

Abdominal Circumferefnce (AC), Cross Sectional Area of Thigh


(CSAT). Saat ini, penggunaan USG oleh para penyedia pelayanan

kesehatan telah banyak digunakan untuk memantau tumbuh kembang

dan merupakan suatu cara yang modern dalam memprediksi

kesejahteraan janin dalam uterus. Ketersediaan fasilitas dan sarana

pelayanan. Pemeriksaan ultrasonografi masih terbatas pada PMB

tertentu. Alat ini diperlukan untuk mendeteksi adanya kelainan pada

janin, termasuk memantau suatu cara alternatif untuk memantau

pertumbuhan berat janin. Dengan demikian diperlukan suatu cara

alternatif untuk memantau pertumbuhan berat badan janin dimana

fasilitas USG tidak tersedia. Pada prinsipnya pengguna USG baik 2D,

3D bahkan 4D, tidak menimbulkan efek samping pada kehamilan.

Pemakaian alat USG baik 2D, 3D dan 4D pada pemakai (user) yang

mengerti dan paham akan membawa arah diagnosis ke suatu kelainan

janin atau penyakit janin yang lebih jelas, tetapi USG yang dilakukan

hanya untuk koleksi perkembangan janin (Morse, 2009).

b. Pengukuran Tinggi Fundus Uteri

Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) merupakan salah satu dari

10T yaitu kebijakan program pemerintah untuk menurunkan angka

kematian ibu, dimana pengukuran TFU adalah indikator untuk melihat

kesejahteraan ibu dan janin. Tinggi fundus uteri (TFU) dapat

digunakan untuk menentukan usia kehamilan atau menentukan taksiran

berat badan janin (TBJ). TFU diukur dengan methelin dari fundus ke

simfisis pubis. Cara pengukurannya dengan menggunakan methelin,


dengan titik nol diletakkan di atas simfisis pubis, lalu ditarik setinggi

fundus uteri ibu hamil (Kamariyah, 2014).

Rumus Taksiran Berat Janin

Penentuan taksiran berat badan janin berdasarkan TFU adalah

pemeriksaan yang sederhana dan mudah serta dapat dilakukan pada

fasilitas kesehatan yang belum tersedia pemeriksaan ultrasonografi.

Berikut rumus untuk menentukan taksiran berat janin adalah :

c. Rumus Johnson Tausack

Johnson dan Tausack (1954) menggunakan suatu metode untuk

menaksirkan berat badan janin dengan pengukuran tinggi fundus uteri

(TFU), yaitu dengan mengukur jarak antara tepi atas simfisis pubis

sampai puncak fundus uteri dengan mengikuti lengkungan uterus,

memakai pita pengukur dalam centimeter dikurangi 11, 12, atau 13

hasilnya dikalikan 155, didapatkan berat badan bayi dalam gram.

Pengurangan 11, 12, atau 13 tergantung dari posisi kepala bayi. Jika

kepala sudah melewati tonjolan tulang (spinaischiadika) maka

dikurangi 12, jika belum melewati tonjolan tulang (spinaischiadika)

dikurangi 11 (Varney, 2004).

Rumus Johnson adalah sebagai berikut :

TBJ = (TFU – N) x 155


Keterangan :

TBJ = Taksiran Berat Janin


TFU = Tinggi Fundus Uteri

N = 13 bila kepala belum masuk PAP

12 bila kepala masih berada di atas spina

ischiadika.

11 bila kepala berada di bawah spina ischiadika

d. Rumus Niswander

Niswander melakukan penelitian dan menemukan rumus yang

berbeda untuk taksiran berat janin

Rumus Niswander dalam Gayatri (2012) adalah sebagai berikut :

TBJ = TFU -13 x


453,6 3

Keterangan :

TBJ = Taksiran Berat Janin

TFU = Tinggi Fundus Uteri

e. Rumus Risanto

Rumus Risanto adalah rumus yang diformulasikan berdasarkan

penelitian yang dilakukan pada populasi masyarakat Indonesia tetapi

rumus tersebut tidak digunakan secara luas oleh tenaga kesehatan

(Titisari HI, 2012). Rumus Risanto ditemukan oleh Risanto

Siswosudarmo pada tahun 1990 berdasarkan tinggi fundus uteri berupa

persamaan garis regresi linier.


Rumus Risanto adalah sebagai berikut :

TBJ = 127.6 x TFU – 931,5

Keterangan :

TBJ = Taksiran Berat Janin

TFU = Tinggi Fundus Uteri

f. Formula Dare

Pada Agustus 1986 sampai Juli 1989, Departemen Obstetri dan

Ginekologi “Institute of Medical Sciences”, Universitas Hindu

Banaras, menyatakan bahwa TFU dan pengukuran lingkar perut akan

berkolrelasi dengan berat badan bayi baru lahir (S. Swain et al, 1993).

Pada tahun 1990, Dare et al mengajukan suatu formula yang

lebih sederhana untuk menghitung taksiran berat badan janin, yaitu

perkalian antara SFH dengan AG. Metode yang dipakai berupa

pengukuran lingkar perut ibu dalam centimeter kemudian dikalikan

dengan ukuran fundus uteri dalam centimeter, maka akan didapat

taksiran berat janin (Irianti, 2015).

Rumus Formula Dare adalah sebagai berikut :

TBJ = TFU x LP

Keterangan :

TBJ = Taksiran Berat Janin

TFU = Tinggi Fundus Uteri

LP = Lingkar Perut
Metode ini dianggap lebih mudah digunakan berbagai kalangan

dan memiliki nilai bias yang minimal dibandingkan penggunaan tinggi

symphysial-fundal. Penelitian yang dilakukan Mohanty, Das dan

Misra didapatkan bahwa metode abdominal birth memiliki nilai

prediktif yang baik untuk bayi berat lahir rendah (Mohanty, 2000).

Teknik Pengukuran Tunggi Fundus Uteri

Teknik Mc Donald

1) Definisi Pengukuran TFU dengan Teknik Mc Donald

Pengukuran tinggi fundus uteri dengan teknik Mc Donald adalah

cara mengukur tinggi fundus uteri menggunakan alat ukur panjang


mulai dari tepi atas simfisis pubis sampai fundus uteri atau

sebaliknya (Mandriwati, 2012).

2) Waktu Pengukuran TFU dengan Teknik Mc Donald

Pemeriksaan dilaksanakan setelah melakukan pemeriksaan inspeksi


pada abdomen dan jika umur kehamilan ibu sudah mencapai 22

minggu (Mandriwati, 2012).

3) Cara Pengukuran TFU dengan Teknik Mc Donald

Berikut tata cara pengukuran tinggi fundus uteri menggunakan

teknik Mc Donald:

a) Menyiapkan alat:

(1) Alat ukur yang tidak elastis.

(2) Kalender kehamilan.

(3) Alat – alat ditata pada tempat yang telah disediakan saat

mempersiapkan alat untuk pemeriksaan inspeksi.

b) Menyiapkan ibu (dilaksanakan bersamaan dengan persiapan

inspeksi):

(1) Menjelaskan tujuan pemeriksaan.

(2) Mengatur posisi ibu berbaring setengah duduk dengan

mengganjal bantal di bagian punggung bawah untuk

kenyamanan ibu dan kedua kaki diluruskan.

c) Melaksanakan pemeriksaan

(1) Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu dan dekatkan

meteran sehingga mudah mengambil waktu pemeriksaan.

(2) Tangan kiri dan tangan kanan menentukan bagian fundus

uteri dan memosisikan supaya fundus uteri berada tepat di

tengah abdomen.

(3) Setelah fundus uteri diposisikan tepat di tengah abdomen,


tangan kiri menahan fundus uteri, tangan kanan

menempelkan meteran yang dibalik tepat di tengah,

mulai dari fundus uteri sampai tepi atas tulang simfisis

pubis, atau mulai dari tepi atas tulang simfisis pubis

sampai fundus uteri.

(4) Mengangkat meteran dan membalik, kemudian

membaca hasil pengukuran.

(5) Menggulung pita meteran dengan rapi dan

menempatkan pada tempatnya.

(6) Mencatat hasil pemeriksaan pada status ibu.

B. Pemeriksaan Penunjang
Interpretasi dari hasil pemeriksaan penunjang pada kasus

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang Nilai Normal Nilai Hasil Interpretasi
Dilakukan

Darah Lengkap
Hb 11.6 – 13.9 gr/dL (TM I) 8.8 g/dL Abnormal,
9.7 – 14.8 gr (TM II) : Anemia
9.5 – 15.0 g/dL (TM III)

Eritrosit 3.5 – 4.5 x 106/mm3 4.000.000/uL Normal

Trombosit 150.000 – 450.000 /mm3 350.000/mm3 Normal


Leukosit 5.000 – 10.000/mm3 8.300/mm3 Normal
Ht 36 – 48% 25,5% Abnormal, 
MCV 80 – 100 fL 74 fL Abnormal, 
MCH 27 – 32 pg 24 pg Abnormal, 
MCHC 32 – 36% 30% Abnormal, 
Serum Iron 72 – 143 µg/dL (TM I) 10 µg/dL Abnormal, 
44 – 178 µg/dL (TM II)
30 – 193 µg/dL (TM III)
Ferritin 40 – 200 µg/dL 12 µg/dL Abnormal, 
TIBC 300 – 360 µg/dL 550 µg/dL Abnormal, 
Hb Elektroforesis
HbF 0.8% - 2% < 1% Normal
HbA 95% - 98% 97% Normal
HbA2 2% - 3% 2% Normal
Triple Eliminasi
VDRL – TPHA Non reaktif Non reaktif Normal
HbsAg Non reaktif Non reaktif Normal
Anti-HIV Non reaktif Non reaktif Normal
Urinalisa dan Feses Rutin
Urinalisa - Normal Normal
Feses Rutin - Normal Normal
USG
USG: ibu Hamil 28 minggu Trimester III
USG: janin Janin Tunggal hidup JTH presentasi Normal
presentasi kepala kepala

USG: janin Tidak terdapat Tidak terdapat Normal


hipoperfusi/anemia janin hipoperfusi/anemi
a janin

Mekanisme abnormalitas hasil pemeriksaan penunjang pada kasus


Perubahan fisiologis darah (hemodilisis fisiologis) + kebutuhan nutrisi 
pada kehamilan   kebutuhan volume plasma dibanding RBC mass
yang juga  + Intake nutrisi   terjadi ketidakseimbangan  Hb  
Anemia Fisiologis
(Proses fisiologis hemodilusi menghasilkan viskositas darah relatif,
membantu sirkulasi darah di plasenta)

Peningkatan kebutuhan nutrisi & zat besi pada kehamilan  Intake nutrisi
& zat besi   Tahap deplesi besi  Serum Iron + simpanan zat besi di
sumsum tulang  + kadar feritin serum  (berlanjut) iron deficient
erythropoiesis  kadar free protophorphyrin atau zinc protophorphyrin
dalam eritrosit   Saturasi transferin  + TIBC   eritropoesis
terganggu  Hb  Anemia Defisiensi Besi

Tifut rendah
Intake nutrisi  pada kehamilan  anemia pada ibu   nutrisi janin
(kurang) → Perkembangan janin terhambat→ TBJ rendah  Fundus uteri
rendah

TBJ rendah
Intake nutrisi  pada kehamilan  anemia pada ibu   nutrisi janin
(kurang) → Perkembangan janin terhambat→ TBJ rendah

Anda mungkin juga menyukai