Anda di halaman 1dari 91

Pemicu 2 Reproduksi

Josephine Angelia S.
405140233
Tinggi Fundus Uteri
• Tinggi fundus uteri : diukur menggunakan
pita ukur bila usia kehamilan >20 minggu
• Tinggi fundus uteri normal u/ usia
kehamilan 20-36 minggu dapat
diperkirakan dng rumus:
– (usia kehamilan dalam minggu + 2) cm
Usia Kehamilan Dalam cm Penunjuk Badan
12 minggu - Teraba diatas simfisis os pubis
16 minggu - Antara SOP & umbilikus
20 minggu 20 ± 2 Pada umbilikus
22-27 minggu UK ± 2 -

28 minggu UK ± 2 Antara umbilikus & proc.


Xiphoideus
29-35 minggu UK ± 2 -
36 minggu UK ± 2 Pada proc. xiphoideus
USG
• Penentuan usia kehamilan mll kehamilan 6 minggu
pemeriksaan USG paling akurat bila • Penentuan usia kehamilan trimester II
dilakukan pd kehamilan trimester I  paling akurat sblm usia kehamilan 20
pertumbuhan mudigah paling cepat & minggu  setelah itu variasi
variasi biologiknya paling kecil pertumbuhan janin semakin melebar 
• Sblm struktur mudigah terlihat, shg pengukuran biometri u/
pengukuran usia kehamilan dilakukan menentukan usia kehamilan tdk akurat
mll pengukuran diameter rata2 kantung lg
gestasi (KG)
• Stlh struktur mudigah terlihat, usia
kehamilan ditentukan mll pengukuran
panjang mudigah (JKB)
• Akhir trimester I  pertumbuhan janin
cukup besar & bg spesifik janin terlihat
> jelas  pengukuran JKB tdk akurat lg
 pengukuran usia kehamilan
dilakukan mll diameter biparietal (DBP)
• Pengukuran KG  usia kehamilan 5-6,5
minggu
– Usia kehamilan (hari) = diameter KG
(mm) + 30
• Pengukuran JKB  mulai usia
Faktor-Faktor yg Mempengaruhi Persalinan

• Powers : kontraktilitas uterus & usaha mendorong


ibu
• Passage : pelvis (jalan lahir)
• Passanger : janin
Asuhan Persalinan Normal & Perawatan Neonatal
Esensial pd saat Lahir
Persalinan & kelahiran dikatakan normal – Kala II: pembukaan lengkap sampai
jika: bayi lahir, 1 jam pada primigravida,
• Usia kehamilan cukup bulan (37-42 2 jam pada multigravida
minggu) – Kala III: segera setelah bayi lahir
• Persalinan terjadi spontan sampai plasenta lahir lengkap,
• Presentasi belakang kepala sekitar 30 menit
• Berlangsung tidak lebih dari 18 jam – Kala IV: segera setelah lahirnya
plasenta hingga 2 jam post-partum
• Tdak ada komplikasi pada ibu maupun
janin
• Pada persalian normal, terdapat
beberapa fase:
– Kala I dibagi menjadi 2:
• Fase laten: pembukaan serviks
1-3 cm, sekitar 8 jam
• Fase aktif: pembukaan serviks
4cm hingga lengkap (10 cm),
sekitar 6 jam
Kala I
• Beri dukungan & dengarkan keluhan ibu • Beri minum cukup u/ hindari dehidrasi
• Jika ibu tampak gelisah/kesakitan: • Sarankan ibu berkemih sesering
– Biarkan ia berganti posisi sesuai mungkin
keinginan, tapi jika di tempat tidur • Pantau parameter berikut secara rutin
sarankan untuk miring kiri dengan menggunakan partograf
– Biarkan ia berjalan / beraktivitas
ringan sesuai kesanggupannya
– Anjurkan suami / keluarga memjiat
punggung / membasuh muka ibu
– Ajari teknik bernapas
• Jaga privasi ibu. Gunakan tirai penutup
& tidak menghadirkan orang lain tanpa
seizin ibu
• Izinkan ibu u/ mandi / membasuh
kemaluannya setelah BAK/BAB
• Jaga kondisi ruangan sejuk. U/ cegah
kehilangan panas pa BBL, suhu ruangan
minimal 25ᵒC & semua pintu serta
jendela harus tertutup
Kala I
• Pasang infus intravena untuk
pasien dengan:
– Kehamilan lebih dari 5
– Hemoglobin ≤9 g/dl atau
hematokrit ≤27%
– Riwayat gangguan
perdarahan
– Sungsang
– Kehamilan ganda
– Hipertensi
– Persalinan lama
• Isi dan letakkan partograf di
samping tempat tidur atau di
dekat pasien
• Lakukan pemeriksaan
kardiotokografi jika
memungkinkan
• Persiapkan rujukan jika terjadi
komplikasi
Kala II,III,IV
• Mengenali tanda dan gejala kala dua – Timbangan, pita ukur, stetoskop
1. Memeriksa tanda berikut: bayi, dan termometer dalam kondisi
– Ibu mempunyai keinginan u/ baik & bersih
meneran – Patahkan ampul oksitosin 10 unit
– Ibu merasa tekanan yg semakin ↑ dan tempatkan spuit steril sekali
pd rektum & atau vagina pakai di dalam partus set/wadah
– Perineum menonjol & menipis – Untuk resusitasi: tempat datar, rata,
bersih, kering dan hangat, 3 handuk
– Vulva-vagina & sfingter ani
atau kain bersih dan kering, alat
membuka
penghisap lendir, lampu sorot 60
• Menyiapkan Pertolongan Persalinan watt dengan jarak 60 cm diatas
2. Pastikan kelengkapan peralatan, tubuh bayi.
bahan & obat esensial – Persiapan bila terjadi KGD pada ibu:
– Klem, gunting, benang tali pusat, cairan kristaloid, set infus
penghisap lendir steril/DTT siap
dalam wadahnya
– Semua pakaian, handuk, selimut
dan kain untuk bayi dalam kondisi
bersih dan hangat
Kala II,III,IV
3. Kenakan baju penutup / celemek dibasahi air DTT
plastik bersih, sepatu tertutup kedap 8. Lakukan pemeriksaan dalam u/
air, tutup kepala, masker, & kacamata pastikan bahwa pembukaan serviks
4. Lepas semua perhiasan pada lengan lengkap. Lakukan amniotomi bila
& tangan lalu cuci kedua tangan selaput ketuban belum pecah, dng
dengan sabun dan air bersih kemudian syarat: kepala sudah masuk ke dalam
keringkan dengan handuk atau tisu panggul & tali pusat tidak teraba
bersih 9. Dekontaminasi sarung tangan dng
5. Pakai sarung tangan steril/DTT u/ mencelupkan tangan yg masih
pemeriksaan dalam memakai sarung tangan ke dalam
6. Ambil spuit dng tangan yg larutan klorin 0,5%,  lepaskan
bersarung tangan, isi dengan oksitosin sarung tangan dalam keadaan terbalik
10 unit & letakkan kembali spuit & rendam dalam larutan klorin 0,5%
tersebut di partus set/ wadah DTT selama 10 menit. Cuci kedua tangan
atau steril tanpa mengontaminasi setelahnya
spuit 10. Periksa denyut jantung janin (DJJ)
• Memastikan Pembukaan Lengkap dan segera setelah kontraksi berakhir u/
Keadaan Janin Baik pastikan bahwa DJJ dalam batas
7. Bersihkan vulva & perineum, dr normal (120 – 160 kali/ menit). Ambil
depan ke belakang dng kapas / kasa yg tindakan yang sesuai jika DJJ tidak
Kala II,III,IV
• Menyiapkan Ibu dan Keluarga Untuk dorongan u/ meneran dlm 60 mnt
Membantu Proses Bimbingan Meneran
11. Beritahu ibu pembukaan lengkap
& keadaan janin baik
12. Minta bantuan keluarga u/ siapkan
posisi ibu u/ meneran
– Bantu ibu dlm posisi 1/2 duduk &
pastikan dia merasa nyaman
– Anjurkan ibu u/ cukup minum
13. Lakukan pimpinan meneran saat
ibu punya dorongan yang kuat u/
meneran
– Perbaiki cara meneran apabila
caranya tidak sesuai
– Nilai DJJ setiap kontraksi uterus
selesai
14. Anjurkan ibu u/ berjalan,
berjongkok / mengambil posisi yg
nyaman, jika ibu belum merasa ada
Kala II,III,IV
• Mempersiapkan Pertolongan Kelahiran – Anjurkan ibu meneran sambil
Bayi bernapas cepat & dangkal
15. Jika kepala bayi telah membuka 20. Periksa lilitan tali pusat & lakukan
vulva dng diameter 5-6 cm, letakkan tindakan yg sesuai jika hal itu terjadi
handuk bersih di atas perut ibu u/ – Jika lilitan tali pusat di leher bayi
keringkan bayi masih longgar, selipkan tali pusat
16. Letakkan kain bersih yg dilipat 1/3 lewat kepala bayi
bag di bawah bokong ibu – Jika lilitan tali pusat terlalu ketat,
17. Buka tutup partus set & perhatikan klem tali pusat di dua titik lalu
kembali kelengkapan alat & bahan gunting di antaranya
18. Pakai sarung tangan DTT / steril – Jangan lupa untuk tetap lindungi
pada kedua tangan leher bayi
• Membantu Lahirnya Kepala 21. Tunggu hingga kepala bayi lakukan
19. Stl tampak kepala bayi dengan putaran paksi luar secara spontan
diameter 5-6 cm, lindungi perineum
dng 1 tangan yg dilapisi kain bersih &
kering, tangan yg lain menahan kepala
bayi u/ menahan posisi defleksi &
membantu lahirnya kepala
Kala II,III,IV
• Membantu Lahirnya Bahu lanjutkan penelusuran tangan yg
22. Stl kepala melakukan putaran paksi berada di atas ke punggung, bokong,
luar, pegang secara biparental. tungkai & kaki bayi
Anjurkan ibu meneran saat kontraksi – Pegang kedua mata kaki (masukkan
– Dengan lembut gerakkan kepala ke telunjuk di antara kaki dan pegang
arah bawah & distal hingga bahu masing2 mata kaki dengan ibu jari
depan muncul di bawah arkus pubis & jari lainnya)
– Gerakkan arah atas dan distal u/
lahirkan bahu belakang
• Membantu Lahirnya Badan dan
Tungkai
23. Stl kedua bahu lahir, geser tangan
yg berada di bawah ke arah perineum
ibu u/ menyangga kepala, lengan &
siku sebelah bawah
– Gunakan tangan yg berada di atas
u/ menelusuri & memegang lengan
& siku sebelah atas
24. Setelah tubuh & lengan bayi lahir,
Kala II,III,IV
• Penanganan Bayi Baru Lahir – Keringkan bayi mulai dari muka,
25. Lakukan penilaian selintas & kepala, & bagian tubuh lain
jawablah 3 pertanyaan berikut u/ KECUALI BAGIAN TANGAN TANPA
menilai apakah ada asfiksia bayi: MEMBERSIHKAN VERNIKS
– Apakah kehamilan cukup bulan? – Ganti handuk basah dng handuk
– Apakah bayi menangis atau kering
bernapas/tidak megap-megap? – Pastikan bayi dlm kondisi mantap di
– Apakah tonus otot bayi baik/bayi atas dada / perut ibu
bergerak aktif? 27. Periksa kembali perut ibu u/
pastikan tidak ada bayi lain dalam
uterus (hamil tunggal)

26. Tidak ada tanda asfiksia 


manajemen BBL normal. Keringkan &
posisikan tubuh bayi di atas perut ibu
Kala II,III,IV
• Manajemen Aktif Kala III pusat ke arah distal (ibu) & lakukan
28. Beritahu ibu bahwa akan penjepitan kedua pada 2 cm distal dari
menyuntikkan oksitosin u/ mbantu klem I
uterus berkontraksi baik 31. Potong dan ikat tali pusat
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi – Dengan 1 tangan, angkat tali pusat
lahir, berikan suntikan oksitosin 10 unit yg telah dijepit kemudian gunting
IM di 1/3 paha atas bagian distal tali pusat di antara 2 klem tsb
lateral (lakukan aspirasi sebelum (sambil lindungi perut bayi)
menyuntikkan oksitosin) – Ikat tali pusat dng benang DTT/steril
pd satu sisi kemudian lingkarkan
kembali benang ke sisi berlawanan
& lakukan ikatan kedua
menggunakan simpul kunci
– Lepaskan klem dan masukkan dlm
30. Dng menggunakan klem, 2 menit
larutan klorin 0,5%
stl bayi lahir, jepit tali pusat pada
sekitar 3 cm dari pusat (umbilikus)
bayi (kec pada asfiksia neonatus,
lakukan sesegera mungkin). Dari sisi
luar klem penjepit, dorong isi tali
Kala II,III,IV
32. Tempatkan bayi u/ lakukan kontak sambil tangan yg lain dorong uterus ke
kulit ibu ke kulit bayi. Letakkan bayi arah dorso-kranial secara hati2 u/
dengan posisi tengkurap di dada ibu. cegah inversio uteri
Luruskan bahu bayi  bayi menempel – Jika uterus tidak segera kontraksi,
dng baik di dinding dada-perut ibu. minta ibu, suami atau anggota
Usahakan kepala bayi berada di antara keluarga u/ timulasi puting susu
payudara ibu dng posisi > rendah dari
puting payudara ibu
33. Selimuti ibu & bayi dng kain hangat
& kering dan pasang topi pd kepala
bayi

34. Pindahkan klem pd tali pusat


hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
35. Letakkan 1 tangan di atas kain yg
ada di perut ibu, tepat di tepi atas
simfisis & tegangkan tali pusat & klem
dng tangan yg lain
36. Setelah uterus berkontraksi,
tegangkan tali pusat ke arah bawah
Kala II,III,IV
37. Lakukan penegangan & dorongan • Ulangi penegangan tali pusat 15
dorso-kranial hingga plasenta terlepas, menit berikutnya
 minta ibu meneran sambil menarik • Segera rujuk jika plasenta tidak
tali pusat dng arah sejajar lantai & lahir dalam 30 menit setelah
kemudian ke arah atas, mengikuti bayi lahir
poros jalan lahir dng tetap melakukan • Bila terjadi perdarahan 
tekanan dorso-kranial plasenta manual
– Jika tali pusat bertambah panjang, 38. Saat plasenta terlihat di introitus
pindahkan klem hingga berjarak vagina, lanjutkan kelahiran plasenta
sekitar 5-10 cm dari vulva &
– Jika selaput ketuban robek, lakukan
lahirkan plasenta
eksplorasi sisa selaput kemudian
– Jika plasenta tidak lepas setelah 15 gunakan jari2 tangan / klem DTT /
menit menegangkan tali pusat: steril u/ keluarkan bag selaput
• Beri dosis ulangan oksitosin 10 tertinggal
unitIM 39. Segera setelah plasenta & selaput
• Lakukan kateterisasi (aseptik) ketuban lahir, lakukan masase uterus
jika kandung kemih penuh dng letakkan telapak tangan di fundus
• Minta keluarga u/ siapkan & lakukan masase dng gerakan
rujukan melingkar secara lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus teraba keras)
Kala II,III,IV
• Menilai Perdarahan
40. Periksa kedua sisi plasenta pastikan bahwa selaputnya lengkap & utuh
41. Evaluasi adanya laserasi pada vagina & perineum & lakukan penjahitan bila
laserasi menyebabkan perdarahan aktif
Kala II,III,IV
• Melakukan Asuhan Pasca Persalinan kontak kulit ibu & bayi
(Kala IV) – Jika bayi belum IMD dalam waktu 1
42. Pastikan uterus kontraksi dng baik jam, posisikan bayi lebih dekat
& tdk tjd perdarahan pervaginam dengan puting ibu & biarkan kontak
43. Mulai IMD dengan kontak kulit kulit dng kulit selama 30-60 menit
ibu-bayi (min 1 jam) berikutnya
– Biarkan bayi cari & temukan puting – Jika bayi belum IMD dlm 2 jam,
& menyusu pindahkan ibu ke ruang pemulihan
– Sebgn besar bayi berhasil lakukan dng bayi tetap di dada ibu.
IMD dalam 60-90 menit. Menyusu I Lanjutkan asuhan perawatan
berlangsung pd menit ke-45-60, neonatal esensial lain (menimbang,
selama 10-20 menit. Bayi cukup pemberian vit K1, salep mata) &
menyusu dr 1 payudara. kembalikan bayi kepada ibu u/
menyusu
– Tunda semua asuhan BBL normal
lain & biarkan bayi di dada ibu slm 1 – Kenakan pakaian pd bayi / tetap
jam walaup bayi sudah menyusu diselimuti u/ jaga kehangatan
– Bila bayi harus pindah dari kamar – Tetap tutupi kepala bayi dng topi
bersalin sebelum 1 jam/sebelum selama beberapa hari I
bayi menyusu, usahakan ibu & bayi – Tempatkan ibu & bayi di ruangan yg
dipindah bersama dng pertahankan sama
Kala II,III,IV
44. Setelah kontak kulit ibu-bayi & IMD • 45. 1 jam stl pemberian vitamin K1,
selesai: berikan suntikan imunisasi hep B di
– Timbang & ukur bayi paha kanan anterolateral bayi
– Beri bayi salep / tetes mata AB – Letakkan bayi dam jangkauan ibu
profilaksis (tetrasiklin 1% / AB lain) agar bisa disusukan
– Suntikkan vitamin K1 1 mg (0,5 mL – Letakkan bayi pada dada ibu bila
u/ sediaan 2 mg/mL) IM di paha kiri bayi belum berhasil menyusu di
anterolateral bayi dalam 1 jam I & biarkan sampai bayi
– Pastikan suhu tubuh bayi normal berhasil menyusu
(36,5 – 37,5ᵒC) 46. Lanjutkan pemantauan kontraksi &
– Berikan gelang pengenal pa bayi pecegahan perdarahan pervaginam:
berisi informasi nama ayah, ibu, – Tiap 2-3 x dlm 15 menit I pascasalin
waktu lahir, jenis kelamin, & tanda – Tiap 15 menit pada 1 jam pertama
lahir pascasalin
– Lakukan pemeriksaan u/ lihat – Setiap 20-30 menit pada jam II
adanya cacat bawaan & tanda pascasalin
bahaya pd bayi – Lakukan asuhan sesuai u/
tatalaksana atonia uteri jika uterus
tdk kontraksi dng baik
Kala II,III,IV
47. Ajarkan ibu/keluarga cara lakukan – Tunda proses memandikan bayi yg
masase uterus & menilai kontraksi, baru lahir hingga min 24 jam stl
mewaspadai tanda bahaya pada ibu, suhu stabil
serta kapan harus memanggil bantuan 51. Tempatkan semua peralatan bekas
medis pakai dalam larutan klorin 0,5% u/
48. Evaluasi & estimasi jumlah dekontaminasi (10 menit). Cuci & bilas
kehilangan darah peralatan setelah didekontaminasi
49. Periksa TD, nadi, & keadaan 52. Buang bahan2 terkontaminasi ke
kandung kemih ibu tiap 15 menit tempat sampah
selama 1 jam I pascasalin & tiap 30 53. Bersihkan badan ibu menggunakan
menit selama jam II pascasalin air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban,
– Periksa temperatur ibu sekali tiap lendir & darah. Bantu ibu pakai
jam selama 2 jam I pascasalin pakaian yg bersih & kering
– Lakukan tindakan sesuai u/ temuan
tdk normal
50. Periksa kembali kondisi bayi u/
pastikan bahwa bayi bernafas dng baik
(40-60 kali/menit) serta suhu tubuh
normal (36,5 – 37,5ᵒC)
Kala II,III,IV
54. Pastikan ibu merasa nyaman
– Bantu ibu memberikan ASI
– Anjurkan keluarga u/ memberi ibu minuman & makanan yg
diinginkan
55. Dekontaminasi tempat bersalin dng larutan klorin 0,5%
56. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,
balikkan bagian dalam keluar & rendam dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit
57. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
kemudian keringkan dengan tisu atau handuk yang kering dan
bersih.
58. Lengkapi partograf (halaman depan & belakang), periksa tanda
vital & asuhan kala IV
Partograf
• Partograf dimulai pada – 3: sutura tumpang tindih tak
pembukaan 4 cm dapat diperbaiki
• Denyut antung janin • Pembukaan serviks:
• Air ketuban: – nilai tiap 4 jam & tandai dng
– U: selaput ketuban utuh tanda silang
– J: air ketuban jernih • Penurunan kepala bayi:
– M: bercampur mekonium menggunakan sistem perlimaan,
catat dng tanda lingkaran (O)
– D: bercampur darah
– Pada posisi 0/5, sinsiput (S),
– K: kering
atau paruh atas kepala berada
• Perubahan bentuk kepala janin di simfisis pubis
(molase)
– 0: sutura masih terpisah
– 1: sutura menempel
– 2: sutura tumpang tindih tapi
masih dapat diperbaiki
Partograf
• Waktu: tetes per menit
– berapa lama penanganan • Obat yang diberikan
sejak pasien diterima • Nadi:
• Jam: – tandai dengan titik besar
– catat jam sesungguhnya • Tekanan darah:
• Kontraksi: – tandai dengan anak panah
– lakukan palpasi u/ hitung • Suhu tubuh
banyaknya kontraksi dalam • Protein, aseton, volum urin:
10 menit & lamanya
– catat setiap ibu berkemih
– Lama kontraksi dibagi dlm
• Jika ada temuan yg melintas ke
hitungan detik: <20 detik, 20-
arah kanan dari garis waspada,
40 detik, & >40 detik
petugas kesehatan harus segera
• Oksitosin: melakukan tindakan / persiapkan
– catat jumlah oksitosin per rujukan yg tepat
volum cairan infus & jumlah
Gawat Janin
• Tjd bila janin tdk terima cukup O2 shg takikardi ibu. Hal ini reaksi thd:
hipoksia – Demam pada ibu
• Gawat janin dapat terjadi bila: – Obat yg menyebabkan
– Persalinan berlangsung lama takikardi (misal: tokolitik)
– Induksi persalinan dng oksitosin – Amnionitis
(kontraksi hipertonik)
– Terjadi perdarahan / infeksi
– Insufisiensi plasenta: post term /
preeklampsia – Mekonium
• Diagnosis • Mekonium kental : indikasi
– Denyut jantung janin (DJJ) perlunya percepatan persalinan
abnormal & penanganan mekonium pd sal
• DJJ < 100x/menit DI LUAR napas atas neonatus
kontraksi • Mekonium yg dikeluarkan saat
• DJJ > 180x/menit & ibu tidak persalinan sungsang bukan
takikardi merupakan tanda kegawatan
• DJJ ireguler: kadang2 ditemukan kecuali bila dikeluarkan pada
DJJ > 180x/menit tetapi disertai awal persalinan
Gawat Janin
• Tatalaksana • Jika trdpt tanda infeksi (demam,
– Bila sedang dalam infus oksitosin: sekret vagina berbau tajam)
segera hentikan infus berikan AB u/ amnionitis
– Posisikan ibu berbaring miring ke • Jika tali pusat terletak di bag
kiri bawah janin / dalam vagina,
– Berikan oksigen lakukan penanganan prolaps tali
pusat
– Rujuk ibu ke RS
– Jika DJJ tetap abnormal / jika trdpt
– Jika sebab dari ibu diketahui
tanda lain gawat janin (mekonium
(seperti demam, obat) mulailah
kental pada cairan amnion)
penanganan yg sesuai
rencanakan persalinan dng ekstraksi
– Jika sebab dari ibu tidak diketahui vakum atau cunam, ATAU seksio
dan DJJ tetap abnormal sepanjang sesarea
paling sedikit 3 kontraksi, lakukan
– Siapkan segera resusitasi neonatus
pemeriksaan dlm u/ cari penyebab
gawat janin:
• Jika trdpt perdarahan dng nyeri
hilang timbul atau menetap,
pikirkan kemungkinan solusio
plasenta
≥ 7 : tidak asfiksia
4 – 6 : asfiksia ringan – sedang
≤ 3 : asfiksia berat
Asuhan Ibu Selama Masa Nifas
Berikan informasi ttg perlunya melakukan panggul
hal2 berikut: – Ajarkan latihan u/ otot perut &
• Kebersihan diri panggul:
– Bersihkan daerah vulva dari depan • Tarik otot perut bag bawah
ke belakang setelah BAK atau BAB selagi menarik napas dalam
dng sabun & air posisi tidur terlentang dng
– Ganti pembalut 2x sehari lengan di samping, tahan napas
– Cuci tangan dng sabun & air sampai hitungan 5, angkat dagu
sebelum & sesudah bersihkan ke dada, ulangi sebanyak 10 x
daerah kelamin • Berdiri dng kedua tungkai
– Hindari menyentuh daerah luka dirapatkan. Tahan &
episiotomi / laserasi kencangkan otot pantat, pinggul
sampai hitungan 5, ulangi
• Istirahat
sebanyak 5 x
– Istirahat cukup
– Kembali makukan rutinitas rumah
tangga secara bertahap
• Latihan
– Jelaskan pentingnya otot perut &
Asuhan Ibu Selama Masa Nifas
• Gizi • Senggama
– Mengkonsumsi tambahan 500 – Senggama aman dilakukan stl darah
kalori/hari tidak keluar & ibu tdk merasa nyeri
– Diet seimbang (cukup protein, ketika memasukan jari ke dalam
mineral & vitamin) vagina
– Minum minimal 3 liter/hari • Kontrasepsi & keluarga berencana
– Suplemen besi diminum setidaknya – Jelaskan kpd ibu mengenai
selama 3 bulan pasca salin, pentingnya kontrasepsi & keluarga
terutama di daerah dng prevalensi berencana setelah bersalin
anemia tinggi
– Suplemen vitamin A: 1 kapsul
200.000 IU diminum segera stl
persalinan & 1 kapsul 200.000 IU
diminum 24 jam kemudian
• Menyusui & merawat payudara
– Jelaskan kpd ibu mengenai cara
menyusui & merawat payudara
Asuhan Bayi Selama Masa Nifas
• Pastikan bayi tetap hangat & jangan keadaan bayi tenang (tidak
mandikan bayi hingga 24 jam stl menangis)
persalinan  Jaga kontak kulit antara – Pemeriksaan tidak harus berurutan,
ibu & bayi & tutupi kepala bayi dng topi dahulukan menilai pernapasan &
• Tanya pada ibu & atau keluarga ttg tarikan dinding dada bawah, denyut
masalah kesehatan pd ibu: jantung serta perut
– Keluhan ttg bayi • Berikan ibu nasihat merawat tali pusat
– Penyakit ibu yg mungkin bayi dng benar:
berdampak pd bayi – Cuci tangan sebelum & sesudah
– Cara, waktu, tempat bersalin & melakukan perawatan tali pusat
tindakan yg diberikan pd bayi jika – Jangan bungkus puntung tali pusat /
ada oleskan cairan / bahan apapun ke
– Warna air ketuban puntung tali pusat
– Riwayat bayi BAK & BAB – Oleskan alkohol / povidon yodium
– Frek bayi menyusu & kemampuan diperkenankan bila tdpt tanda
menghisap infeksi, tetapi tdk dikompreskan krn
menyebabkan tali pusat basah atau
• Lakukan PF
lembab
– Pemeriksaan dilakukan dalam
Asuhan Bayi Selama Masa Nifas
– Sebelum meninggalkan bayi, lipat • Perawatan khusus BBLR / bayi dng
popok di bawah puntung tali pusat kondisi rentan lainnya:
– Luka tali pusat harus dijaga tetap – Identifikasi BBLR dengan benar
kering & bersih, sampai sisa tali – Nilai adanya tanda bahaya & rujuk
pusat mengering & terlepas sendiri segera bila perlu
– Jika puntung tali pusat kotor, – Berikan dukungan lebih dalam
bersihkan (hati-hati) dng air DTT & pemberian ASI, gunakan pompa /
sabun & segera keringkan secara cangkir bila perlu
seksama dng menggunakan kain – Berikan perhatian lebih dalam
bersih menjaga kehangatan bayi, misalnya
– Perhatikan tanda infeksi tali pusat: dengan kontak kulit ibu dan bayi
kemerahan pd kulit sekitar tali atau perawatan kanguru
pusat, tampak nanah/ berbau  – Segera identifikasi & rujuk bayi yg
Jika terdapat tanda infeksi, nasihati tdk dpt menyusu
ibu untuk membawa bayinya ke
– Berikan perhatian lebih pd bayi dari
fasilitas kesehatan
ibu yg HIV (+), terutama dalam hal
• Jika tetes mata antibiotik profilaksis dukungan pemberian makanan
belum diberikan, berikan sebelum 12
jam setelah persalinan
Asuhan Bayi Selama Masa Nifas
• Pemulangan bayi – Kejang ATAU
– Bayi lahir di faskes dipulangkan min – Bergerak hny jika dirangsang ATAU
24 jam stl lahir – Napas cepat (≥60x/menit) ATAU
– Bayi lahir di rumah bayi dianggap – Napas lambat (<30x/menit) ATAU
dipulangkan saat petugas kesehatan – Tarikan dinding dada ke dalam sangat
meninggalkan tempat persalinan kuat ATAU
– Bayi lahir normal & tanpa masalah – Merintih ATAU
petugas kesehatan meninggalkan
– Teraba demam (suhu ketiak > 37.5ᵒC)
tempat persalinan paling cepat 2 jam
ATAU
stl lahir
– Teraba dingin (suhu ketiak <36ᵒC)
• Kunjungan ulang
ATAU
– Min 3 x kunjungan ulang BBL:
– Nanah yg banyak di mata ATAU
• Usia 6-48 jam (kunjungan 1)
– Pusar kemerahan meluas ke dinding
• Usia 3-7 hari (kunjungan 2) perut ATAU
• Usia 8-28 hari (kunjungan 3) – Diare ATAU
• Lakukan PF, timbang berat, periksa suhu, – Tampak kuning pd telapak tangan &
& kebiasaan makan bayi kaki ATAU
• Periksa tanda bahaya: – Perdarahan
– Tdk mau minum/memuntahkan
semua ATAU
Asuhan Bayi Selama Masa Nifas
• Periksa tanda-tanda infeksi kulit superfisial
– Nanah keluar dari umbilikus
– Kemerahan di sekitar umbilikus
– Adanya > 10 pustula di kulit
– Pembengkakan, kemerahan, & pengerasan kulit
• Bila terdapat tanda bahaya atau infeksi, rujuk bayi ke fasilitas
kesehatan
• Pastikan ibu memberikan ASI eksklusif
• Tingkatkan kebersihan & rawat kulit, mata, serta tali pusat dengan
baik
• Ingatkan orang tua u/ mengurus akte kelahiran bayinya
• Rujuk bayi u/ mendapatkan imunisasi pd waktunya
• Jelaskan kpd orang tua u/ waspada terhadap tanda bahaya pada
bayinya
ASI Eksklusif
• Pemberian ASI tanpa
makanan & minuman
tambahan lain pada
bayi berumur 0-6
bulan
• ASI ekslusif diberikan
hingga umur 6 bln &
jika memungkinkan
diteruskan dng
pemberian ASI
tambahan hingga
berumur 2 tahun
Keadaan Khusus Pertimbangan
ASI Eksklusif
Pemberian ASI
• Kekerapan & lama menyusui dng ASI • Bayi terdiagnosis galaktosemia
tidak dibatasi (ASI on demand  – Diberikan susu formula bebas
sesering yg bayi mau, siang, & galaktosa
malam)
• Ibu positif terinfeksi HIV
• Tidak mempromosikan atau
– Bayi diberi ASI ekslusif jika:
memberikan susu formula kepada ibu
tanpa alasan atau instruksi medis • Bayi juga (+) terinfeksi HIV,
• Hindari penggunaan dot bayi ATAU
• Ibu sudah minum ARV selama
• Berikan ASI yg dipompa
min 4 minggu, ATAU
menggunakan cangkir / selang
nasogastrik bila bayi tdk mampu • Status HIV bayi (-) atau belum
menyusui / jika ibu tdk bisa bersama diketahui namun susu
bayi sepanjang waktu formula / fasilitas u/
• Sebelum menyusui, cuci puting ibu & pemberiannya (air bersih &
sanitasi) tdk tersedia
buat ibu berada dalam posisi yg
santai – Bayi diberi susu formula jika:
• Punggung ibu sebaiknya diberi • Status HIV bayi (-) atau belum
sandaran & sikunya didukung selama diketahui & susu formula &
menyusui fasilitas untuk pemberian (air
ASI Eksklusif
• Posisi bayi yang benar: – Kadang diselingi istirahat
– Kepala, leher, & tubuh bayi dlm 1 – Hanya terdengar suara menelan
garis lurus – Tdk terdengar suara mengecap
– Badan bayi hadap ke dada ibu • Setelah selesai:
– Badan bayi melekat ke ibu – Bayi melepas payudara spontan
– Seluruh badan bayi tersangga dng – Bayi tenang & mengantuk
baik, tdk hny leher & bahu – Bayi tdk berminat lagi pd ASI
• Tanda bayi melekat dng baik: • Tanda bayi mendapat ASI cukup:
– Dagu bayi menempel pd payudara – BAK bayi sebanyak 6x/24 jam
– Mulut bayi terbuka lebar – BAB bayi warna kekuningan
– Bibir bawah membuka lebar, lidah “berbiji”
terlihat di dalamnya – Bayi tampak puas stl minum ASI
– Areola masuk ke mulut bayi, tdk – Tdk ada aturan ketat mengenai frek
hny puting susu, areola bag atas bayi menyusu (biasanya 10-12
tampak lebih banyak/lebar kali/24 jam)
• Tanda bayi menghisap dengan efektif: – Payudara terasa lembut & kosong
– Menghisap secara mendalam & stl menyusui
teratur – BB bayi ↑
ASI Eksklusif
• U/ ↑ produksi ASI : menggunakan sendok
– Menyusui dng cara yg benar – Menghilangkan nyeri dng minum
– Menyusui bayi tiap 2 jam PCT 1 500 mg, dapat diulang tiap 6
– Bayi menyusui dnga posisi jam
menempel yg baik, terdapat suara • Jika payudara bengkak akibat
menelan aktif pembedungan ASI:
– Menyusui bayi di tempat yg tenang – Kompres payudara dng
& nyaman menggunakan kain basah/hangat
– Minum setiap kali menyusui selama 5 menit
– Tidur bersebelahan dng bayi – Urut payudara dari arah pangkal
menuju putting
• U/ perawatan payudara :
– Keluarkan ASI dr bag depan
– Jaga payudara (terutama puting
payudara  puting menjadi lunak
susu) tetap kering & bersih
– Susukan bayi setiap 2-3 jam
– Pakai bra ng menyokong payudara
– Letakkan kain dingin pd payudara
– Oleskan kolostrum / ASI pd puting
setelah menyusui
susu yg lecet
– Bila lecet sangat berat, ASI
dikeluarkan & ditampung dng
1 = Metode dapat digunakan tanpa halangan 3 = Metode tidak direkomendasikan kecuali tidak ada
2 = Keuntungan pada umumnya lebih besar dari metode lain yang lebih sesuai atau dapat diterima
risiko 4 = Metode tidak boleh digunakan
1 = Metode dapat digunakan tanpa halangan 3 = Metode tidak direkomendasikan kecuali tidak ada
2 = Keuntungan pada umumnya lebih besar dari metode lain yang lebih sesuai atau dapat diterima
risiko 4 = Metode tidak boleh digunakan
1 = Metode dapat digunakan tanpa halangan 3 = Metode tidak direkomendasikan kecuali tidak ada
2 = Keuntungan pada umumnya lebih besar dari metode lain yang lebih sesuai atau dapat diterima
risiko 4 = Metode tidak boleh digunakan
1 = Metode dapat digunakan tanpa halangan 3 = Metode tidak direkomendasikan kecuali tidak ada
2 = Keuntungan pada umumnya lebih besar dari metode lain yang lebih sesuai atau dapat diterima
risiko 4 = Metode tidak boleh digunakan
1 = Metode dapat digunakan tanpa halangan 3 = Metode tidak direkomendasikan kecuali tidak ada
2 = Keuntungan pada umumnya lebih besar dari metode lain yang lebih sesuai atau dapat diterima
risiko 4 = Metode tidak boleh digunakan
1 = Metode dapat digunakan tanpa halangan 3 = Metode tidak direkomendasikan kecuali tidak ada
2 = Keuntungan pada umumnya lebih besar dari metode lain yang lebih sesuai atau dapat diterima
risiko 4 = Metode tidak boleh digunakan
1 = Metode dapat digunakan tanpa halangan 3 = Metode tidak direkomendasikan kecuali tidak ada
2 = Keuntungan pada umumnya lebih besar dari metode lain yang lebih sesuai atau dapat diterima
risiko 4 = Metode tidak boleh digunakan
1 = Metode dapat digunakan tanpa halangan 3 = Metode tidak direkomendasikan kecuali tidak ada
2 = Keuntungan pada umumnya lebih besar dari metode lain yang lebih sesuai atau dapat diterima
risiko 4 = Metode tidak boleh digunakan
1 = Metode dapat digunakan tanpa halangan 3 = Metode tidak direkomendasikan kecuali tidak ada
2 = Keuntungan pada umumnya lebih besar dari metode lain yang lebih sesuai atau dapat diterima
risiko 4 = Metode tidak boleh digunakan
Daftar Pustaka
• Sherwood L. Human physiology: from cells to systems. 9th ed. Belmont: Cole
Cencage Learning; 2016.
• Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan. WHO-
Depkes. 2013.
• Cunningham Gary F, Leveno Kenneth J, et al. Williams obstetrics. 24th ed. Mc Graw
Hill. 2014.
• Buku saku pelayanan kesehatan neonatal esensial

Anda mungkin juga menyukai