Disusun oleh:
dr. Hendro
Dokter Pendamping:
dr. Bangbang Buhari
dr. Rusly
Contents
DAFTAR ISI............................................................................................................ i
1.6 Tatalaksana.......................................................................................... 11
i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.4. X-ray Manus (R) Post ORIF K-wire Metacarpal 3 dan Phalang 4
Gambar 1.5. X-ray Manus (R) Post ORIF Metacarpal (25/01/22) ....................... 16
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
LAPORAN KASUS
Umur : 61 tahun
No. RM : 1407021994
Pekerjaan : Wiraswasta
Status : Menikah
Agama : Buddha
1.2 Anamnesis
yaitu nyeri pada tangan kanan akibat terjepit mesin. Nyeri dirasakan terus menerus,
disertai bengkak pada punggung tangan, jari-jari tangan bengkok, dan perdarahan.
Pasien tidak dapat menggerakkan jari-jarinya dan merasa baal di ujung jari.
Keluhan lain yaitu BAK tidak lampias dan rasa tidak nyaman di perut bawah saat
berkemih. Keluhan demam dan sesak tidak ada, BAB normal. Pasien memiliki
4
1.3 Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan umum
Kesadaran : Kompos mentis
Tanda vital :
• Tekanan darah : 140/90 mmHg
• Nadi : 104 x/menit
• Respirasi : 20 x/menit
• Suhu : 36,3 C
• SpO2 : 98% on RA
• VAS :7–8
Keadaan Spesifik
• Kepala : dalam batas normal
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor
+3/+3, refleks cahaya (+/+)
• Hidung : dalam batas normal
• Telinga : dalam batas normal
• Mulut : dalam batas normal
• Leher : pembesaran kelenjar tiroid (-), JVP normal, tidak ada
pembesaran KGB
• Dada :
• Pulmo
o Inspeksi : pergerakan simetris, retraksi intercostal (-), jaringan
parut (-)
o Palpasi : fremitus taktil kiri = kanan, nyeri tekan (-), iktus
cordis teraba
o Perkusi : sonor
o Auskultasi : vesicular (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
• Cor
5
o Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat
o Palpasi : iktus cordis tidak teraba
o Perkusi : batas jantung
▪ Atas : ICS II linea midclavicular sinistra
▪ Kanan : ICS V linea parasternal dextra
▪ Kiri : ICS V linea axilla anterior sinistra
▪ Kesan : normal
o Auskultasi : S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
• Abdomen :
o Inspeksi : datar, lembut
o Auskultasi : bising usus (+) normal
o Palpasi : nyeri tekan (-)
o Perkusi : timpani (+)
o Hepar dan lien tidak teraba
• Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2”
• Manus dextra : Deformitas angulasi digiti 2-5, krepitasi (+), ROM terbatas,
sensibilitas (+), hematoma (+), edema (+), bekas darah
6
1.4 Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium
Hitung jenis
7
Basofil 0.2 0.0 – 1.0%
Koagulasi
8
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Urinalisa
Makroskopis
Warna Kuning
Kejernihan Keruh
Kimia
Keton Negatif
Darah 2+ Negatif
9
Sedimen Mikroskopis
Eritrosit 10 – 15 0–2
Leukosit 15 – 20 0–5
10
1.5 Diagnosis
1.6 Tatalaksana
IGD
• Debridement
• IVFD Asering 30 tpm
• Injeksi Ketorolac 30 mg/12 jam
• Injeksi Pantoprazole 40 mg/24 jam
• Injeksi Tetagam
• Cefepime 2 g/12 jam dalam NaCl 0,9% 100 ml
OT (21/02/2022)
• Debridement dan primary suture
• Pemasangan gips
1.7 Prognosis
1.8 Follow up
11
A: Crush injury
ISK
Sangkaan cystitis
P: - Diet bubur, tidak merangsang lambung
- IVFD Asering 30 tpm
- Ketorolac 30 mg/12 jam
- Pranza 40 mg/24 jam
- Cefepime 2 gram/12 jam
12
Gambar 1.3. Postop ORIF K-Wire
13
5. Tanggal 23 Januari 2022 (dr. Guntur, MKT)
S : Keluhan BAK, frekuensi berkurang, tetapi rasa tidak lampias masih
mengganggu
O : CM, TD 124/64 mmHg, N 101 x/menit, RR 20 x/menit, SpO2 100%, suhu
36,5 C
A : Crush injury + Compartment syndrome post ORIF K-Wire
Infeksi saluran kemih
Cystitis
P : - Terapi lain dilanjutkan
- Doloneurobion stop
14
- Arcoxia 1 x 90 mg dan PCT 4x500 mg
- Vesicare 1 x 1 tablet
- Pranza 40 mg/24 mg IV
- Cefepime 2 g/12 jam/drip dalam NaCl 0,9% 100 ml
- Inj. Cernevit 1 vial/24 jam
15
- Besok rencana ganti perban
- Siapkan elastomull
16
- Inj. Cernevit 1 vial/24 jam
- Metilprednisolon 125 mg/8 jam/IV pelan
- Bladder training, bila sudah berhasil melepaskan kateter urin, perika urin
rutin
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
mencakup total 10-30% kasus di IGD dan sering berkaitan dengan aktivitas
olahraga, jatuh dengan tumpuan tangan, dan pekerjaan. Trauma tangan dan
yang meliputi kerusakan tulang dan jaringan lunak, rehabilitasi, serta aspek-
aspek lain seperti biaya medis, social, dan psikologi pasien. Tujuan
18
tatalaksana fraktur adalah mengembalikan fungsi motorik seperti semula
hamate. Kemudian, tulang pada telapak tangan terdiri dari tulang metacarpal
terdiri dari 5 tulang dan terbagi menjadi bagian base, shaft, dan head. Kemudian
jari tangan tersusun dari tulang phalanges yang terdiri dari 3 tulang, kecuali
19
2.3 Fraktur
sendi, tulang rawan epifisis baik yang bersifat total maupun parsial. Klasifikasi
luar.4
20
ketika
dilakukan
perbaikan
IIIB Luas, tulang
terekspos Terkelupasnya daerah
IIIC Luka disertai periosteum dan tulang
Masif
kerusakan tampak terbuka,
pembuluh kominutif berat
darah/saraf
Tabel 2.1 Klasifikasi Gustilo-Anderson
jaringan lunak
2. Grade 1 : fraktur dengan luka lecet superfisial atau memar pada kulit dan
jaringan subkutan
3. Grade 2 : fraktur berat dengan kontusio jaringan ikat yang dalam disertai
pembengkakan
4. Grade 3: fraktur berat dengan kerusakan jaringan ikat yang jelas dan
fisik, dan penunjang. Anamnesis ditanyakan terkait keluhan seperti riwayat dan
pemeriksaan fisik terbagi menjadi inspeksi (look), palpasi (feel), dan gerak
(move). Pada inspeksi dilihat apakah adanya luka terbuka pada kulit yang dapat
21
berupa tusukan tulang yang tajam keluar menembus kulit atau dari luar akibat
pada kulit, nyeri tekan, teraba jaringan tulang yang menonjol keluar, deformitas,
dan panjang anggota gerak yang berkurang jika dibandingkan dengan sisi yang
lateral.4
2. Lakukan irigasi luka pada fraktur terbuka dengan NaCl fisiologis untuk
5. Fraktur terbuka grade II dan grade III sebaiknya dilakukan fiksasi eksterna
22
6. Berikan antibiotic golongan cephalosporin dan dikombinasi dengan
fraktur terbuka
7. Pencegahan tetanus
b. Bila belum imunisasi aktif maka dapat diberikan 250 unit tetanus
immunoglobulin
23
5. Kerusakan saraf dan tendon: dilakukan koreksi primer pada tendon dan
saraf.
- Bila fraktur pada metacarpal 4-5 dengan deformitas flexi < 40o dan
24
dengan gutter splint dengan posisi metacarpo-phalangeal (MCP) joint
wires.
dengan screws.
Undisplaced fracture:
Displaced fracture:
dengan splint.
- Bila reduksi tidak berhasil atau fraktur bersifat tidak stabil maka
25
teknik lain seperti percutaneous lag screw fixation (untuk fraktur
spiral dan distal condylar) dan plate fixation (untuk fraktur proximal
26
BAB III
KESIMPULAN
Trauma tangan merupakan salah satu jenis trauma yang cukup sering
dijumpai di IGD, salah satu penyebab paling sering adalah trauma akibat
27
DAFTAR PUSTAKA
Best practice management of closed hand and wrist injuries in the emergency
2. Taghinia AH, Talbot SG. Phalangeal and Metacarpal Fractures. Clin Plast Surg.
2019;46(3):415–23.
3. Moore KL, Dalley AF, Agur AMR. Clinically Oriented Anatomy. 7th ed.
28