Anda di halaman 1dari 11

RESUME PKK MATERNITAS

Disusun :

SRI WAHYUNI
PO713201181189

DOSEN PEMBIMBING
Hj Suhartatik S.Kep,Ns,M.kes

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR


PRODI D.III KEPERAWATAN
KELOMPOK F
KELAS 2.D
2020
ANTENATAL CARE ( ANC )
https://youtu.be/7AsDVB2YQFA
PROSEDUR PEMERIKSAAN IBU HAMIL
1. Panggil ibu dan anjurkan untuk mengkosongkan kandung kemih
2. Pemeriksaan keadaan umum
➢ Keadaan umum : biasa, pucat, sembab, lesu, sianosis
➢ Bentuk tubuh : tinggi, pendek, kurus, gemuk, kifose, lordosis, skoliosis
➢ Cara berjalan : biasa, pincang, diseret.
➢ Kesadaran umum : stabil, labil, kacau atau komposmentis
➢ Timbang berat badan dan tinggi badan.
➢ Ukur TTV ( Tekananan darah, nadi, suhu, pernafasan).
3. Periksa Pandang atau Inspeksi
➢ Persilahkan ibu untuk berbaring
➢ Muka : Oedema, pucat, kloasma gravidarum
➢ Mata : konjungtiva pucat / tidak, sklera ikterik / tidak
➢ Mulut dan gigi : bibir kering / tidak, mukosa sariawan, gigi caries, gigi
palsu, bersih / kotor, bau mulut / tidak
➢ Leher : penbesaran kelenjar vena jugularis, dan kelenjar thyroid
➢ Mamae : Bentuknya, pembesaran, hiperpigmentasi pada areola, keadaan
puting susu ( rata, menonjol atau masuk)
Kebersihan / hygiene
➢ Perut : membesar / tidak, bentuk membujur / melintang, tegar /kendor, ada
bekas operasi / tidak, oedema, hiperpigmentasi, striae gravidarum, dan
pergerakkan anak.
➢ Genetalia eksterna ( memakai handscoon ) : ada / tidaknya oedem, varises,
pembesaran kelenjar bartholini, kondiloma, tanda chadwick, jaringan parut,
pengeluaran pervaginam, dan vulva hygiene.
➢ Anus : ada / tidaknya hemoroid.
➢ Tungkai : ada / tidaknya oedema, varises dan cacat
➢ Punggung : ada / tidaknya kelainan bentuk ( lordosis, kifosis, skoliosis )
dan tumor
4. Pemeriksaan Palpasi
➢ Beritahu ibu
➢ Leher : ada atau tidaknya pembesaran kelenjar vena jugularis dan thyroid
➢ Ketiak : ada / tidaknya pembesaran kelenjar limfe
➢ Mamae : ada / tidaknya benjolan, pengeluaran kolostrum dan
konsistensinya
➢ Perut : ada / tidaknya pembesaran hepar / hati, nyeri tekan
➢ Memabantu ibu melepaskan baju di bagian perut
Palpasi Uterus dengan Leopold 1
➢ Menegahkan uterus dengan hati- hati
➢ Menentukan TFU dengan hati-hati dan benar
➢ Menentukan bagian anak yang ada di TFU dengan benar
➢ Mengukur tinggi fundus uteri dengan jari
➢ Mengukut tinggi fundus uteri dengan mertline
Palpasi Uterus dengan Leopold II
➢ Mendorong perut bagian kiri ibu kearah kanan dengan hati-hati
➢ Menentukan bagian janin pada sisi kanan perut ibu ( punggung / bagian
kecil ).
➢ Meraba perut ibu bagian bawah dengan hati-hati
Cara Lain Leopold II
a) Cara Boedin
➢ Tangan kiri diletakkan tegak diatas fundus dan ditekan ke arah
sympisis
➢ Tangan kanan meraba samping kiri dan kanan perut ibu
b) Cara Ahfeld
➢ Tangan kiri di letakkan diatas perut ibu dan ditekan kearah
punggung ibu
➢ Tangan kanan meraba samping kanan dan kiri ibu
Palpasi Uterus dengang Leopold III
➢ Meletakkan satu tangan diatas sympisis/ uterus bagian bawah
➢ Menentukkan bagian janin yang terendah dengan benar ( kepala /
bokong)
➢ Menentukkan bagian terendah janin ( presentasi ) dan sudah masuk PAP
atau belum dengan cara digoyangkan.
Cara Lain Leopold III
c) Knebel
➢ Tangan kiri memegang bagian bayi pada TFU dan tangan
kanan memegang bagian terendah janin
➢ Bagian fundus dan dan bawah di goyangkan secara bergantian
Palpasi Uterus dengan Leopold IV
➢ Pemeriksa menghadap kearah ibu
➢ Meluruskan kaki ibu dengan hati-hati
➢ Meletakkan kedua tangan pada kedua sisi bagian bawah rahim dengan
hati-hati.
➢ Menentukkan seberapa jauh bagian terendah janin ( presentasi ) masuk
PAP
➢ Cuci tangan
➢ Mencatat hasil palpasi.
4.Pemeriksaan Auskultasi
➢ Menentukkan letak punctum maximum punggung janin
➢ Meletakkan fetoskop atau funandoskop dengan benar pada perut ibu
diletakkan tegak lurus pada dinding perut
➢ Mencocokkan DJJ dengan nadi ibu
➢ Menghituung DJJ permenit dengan benar ( normal 120-160x/ menit.
➢ Mencatat hasil.
5. Pemeriksaan Ketuk atau Perkusi
➢ Memberi tahu ibu dan menganjurkan ibu untuk dudukdengan kaki
tergantung dan santai
➢ Ketuk tendon patella dengan reflek hammer
➢ Bila terjadi gerakan tanpa sadar pada tungkai kearah depan berarti reflek
baik / (+)
➢ Mencatat hasil pemeriksaan
6. Pemeriksaan Ukuran Panggul Luar
➢ Menjelaskan pada ibu maksud dan tujuan pemeriksaan
➢ Mengatur posisi pasien duduk / berdiri
➢ Meminta ijin pada ibu untuk melakukan tindakan
d) Distantia Spinarum
➢ Menentukkan letak spina illiaka anterior superior ( SIAS ) kanan
dan kiri dengan tepat
➢ Memegang jangka panggul dan meletakkan pada SIAS dengan tepat
➢ Menentukkan skala jangka panggul dengan tepat
e) Distantia Cristarum
➢ Menentukan letak crista illiaka terjauh kanan dan kiri yang terjauh
➢ Meletakkan jangka panggul dengan benar pada crista illiaka
➢ Menentukkan skala jangka panggul dengan tepat
f) Conjugata Eksterna ( Boudeloque )
➢ Menentukkan jarak antara pinggir atau sympisis dan ujung
procecsus spinosus ruas tulang lumbalis V
➢ Meletakkan ujung jangka panggul dengan tepat dan benar
➢ Menentukkan skala jangka panggul dengan benar
g) Distantia Tuberum
➢ Menentukkan letak tuber ischiadika kanan dan kiri dengan tepat
➢ Meletakkan ujung jangka panggul dengan tepat
➢ Menentukkan skala jangka panggul dengan tepat
h) Ukuran Lingkar Panggul
➢ Menentukkan jarak antara pinggir atas sympisis dan kepertengahan
antara spina illiaka anterior superior dan trohanter mayor kiri
kembali ke tempat yang sama di sebelah kanan
➢ Meletakkan pita pengukur dengan tepat
➢ Menentukkan ukuran angaka pada pita pengukur dengan tepat
➢ Merapikan pasien kembali
➢ Merapikan peralatan
➢ Pencatatan Pelaporan
INTENATAL CARE (INC)
https://youtu.be/cvLxcYMn68w
Kala 1
Tahap ini menandakan proses persalinan normal telah dimulai. Pada tahap ini
terjadi pematangan dan pembukaan mulut rahim (serviks) hingga melebar sampai
10 cm untuk jalan keluar janin. Pada umumnya, tahap ini berlangsung antara 10
hingga 18 jam.

Tahap ini terdiri dari 2 fase, yaitu:

1. Fase laten. Pada fase ini, pembukaan mulai dari 0 sampai 3 cm, Mam
merasakan mulas tetapi belum terlalu kuat, serta keluar lendir bercampur
darah.
2. Fase aktif. Fase ini terjadi ketika pembukaan sudah sebesar 3 cm dan
melebar terus sampai 10 cm. Rasa mulas yang Mam rasakan semakin kuat,
dan frekuensinya pun terus meningkat hingga 2-4 kali tiap 10 menit dengan
durasi 60-90 detik dan terkadang disertai pecahnya ketuban.

Kala 2
Fase ini dimulai saat mulut rahim sudah terbuka secara penuh (10 cm) dan berakhir
ketika bayi berhasil dilahirkan. Pada tahap ini, Mam baru boleh mengejan untuk
mendorong bayi keluar. Bila sebelumnya Mam rajin mengikuti kelas melahirkan
sebagai persiapan melahirkan normal, maka Mam pasti dapat mengejan dengan
benar dan efektif. Selain itu, pada tahap ini juga biasanya ditemukan komplikasi
persalinan yang mendorong dokter harus melakukan tindakan Caesar.

Kala 3
Tahap yang juga disebut kala uri ini dimulai setelah bayi lahir dan berakhir saat
plasenta keluar seluruhnya. Bila tidak ada hambatan, plasenta dapat lepas secara
spontan dan tahap ini berakhir dalam waktu 15-30 menit. Namun, bila ternyata
terjadi kondisi yang disebut retensio plasenta (seluruh atau sebagian plasenta masih
tertinggal di dalam rahim setelah lebih dari 30 menit), maka dokter akan
mengeluarkannya secara manual (ditarik dan dirogoh) atau melalui operasi.
Plasenta yang berada di dalam rahim terlalu lama dapat membuat Mam berisiko
mengalami perdarahan.
Kala 4
Setelah bayi dan plasenta berhasil dikeluarkan, maka Mam akan memasuki tahap
Kala 4. Pada 2 jam pertama pascapersalinan, Mam masih berisiko terhadap
sejumlah masalah pascapersalinan, seperti perdarahan pada robekan jalan lahir atau
munculnya penggumpalan darah. Oleh karena itu, Mam akan dipantau secara ketat
untuk memastikan tidak adanya komplikasi pascapersalinan. Fase ini berlangsung
selama 1-2 jam usai persalinan.
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
https://youtu.be/bbnHScOXazk
A. ANAMNESIS DAN PERSETUJUAN PEMERIKSAAN
1. Menyapa pasien dan memperkenalkan diri
2. Lakukan anamnesis secara sistematis:
- Identitas pasien
- Keluhan utama
- Perlangsungan penyakit/keluhan
- Jumlah anak dan siklus haid
- Riwayat penyakit
- Riwayat berobat
3. Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan
4. Jelaskan tentang tujuan pemeriksaan
5. Jelaskan bahwa proses pemeriksaan mungkin akan menimbulkan perasaan
khawatir atau kurang menyenangkan tetapipemeriksa berusaha
menhindarkan hal tersebut
6. Pastikan bahwa pasien telah mengerti prosedur dan tujuan pemeriksaan
7. Mintakan persetujuan lisan untuk melakukan pemeriksaan.
B. PERSIAPAN
1. PASIEN
- Kapas dan larutan antiseptic
- Tampong tang
- Spekulum cocor bebek (Grave’s speculum)
- Meja instrumen
- Ranjang ginekologi dengan penopang kaki
- Lampu sorot
2. PEMERIKSA
- Sarung tangan DTT
- Apron dan baju periksa
- Sabun dan air bersih
- Handuk bersih dan kering
C. MEMPERSIAPKAN PASIEN
1. Minta pasien untuk mengosongkan kandung kemih dan melepas pakaian
dalam
2. Persilahkan pasien untuk berbaring di ranjang ginekologi
3. Atur pasien pada posisi litotomi.
4. Hidupkan lampu sorot, arahkan dengan benar pada bagian yang akan
diperiksa
D. MEMAKAI SARUNG TANGAN
1. Cuci tangan kemudian keringkan dengan handuk bersih.
2. Buka lipatan sarung tangan, ambil sarung tangan dengan ibu jari dan
telunjuk tangan kanan pada bagian sebelah dalam kemudian pasang sesuai
dengan jari-jari tangan kiri. Tarik pangkat/gelang sarung tangan untuk
mengencangkannya.
3. Ambil sarung tangan kanan dengan tangan kiri (yang telah menggunakan
sarung tangan) dengan menyelipkan jari-jari tangan kiri dibawah lipatan
sarung tangan, kemudian tahan pangkal sarung tangan tersebut dengan ibu
jari tangan kiri.
4. Pasang sarung tersebut pada tangan kanan, sesuaikan dengan alur masing-
masing jari tangan, kemudian kencangkan dengan cara menarik
pangkal/gekang sarung tangan.
E. PEMERIKSAAN
1. Duduklah pada kursi yang telah disediakan, menghadap ke aspekus
genitalis penderita
2. Ambil kapas, basahi dengan larutan antiseptik kemudian usapkan pada
daerah vagina, vulva dan perineum.
3. Lakukan periksa pandang (inspeksi) pada daerah vulva dan perineum
4. Buka celah antara kedua labium mayus, perhatikan muara uretra dan
introitus (bila kandung kemih belum dikosongkan, lakukan pemasangan
kateter untuk mengeluarkan air kemih)
5. Raba dan telusuri labium mayus kanan dan kiri (terutama dibagian
kelenjar Bartolin) dengan ibu jari dan ujung telunjuk (perhatikan dan
catat kelainan-kelainan yang ditemukan).
6. Ambil spekulum dengan tangan kanan, masukkan ujung telunjuk kiri
pada introitus (agar terbuka), masukkan ujung spekulum dengan arah
sejajar introitus (yakinkan bahwa tidak ada bagian yang terjepit) lalu
dorong bilah ke dalam lumen vagina.
7. Setelah masuk setengah panjang bilah, putar spekulum 90º hingga
tangkainya ke arah bawah.
- Atur bilah atas dan bawah dengan membuka kunci pengatur bilah atas
bawah (hingga masing-masing bila menyentuh dinding atas dan bawah
vagina).
8. Tekan pengungkit bilah sehingga lumen vagina dan serviks tampak jelas
(perhatikan ukuran dan warna porsio, dinding dan sekret vagina atau
forniks).
9. Setelah periksa pandang selesai, lepaskan pengungkit dan pengatur jarak
bilah,kemudian keluarkan spekulum.
10.Letakkan spekulum pada tempat yang telah disediakan
11.Berdirilah untuk melakukan tuse vaginal, buka labium mayus kiri dan
kanan dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, masukkan jari telunjuk
dan tengah tangan kanan ke dalam vagina (vaginal toucher).
12.Letakkan ujung-ujung jari tangan kiri pada suprasimfisis, tentukan tinggi
fundus uteri (apabila besar kandungan memungkinkan untuk diraba dari
luar).
• Tangan dalam memeriksa dinding vagina, kemudian secara
bimanual tentukan besar uterus, konsistensi dan arahnya. Periksa
konsistensi serviks, keadaan parametrium dan kedua adneksa.
• Pindahkan jari-jari tangan luar dan dalam ke bagian isthmus
(tentukan apakah ada tanda Hegar, dengan mencoba untuk
mempertemukan kedua ujung jari tangan luar dan dalam).
13.Tangan kiri menahan uterus pada bagian suprasimfisis, keluarkan jari
tengah dan telunjuk tangan kanan.
14.Angkat tangan kiri dari dinding perut, usapkan larutan antiseptik pada
bekas
sekret/cairan di dinding perut dan sekitar vulva/perineum.
15.Beritahu ibu bahwa pemeriksaan sudah selesai dan persilahkan ibu untuk
mengambil tempat duduk.

F. PENCEGAHAN INFEKSI
1. Kumpulkan semua peralatan yang telah dipergunakan kemudian
masukkan dalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
2. Masukkan sampah bahan habis pakai pada tempat yang telah disediakan
(tempat sampah medis). Seka bagian-bagian yang dicemari sekret/cairan
tubuh dengan larutan klorin 0,5%.
3. Masukkan tangan ke dalam lauratan klorin 0,5%, bersihkan dari
sekret/cairan tubuh, kemudian lepaskan sarung tangan secara terbalik dan
rendam dalam larutan tersebut selama 10 menit.
4. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
5. Keringkan dengan handuk yang bersih
G. PENJELASAN HASIL PEMERIKSAAN
1. Jelaskan pada pasien tentang hasil pemeriksaan
2. Jelaskan tentang diagnosis dan rencana pengobatan
3. Pastikan pasien mengerti apa yang telah dijelaskaN
4. Minta persetujuan tertulis (apabila akan dilakukan pemeriksaan atau
tindakan lanjutan).
5. Persilahkan ibu ke ruang tunggu (apabila pemeriksaan selesai) atau
keruang tindakan (untuk proses/tindakan lanjutan).

KONSELING KB
https://youtu.be/boA8rlfOTSk
TUJUAN
1. Memberikan penjelasan tentang alat-alat kontrasepsi
2. Membantu memberikan pilihan kepada pasangan yang akan menggunakan
alat kontrasepsi
PROSEDUR
1. Mmemberikan penjelasan kepada calon akseptor tentang alat kontrasepsi.
Macam-macam kontrasepsi, keuntungan, kerugian, cara dan waktu
pemasangan, dan pelepasan
2. Memberikan kesempatan bertanya kepada calon akseptor
3. Mempersilahkan kepada akseptor untuk memilih alat kontrasepsi yang di
inginkan
4. Membuat kesepakatan waktu pemasangan alat kontrasepsi
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. Mmemberikan kebebasan kepada pasien untuk memilih alat kontrasepsi
2. Menjaga kerahasiaan pasien
3. Tidak memaksa pasien

Anda mungkin juga menyukai