Anda di halaman 1dari 64

LUKA BAKAR

PEMBIMBING:
DR. UTAMA ABDI TARIGAN, SP. BP-RE(K)

JULIUS TANTONO 130100002


CHRISTOPHER KENDRICK DENG 130100295
RYCHA DWI SYAFUTRI 130100071
RIZKIA PRATIWI 130100073
ABIRAMI MUTHUKUMARU 130100384
FIDYA QODRY 130100175
CHAIRUL IHSAN LUBIS 130100020
METIA N. SITUMEANG 130100191
GRACE THANGAMANI 130100348
RAJA PERMATA HASIBUAN 130100097
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Luka bakar adalah masalah kesehatan masyarakat yang
sangat serius di dunia. Setiap tahunnya diperkirakan lebih
dari 300.000 kematian diakibatkan oleh luka bakar karena
api. Lebih dari 95% kejadian luka bekar berat terjadi di
negara berpenghasilan rendah dan menengah dengan
angka kematian tertinggi akibat luka bakar ditempati oleh
Asia Tenggara (11,6 kematian per 100.000 populasi per
tahun).

Di Indonesia angka kematian akibat luka bakar masih


tinggi yaitu sekitar 40%, terutama diakibatkan oleh luka
bakar berat.
LATAR BELAKANG
Luka bakar merupakan suatu bentuk kerusakan pada kulit
atau jaringan organ lain yang utamanya disebabkan oleh
panas atau trauma akut. Penyebab terjadinya luka bakar
antara lain adalah kontak dengan sumber panas seperti air
panas, api, bahan kimia, listrik dan radiasi.
Luka bakar menyebabkan efek lokal dan sistemik.
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat
sentuhan permukaan tubuh dengan benda-
benda yang menghasilkan panas seperti,
api secara langsung (flame) maupun tidak
langsung (flash), terkena air panas (scald),
tersentuh benda panas, sengatan matahari
(sunburn), listrik, maupun bahan kimia, dan
lain-lain.
EPIDEMIOLOGI
• Luka bakar telah menjadi masalah kesehatan masyarakat
global, angka kematiannya sekitar 195.000 orang per
tahun.
• Riskedas,2007. Prevalensi luka bakar di Jawa tengah 7,2%
dari seluruh cedera total.
• Penyebab utama luka bakar: ledakan tabung gas LPG,
kebakaran, dan tersiram air panas.
ETIOLOGI
• Suhu
Flame, Benda panas (kontak), Scalds (air panas),
Uap Panas
• Aliran Listrik
• Zat Kimia
• Radiasi
DERAJAT LUKA
BAKAR
Luka Bakar Derajat I
DERAJAT LUKA
BAKAR
Luka Bakar Derajat II A & B
DERAJAT LUKA
BAKAR
Luka Bakar Derajat III
ZONA KERUSAKAN
JARINGAN
Menurut Jackson:
1. Zona Koagulasi, zona nekrosis
2. Zona Statis
3. Zona Hiperemi
KLASIFIKASI
Kriteria luka bakar ringan:
• Luka bakar derajat II < 15%.
• Luka bakar derajat II < 10% pada anak-anak.
• Luka bakar derajat III< 2%.
Kriteria luka bakar sedang:
• Luka bakar derajat II 10-25% pada orang dewasa.
• Luka bakar derajat II 10-20% pada anak-anak.
• Luka bakar derajat III <10%.
Kriteria luka bakar berat:
• Luka bakar derajat II 25% atau lebih pada orang dewasa.
• Luka bakar derajat II 20% atau lebih pada anak-anak.
• Luka bakar derajat III 10% atau lebih.
• Luka bakar mengenai tangan, wajah, telinga, mata, kaki, dan genital
• Luka bakar dengan cedera inhalasi, listrik, disertai trauma lain.
LUAS LUKA BAKAR
Rules of Nine
PENANGANAN
Primary survey
• Airway
• Breathing
• Circulation
• Disability
• Enviroment
• Fluid
PENANGANAN
Pemberian cairan IV
Cara Evan’s:
1. Luas luka dalam % x BB dalam kg menjadi mL NaCl per 24
jam
2. Luas luka dalam % x BB dalam kg menjadi mL plasma per 24
jam. Keduanya merupakan pengganti cairan yang diberikan
akibat edema. Plasma diperlukan untuk mengganti plasma
yang keluar dari pembuluh dan meninggikan tekanan
osmosis sehingga mengurangi perembesan keluar dan
menarik kembali ciran yang telah keluar.
3. Sebagai pengganti cairan yang hilang akibat penguapan,
diberikan 2.000 cc glukosa 5% per 24 jam.
PENANGANAN
Rumus lain pemberian cairan IV
  Electrolyte Colloid D5W
Colloid formulas      
Evans Normal saline 2000mL
1,0mL/kg/% burn
  1.0mL/kg/% burn  
Brooke 2000 mL
Lactated Ringer
  solution 1.5mL/ kg/% 0,5 mL/kg  
burn
   
Slater Lactated Ringer 2 Fresh frozen plasma 75  
  L/24 h mL/kg/24 h  

Crystalloid formulas      
Parkland Lactated Ringer 4 mL/kg/% burn  
Modified Brooke Lactated Ringer 2 mL/kg/% burn  
PENANGANAN
Pemberian cairan IV
Cara Evan’s:
1. Luas luka dalam % x BB dalam kg menjadi mL NaCl per 24
jam
2. Luas luka dalam % x BB dalam kg menjadi mL plasma per 24
jam. Keduanya merupakan pengganti cairan yang diberikan
akibat edema. Plasma diperlukan untuk mengganti plasma
yang keluar dari pembuluh dan meninggikan tekanan
osmosis sehingga mengurangi perembesan keluar dan
menarik kembali ciran yang telah keluar.
3. Sebagai pengganti cairan yang hilang akibat penguapan,
diberikan 2.000 cc glukosa 5% per 24 jam.
PENANGANAN
Monitoring Resusitasi
• Kecepatan infus
• Urin Output
PENANGANAN
Indikasi rawat inap:
1. Penderita syok atau terancam syok
2. Anak: luas luka > 10%
3. Dewasa: luas luka > 15%
4. Letak luka memungkinkan penderita terancam cacat
berat
5. Wajah, mata
6. Tangan atau kaki
7. Perineum
8. Terancam oedem laring
9. Terhirup asap atau udara panas
PENANGANAN
Secondary Survey:
• Pemantauan tanda vita
• Pemeriksaan penunjang
• Pasang NGT & Kateter
• Obat Analgesik
• Perawatan luka
• Obat Topikal
• Antibiotik
• Anti tetanus
PENANGANAN
Operasi:
• Debridement
• Eksisi Dini
• Skin Graft
PENANGANAN
Teknik Operasi:
• Eksisi luka bakar kecil
• Eksisi tangensial
• Eksisi Fascia
• Kontrol Perdarahan
• Penutupan Luka
PENANGANAN
Nutrisi
Minuman diberikan pada pasien luka bakar: Segera
setelah peristalsis menjadi normal. Sebanyak 25
ml/kgBB/hari sampai diuresis minimal mencapai 30
ml/jam atau 1 ml/kgBB/jam.
Makanan diberikan oral pada pasien luka bakar:
Segera setelah dapat minum tanpa kesulitan.
Sedapat mungkin 2500-3000 kalori/hari Sedapat
mungkin mengandung 100-150 g protein/ hari.
KRITERIA MERUJUK
• Luka bakar derajat II dan III >10% luas
permukaan tubuh pada pasien berumur <10
tahun atau >50 tahun.
• Luka bakar derajat II dan III >20% di luar usia
tersebut diatas.
• Luka bakar derajat II dan III yang mengenai
wajah, mata, telinga, tangan, kaki, genitalia, atau
perineum atau yang mengenai kulit sendi-sendi
utama.
• Luka bakar derajat III >5% luas permukaan tubuh
pada semua umur.
KRITERIA MERUJUK
• Luka bakar kimia.
• Trauma inhalasi.
• Luka bakar pada pasien yang karena penyakit
yang sedang dideritanya dapat mempersulit
penanganan, memperpanjang pemulihan, atau
dapat mengakibatkan kematian.
• Luka bakar dengan cedera penyerta yang
menambah resiko morbiditas dan mortalitas,
ditangani dahulu di UGD sampai stabil, baru
dirujuk ke pusat luka bakar.
KRITERIA MERUJUK
• Anak-anak dengan luka bakar yang dirawat di
rumah sakit tanpa petugas dan peralatan yang
memadai, dirujuk ke pusat luka bakar.
• Pasien luka bakar yang memerlukan
penanganan khusus seperti masalah sosial,
emosional atau yang rehabilitasinya lama,
termasuk adanya tindakan kekerasan pada anak
atau anak yang ditelantarkan.
KOMPLIKASI
• Fase akut
Syok, gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit
• Fase subakut
SIRS, MODS, dan Sepsis
• Fase lanjutan
Parut hipertrofi dan kontraktur
PROGNOSIS
Prognosis pasien luka bakar ditentukan oleh:
• Derajat luka bakar (dalam)
• Luas permukaan
• Daerah
• Usia
• Keadaan kesehatan
PROGNOSIS
Skor ABSI (Abbreviated Burn Severity Index)
PROGNOSIS
Interpretasi Skor ABSI
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. AM
No. RM :74.96.03
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 11 Februari 1959
Usia : 59 tahun
Alamat :Jl. Karya Dusun II
Agama : Islam
Status pernikahan : Sudah menikah
Pendidikan terakhir : SLTA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal masuk : 14 Juli 2018
PRIMARY SURVEY
Tanda dan Gejala Kesimpulan Penanganan Hasil
A (airway) Triple airway
Clear Airway clear
· Snoring (-)
maneuver
· Gurgling(-)
· Crowing (-)
O2 2 L/menit via SaO2: 99%
B (breathing) Spontaneous
nasal canule RR: 20 x/menit
 Inspeksi
Napas spontan
Toraks simetris,
tidak terlihat
ketinggalan bernapas
 Palpasi
Tidak dilakukan
 Perkusi
Sonor pada kedua
lapangan paru
 Auskultasi
- SP/ST:
vesikular/ -
- SaO2: 99%
- RR: 20x/menit
PRIMARY SURVEY
Tanda dan Gejala Kesimpulan Penanganan Hasil

C (circulation) Pasang IV line, CRT <3 detik


 
· CRT <3 detik three way dan - Akral H/M/K
· Akral H/M/K - T/V: cukup
pemberian cairan
· T/V: cukup - TD: 120/80 mmHg
· TD: 120/80 - HR = 98x/menit,
mmHg regular
· HR = 98
- UOP (+)
x/menit, regular
· UOP (+)
D (disability) Mempertahankan
GCS 15 Kesadaran Compos
· Kesadaran: GCS A-B-C tetap lancar
15 (E4M6V5) mentis
· AVPU: Alert
· Ø pupil: 3 mm/3
mm, isokor
· RC: +/+
PRIMARY SURVEY
Tanda dan Kesimpulan Penanganan Hasil
Gejala
E (exposure) ·Membuka Ditemukan
 
· Undressed seluruh baju luka
pasien dan bakar pada
· Log Roll
menggantinya wajah,
dengan kain dada,
lapis abdomen,
punggung,
lengan kiri,
kedua kaki.
STATUS PASIEN
Lanjutan :
Fluid : IVFD Ringer Laktat
Analgetik : Inj. Ketorolac 30mg/IV
Test :Cek darah lengkap, elektrolit, KGD, Foto Thorax

Riwayat :
Allergies : Tidak ada
Medication : Tidak jelas
Past Ilness : Tidak jelas
Last Meal : Tidak jelas
Event : Luka bakar
Tetanus : Tidak Jelas
TIME SEQUENCES

Tanggal 14/07/18 Tanggal 14/07/18 Pasien dipindahkan


18.30 WIB 23.00 WIB Ke Recovery Room
Masuk IGD Debridement dimulai  
RSHAM   Kondisi terakhir:
03.40 WIB RB3
operasi selesai
ANAMNESA
Keluhan Utama : Luka Bakar
Telaah : hal ini dialami pasien sejak 8 hari yang lalu.
Awalnya pasien sedang memasak di dapur, kemudian
terdengar bunyi gas dan keluar api. Jarak kompor dengan
pasien saat itu ± 1 meter, kemudian api dari kompor
menyambar pasien yang sedang memasak. Pasien
menggunakan pakaian lengkap berupa gamis berlengan
panjang dan jilbab. Pakaian daerah wajah,leher, dada,
perut, tangan, dan kaki terbakar. Pasien kemudia dibawa ke
RS Imelda kemudian di rujuk ke RS HAM.
Riwayat Penyakit Terdahulu : Tidak Jelas
Riwayat Penggunaan Obat : Tidak Jelas
PEMERIKSAAN FISIK –
STATUS PRESENS
Sensorium : Compos mentis
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 89 x/i
Frekuensi Napas : 20 x/i
Temperatur : 37,1 oC
Sianosis (-), Anemia (-), Ikterik (-), Dyspnea (-)
BB : 76 kg TB : 158 cm
STATUS
GENERALISATA
Kepala
Mata : Refleks cahaya (+/+), pupil isokor (3mm/3mm),
konjungtiva palpebral inferior pucat (-/-), preorbital edema (-/-), sclera
ikterik (-/-)
Telinga : Sekret (-)
Hidung : Bentuk simetris, deviasi septum (-)
Tenggorokan : Dalam batas normal
Mulut : Sianosis (-), bibir kering (-)
Leher : Pembesaran KGB (-)
STATUS
GENERALISATA
Thoraks
Inspeksi : Simetris fusiformis, tidak ada ketinggalan bernafas
Palpasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : SP : Vesikuler ST : -/-

Abdomen
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Soepel, defans muscular (-)
Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan
Auskultasi : Peristaltik (+) N
Genitalis : perempuan
STATUS LOKALIASATA
Wajah : Luka bakar derajat IIA-B seluas 9%
Thoraks : Luka bakar derajat IIA-B seluas 3%
Abdomen : Luka bakar derajat IIA-B seluas 4%
Ekstremitas :
- Atas : Luka bakar derajat IIA-B seluas 9% lengan kiri
- Bawah : Luka bakar derajat IIA-B seluas 8% o/t
tungkai kanan
Luka bakar derajat IIA-B seluas 9% o/t tungkai kiri
TATALAKSANA IGD
• Pantau jalan nafas agar tetap clear
• Pasang CVC
• IVFD Ringer laktat
• Kateter urin terpasang untuk memantau urine output
• Pasang monitor untuk memantau hemodinamik
Rencana : Cek darah lengkap, KGD, elektrolit, foto thoraks,
debridement
HASIL LAB (14/7/18)
  Jenis Pemeriksaan Hasil Rujukan
      
  HEMATOLOGI    
  Hemoglobin (HGB) 9.4 13-18 g/dL
  Eritrosit (RBC) 3.29 x 106 4,5-6,5 x 106/µL
  Leukosit (WBC) 13.350 4-11 x 103/µL
  Hematokrit 28 % 39-54 %
  Trombosit (PLT) 330.000 150-450 x 103/µL
  GINJAL    
  BUN 9 9-21 mg/dL
  Ureum 19 19 - 44 mg/dL
  Kreatinin 0,69 0,7-1,3 mg/dL
  ELEKTROLIT    
  Natrium 127 135-155 mmol/L
  Kalium 3.9 3,6-5,5 mmol/L
  Chlorida 99 96-106 mmol/L
  METABOLISME    
  KARBOHIDRAT    
  KGD Sewaktu 195 <200 mg/dL
  HATI    
  Albumin 2.5 3,5-5,0 g/dL
      
FOTO THORAX

Tidak tampak kelainan pada cor dan pulmo


STATUS PASIEN
Diagnosa Kerja
Flame burn Grade IIA-IIB 42,5% on the face, neck,
chest, abdomen, arm (L), and both leg.

Rencana
Debridement di KBE IGD
LAPORAN OPERASI
14/7/18
• Pasien dalam posisi supine
• Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik
• Dilakukan debridement pada bagian luka yang kotor
• Luka bakar dibersihkan dengan dengan NaCl 0,9%
sampai kesan bersih
• Kemudian diberikan klorampenikol salep dan vaselin
ke seluruh luka bakar dengan merata
• Seluruh luka bakar ditutup dengan supratule
kemudian ditutup dengan kassa lembab, lalu ditutup
dengan kassa kering, lalu dibalut dengan kassa
gulung, kemudian dibalut dengan elastis verban
• Operasi selesai
TERAPI POST OP
• Tirah baring
• IVFD Asering 20 gtt/i
• Inj. Ceftriaxon 1 g/12 jam
• Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
• Inj. Ranitidine 50mg/12 jam
• IVFD aminofluid 10 gtt/i
FOLLOW-UP
16 JULI 2018
S Nyeri pada wajah, leher,dada, perut, kedua lengan dan kedua
kaki
O HD : stabil

Luka tertutup kasa pada wajah,leher,dada dan perut

Luka tertutup elastic perban di kedua tangan dan kaki

Post debridement d/t Flame burn Grade IIA-IIB 42,5% on the face,
A
neck, chest, abdomen, arm (L), and both leg.

P - IVFD Asering 30 gtt/I

- Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam

- Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam

- Inj. Ketorolac 30 mg /8 jam


R/Ganti Verban setiap 3 hari
R/Debridement II (18 Juli 2018)
18-24 JULI 2018
S Nyeri pada luka operasi

O HD : stabil

A Post debridement d/t Flame burn Grade IIA-IIB 42,5% on the


face, neck, chest, abdomen, arm (L), and both leg.

P - IVFD Asering 30 gtt/I


- Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam
- Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam
- Inj. Ketorolac 30 mg /8 jam
R/ cek DL, albumin, AGDA, elektrolit, Faal ginjal, KGDs (24
Juli 2018)
R/Debridement III (25 juli 2018)
HASIL LAB (24/7/18)
  Jenis Pemeriksaan Hasil Rujukan
      
  HEMATOLOGI    
  Hemoglobin (HGB) 9,4 13-18 g/dL
  Eritrosit (RBC) 3.27 x 106 4,5-6,5 x 106/µL
  Leukosit (WBC) 9.960 4-11 x 103/µL
  Hematokrit 29 % 39-54 %
  Trombosit (PLT) 340.000 150-450 x 103/µL
  GINJAL    
  BUN 11 9-21 mg/dL
  Ureum 24 19 - 44 mg/dL
  Kreatinin 0,42 0,7-1,3 mg/dL
  ELEKTROLIT    
  Natrium 128 135-155 mmol/L
  Kalium 3.9 3,6-5,5 mmol/L
  Chlorida 97 96-106 mmol/L
  METABOLISME    
  KARBOHIDRAT    
  KGD Sewaktu 125 <200 mg/dL
  HATI    
  Albumin 3,1 3,5-5,0 g/dL
      
25-28 JULI 2018
S Nyeri pada luka operasi

O HD : stabil

Luka tertutup kasa pada wajah

Luka tertutup elastic perban pada tangan kiri dan kedua kaki
A Post debridement d/t Flame burn Grade IIA-IIB 42,5% on the
face, neck, chest, abdomen, arm (L), and both leg.

P - IVFD Asering 30 gtt/I


- Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam
- Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam
- Inj. Ketorolac 30 mg /8 jam
R/ cek DL, albumin, elektrolit, KGDs (27 Juli 2018)
R/ Koreksi Albumin (28 juli 2018)
HASIL LAB (27/7/18)
  Jenis Pemeriksaan Hasil Rujukan
      
  HEMATOLOGI    
  Hemoglobin (HGB) 10,5 13-18 g/dL
  Eritrosit (RBC) 3.71 x 106 4,5-6,5 x 106/µL
  Leukosit (WBC) 11.240 4-11 x 103/µL
  Hematokrit 32 % 39-54 %
  Trombosit (PLT) 282.000 150-450 x 103/µL
  ELEKTROLIT    
  Natrium 126 135-155 mmol/L
  Kalium 3.5 3,6-5,5 mmol/L
  Chlorida 93 96-106 mmol/L
  METABOLISME    
  KARBOHIDRAT    
  KGD Sewaktu 125 <200 mg/dL
  HATI    
  Albumin 2,1 3,5-5,0 g/dL
      
28 JULI – 1 AGUSTUS 2018
S Nyeri pada luka operasi

O HD : stabil

Luka tertutup kasa pada wajah

Luka tertutup elastic perban pada tangan kiri dan kedua kaki
A Post debridement d/t Flame burn Grade IIA-IIB 42,5% on the
face, neck, chest, abdomen, arm (L), and both leg.
P - IVFD Asering 30 gtt/I
- Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam
- Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam
- Inj. Ketorolac 30 mg /8 jam
DISKUSI KASUS
TEORI KASUS
Definisi Hal ini dialami pasien sejak 8 hari yang lalu.
Luka bakar adalah luka Awalnya pasien sedang memasak di dapur,
yang terjadi akibat kemudian terdengar bunyi gas dan keluar
sentuhan permukaan api. Jarak kompor dengan pasien saat itu ± 1
tubuh dengan benda- meter, kemudian api dari kompor menyambar
benda yang menghasilkan pasien yang sedang memasak. Pasien
panas seperti, api secara menggunakan pakaian lengkap berupa gamis
langsung (flame) maupun berlengan panjang dan jilbab. Pakaian
tidak langsung (flash), daerah wajah, leher, dada, perut, tangan, dan
terkena air panas (scald), kaki terbakar. Pasien kemudian dibawa ke
tersentuh benda panas, RS Imelda kemudian di rujuk ke RS HAM.
sengatan matahari
(sunburn), listrik, maupun
bahan kimia, dan lain-lain
TEORI KASUS
Etiologi Akibat kontak langsung antara
jaringan dengan api terbuka,
• Suhu
dan menyebabkan cedera
Flame, Benda
langsung ke jaringan tersebut
panas (kontak),
Scalds (air panas),
Uap Panas
• Aliran Listrik
• Zat Kimia
• Radiasi
TEORI KASUS
Derajat
Luka bakar derajat II A-B
• Luka Bakar Derajat
I (Superficial burn)
• Luka Bakar Derajat
II (Partial thickness
burn)
a. IIA
b. IIB
• Luka Bakar Derajat
III (Full thickness
burn)
TEORI KASUS
Luas Luka Bakar
Luas luka bakar 42.5%
perhitungan luas luka
bakar secara
tradisional dihitung
dengan menggunakan
`Rule of Nines` dari
Wallace.
TEORI KASUS
1. Penanganan awal • Pantau jalan nafas agar tetap clear
(Primary Survey) • Pasang CVC
Pemberian cairan • IVFD Ringer laktat
intravena • Kateter urin terpasang untuk
Monitoring resusitasi memantau urine output
  • Pasang monitor untuk memantau
2. Penanganan hemodinamik
Lanjutan (Secondary Rencana :Cek darah lengkap, KGD,
Survey) elektrolit, foto thoraks, debridement
 
3. Tindakan Operatif
TEORI KASUS
• Indikasi Rawat Inap • Dewasa: luas luka > 15%
• Penderita syok atau • Letak luka memungkinkan
terancam syok penderita terancam cacat berat
• Anak: luas luka > • Wajah, mata
10% • Tangan atau kaki
• Dewasa: luas luka >
15%
• Letak luka
memungkinkan
penderita terancam
cacat berat
• Wajah, mata
• Perineum
• Terancam oedem
laring
• Terhirup asap atau
udara panas
KESIMPULAN
Ny AM, Perempuan , usia 59 tahun, datang ke
RSUP HAM dengan keluhan utama luka bakar.
Setelah dilakukan primary survey dan secondary
survey, pasien didiagnosis dengan debridement d/t
Flame Burn Grd II A-II B-III 42,5% o/t face, neck,
chest, abdomen, arm (L), and both legs. Telah
dilakukan tindakan debridement di KBE (14 Juli
2018). Pasien sampai sekarang masih dirawat di
RSUP HAM dengan keadaan stabil.

Anda mungkin juga menyukai