JUNIORKU !!!
PEMICU 2
KELOMPOK 7
SENIN, 11 APRIL 2011
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
Kelompok 7
Ketua Ina Chrisma Natalia 405080096
Sekretaris Alain Laurent 405080018
Penulis Eeng Sapta Hadi 405070078
Anggota Novy Ayunita Santoso 405070040
Kelvin Cristian H 405080009
Johan Yap 405080063
Febeani Haryana T 405080100
Yulia Christina S.P. 405080138
Diana Marsha Fredy 405080145
Rininta Christabella 405080174
Atika Rochmahyanti 405080189
Prostaglandin (PGI2)
o Kontraksi uterus lebih kuat
HIS
• His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos
dinding uterus yang dimulai dari daerah fundus uteri di
mana tuba falopii memasuki dinding uterus
KALA I /
• Ciri : bloody show, adanya his,
PEMBUKAAN
serviks mbuka sampai tjadi
pmbukaan 10 cm, dijumpai pd
primigravida (± 13 jam); multipara
KALA II /
PENGELUARAN
(± 7 jam)
• 2 fase :
Laten 8 jam, sgt lambat s.d. D
KALA III / URI = 3 cm
PLASENTA Aktif 3 fase
Akselerasi : 3 4 cm (2 jam)
Dilatasi max : 4 9 cm (2 jam)
KALA IV / Deselerasi : 9 10 cm (2 jam)
KELUARNYA
PLASENTA
SELAMA 1 JAM
KALA I
Penilaian persalinan
Kemajuan Kondisi Ibu Kondisi Janin
Persalinan
• Riwayat • Mengkaji kartu/ • Gerakan janin
persalinan catatan antenatal • Cairan ketuban
• Pemeriksaan • Pemeriksaan • Letak janin
abdomen umum • Besar janin
• Pemeriksaan • Pemeriksaan • Posisi janin
vagina laboratorium
• Pemeriksaan
psiko-sosial
KALA I
Pemantauan persalinan partograf
Kemajuan Persalinan
His/kontraksi:
• Frekuensi
• Lamanya
• Kekuatan
Kontrol ½ jam sekali pd fase aktif
Pemeriksaan vagina:
• Pembukaan serviks
• Penipisan serviks
• Penurunan bag. Terendah
• Molding/molase
Kontrol setiap 4 jam
Pemeriksaan abdomen/luar:
• Penurunan kepala
Kontrol setiap 2 jam slm fase aktif
• Leopold I: menentukan
tinggi fundus uteri umur
kehamilan, dan bagian janin
yang terletak di fundus uteri
• Leopold II: menentukan
letak punggung janin
• Leopold III: menentukan
bagian apa yang terletak di
sebelah bawah
• Leopold IV: bagian janin
mana yang terletak di
sebelah bawah & berapa
bagian kepala yang telah
memasuki PAP
BIDANG HODGE
I II III IV
• Dibentuk pd • Sejajar dgn Hodge • Sjajar dgn Hodge I • Sejajr dgn Hodge
lingkaran PAP dgn I tletak stinggi bag & II tletak stinggi I, II, & III tletak
bag atas simfisis bawah simfisis spina ischiadica stinggi os coccygis
& promontorium dekstra & sinistra
SEGMEN ATAS UTERUS SEGMEN BAWAH UTERUS
PEMBEDA
(SAU) (SBU)
Sifat Kontraksi Aktif Pasif
Sifat kekencangan Kencang atau keras Kurang kencang atau lunak
• Akan mgalami retraksi (tgt • Akan bkembang menjadi jalan
b(-) volume isi uterus, t.u. lahir yg bdinding jauh lebih
Awal psalinan & mdorong tipis drpd SAU
janin keluar (respons pd • Analog dgn ishtmus uteri yg
gaya dorong kontraksi mlebar & mnipis pd wanita yg
Keterangan
segmen atas) # hamil
• Mjadi lunak saat bdilatasi
saluran muskuler &
fibromuskuler yg tipis janin
dpt mnonjol ke liuar
Primipara Multipara
Perut Tegang Longgar,strie +
Pusat Menonjol Dapat datar
Rahim Tegang Agak lunak
Payudara Tegang,tegak Menggantung,strie +
Labia Bersatu Agak terbuka
Himen Koyak beberapa tempat Karankula himenalis
Vagina Sempit,rugae utuh Lebar,rugae berkurang
Serviks Licin,lunak,tertutup Teraba bekas robekan
Pembukaan Mendatarmembuka Membuka & mendatar
Perineum Masih utuh Bekas luka episiotomi
TAHAPAN-TAHAPAN PARTUS NORMAL
http://www.healthsquare.com/fgwh/wh1c2601.jpg
TAHAPAN-TAHAPAN PARTUS NORMAL
Diagnosa
Kategori Deskripsi
Kehamilan dengan • Persalinan spontan melalui vagina pd bayi
janin normal tunggal tunggal, cukup bulan
Bayi normal • Tdk ada tanda-tanda kesulitan pernafasan
• APGAR > 7 pd menit ke-5
• Tanda-tanda vital stabil
•Berat badan > 2,5kg
Bayi dengan penyulit Cth : berat badan kurang, asfiksia, Apgar
rendah, cacat lahir
PELEPASAN PLASENTA
Tjadi akibat pnyusutan ukuran uterus + p(-)an bidang tempat
implantasi plasenta
↓
Plasenta mpbesar ktebalan dgn elastisitas↓ plasenta menekuk
↓
+ tegangan lap desidua yg tlemah (lap spongiosa) makin mlonggar
↓
Plasenta tlepas & ukuran tempat plasenta m<
↓
tekanan dinding uterus
↓
Ekstrusi plasenta (mekanisme Schultze darah tempat plasenta
megisi ke dlm kantong yg inversi & Duncan darah tkumpul di
antara membran dinding uterus & keluar dr plasenta)
TAHAPAN-TAHAPAN PARTUS NORMAL
KALA I /
PEMBUKAAN
KALA II /
PENGELUARAN
9. Urine
• Jumlah (cc), proteinuria (+ / - ), aseton.
• Jika memungkinkan, untuk tujuan praktis, gunakan
kertas celup berbagai indikator (strip-test) : dapat juga
mendeteksi pH, glukosa, bilirubin, leukosit-esterase
dan sebagainya, dalam satu kali pemeriksaan kertas
yang dicelupkan.
Contoh pengisian PARTOGRAF
LO 3
Proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke
dlm jalan lahir.
Dibagi dlm 4 kala:
Kala I dimulai saat persalinan mulai – pembukaan
lengkap (10cm)
Fase laten (8 jam) serviks membuka smp 3 cm
Fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3-10 cm
kontraksi lebih kuat dan sering.
Kala II pembukaan lengkap (10cm) – bayi lahir primi : 2
jam ; multi : 1 jam.
Kala III Segera setelah bayi lahir – lahirnya plasenta yg
berlangsung ± 30 menit.
Kala IV saat lahirnya plasenta – 2 jam pertama
postpartum.
Semua persalinan hrs dihadiri dan dipantau o/ petugas
kesehatan terlatih.
Rumah Bersalin dan tempat rujukan dgn fasilitas memadai utk
menangani kegawatdaruratan obstetri dan neonatal hrs
tersedia 24 jam.
Obat-obatan esensial,bahan dan perlengkapan hrs tersedia bagi
seluruh petugas terlatih.
Asuhan Sayang Ibu dan Sayang Bayi hrs dimasukkan sbg bgn dari
persalinan bersih dan aman,termasuk hadirnya keluarga/org-org yg
memberi dukungan bagi ibu.
Partograf hrs digunakan utk memantau persalinan dan berfungsi sbg
suatu catatan/relam medik utk persalinan.
Selama persalinan normal,intervensi hny dilaksanakan jika benar-benar
dibutuhkan jk ada infeksi atau penyulit.
Manajemen aktif Kala III hrs dilakukan pada semua persalinan normal.
Penolong persalinan hrs tetap tinggal bersama ibu dan bayi ± 2 jam
pertama setelah kelahiran/keadaan ibu sudah stabil.
Selama 24 jam pertama setelah persalinan,fundus hrs sering diperiksa
dan dimasase smp tonus baik.
Segera setelah lahir,seluruh tubuh t/u kepala bayi hrs segera diselimuti
dan bayi dikeringkan serta dijaga kehangatannya utk mencegah
terjadinya hipotermi.
Obat-obatan esensial,bahan dan perlengkapan hrs disediakan oleh
petugas dan keluarga.
Pengkajian awal
Pemantauan
Sekarang ibu telah berada pada pembukaan
lengkap dan siap utk melahirkan bayinya.
Selama kala II,petugas hrs terus memantau:
TENAGA atau usaha mengedan dan kontraksi uterus.
JANIN penurunan presentasi janin dan kembali
normalnya detak jantung.
Kondisi ibu.
Persalinan kala II ditegakkan dgn melakukan pemeriksaan
dlm utk memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala
janin sudah tampak di vulva dgn diameter 5-6 cm.
Pengkajian awal/segera
Palpasi uterus utk menentukan apakah ada bayi yg kedua : jika
ada, tunggu smp bayi kedua lahir.
Menilai apakah bayi baru lahir dlm keadaan stabil,jika tdk
rawat bayi segera.
Tanda-tanda pelepasan fisiologi dari uterus:
Bertambah panjang
Pancaran darah
Bentuk uterus menjadi lebih bulat
Jika menggunakan manajemen aktif dan plasenta blm juga lahir
dlm wkt 30 menit:
Periksa kandung kemih dan lakukan kateterisasi jika kandung
kemih penuh.
Periksa adanya tanda-tanda pelepasan plasenta.
Berikan oksitosisn 10 U IM dosis kedua, dlm jarak wkt 15
menit dari pemberian oksitosin dosis pertama.
Siapkan rujukan jika tdk ada tanda-tanda pelepasan plasenta.
Jika manajemen aktif tdk dilakukan, maka:
Periksa tanda-tanda pelepasan fisiologi dan melakukan PTT
utk melahirkan plasenta berikut selaput ketuban.
Melakukan masase uterusmengeras.
Memberikan oksitosin 10 U IM setelah plasenta lahir.
HATI-HATI
•Jika uterus terasa bergerak ke bwh waktu anda menarik tali pusat,
HENTIKAN! Plasenta mungkin blm terlepas dan terjadi inversio uteri.
•Jika ibu menyatakan nyeri atau jika uterus lembek/tdk berkontraksi,
HENTIKAN! Bahaya perdarahan.
•Menunggu beberapa menit,kemudian periksa lagi apakah plasenta
sudah terlepas.
LO 4
Managemen Persalinan Patologi
(malposisi, malpresentasi, distosia bahu,
perdarahan, ketuban pecah dini)
MALPRESENTASI
• Malpresentasi : bagian terendah janin yang
berada di segmen bawah rahim, bukan
belakang kepala
• Malposisi : penunjuk (presenting part) tidak
berada di anterior
PRESENTASI KEPALA
• Presentasi belakang kepala
– Penunjuk:
• ubun-ubun kecil di segmen depan (posisi normal)
• Presentasi puncak kepala kepala dalam ekstensi ringan
– Penunjuk: ubun-ubun besar
• Presentasi dahi kepala dalam ekstensi sedang
– Penunjuk: sinsiput
• Presentasi muka kepala ekstensi maksimal
– Penunjuk: dagu
Presentasi Dahi
• Diagnosis:
– Pemeriksaan vaginal dapat diraba pangkal hidung, tepi
atas orbita, sutura frontalis, dan ubun-ubun besar, tetapi
tidak dapat meraba dagu atau mulut janin
– Palpasi abdomen dapat teraba oksiput dan dagu janin di
atas simfisis dengan mudah
Mekanisme Persalinan:
• Mekanisme menyerupai mekanisme pesalinan pada
presentasi muka
• Apabila presentasi dahi yang menetap dibiarkan berlanjut,
maka akan terjadi molase yang hebat sehingga diameter
oksipitomental akan berkurang dan terbentuk capput
succedaneum di daerah dahi
• Persalinan dapat berlangsung hanya bila molase tersebut
membuat kepala bisa masuk panggul
• Saat lahir melalui pintu bawah panggul, kepala akan fleksi
sehingga lahirlah dahi, sinsiput, dan oksiput. Selanjutnya
terjadi ekstensi sehingga lahirlah wajah
Penanganan:
• Sebagian besar memerlukan persalinan secara bedah
sesar
• Janin dengan ukuran kecil dan punggungnya berada
di posterior atau ukuran panggul ibu luas mungkin
dilahirkan pervaginam
• Presentasi dahi yang menetap atau dengan selaput
ketuban yang sudah pecah sebaiknya dilakukan
bedah sesar
Presentasi Muka
• Diagnosis:
– Pemeriksaan vaginal dapat diraba mulut, hidung,
tepi orbita dan dagu
– Palpasi abdomen kadang dapat diraba tonjolan
kepala janin di dekat punggung janin
Mekanisme Persalinan:
• Mekanisme serupa dengan persalinan presentasi belakang
kepala
Informed consent
gagal
Versi luar berhasil Versi luar
gagal
ya Bedah sesar
Bedah sesar
Persalinan
Percobaan lambat atau Lanjutkan persalinan
persalinan vaginal gambaran CTG tidak
vaginal
abnormal
DISTOSIA BAHU
DISTOSIA BAHU
• Massanti Manuver
• Rubin Manuver
Suprapubic Pressure
(Massanti Manuver)
● NO fundal pressure
● Abdominal approach:
suprapubic pressure
applied with heel of
clasped hand from the
posterior aspect of the
anterior shoulder to
dislodge it
Rubin Maneuver
● vaginal approach
● adduction of anterior
shoulder by pressure applied
to the posterior aspect of the
shoulder (the shoulder is
pushed toward the chest)
● consider episiotomy
● NO fundal pressure
WOODS “CORKSCREW”
MANEUVER
Rotation of Posterior Shoulder
Step 1
● pressure on anterior
aspect of posterior
shoulder
● may be combined
with anterior
dysimpact
maneuvers
● NO fundal pressure
Rotation of Posterior Shoulder Step 2
Wood’s screw
maneuver
can be done
simultaneously
with anterior
dysimpact
Rotation of Posterior Shoulder Step 3
may be
repeated if
delivery not
accomplished
by Steps 1 & 2
Rotation of Posterior Shoulder
Step 4
MANEUVER
“CORKSCREW”
(WOODS)
MELAHIRKAN BAHU BELAKANG (SCHWARTZ &
DIXON)
DIAGNOSIS PERDARAHAN
POSTPARTUM, PENANGANAN
AWAL KASUS GAWAT DARURAT,
DAN MELAKUKAN RUJUKAN
DIAGNOSIS PERDARAHAN
• Pemeriksaan fisik:
– Pucat, dapat disertai tanda-tanda syok, tekanan darah rendah, denyut
nadi cepat, kecil, ekstremitas dingin serta tampak darah keluar melalui
vagina terus menerus
• Pemeriksaan obstetri:
– Mungkin kontraksi usus lembek, uterus membesar bila ada atonia
uteri. Bila kontraksi uterus baik, perdarahan mungkin karena luka jalan
lahir
• Pemeriksaan ginekologi:
– Dilakukan dalam keadaan baik atau telah diperbaiki, dapat diketahui
kontraksi uterus, luka jalan lahir dan retensi sisa plasenta
KOMPLIKASI PERSALINAN PADA IBU
PENDARAHAN PASCA PERSALINAN
(PPP)
• Pendarahan > 500ml setelah bayi lahir/
• Pendarahan yang lebih dari normal yg dapat
menyebabkan perubahan tanda vital menurunnya
kesadaran, pucat, limbung, berkeringat dingin, sesak
napas, dan tensi <90mmHg dan nadi >100/menit)
3. Gangguan koagulasi
• Trombofilia, preeklampsia ,dll.
KLASIFIKASI
• Perdarahan post partum primer / dini (early
postpartum hemarrhage)
– Perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama.
– Penyebab utamanya adalah atonia uteri, retention
plasenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir.
– Banyaknya terjadi pada 2 jam pertama
• Perdarahan Post Partum Sekunder / lambat (late
postpartum hemorrhage)
– Perdarahan yang terjadi setelah 24 jam pertama.
– Biasanya karena sisa plasenta
ATONIA UTERI
• Keadaan lemahnya his uterus tidak mampu
menutup pendarahan terbuka dari tempat implantasi
plasenta setelah bayi dan plasenta lahir
• FAKTOR PREDISPOSISI:
– Regangan rahim berelebihan karena kehamilan gemeli,
polihidroamnion, anak terlalu besar
– Kelelahan karena persalinan lama
– Kehamilan grande-multipara
– Infeksi intrauterin
– Mioma uteri yang menggangu kontraksi rahim
– Ada riwayat pernah atonia uteri sebelumnya
Diagnosis
• Ditegakkan bila setalah bayi lahir dan placenta
lahir dan ternyata masih banyak perdarahan
aktif, bergumpal dan pada palpasi didapatkan
fundus uteri masih setinggi pusat atau lebih
dengan kontraksi yang jelek
Penatalaksanaan
• Sikap Tredelenburg, memasang venous line, dan
memberikan oksigen
• Merangsang kontraksi uterus
• Bila semua tindakan tersebut gagal, maka
dipersiapkan tindakan operatif laparotomi
dengan pilihan bedah konservatif atau melakukan
histerektomi
• Alternatif:
– Ligasi arteria uterina atau arteria ovarika
– Operasi ransel B Lynch
– Histerektomi supravaginal
– Histerektomi total abdominal
Robekan Jalan Lahir
• Umumnya pada pasien trauma
• Hindarkan memimpin persalinan sebelum jalan
pembukaan serviks lengkap
• Etiologi : episiotomi, robekan spontan perineum,
trauma forseps atau vakum ekstraksi, atau karena
versi ekstraksi
• Penatalaksanaan : semua sumber perdahan yang
terbuka harus diklem, diikat dan luka ditutup, degan
jahitan cat gut lapis demi lapis sampai perdarahan
berhenti
Retentio Placenta
• Adalah placenta tertinggal di dalam uterus
setengah jam setelah anak lahir (sulit dilepas
karena adhesi kuat antara plasenta dan
uterus)
– Placenta akreta : implantasi menembus desidua
basalis dan Nitabuch layer
– Placenta ikreta : placenta menembus miometrium
– Placenta perkreta : vili korialis menembus
perineum
Retentio Placenta
Tanda dan pemeriksaan diduga bila :
– Kala uri berlangsung tidak lancar, atau
– Setelah melakukan placenta manual ditemukan kotiledon
yang tidak lengkap pada saat pemeriksaan placenta dan
– Perdarahan dari ostium uteri eksternum pada saat
kontraksi rahim sudah baik dan robekan jalan lahir sudah
terjahit
Penatalaksanaan :
– Eksplorasi ke dalam rahim manual, kuret, pemberian
uterotonika
– Anemia transfusi darah
Inversi Uteri
• Adlh keadaan dimana lapisan dalam uterus turun dan
keluar lewat ostium uretra ekstenum, yang dapat
bersifat inkomplit sampai komplit
• Predisposisi: atonia uteri, serviks yang masih terbuka
lebar, dan adanya kekuatan yang menarik fundus ke
bawah, atau ada tekanan dari fundus uteri bagian
atas, atau tekanan intraabdominal yang keras tiba-
tiba.
Tanda-Tanda Inversi uteri:
• Syok karena kesakitan
• Perdarahan banyak bergumpal
• Di vulva tampak endometrium terbalik dengan
atau tanpa placenta yang masih melekat
Prognosis
– Baru terjadi baik
– Lama jepitan serviks mengecil iskemia,
nekrosis dan infeksi
Penatalaksanaan
• Memanggil bantuan anestesi dan memasang infus
cairan/darah pengganti dan obat
• Memberikan tokolitik/MgsO4 sebelum reposisi
manual melemaskan uterus
• Didalam uterus placenta dilepaskan secara manual
dan bila berhasil dikeluarkan dari rahim dan sambil
memberikan uterotonika lewat infus atau i.m. tangan
tetap dipertahankan agar konfigurasi uterus kembali
normal dan tangan operator baru dilepaskan
• Pemberian antibiotika dan transfusi darah
• Pembedahan : Laparotomi / histerektomi
Perdarahan karena Gangguan Pembekuan
Darah
Tanda :
• Akan ada tendensi mudah terjadi perdarahan setiap
dilakukan penjahitan dan
• Perdarahan akan merembes atau timbul hematoma
pada bekas jahitan, suntikan, perdarahan ari gusi,
rongga hidung, dll
Pemeriksaan :
• waktu pembekuan memanjang, trombositopenia,
terjadi hipofibrinogemia, terdeteksinya adanya FDP,
perpanjangan tes protombin, dan PTT
Perdarahan karena Gangguan Perdarahan
Predisposisi :
• solusio plasenta,
• kematian janin dalam kandungan,
• eklampsia,
• emboli cairan ketuban, dan
• sepsis.
THERAPI GANGGUAN PEMBEKUAN DARAH
• Transfusi darah
• Pemberian plasma beku segar, trombosit, fibrinogen
• Heparinisasi
• Pemberian EACA (epsilon amino caproic acid)
Pencegahan PPP
• Sebelum hamil : perbaiki keadaan umum dan
mengatasi setiap penyakit kronis, anemia, dll
• Mengenal faktor predisposisi PPP :
multiparitas, anak besar, hamil kembar,
hidramnion, bekas seksio, ada riwayat PPP
sebelumnya dan kehamilan risiko tinggi
lainnya akan muncul saat persalinan
Pencegahan PPP
• Persalinan harus selesai dalam waktu 24 jam dan
pencegahan partus lama
• Kehamilan risiko tinggi agar melahirkan dirumah sakit
rujukan
• Kehamilan risiko rendah agar melahirkan di tenaga
kesehatan terlatih dan menghindari persalinan dukun
• Menguasai langkah-langkah pertolongan pertama
menghadapi PPP dan mengadakan rujukan
sebagaimana mestinya
Gejala & Tanda Yang Selalu Ada Gejala & Tanda Yang Diagnosis
Kadang-kadang Ada Kemungkinan
• Uterus tidak berkontraksi dan • Syok Atonia uteri
lembek
• Perdarahan segera setelah anak
lahir (Perdarahan Pascapersalinan
Primer atau P3)(a)
• Perdarahan segera (P3) (a) • Pucat Robekan jalan lahir
• Darah segar yang mengalir segera • Lemah
setelah bayi lahir (P3) • Menggigil
• Uterus kontraksi baik
• Plasenta lengkap
• Plasenta belum lahir setelah 30 • Tali pusat putus akibat Retensio plasenta
menit traksi berlebihan
• Perdarahan segar (P3) (a) • Inversio uteri akibat
• Uterus kontraksi baik tarikan
• Perdarahan lanjutan
• Plasenta atau sebagian selaput • Syok neurogenik Tertinggalnya
(mengandung pembuluh darah) • Pucat dan limbung sebagian plasenta
tidak lengkap
• Perdarahan segera (P3) (b)
Gejala & Tanda Yang Selalu Ada Gejala & Tanda Yang Diagnosis
Kadang-kadang Ada Kemungkinan
• Sub-involusi uterus • Anemia • Perdarahan
• Nyeri tekan perut bawah • Demam terlambat
• Perdarahan > 24 jam setelah • Endometritis atau
persalinan. Perdarahan sekunder sisa plasenta
atau P2S. Perdarahan bervariasi (terinfeksi / tidak)
(ringan/berat,
terus-menerus/tidak teratur) dan
berbau (jika disertai infeksi)
(a) Perdarahan sedikit apabila bekuan darah pada serviks atau posisi telentang menghambat aliran darah keluar
(b) Inversi komplit mungkin tidak menimbulkan perdarahan
PLASENTA PREVIA
• Plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen
bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau
seluruh ostium uteri internum (OUI) .
SOLUTIO PLASENTA
• Lepasnya plasenta dengan implantasi normal sebelum
waktunya pada kehamilan yang berusia di atas 28 minggu.
SP PP
Pendarahan dengan nyeri Pendarahan tanpa nyeri
Pendarahan segera disusul partus Berulang ulang sebelum partus
Pendarahan sedikit banyak
Palpasi sukar Palpasi Leopold III tinggi
DJJ tidak ada ada
hematom robekan selaput marginal
Selaput ketuban:
◦ Lap pembatas rongga amnion
thdp inf
Dlm keadaan N, selaput ketuban pecah dlm
persalinan.
KPD: keadaan pecahnya selaput ketuban sblm
persalinan.
KPD sblm usia kehamilan 37 minggu KPD pd
kehamilan prematur.
Dlm keadaan N, 8-10% perempuan hamil aterm
akan mengalami KPD.
Ketuban Pecah disebabkan:
Kontraksi uterus & peregangan berulang
Trjdi perubahan biokimia selaput ketuban inferior
rapuh, bkn krna seluruh selaput ketuban rapuh
Perubahan aktivitas kolagen ← perubahan struktur,
jumlah sel, & katabolisme kolagen.
Faktor resiko trjdinya KPD:
Br(-)nya asam askorbik sbg komponen kolagen
(-) tembaga & asam askorbik yg brakibat pertumbuhan
struktur abN ← a.l merokok
Degradasi kolagen dimediasi o/ matriks metaloproteinase
(MMP).
Mendekati wktu persalinan, keseimbangan antara MMP & inhib
metaloproteinase mengarah pd degradasi proteolitik dri
matriks ekstraselular & membran janin.
Selaput ketuban sgt kuat pd kehamilan muda. Namun pd
trimester akhir, selaput ketuban mudah pecah ← ada hub dgn
pembsran uterus, kontraksi rahim, & gerakan janin.
KPD pd kehamilan prematur ← adanya fk2 eksternal, mis inf yg
menjalar dri vagina.
Pastikan diagnosis:
tentukan pecahnya selaput ketuban dgn adanya cairan
ketuban di vagina.
Jika tdk ada, dpt dicoba dgn gerakan sdkit bgn
trbawah janin a/ meminta pasien batuk atau
mengedan.
Penentuan cairan ketuban dpt dilakukan dgn Nitrazin
testmerah mndji biru, membantu dlm menentukan
jumlah cairan ketuban, usia kehamilan & kelainan
janin.
Tent. usia kehamilan, bila prlu dgn pemeriksaan
USG
Tent. ada tdknya inf.
Tanda inf: suhu ibu ≥ 38 °C, air ketuban yg keruh &
berbau.
Pemeriksaan air ketuban dgn tes LEA (Lekosit Esterase):
lekosit darah > 15.000/mm³.
Janin takhikardi, mgkn mengalamin inf intrauterin
Tent. tanda2 in partu: tent adanya kontraksi teratur.
Ketuban pecah
< 37 minggu ≥ 37 minggu
Infeksi Tdk infeksi Infeksi Tdk infeksi
Penisilin + Amoksisilin + Penisilin + Lahirkan bayi
gentamisin + eritromisin utk 7 gentamisin +
metronidazol hari metronidazol
Indikasi
• Oksitosik
• Sebagai stimultan uterus pada perdarahan paska persalinan
atau paska abortus
Metergin
Efek samping
• Kontraksi uterus Kontra indikasi
• Kontraksi segmen bawah uterus • Persalinan kalaI dan II
=> retensio plasenta
• Penyakit vascular
• Diare, mual dan muntah
• Penglihatan kabur • Penyakit jantung parah
• Sakit kepala • Fungsi paru menurun
• Kejang • Fungsi hati dan ginjal
• kulit dingin
menurun
• nadi lemah dan cepat
• Bingung
• Hipertensi yang parah
• Koma • eklampsia
• meninggal
Metergin
Cara Penggunaan
• Oral : mulai kerja setelah sepuluh menit
• IV : mulai kerja 40 detik
• IM :mulai kerja 7-8 menit
(Hal ini lebih menguntungkan karena efek samping << )
Dosis
• Oral : 0,2-0,4 mg , 2-4 kali sehari selama 2 hari
• IV / IM : 0,2 mg
• IM boleh diulang 2– 4 jam bila perdarahan hebat
Misoprostol
=> Misoprostol adalah suatu analog prostaglandin E1 sintetik
Mekanisme / cara kerja
• Di absobrsi secara ekstensif dan dide-esterifikasi=> aktif : as. misoprostol
• Absorbsi dihambat oleh makanan
Indikasi
• oksitosik
• Menstimulus kontraksi uterus
Indikasi misoprostol untuk pematangan serviks :
• preeklampsia berat/eklampsia dan serviks belum matang sedangkan
seksio sesarea belum dapat segera dilakukan atau bayi terlalu prematur
untuk bisa hidup
• kematian janin dalam rahim lebih dari 4 minggu belum in partu, dan
terdapat tanda-tanda gangguan pembekuan darah
Misoprostol
Efek samping
• Dapat menyebabkan kontraksi uterin
• Diare
Kontra indikasi
• Pada kehamilan aborsi.
• Misoprostol mempunyai risiko meningkatkan kejadian
ruptura uteri => hanya dikerjakan di pelayanan kesehatan
yang lengkap
(ada fasilitas bedah sesar)
Indikasi
• Pencegahan dan pengobatan perdarahan
sesudah melahirkan atau keguguran karena
uterus atoni atau subinvolusi (uterus tetap
besar, tidak kembali ke ukuran semula)
Metil Ergometrin Maleat
Efek Samping
• Infark kardovaskuler : miokardial akut, hipertensi, sakit
dada temporer, palpitasi
• SSP : halusinasi, pusing, kejang, sakit kepala
• Metabolisme endokrin : intoksikasi air
• Saluran cerna : mual, muntah, diare, rasa tidak enak
• Lokal : tromboflebitis :
• Neuromuskuler skeletal: kram kaki
• Telinga : tinitus
• Pernafasan : dipsnea, kongesti hidung
• Lain2 : diaforesis
Metil Ergometrin Maleat
Sediaan
• Tablet : Maleat 0,2 mg
• Larutan Injeksi dalam Ampul 0,2 mg/ml, 1 ml
- palingsering:
Escherichia coli, Kelbsiella, Proteus &
Bacteroides fragilis
- penyerta:
Clostridium, Staphylococcus aureus &
Pseudomonas
- eksogenik:
Group A beta-hemolytic streptococci
Gambaran klinik
umumnya mulai dari 2-3 hari postpartum
demam, nyeri perut bawah, nyeri tekan uterus
disertai pula dengan : lemah, anoreksia, lochia
berbau
penyakit makin berat bila terjadi demam
tinggi dan gejala peritonitis
Group A beta-hemolytic stretpococci adalah
bakteri utama pada peritonitis dan septikemia
Infeksi nifas dapat berupa:
endomyometritis
infeksi saluran kemih
infeksi luka episiotomi atau seksio
mastitis
pelvio atau femoral thromboflebitis
apendisitis
lain-lain: infeksi saluran pernapasan atas
Pencegahan
gunakan teknik aseptik
antibiotika profilaksis pada seksio sesar dan
KPSW (cefotaxime atau ampicillin dosis
tunggal 1-2 G terbukti menurunkan
kejadian infeksi)
Terapi
persalinan pervaginam: ampicillin 1 g / 6 jam)
seksio sesar:
flagyl 500 mg/8 jam + cefoxitin 2g/6 jam
atau
aminoglikosida (gentamycin/tobramycin) 60-100
mg/8 jam + clindamycin 900 mg/8 jam
Terapi
Payudara yang tegang dan padat Pembengkakan dengan adanya fluktuasi Abses payudara
kemerahan Mengalir nanah
Nyeri pada luka / irisan dan Luka/irisan pada perut dan perineal yang mengeras Selulitis pada luka (perineal /
tegang/indurasi atau indurasi, keluar pus dan Kemerahan Abdominal)
Luka insisi yang terinfeksi cairan serous atau kemerahan dari luka; tidak ada / Abses atau hematoma pada
sedikit erithema dekat luka insisi luka insisi
Disuria Nyeri lumbal, nyeri suprapublik tanpa nyeri tekan Infeksi pada traktus
uterus dan menggigil urinarius
Demam yang tinggi walau mendapat Menggigil, Ketegangan pada otot kaki , Komplikasi Thromboflebitis:
antibiotika pada paru, ginjal, persendian, mata dan jaringan pelviotrombo-flebitis
subkutan Femoralis
Sesak napas, Batuk dan Demam Dispenea, sakit berat dan nyeri dada Pneumonia
Mengigil dan Demam Pembesaran hati, limpa dan ikterus, nyeri Malaria, Tifoid, Hepatitis
Perhatikan!
septik pelvio thromboflebitis umumnya
disebabkan oleh bakteri anaerobik
pasien sudah mendapat antibiotika tetapi
demam tinggi tetap terjadi:
o singkirkan penyebab lain
o berikan heparin (60-80 IU/kg BB) dan gejala
seharusnya membaik setelah pemberian obat ini
Kesimpulan
• Pasien sedang dalam keadaan kala I (fase
laten) dengan ketuban pecah dini
• Bayi dalam keadaan
– normoposisi,
– intrauterin,
– tunggal,
– hidup
Saran
• Dilakukan managemen persalinan sesuai
dengan prosedur
• Melakukan induksi persalinan
• Melakukan observasi pasca persalinan
Daftar Pustaka
• Hanifa Wiknjosastro. Ilmu Kebidanan edisi 4, Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2010
• Hanifa Wiknjosastro. Ilmu Bedah Kebidanan edisi 1,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta,
2007
• Fitzgerald PA, Hypothalamic and pituitary hormones. In
: Katzung BG (ed). Basic and clinical pharmacology, 9th
ed. San Fransisco : McGraw-Hill, 2004
• Sherwood L. Human physiology. 5th ed. Belmont:
Thomson Learning, 2004.