Anda di halaman 1dari 44

COMBUSTIO

GRADE II – III LUAS

39%

Dwi okta lestari


1708436525

ICD X SKDI 3B
IDENTITAS PASIEN
 NAMA : Tn. J
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Usia : 42 tahun
 Alamat : Rokan Hulu
 MRS : 09 Maret 2020
 RM : 01038288
Primary survey
Airway
 A. objektive :

Dapat berbicara dengan baik


gurgling (-) Stridor (-), snoring (-)
Tanda-tanda trauma inhalasi (-)
 Assesment

Airway clear
 Tindakan

Tidak dilakukan pemasangan alat bantu jalan napas


Breathing
 Objektive

Inspeksi : pengembangan paru baik,


simetris, retraksi (-), frekuensi 22x/menit
Palpasi : deviasi trakea (-)
Auskultasi : suara napas vesikuler
(ka/ki),Suara jantung normal

Assesment: breathing clear


Tindakan :-
Circulation
 Objektive

Nadi : 100x/ menit


Akral hangat, CRT <2 detik

 Assesment

Syok (-)
Circulation clear

 Tindakan :-
Disability
 Objektive

GCS : 15
Reflek cahaya : (+/+)
Pupil : isokor d= 2 mm/ 2mm
 Motorik : ekstremitas superior dan
inferior : 5/5 dan 5/5.

Assesment
Hasil pemeriksaan mini neurologi baik
Tindakan : -
Exposure
 Objektive

Suhu: 36,5˚C

Assesment
Hypotermia (-)

tindakan : atur suhu lingkungan


Secondary survey
ANAMNESIS
 Keluhan utama :
Nyeri hebat pada daerah leher dan ketiak
akibat luka bakar sejak 7 hari SMRS
 Mekanisme trauma: 7hari SMRS , pasien mengaku
tersiram kuah bakso yang sedang mendidih pada
bagian leher, dada kanan atas, kedua lengan,
seluruh punggung, bokong bagian atas dan
sebagian kaki kiri. Pasien adalah seorang
pedagang bakso keliling awalnya pasien sedang
memperbaiki speda motornya yang tidak bisa
hidup, kemudian kuah bakso tertumpah dalam
kondisi posisi pasien berada di bawah motor yang
ada didekat pasien, keluarga pasien menyiram
pasien dengan air, setelah itu pasien dibawa ke
rumah sakit Awal bros Ujung Batu dan di lakukan
pembersihan luka dan penutupan dengan perban.
 Setelah itu pasien di rawat selama 3 hari di
Rumah sakit Awalbros Ujung Batu kemudian
pasien di sarankan untuk pulang dan berobat
jalan ke poli.
 Setelah perawatan selama 3 hari di rumah
pasien mengaku mengeluhkan nyeri yang hebat
pada bagian leher dan lipatan ketiak nya, nyeri
diikuti seperti sensasi panas dan terbakar
sehingga pasien tidak bisa tidur. Pasien
kemudian di bawa ke RSUD Arifin Achmmad
Pekanbaru.
 RPD

Tidak ada riwayat penyakit yang


berhubungan
 RPK

Tidak ada riwayat penyakit yang


berhubungan
 Riwayat alergi

Tidak ada riwayat elergi obat dan


makanan.
PEMERIKSAAN FISIK
PF IGD:
 Keadaan Umum : Tampak sakit

ringan
 Kesadaran : Composmentis

Vital sign:
 Tensi : 120/80 mmHg
 Nadi : 100x /menit
 Pernapasan : 22x/menit
 Suhu : 36,5˚C
 BB : 70 kg
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Kepala
 Bentuk : Normocephal
 Rambut : Hitam, ikal, tidak mudah dicabut
 Mata : pupil isokor, reflek pupil (+), sklera
tidak kuning, konjungtiva tidak tampak
pucat, palpebra tak tampak bengkak
 Telinga : Simetris, liang lapang, sekret (-)
 Mulut : bibir tidak pucat, kering, gusi tidak
berdarah, lidah tak tampak kotor
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Thorak
 Inspeksi : (status lokalis)

pernafasan simetris kiri dan kanan,


 Palpasi : fremitus vokal kanan =
kiri, sulit di nilai
 Perkusi : sonor pada lapang paru
kanan kiri sulit dinilai
 Auskultasi : suara vesikuler
normal, suara tambahan tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
 Jantung
 Inspeksi : ictus cordis tak terlihat
 Palpasi : ictus cordis tidak teraba
 Auskultasi: bunyi jantung regular,
frekuensi normal, bunyi jantung
tambahan (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
 Abdomen
 Inspeksi : perut datar, simetris
 Auskultasi : bising usus normal
(4x/m)
 Palpasi : suepel, hepar tidak
teraba, lien tidak teraba, nyeri
tekan(-), turgor baik
 Perkusi : seluruh permukaan
perut timpani
 Kepala : dalam batas
normal
 Leher : status lokalis
 Thorax : status lokalis
 Dorsum : status lokalis
 Abdomen : dalam batas
normal
 Ekstremitas : status lokalis
 Gluteus : status lokalis
 Genitourinary : dalam batas
normal
STATUS LOKALIS
Regio Cervical

Regio Cervical :
terdapat luka bakar derajat
ll b, warna kulit coklat
kehitaman dengan luas
luka bakar berdasarkan
modifikasi rule of nine 2%

Regio Thorak:
terdapat luka bakar derajat
ll b, warna kulit coklat
kehitaman dengan luas
luka bakar berdasarkan
modifikasi rule of nine 4%
STATUS LOKALIS
Regio Brachium sinistra :
terdapat luka bakar derajat
ll b dan sebagian III, warna
kulit berwarna merah cerah
di jaringan yang terlihat
dan beberapa berwarna
putih seperti mutiara, skar
dan mati rasa, dengan luas
luka bakar berdasarkan
modifikasi rule of nine 5%
Regio Brachium dektra :
terdapat luka bakar derajat
llb, warna kulit berwarna
merah cerah, dengan luas
luka bakar berdasarkan
modifikasi rule of nine 2%
STATUS LOKALIS
Dorsum

Regio Dorsum :
terdapat luka bakar derajat
ll b, warna kulit berwarna
merah cerah dengan luas
luka bakar berdasarkan
modifikasi rule of nine 18%

Regio Gluteus :
terdapat luka bakar derajat
ll b, warna kulit berwarna
merah cerah dengan luas
luka bakar berdasarkan
modifikasi rule of nine 1%
STATUS LOKALIS
CRURIS

Regio cruris sinistra :


terdapat luka bakar derajat
ll a, warna kulit berwarna
merah cerah dengan luas
luka bakar berdasarkan
modifikasi rule of nine 7%
 Total
keseluruhan : 2% + 4% + 5% +
2% + 18% + 1% + 7% = 39%

 Trauma inhalasi (-)

 Nyeritekan (+) tidak ada perbedaan


sensasi nyeri di semua regio yang
terbakar
DIAGNOSIS KERJA
 Combustio grade II b - llI dengan luas 39%
et causa Air panas pada regio cervikal,
thorcalis,brachium sinistra, brachium
dextra, dorsum, gluteus dan cruris sinistra .
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 09-03-2020 (Darah  Hitung jenis (09-03-
rutin) 2020 )
 Hb : 12,7 g/dL  Bsofil : 0,1% (0-1)
 Leukosit : 15,33/uL  Eosinofi : 0,3% (1,0-3,0)
 Trombosit : 334.000/uL  Neutrofil : 76,8 % (40,0-
 Eritrosit : 4,52 x 10^6/uL 70,0)
 Hematokrit : 35,8%  Limfosit : 14,2% (20,0-
40,0)
 Elektrolit
 Monosi : 8,6% (2,0-8,0)
 Na+ : 123 mmol/L (135-
145)  Kimia klinik
 K+ : 5,2 mmol/L (3,5-5,5)  Albumin : 1,7g/dL (3,4-4,8)
 AST : 54 U/L (10-40)
 ALT: 42 U/L (10-40)
DIAGNOSIS
 Combustio grade II b - llI dengan luas
39% et causa Air panas pada regio
cervikal, thorcalis,brachium sinistra,
brachium dextra, dorsum, gluteus dan
cruris sinistra.
 Hipoalbumin
 Hiponatremi
TATALAKSANA
FARMAKOLOGIS: NON FARMAKOLOGIS:
 Perawatan luka dengan  Debridement
Burnazin cream  GV 2 hari sekali
 Ivfd RL (maintenance)
 O2 3L (nasal canul)
 Ceftriaxone 2x1 gr iv
 Monitor urin degan
 Ketorolac 3x30 mg
pemsangan kateter urin
 Trnsfusi Albumin 4 fls target urin output = 0.5-
1cc/kgbb/jam
TATALAKSANA CAIRAN
Terpi cairan Holiday-Segar (Maintanence)
BB : 70kg
BB>20 kg : 1500 + (BB-20) X 20
1500 + (50 X20)
1500 + 1000
2500 cc / 24 jam
Makrodrip 2500 x 20 : 34,7 tetes permenit RL (35 tpm)
24,2 60
Monitoring urin output dengan pemasangan kateter
TATALAKSANA
KOREKSI ALBUMIN
 0,8 x BB x (3 – A ) = . . . Gram
 Koreksi dilakukan bila albumin < 2,5 gram/dl
 Kecepatan koreksi pada hipoproteinemia maksimal : 2 ml/menit.
 Perubahan dalam ML adalah:
1 Albumin 20% = x5
2 Albumin 25% = x4

(3-1,7) x 70 x 0,8 : 72,8


4 x 100 cc 20%
TATALAKSANA
RESUSITASI CAIRAN : hari I
Terapi cairan RL: (% luka bakar x BB (kg) x 4 cc)
 39 x 70 kg x 4cc = 10.920 cc/24jam
 Hari I  = ½ x 10.920 cc = 5460 cc dalam 8 jam = 682,5cc/jam

Makrodrip = 682,5cc x 20 = 227,5 tpm gyr


60
RL 2 Jalur IV Line
 ½ x 10.920 cc = 5460 cc dalam 16 jam = 341,2cc/jam.

Makrodrip = 341,2cc x 20 =113,75tpm gyr


60
= 114 tpm gyr
RL 2 Jalur IV Line
Monitoring urin output = (0,5 – 1cc kgBB/jam)
Dengan pemasangan kateter
TATALAKSANA
RESUSITASI CAIRAN : hari II
Jumlah cairan setelah pemberian di hari pertama
= 341,2 cc/jam + D5% 500 – 1000 CC
= 841,2 cc/jam
Makrodrip = 841,2 cc x 20 = 280 tpm cc/jam
60
Monitoring urin output = (0,5 – 1cc kgBB/jam)
Dengan pemasangan kateter
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
 Luka bakar adalah luka yang terjadi
akibat sentuhan permukaan tubuh
dengan benda-benda yang
menghasilkan panas, pajanan suhu
tinggi dari matahari, api, listrik, maupun
bahan kimia, air, dll) atau zat-zat yang
bersifat membakar (asam kuat, basa
kuat)
ANATOMI KULIT

1. EPIDERMIS

- STRATUM KORNEUM
- STRATUM LUSIDUM
- STRATUM GRANULOSUM
- STRATUM SPINOSUM
- STRATUM BASALE (GERMINATIVUM)

2. DERMIS

- LAPISAN PAPILER
- LAPISAN RETIKULER

3. SUBKUTIS
Berdasarkan American Burn Association luka bakar
diklasifikasikan menjadi:

1. Berdasarkan kedalamannya. :
Luka bakar derajat I (superficial burns) : Luka bakar derajat
ini terbatas hanya sampai lapisan epidermis.

2. Luka bakar derajat II (partial thickness burns) :


IIA : Luka bakar yang kedalamanya mencapai dermis.
IIB :Luka bakar derajat II yang mengenai sebagian bagian
reticular dermis (deep partial thickeness) , atau deep partial
thickeness burns

3. Luka bakar derajat III(full-thickess burns)


Kedalaman luka bakar ini mencapai seluruh dermis dan
epidermis sampai ke lemak subkutan.

4. Luka bakar derajat IV


Luka bakar derajat ini bisa meluas hingga mencapai organ
dibawah kulit seperti otot dan tulang.
Rules of nine
Penatalaksanaan
 Kontrol airway
Nilai ada tidak sumbatan jalan napas dan
lakukan tindakan penanggulanan jika
terdapat sumbatan jalan napas, yang
bertujuan untuk mengupakan suplay
oksigen yang adekuat.
 Resusitasi cairan
Pada kasus luka bakar, terjadi
kehilangan cairan di kompartemen
interstisial secara masif dan bermakna
sehingga dalam 24 jam pertama
resusitasi dilakukan dengan pemberian
cairan kristaloid.
Rumus Baxter:
Pada dewasa:
 Hari I: 4 ml x kgBB x % luas luka bakar
 Hari II: Koloid: 200-2000 cc + glukosa 5%
 Pemberian cairan ½ volume pada 8 jam pertama dan ½ volume
diberikan 16 jam berikutnya.

Pada anak:
 Hari I:
 RL+dextrose 5% = (2cc x kgBB x % luas luka bakar) + keb.
faal
 Kebutuhan Faal:

<1 thn = kgBB X 100cc


1-5 thn = kgBB X 75cc
5-15 thn = kgBB X 50cc

 Hari II: sesuai kebutuhan faal


 Perawatan luka
Tindakan meliputi debridement, atau
tindakan bedah (eksisi), pencucian luka,
wound dressing dan pemberian antibiotik
topikal seperti silver sulfadiazine.
Komplikasi
 SIRS (systemic inflammatory response
syndrome), sepsis
 Acute tubular necrosis pada ginjal
 Skin graft loss
 Jaringan parut
 Kontraktur
Prognosis
 Prognosispada luka bakar tergantung
dari derajat luka bakar, luas permukaan
badan yang terkena luka bakar, adanya
komplikasi seperti infeksi, dan
kecepatan pengobatan medikamentosa.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai