Anda di halaman 1dari 21

Mutiah Khoirunnisak_04011181823048_G6_Skenario A Blok 22

1. Pemeriksaan obstetric dan Antenatal Care


A. Pemeriksaan Obstetri
Indikasi
1) Asuhan antenatal

2) Deteksi dini suatu kondisi patologik dalam kehamilan

3) Merencanakan persalinan

4) Persiapan penyelesaian persalinan

5) Kemajuan perkembangan kehamilan

6) Mengetahui letak, posisi, presentasi dan kondisi bayi.

7) Menatalaksana masalah yang ditemukan dalam suatu kehamilan

1. Anamnesis
Tanyakan tentang Keluhan Utama dan menggali riwayat penyakit sekarang,
Menanyakan:
 Riwayat kehamilan (GPA), riwayat perkawinan (berapa tahun),
riwayat kontrasepsi, riwayat ANC sebelumnya, kondisi kehamilan
sekarang (gerakan janin, kenaikan berat badan, tanda-tanda inpartu)
 Riwayat haid, hari pertama haid terakhir (usia kehamilan)
 Riwayat penyakit ibu dan keluarga

 Tentukan usia kehamilan menurut anamnesis haid terakhir dan buat


taksiran persalinan (Rumus Naegele)
Bulan lahir : bulan terakhir menstruasi – 3 bulan
Tanggal lahir : HPHT + 7 hari
Tahun : +1 Tahun terakhir menstruasi (Edwards & Itzhak, 2020)

2. Pemeriksaan fisik
a. Umum
Keadaan umum
BB dan TB
Tanda vital
b. Khusus
Palpasi : pemeriksaan Leopold
1) Leopold 1
 Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri
untuk menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar jari tersebut
tidak mendorong uterus ke bawah (jika diperlukan, fiksasi uterus
bawah dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan kanan
dibagian lateral depan kanan dan kiri, setinggi tepi atas simfisis).

1
Mutiah Khoirunnisak_04011181823048_G6_Skenario A Blok 22

 Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi uterus


bawah) kemudian atur posisi pemeriksa sehingga menghadap ke
bagian kepala
 Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri
dan rasakan bagian bayi yang ada pada bagian tersebut dengan
jalan menekan secara lembut dan menggeser telapak tangan kiri
dan kanan secara bergantian.
 Pada usia kehamilan diatas 24 minggu dapat digunakan
“meteran” untuk menentukan usia kehamilan berdasarkan TFU
dalam cm dan taksiran berat badan janin dengan menghitung
TFU x Lingkar perut dalam cm. Caranya letakkan alat pengukur
“meteran” diatas sympisis ossis pubis sampai setinggi fundus
uteri, kemudian ukur lingkaran perut melalui umbilicus. Dari
hasil perkalian akan didapatkan TBJ dalam gram
Tabel 1. Tabel TFU normal (Manuaba, 2010:120).

TFU Usia Kehamilan


3 jari diatas pusat 25 cm 28 minggu
Pertengahan px dan 27 cm 32 minggu
pusat
Setinggi px atau 2-3 30 cm 36 minggu
jari di bawah px
Pertengahan px dan 33 cm 40 minggu
pusat

Gambar 1. Pertumbuhan janin dengan mengukur menggunakan metlin

2
Mutiah Khoirunnisak_04011181823048_G6_Skenario A Blok 22

2) Leopold II
 Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan
telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara
sejajar dan pada ketinggian yang sama.
 Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau bersamaan
(simultan) telapak tangan kiri dan kanan, kemudian geser ke arah
bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan memanjang
(punggung) atau bagian-bagian kecil (eksteremitas).

3) Leopold III
 Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap ke bagian
kaki ibu.
 Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri
bawah, telapak tangan kanan pada dinding lateral kanan bawah
perut ibu.

3
Mutiah Khoirunnisak_04011181823048_G6_Skenario A Blok 22

 Tekan secara lembut dan bersamaan/bergantian untuk


menentukan bagian terbawah bayi (bagian keras, bulat dan
hampir homogen, adalah kepala sedangkan tonjolan yang lunak
dan kurang simetris, adalah bokong).

4) Leopold IV

 Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan
kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan
berada pada tepi atas simfisis.
 Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan semua
jari-jari tangan yang meraba dinding bawah uterus.
 Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan kanan
(konvergen atau divergen)
 Setelah itu, pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada
bagian terbawah bayi (bila presentasi kepala, upayakan
memegang bagian kepala di dekat leher dan bila presentasi
bokong, upayakan untuk memegang pinggang bayi).
 Fiksasikan bagian tersebut ke arah pintu atas panggul kemudian
letakkan jari-jari tangan kanan di antara tangan kiri dan simfisis
untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki
pintu atas panggul.

Gambar 1. Pemeriksaan Leopold (Tahir & Farid, 2015).

4
Mutiah Khoirunnisak_04011181823048_G6_Skenario A Blok 22

Auskultasi

1) Angkat kedua tangan dari dinding perut ibu kemudian ambil stetoskop
monoaural dengan tangan kiri, kemudian tempelkan ujungnya pada dinding
perut ibu yang sesuai dengan posisi punggung bayi (bagian yang memanjang
dan rata).
2) Tempelkan telinga kiri pemeriksa dan dengarkan bunyi jantung bayi
(pindahkan titik dengar apabila pada titik pertama, bunyi jantung tersebut
kurang jelas, upayakan untuk mendapatkan punctum maksimum).
Apabila dinding perut cukup tebal sehingga sulit untuk mendengarkan bunyi
jantung bayi, pindahkan ujung stetoskop pada dinding perut yang relatif
tipis yaitu sekitar 3 sentimeter di bawah pusat (sub-umbilikus).
3) Dengarkan dan hitung bunyi jantung bayi dalam 60 detik (1 menit ) penuh
(normal 120 – 160 kali / menit)
4) Lakukan pemeriksaan tambahan bila diperlukan (laboratorium dan USG)
Hasil pemeriksaan palpasi dan auskultasi :
 Usia kehamilan
 Letak janin, (memanjang, melintang, oblik )
 Posisi janin, ( punggung kiri/kanan, superior / inferior)
 Presentasi, (kepala, sungsang, lintang, ganda)
 Kondisi janin (sesuai dengan hasil pemeriksaan auskultasi) (Tahir & Farid,
2015).

B. Antenatal care

Asuhan anrenaml adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan


obstetrik untuk optimalisasi luaran marernal dan neonatal melalui serangkaian
kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan (Adriaansz, 2008).

Alasan dilakukannya antenatal care:

1) Membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas kesehatan.]


2) Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang
dikandungnya
3) Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya.
4) Mengidentifikasi dan menata laksana kehamilan risiko tinggi.
5) Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga kualitas
kehamilan dan merawat bayi.
6) Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan
membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi yang dikandungnya
(Adriaansz, 2008).

5
Mutiah Khoirunnisak_04011181823048_G6_Skenario A Blok 22

Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga


k e s e h a t a n h a r u s memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar terdiri
dari:

1) Timbang berat badan


Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk
mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin.
 IMT awal
 Kenaikan BB normal (½ kg/bulan pada TM 1 dan ½ kg/minggu pada TM
2-3)

2) Ukur lingkar lengan atas (LiLA).


Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu
hamil berisiko kurang energi kronis (KEK). Kurang energi kronis disini
maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung
lama (beberapa bulan/tahun) dimana LiLAkurang dari 23,5 cm. Ibu hamil
dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).
3) Ukur tekanan darah.
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk
mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah e” 140/90 mmHg) pada kehamilan
dan preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai bawah; dan
atau proteinuria)
4) Ukur tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk
mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Jika
tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan
pertumbuhan janin. Standar pengukuran menggunakan pita pengukur setelah
kehamilan 24 minggu.
5) Hitung denyut jantung janin (DJJ)
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali
kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120/menit atau DJJ cepat lebih dari
160/menit menunjukkan adanya gawat janin.
6) Tentukan presentasi janin;
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan selanjutnya
setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui
letak janin. Jika, pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala
janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau
ada masalah lain.
7) Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus mendapat
imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi

6
Mutiah Khoirunnisak_04011181823048_G6_Skenario A Blok 22

TT-nya. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, disesuai dengan status


imunisasi ibu saat ini.
8) Beri tablet tambah darah (tablet besi),
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet zat
besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak kontak pertama.
9) Periksa laboratorium (rutin dan khusus) Pemeriksaan laboratorium dilakukan
pada saat antenatal meliputi:
1. . Pemeriksaan golongan darah
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk mengetahui
jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk mempersiapkan calon
pendonor darah yang sewaktu-waktu diperlukan apabila terjadi situasi
kegawatdaruratan.
2. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekali
pada trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga. Pemeriksaan ini
ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak
selama kehamilannya karena kondisi anemia dapat mempengaruhi proses
tumbuh kembang janin dalam kandungan.
3. Pemeriksaan protein dalam urin
Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada trimester
kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui
adanya proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria merupakan salah satu
indikator terjadinya preeklampsia pada ibu hamil.
4. Pemeriksaan kadar gula darah.
Ibu hamil yang dicurigai menderita Diabetes Melitus harus dilakukan
pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal sekali pada trimester
pertama, sekali pada trimester kedua, dan sekali pada trimester ketiga
(terutama pada akhir trimester ketiga).
5. Pemeriksaan darah Malaria
Semua ibu hamil di daerah endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah
Malaria dalam rangka skrining pada kontak pertama. Ibu hamil di daerah non
endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria apabila ada indikasi
6. Pemeriksaan tes Sifilis
Pemeriksaan tes Sifilis dilakukan di daerah dengan risiko tinggi dan ibu
hamil yang diduga Sifilis. Pemeriksaaan Sifilis sebaiknya dilakukan sedini
mungkin pada kehamilan.
7. Pemeriksaan HIV
Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko tinggi kasus HIV dan
ibu hamil yang dicurigai menderita HIV. Ibu hamil setelah menjalani
konseling kemudian diberi kesempatan untuk menetapkan sendiri
keputusannya untuk menjalani tes HIV.
8. Pemeriksaan BTA

7
Mutiah Khoirunnisak_04011181823048_G6_Skenario A Blok 22

Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai Tuberkulosis


tidak mempengaruhi kesehatan janin. Selain pemeriksaaan tersebut diatas,
apabila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya di
fasilitas rujukan.
10) Tatalaksana/penanganan Kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan
laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani
sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang
tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.
11) KIE Efektif
KIE efektif dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang meliputi:
1. Kesehatan ibu
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin
ke tenaga kesehatan dan menganjurkan ibu hamil agar beristirahat yang
cukup selama kehamilannya (sekitar 9- 10 jam per hari) dan tidak bekerja
berat.
2. Perilaku hidup bersih dan sehat
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan selama
kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum makan, mandi 2 kali sehari
dengan menggunakan sabun, menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum
tidur serta melakukan olah raga ringan.
3. Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan
Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga terutama suami
dalam kehamilannya. Suami, keluarga atau masyarakat perlu menyiapkan
biaya persalinan, kebutuhan bayi, transportasi rujukan dan calon donor
darah. Hal ini penting apabila terjadi komplikasi kehamilan, persalinan, dan
nifas agar segera dibawa ke fasilitas kesehatan. d.
4. Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan
menghadapi komplikasi
Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenai tanda-tanda bahaya baik selama
kehamilan, persalinan, dan nifas misalnya perdarahan pada hamil muda
maupun hamil tua, keluar cairan berbau pada jalan lahir saat nifas, dsb.
Mengenal tanda-tanda bahaya ini penting agar ibu hamil segera mencari
pertolongan ke tenaga kesehtan kesehatan.
5. Asupan gizi seimbang
Selama hamil, ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan makanan yang
cukup dengan pola gizi yang seimbang karena hal ini penting untuk proses
tumbuh kembang janin dan derajat kesehatan ibu. Misalnya ibu hamil
disarankan minum tablet tambah darah secara rutin untuk mencegah anemia
pada kehamilannya.
6. Gejala penyakit menular dan tidak menular.

8
Mutiah Khoirunnisak_04011181823048_G6_Skenario A Blok 22

Setiap ibu hamil harus tahu mengenai gejala-gejala penyakit menular


(misalnya penyakit IMS,Tuberkulosis) dan penyakit tidak menular (misalnya
hipertensi) karena dapat mempengaruhi pada kesehatan ibu dan janinnya.
7. Penawaran untuk melakukan konseling dan testing HIV di daerah tertentu
(risiko tinggi)
Konseling HIV menjadi salah satu komponen standar dari pelayanan
kesehatan ibu dan anak. Ibu hamil diberikan penjelasan tentang risiko
penularan HIV dari ibu ke janinnya, dan kesempatan untuk menetapkan
sendiri keputusannya untuk menjalani tes HIV atau tidak. Apabila ibu hamil
tersebut HIV positif maka dicegah agar tidak terjadi penularan HIV dari ibu
ke janin, namun sebaliknya apabila ibu hamil tersebut HIV negatif maka
diberikan bimbingan untuk tetap HIV negatif selama kehamilannya,
menyusui dan seterusnya.
8. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada bayinya segera
setelah bayi lahir karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang penting
untuk kesehatan bayi. Pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berusia 6
bulan.
9. KB paska persalinan
Ibu hamil diberikan pengarahan tentang pentingnya ikut KB setelah
persalinan untuk menjarangkan kehamilan dan agar ibu punya waktu
merawat kesehatan diri sendiri, anak, dan keluarga.
10. Imunisasi
Setiap ibu hamil harus mendapatkan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) untuk
mencegah bayi mengalami tetanus neonatorum.
11. Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain booster)
Untuk dapat meningkatkan intelegensia bayi yang akan dilahirkan, ibu
hamil dianjurkan untuk memberikan stimulasi auditori dan pemenuhan
nutrisi pengungkit otak (brain booster) secara bersamaan pada periode
kehamilan.

Pelayanan Antenatal Terpadu terdiri dari:

1. Anamnesis
a. Menanyakan keluhan atau masalah yang dirasakan oleh ibu saat ini.
b. Menanyakan tanda-tanda penting yang terkait dengan masalah
kehamilan dan penyakit yang kemungkinan diderita ibu hamil
c. Menanyakan status kunjungan (baru atau lama), riwayat kehamilan
yang sekarang, riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya dan
riwayat penyakit yang diderita ibu
d. Menanyakan status imunisasi Tetanus Toksoid.
e. Menanyakan jumlah tablet Fe yang dikonsumsi.

9
Mutiah Khoirunnisak_04011181823048_G6_Skenario A Blok 22

f. Menanyakan obat-obat yang dikonsumsi seperti: antihipertensi,


diuretika, anti vomitus, antipiretika, antibiotika, obat TB, dan
sebagainya.
g. Di daerah endemis Malaria, tanyakan gejala Malaria dan riwayat
pemakaian obat Malaria.
h. Di daerah risiko tinggi IMS, tanyakan gejala IMS dan riwayat penyakit
pada pasangannya. Informasi ini penting untuk langkahlangkah
penanggulangan penyakit menular seksual.
i. Menanyakan pola makan ibu selama hamil yang meliputi jumlah,
frekuensi dan kualitas asupan makanan terkait dengan kandungan
gizinya.
j. Menanyakan kesiapan menghadapi persalinan dan menyikapi
kemungkinan terjadinya komplikasi dalam kehamilan

2. Pemeriksaan
Tabel 2. Jenis pemeriksaan antenatal terpadu (Kemkes, 2010).

3. Penanganan dan Tindak Lanjut kasus.

Tabel 3. Penanganan dan Tindak Lanjut Kasus (Kemkes, 2010).

10
Mutiah Khoirunnisak_04011181823048_G6_Skenario A Blok 22

11
Mutiah Khoirunnisak_04011181823048_G6_Skenario A Blok 22

4. Pencatatan hasil pemeriksaan antenatal terpadu.


Pencatatan hasil pemeriksaan merupakan bagian dari standar pelayanan
antenatal terpadu yang berkualitas. Setiap kali pemeriksaan, tenaga
kesehatan wajib mencatat hasilnya pada rekam medis, Kartu Ibu dan Buku
KIA. Pada saat ini pencatatan hasil pemeriksaan antenatal masih sangat
lemah, sehingga data-datanya tidak dapat dianalisa untuk peningkatan
kualitas pelayanan antenatal. Dengan menerapkan pencatatan sebagai
bagian dari standar pelayanan, maka kualitas pelayanan antenatal dapat
ditingkatkan.

12
Mutiah Khoirunnisak_04011181823048_G6_Skenario A Blok 22

5. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) yang efektif.

Tabel 4. Materi KIE efektif dalam pelayanan antenatal terpadu (kemkes,


2010)

13
Mutiah Khoirunnisak_04011181823048_G6_Skenario A Blok 22

Gambar 2. Konsep alur pelayanan antenatal terpadu di puskesmas


(Kemkes, 2010)

Fokus antenatal Care (ANC): Model ANC empat kunjungan yang


diuraikan dalam pedoman klinis WHO

Tabel 5. Model ANC empat kunjungan yang diuraikan dalam pedoman


klinis WHO (Andrew et al., 2014)

Kunjungan Kunjungan Kunjungan Kunjungan


Pertama 8-12 Kedua 24-26 Ketiga 32 Keempat 36-38
Minggu Minggu Minggu Minggu
Konfirmasikan Kaji Kaji Kaji
kehamilan dan kesejahteraan kesejahteraan kesejahteraan
EDD, ibu dan ibu dan ibu dan
klasifikasikan janin.Singkirka janin.Singkirka janin.Singkirkan
wanita untuk ANC n PIH dan n PIH, anemia, PIH, anemia,
dasar (empat anemia.Berikan kehamilan kehamilan
kunjungan) atau tindakan ganda.Berikan ganda,
GOAL perawatan yang pencegahan.Tin tindakan malpresentasi.B
lebih jau dan ubah pencegahan.Tin erikan tindakan
khusus.Skrining, kelahiran dan jau dan ubah pencegahan.Tinj
obati dan berikan rencana kelahiran dan au dan ubah
tindakan darurat.Nasihat rencana kelahiran dan
pencegahan.Kemb dan konsul darurat.Nasihat rencana
angkan rencana dan konsul darurat.Nasihat
kelahiran dan dan konsul
darurat.Nasihat
dan konsul

14
Mutiah Khoirunnisak_04011181823048_G6_Skenario A Blok 22

Riwayat Kaji gejala yang Kaji gejala yang Kaji gejala yang Kaji gejala yang
(tanya, signifikan. Ambil signifikan.Perik signifikan.Perik signifikan.Perik
periksa psikososial, medis sa catatan untuk sa catatan untuk sa catatan untuk
catatan) dan riwayat komplikasi dan komplikasi dan komplikasi dan
kebidanan.Konfir perawatan perawatan perawatan
masi kehamilan sebelumnya sebelumnya sebelumnya
dan hitung EDD. selama selama selama
Klasifikasikan kehamilan.Klasi kehamilan.Klasi kehamilan.Klasi
semua wanita fikasi ulang jika fikasi ulang jika fikasi ulang jika
(dalam beberapa diperlukan diperlukan diperlukan
kasus setelah hasil
tes)
Pemeriks Umum lengkap, Anemia, TD, Anemia, TD, Anemia, TD,
aan dan pemeriksaan pertumbuhan pertumbuhan pertumbuhan
(inspeksi, kebidanan, TD janin, dan janin, janin dan
palpasi, gerakan kehamilan gerakan,
auskultas ganda kehamilan
i) ganda,
malpresentation
Screenin Haemoglobin; Bakteriuria Bakteriuria Bakteriuria
g dan test Syphilis;
HIV; Proteinuria;
Blood/Rh
group*;
Bacteriuria*
Tatalaks Sipilis;ARV jika Antihelminthic ARV bila ARV jika
ana memenuhi syarat; **, ARV jika memenuhi. memenuhi
Obati bakteriuria memenuhi Obati syarat; Jika
jika diindikasikan syarat Obati bakteriuria bila sungsang, ECV
* bakteriuria jika ditunjukkan * atau rujukan
ditunjukkan * untuk
Pengobatan
ECV bakteriuria
jika ditunjukkan
*
Tindakan Tetanus Besi dan folat + Zat besi dan Besi dan
Pencegah toksoid;Besi dan Toksoid folat IPTp ARV folat;IPTp ARV
an folat ARV tetanus,
Pendidik Perawatan diri, Rencana Rencana Kelahiran dan
an alkohol dan kelahiran dan kelahiran dan keadaan darurat
kesehata tembakau darurat, darurat, bayi rencana,
n, penggunaan, penguatan makanan, pemberian

15
Mutiah Khoirunnisak_04011181823048_G6_Skenario A Blok 22

nasihat, nutrisi, aman seks, nasihat postpartum / makan bayi,


dan istirahat, tidur di sebelumnya postnatal pascapersalinan
konseling bawah ITN, lahir peduli, jarak / perawatan
Perawata dan rencana kehamilan, setelah
n diri, darurat penguatan saran melahirkan,
alkohol sebelumnya kehamilan jarak,
dan penguatan dari
tembaka saran
u sebelumnya
diadaptasi dari pedoman ANC WHO 2016
Ket:
EDD = estimated date of delivery; BP = blood pressure; PIH = pregnancy induced
hypertension; ARV = antiretroviral drugs for HIV/AIDS; ECV = external cephalic
version; IPTp = intermittent preventive treatment for malaria during pregnancy; ITN =
insecticide treated bednet).
* Intervensi tambahan untuk digunakan di pusat rujukan tetapi tidak direkomendasikan
sebagai rutin untuk rangkaian terbatas sumber daya.
** Sebaiknya tidak diberikan pada trimester pertama, namun bila kunjungan pertama
terjadi setelah 16 minggu, dapat diberikan pada kunjungan pertama. + Juga harus
diresepkan sebagai pengobatan jika anemia didiagnosis.
+ Juga harus diresepkan sebagai pengobatan jika anemia didiagnosis.

16
Mutiah Khoirunnisak_04011181823048_G6_Skenario A Blok 22

DAFTAR PUSTAKA

Andrew, E. V., Pell, C., Angwin, A., Auwun, A., Daniels, J., Mueller, I.,
Phuanukoonnon, S., & Pool, R. (2014). Factors affecting attendance at and timing
of formal antenatal care: results from a qualitative study in Madang, Papua New
Guinea. PloS one, 9(5), e93025. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0093025

Edwards , K. I., & Itzhak, P. (2020). Estimated Date of Delivery. In StatPearls.


StatPearls Publishing.

Kemkes RI. (2010). Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Jakarta: Kemkes RI.

Kiserud, T., Piaggio, G., Carroli, G., Widmer, M., Carvalho, J., Neerup Jensen, L.,
Giordano, D., Cecatti, J. G., Abdel Aleem, H., Talegawkar, S. A., Benachi, A.,
Diemert, A., Tshefu Kitoto, A., Thinkhamrop, J., Lumbiganon, P., Tabor, A.,
Kriplani, A., Gonzalez Perez, R., Hecher, K., Hanson, M. A., … Platt, L. D.
(2017). The World Health Organization Fetal Growth Charts: A Multinational
Longitudinal Study of Ultrasound Biometric Measurements and Estimated Fetal
Weight. PLoS medicine, 14(1), e1002220.
https://doi.org/10.1371/journal.pmed.1002220

Oh Y, Bae J. Impact of Changes in Maternal Age and Parity Distribution on the


Increasing Trends in the Low Birth Weight and Very Low Birth Weight Rates in
South Korea, 2005-2015. J Prev Med Public Health. 2019 Mar;52(2):123-130.
doi: 10.3961/jpmph.18.247. Epub 2019 Mar 14. PMID: 30971079; PMCID:
PMC6459761.

Srawono P. Ilmu Kebidanan Ed. ke-4. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.2018

Tahir, M., & Farid, R. B. (2015). Keterampilan Pemeriksaan obstetri. Fakultas


Kedokteran Universitas Hasanuddin.

17
Mutiah Khoirunnisak_04011181823048_G6_Skenario A Blok 22

ANALISIS MASALAH

3. Riwayat pada kehamilan ini, tidak didapatkan keluhan perut mulas menjalar ke
pinggang semakin lama semakin kuat dan sering, keluar darah lendir, air-air
ataupun perdarahan. Pasien hanya melakukan pemeriksaan antenatal 1 kali
selama kehamilan. Pasien mengaku hamil kurang bulan dan gerakan janin masih
dirasakan.
a. Bagaimana konsep alur pemeriksaan antenatal terpadu? 4
Jawab
AnamnesisPemeriksaan  tatalaksana dan tindak lanjut KIE (Komunikasi,
Infromasi Edukasi)

b. Bagaimana antenatal care sesuai usia kehamilan pasien (28 minggu)?


Jawab

c. Apa makna klinis dari tidak didapatkannya keluhan perut mulas menjalar ke
pinggang semakin lama semakin kuat dan sering, keluar darah lendir, air-air
ataupun perdarahan?
Jawab
Makna tidak ada tanda kontraksi preterm dan tanda kelahiran premature.

d. Apa makna klinis hamil kurang bulan dan gerakan janin masih dirasakan?
Jawab
Hamil kurang bulan (Preterm) adalah kehamilan dengan masa kandungan 20-36
6/7 minggu. Gerakan janin masih dirasakan menandakan kesejahteraan janin
masih baik. Tidak adanya gerakan dalam 48 jam menandakan hipoksia berat/
meninggal.

18
Mutiah Khoirunnisak_04011181823048_G6_Skenario A Blok 22

4. Riwayat sosial ekonomi dan gizi: Pasien tinggal dalam kota, pekerjaan ibu
rumah tangga. Suami pasien adalah buruh bangunan.
Riwayat reproduksi : Menarche 14 tahun, siklus teratur 28 hari, lamanya 5-7
hari, HPHT: sesuai 28 minggu
Riwayat Obstetri:
i. Perempuan/ 3300 g/ 8 tahun, spontan ditolong dukun/sehat
ii. Perempuan/ 3000 g/ 4 tahun, spontan ditolong dukun/sehat
iii. Laki-laki/ 3100 g/ 2 tahun, spontan ditolong bidan/sehat
iv. Laki-laki/2800 g/ 1 tahun, spontan ditolong bidan/sehat
v. Hamil ini

Riwayat lainnya: Riwayat anemia (kurang darah) pada keluarga: ibu dan saudara
perempuannya.

b. Bagaimana cara menghitung taksiran usia lahir pada bayi?


Jawab
Tentukan usia kehamilan menurut anamnesis haid terakhir dan buat taksiran
persalinan (Rumus Naegele)
Bulan lahir : bulan terakhir menstruasi – 3 bulan
Tanggal lahir : HPHT + 7 hari
Tahun : 1 + Tahun terakhir menstruasi (Edwards & Itzhak, 2020)

c. Bagaimana interpretasi riwayat obstetri dari pasien?


Jawab

Riwayat Nilai Nilai rujukan Interpretasi


obstetric
Perempuan 3300 g 2500-4000 g Normal
Spontan Spontan Normal
Perempuan 3000 g 2500-4000 g Normal
Spontan Spontan Normal
Laki-laki 3.100 g 2500-4000 g Normal
Spontan Spontan Normal
Laki-laki 2.800 g 2500-4000 g Normal
Spontan Spontan Normal
Hamil saat ini

d. Mengapa berat badan lahir bayi semakin menurun di setiap kehamilan?


Jawab
Beberapa penelitian menunjukkan paritas sejalan dengan meningkatnya angka
LBW (Berat Badan Lahir Rendah) dan VLBW (Berat Badan Lahir Sangat
Rendah) (Oh & Bae, 2019). Kemungkinan terkait dengan anemia yang bisa

19
Mutiah Khoirunnisak_04011181823048_G6_Skenario A Blok 22

terjadi terutama terkait interval paritas dan intake nutrisi pasien (terkait sosek
diduga rendah) menyebabkan nutrisi untuk bayi yang juga semakin rendah.
5. Pemeriksaan Obstetri
Tifut dua jari atas umbilicus, memanjang, punggung kiri, his (-), DJJ
140x/menit, TBJ: 1100 gram
a. Bagaimana cara menghitung tinggi fundus uteri?
Jawab
-Pasien supimasi, pemeriksan di sebelah kanan pasien
-Letakkan ujung metline (meteran) dibatas atas simpisis pubis
-Ukur sepanjang garis tengah fundus sampai pada puncak Fundus uteri
-Tentukan tinggi Fundus Uteri (TFU)

b. Bagaimana cara menghitung taksiran berat janin?


Jawab
Rumus Johnson Toshack
TBJ = (Tinggi fundus uteri – N) x 155
N = 13 bila kepala belum melewati pintu atas panggul (hodge 1)
N = 12 bila kepala masih berada di atas spina iskiadika (Hodge 3, Hodge
2)
N = 11 bila kepala masih berada di bawah spina iskiadika (Hodge 4)

c. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan obstetri pasien?

Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Interpretasi


obstetric
Tifut dua jari atas 3 jari di atas Rendah
umbilicus umbilicus (26,5
cm-29,4 cm)
Letak Memanjang Memanjang Normal
(longitudinal)
Punggung kiri - Punggung bayi
teraba di kiri
abdomen ibu
His (-) (-) Normal
DJJ 140 x/mnt 120-160x Normal
TBJ 1100 gram 1.026-1.481 g normal
(persentil 10- (persentil 10)
90)

d. Bagaimana mekanisme abnormalitas dari hasil pemeriksaan obstetric


yang didapat?
Jawab
Tifut rendah

20
Mutiah Khoirunnisak_04011181823048_G6_Skenario A Blok 22

↓ intake nutrisi + kehamilan  anemia ↓ nutrisi janin →


Perkembangan dan pertumbuhan janin terhambat→ Taksiran BB janin
rendah  Fundus uteri rendah

KERANGKA KONSEP

Sosial Ekonomi Rendah Ny. Dian, 32 tahun, Hamil trimester 3


G5P4A0 hamil 28 mgg

Intake nutrisi rendah ↑kebutuhan janin,


plasenta

Puncak ↑ Level
erythropoietin Plasma
maternal

↑ Kebutuhan besi plasma volume


meningkat
40–45%

Hemodilusi

Serum iron↓
Ferritin↓ Anemia defisiensi besi
TIBC ↑
↓ Intake nutrisi janin

Perkembangan dan pertumubuhan janin ↓

TBJ rendah Tifut rendah

21

Anda mungkin juga menyukai