BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala
gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi
rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19
China setiap hari dan memuncak diantara akhir Januari hingga awal Februari
2020. Awalnya kebanyakan laporan datang dari Hubei dan provinsi di sekitar,
China, dan 86 kasus lain dilaporkan dari berbagai negara seperti Taiwan,
1
2
Arab Saudi, Korea Selatan, Filipina, India, Australia, Kanada, Finlandia, Prancis,
dan Jerman.4
angka ini merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara. 4-6 Sampai tanggal 8
didapatkan 203.342 kasus positif, dengan kasus sembuh 145.200 dan meninggal
sebanyak 8.336 kasus. Di provinsi Riau, data terbaru hingga tanggal 9 September
2020 didapatkan total 2968 kasus terkonfirmasi dengan jumlah kasus sembuh
sebanyak 1430 kasus dan meninggal 55 kasus. Untuk kasus di kota Pekanbaru,
suatu daerah melakukan aktivitas seperti biasa, angka test positive rate sebaiknya
3
dibawah 5% dalam waktu setidaknya 14 hari. 9 Namun, data terbaru pada tanggal 9
September 2020 angka test positive rate di Indonesia masih menunjukkan angka
13,8% dan pada Riau yaitu 15,53%.7 Hal ini menunjukkan masih tingginya angka
umur dan jenis kelamin laki-laki berjumlah 88,506 dan perempuan berjumlah
puskesmas RI Tenayan Raya adalah 61.42 km2. Terdiri dari 220 RT, 65 RW dan 6
Puskesmas Rawat Inap Tenayan Raya pada Tahun 2019 adalah 57.906 jiwa yang
terdiri dari 29.223 jiwa laki-laki, dan 28.683 jiwa perempuan, Jumlah kartu
keluarga (KK) sebanyak 14.865 KK, dengan kepadatan penduduk rata-rata 898
jiwa penduduk/KM. 7
kepada warga dan tenaga medis di Puskesmas Rawat Inap Tenayan Raya.
lainnya.
4
Inap Tenayan Raya masih cukup banyak. Hal ini dapat didasarkan oleh kurangnya
kecamatan Tenayan Raya pada bulan Maret didapatkan jumlah kasus orang dalam
Pada bulan April kasus terkonfirmasi positif 1 orang, PDP 11 orang, ODP 95
orang. Pada bulan Mei kasus terkonfirmasi positif 1 orang, PDP 7orang, ODP 93
orang termasuk kontak erat dengan pasien yang terkonfirmasi positif 2 orang.
Pada bulan Juni kasus PDP 17 orang, ODP 18 orang. Pada bulan Juli
hasil rekap data pada bulan Maret sampai Juli jumlah kasus terkonfirmasi positif
secara optimal, maka akan menimbulkan kondisi kesehatan yang buruk sesuai
Menimbulkan Wabah.2
5
Tenayan Raya.
Tenayan Raya.
b. Tenaga Kesehatan
c. Masyarakat
ditetapkan.
d. Dokter Muda
pencegahan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga
yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe
COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk
dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi
8
pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Virus
baru dan penyakit yang disebabkannya ini tidak dikenal sebelum mulainya
2.1.2 Epidemiologi
kasus tersebut adalah Coronavirus jenis baru yang kemudian diberi nama SARS-
CoV-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2). Virus ini berasal
dari famili yang sama dengan virus penyebab SARS dan MERS. Meskipun
berasal dari famili yang sama, namun SARS-CoV-2 lebih menular dibandingkan
dengan SARS-CoV dan MERS-CoV (CDC China, 2020). Proses penularan yang
pemeriksaan laboratorium.3
9
China setiap hari dan memuncak diantara akhir Januari hingga awal Februari
2020. Awalnya kebanyakan laporan datang dari Hubei dan provinsi di sekitar,
China, dan 86 kasus lain dilaporkan dari berbagai negara seperti Taiwan,
Arab Saudi, Korea Selatan, Filipina, India, Australia, Kanada, Finlandia, Prancis,
dan Jerman. Peningkatan jumlah kasus berlangsung cukup cepat, dan menyebar
ke berbagai negara dalam waktu singkat. Sampai dengan tanggal 9 Juli 2020,
angka ini merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara. 4-6 Sampai tanggal 8
didapatkan 203.342 kasus positif, dengan kasus sembuh 145.200 dan meninggal
sebanyak 8.336 kasus. Di provinsi Riau, data terbaru hingga tanggal 9 September
2020 didapatkan total 2968 kasus terkonfirmasi dengan jumlah kasus sembuh
11
sebanyak 1430 kasus dan meninggal 55 kasus. Untuk kasus di kota Pekanbaru,
suatu daerah melakukan aktivitas seperti biasa, angka test positive rate sebaiknya
dibawah 5% dalam waktu setidaknya 14 hari. 9 Namun, data terbaru pada tanggal 9
September 2020 angka test positive rate di Indonesia masih menunjukkan angka
2.1.3 Etiologi
dan tidak bersegmen. Terdapat 4 struktur protein utama pada Coronavirus yaitu:
berdiameter 60-140 nm. Hasil analisis filogenetik menunjukkan bahwa virus ini
72 jam pada permukaan plastik dan stainless steel, kurang dari 4 jam pada
tembaga dan kurang dari 24 jam pada kardus. Seperti virus corona lain, SARS-
COV-2 sensitif terhadap sinar ultraviolet dan panas. Efektif dapat dinonaktifkan
dengan pelarut lemak (lipid solvents) seperti eter, etanol 75%, ethanol, disinfektan
khlorheksidin).2
2.1.4 Penularan
cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi
sumber penularan COVID-19 ini masih belum diketahui. Masa inkubasi COVID-
19 rata-rata 5-6 hari, dengan range antara 1 dan 14 hari namun dapat mencapai 14
disebabkan oleh konsentrasi virus pada sekret yang tinggi. Orang yang terinfeksi
dapat langsung dapat menularkan sampai dengan 48 jam sebelum onset gejala
(presimptomatik) dan sampai dengan 14 hari setelah onset gejala. Sebuah studi Du
memungkinkan virus menyebar melalui droplet atau kontak dengan benda yang
lain yang berada jarak dekat melalui droplet. Droplet merupakan partikel berisi air
dengan diameter >5-10 µm. Penularan droplet terjadi ketika seseorang berada
pada jarak dekat (dalam 1 meter) dengan seseorang yang memiliki gejala
mukosa (mulut dan hidung) atau konjungtiva (mata). Penularan juga dapat terjadi
melalui benda dan permukaan yang terkontaminasi droplet di sekitar orang yang
terinfeksi. Oleh karena itu, penularan virus COVID-19 dapat terjadi melalui
kontak langsung dengan orang yang terinfeksi dan kontak tidak langsung dengan
permukaan atau benda yang digunakan pada orang yang terinfeksi (misalnya,
bertahap. Beberapa orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apapun dan
tetap merasa sehat. Gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, rasa
lelah, dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami rasa nyeri dan
40% kasus akan mengalami penyakit ringan, 40% akan mengalami penyakit
sedang termasuk pneumonia, 15% kasus akan mengalami penyakit parah, dan
5% kasus akan mengalami kondisi kritis. Pasien dengan gejala ringan dilaporkan
sembuh setelah 1 minggu. Pada kasus berat akan mengalami Acute Respiratory
Distress Syndrome (ARDS), sepsis dan syok septik, gagal multiorgan, termasuk
gagal ginjal atau gagal jantung akut hingga berakibat kematian. Orang lanjut usia
(lansia) dan orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya seperti
tekanan darah tinggi, gangguan jantung dan paru, diabetes dan kanker berisiko
ARDS, sepsis, hingga syok sepsis. Sekitar 80% kasus tergolong ringan atau
sedang, 13,8% mengalami sakit berat, dan sebanyak 6,1% pasien jatuh ke dalam
16
keadaan kritis. Berapa besar proporsi infeksi asimtomatik belum diketahui. 10,11
Viremia dan viral load yang tinggi dari swab nasofaring pada pasien yang
napas atas tanpa komplikasi, bisa disertai dengan demam, fatigue, batuk (dengan
atau tanpa sputum), anoreksia, malaise, nyeri tenggorokan, kongesti nasal, atau
kasus pasien juga mengeluhkan diare dan muntah.12 Pasien COVID-19 dengan
pneumonia berat ditandai dengan demam, ditambah salah satu dari gejala:4
(3) saturasi oksigen 93% tanpa bantuan oksigen. Pada pasien geriatri dapat
gejala pada sistem pernapasan seperti demam, batuk, bersin, dan sesak napas.1,3
Lebih dari 40% demam pada pasien COVID-19 memiliki suhu puncak antara
17
38,1-39°C, sementara 34% mengalami demam suhu lebih dari 39°C. 3 Perjalanan
penyakit dimulai dengan masa inkubasi yang lamanya sekitar 3-14 hari (median 5
hari). Pada masa ini leukosit dan limfosit masih normal atau sedikit menurun dan
pasien tidak bergejala. Pada fase berikutnya (gejala awal), virus menyebar melalui
aliran darah, diduga terutama pada jaringan yang mengekspresi ACE2 seperti
paru-paru, saluran cerna dan jantung. Gejala pada fase ini umumnya ringan.
Serangan kedua terjadi empat hingga tujuh hari setelah timbul gejala awal. Pada
saat ini pasien masih demam dan mulai sesak, lesi di paru memburuk, limfosit
Jika tidak teratasi, fase selanjutnya inflamasi makin tak terkontrol, terjadi badai
Tabel 2.1 Kriteria Gejala Klinis Dan Manifestasi Klinis Yang Berhubungan Dengan Infeksi COVID-19.2
frekuensi napas:
risiko.
erat dengan kasus-kasus simtomatik yang terinfeksi. Dalam sebuah analisis atas
tangga, sehingga terindikasi bahwa transmisi terjadi dalam kontak erat yang lama.
dari 13 kasus sekunder terjadi di antara kontak rumah tangga. Di luar rumah
tangga, orang-orang yang berkontak dekat, makan bersama, atau berada di ruang
tertutup selama sekitar satu jam atau lebih dengan kasus simtomatik, seperti di
tempat ibadah, pusat kebugaran, atau tempat kerja, juga semakin berisiko infeksi.
2.1.7 Diagnosis
20
RTPCR.2
Hingga saat ini, belum ada vaksin dan obat yang spesifik untuk mencegah
dan suportif. Ada beberapa kandidat vaksin dan obat tertentu yang masih diteliti
melalui uji klinis. Saat ini belum tersedia rekomendasi tata laksana khusus pasien
COVID-19, termasuk antivirus atau vaksin. Tata laksana yang dapat dilakukan
2.1.9 Prognosis
Isolasi, dan Kematian. Untuk Kasus Suspek, Kasus Probable, Kasus Konfirmasi,
Kontak Erat, istilah yang digunakan pada pedoman sebelumnya adalah Orang
Gejala (OTG).2
a. Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) DAN pada 14 hari
b. Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA DAN pada 14 hari terakhir
konfirmasi/probable COVID-19.
di rumah sakit DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis
yang meyakinkan.
laboratorium RT-PCR.2
menjadi 2:2
konfirmasi dalam radius 1 meter dan dalam jangka waktu 15 menit atau
lebih.
setempat.
menemukan kontak erat periode kontak dihitung dari 2 hari sebelum kasus
menemukan kontak erat periode kontak dihitung dari 2 hari sebelum dan 14 hari
2.2.6. Discarded
2 kali negatif selama 2 hari berturut-turut dengan selang waktu >24 jam.
pernapasan.
2.2.8 Kematian
a. Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun dan
menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang tidak bersih.
dan mulut jika harus keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain
COVID-19).
terkena droplet dari orang yang yang batuk atau bersin. Jika tidak
d. Membatasi diri terhadap interaksi / kontak dengan orang lain yang tidak
e. Saat tiba di rumah setelah bepergian, segera mandi dan berganti pakaian
i. Apabila sakit menerapkan etika batuk dan bersin. Jika berlanjut segera
sarana cuci tangan pakai sabun yang mudah diakses dan memenuhi standar atau
tempat dan fasilitas umum, pengaturan jaga jarak, disinfeksi terhadap permukaan,
ruangan, dan peralatan secara berkala, serta penegakkan kedisplinan pada perilaku
nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas) terhadap semua orang yang berada di
lokasi kegiatan tertentu seperti tempat kerja, tempat dan fasilitas umum atau
kegiatan lainnya.
luas, antara lain berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat atau fasyankes
kepada petugas kesehatan dan non kesehatan, pasien dan pengunjung di fasilitas
Kesehatan
(1) Kebersihan tangan dilakukan pada kondisi dibawah ini sesuai 5 moment
WHO:
(a) Kebersihan tangan dengan sabun dan air mengalir apabila terlihat kotor
atau terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh lainnya atau setelah
menggunakan toilet
2) Kewaspadaan Transmisi
khusus dan pastikan agar alur gerak pasien dan staf tetap satu arah. Petugas
sarung tangan).
ruang tunggu pasien poliklinik umum, pasien dan petugas cukup menggunakan
masker bedah.
31
Pembatas terbuat dari kaca atau mika dan dapat dipasang pada: loket pendaftaran,
kursi pasien dengan tenaga kesehatan, dan lain lain yang mencegah aliran udara
menggunakan ventilasi natural, ventilasi yang adekuat sebesar 60L/s per pasien.
dengan penyakit penyerta yang lain/ komorbid dan kondisi menurun dengan
negatif.
BAB III
Inap Tenayan Raya beralamat di Jl. Budi Luhur Kecamatan Tenayan Raya, Kota
Pekanbaru. Luas wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Tenayan Raya adalah
61.42 km2. Puskesmas Rawat Inap Tenayan Raya memiliki empat puluh delapan
posyandu terdiri dari, dua puluh dua Posyandu adalah Posyandu Madya ( 45% ),
serta empat belas Posyandu Purnama (30%) dan dua belas Posyandu Mandiri
(25%), serta tiga puskesmas pembantu, satu puskesmas keliling, delapan balai
pengobatan, satu rumah bersalin, dua praktek dokter umum, dan empat praktek
bidan.
Nasional.
kecamatan Tenayan Raya pada bulan Maret didapatkan jumlah kasus ODP yaitu
70 orang , PDP 5 orang. Pada bulan April kasus terkonfirmasi positif 1 orang,
PDP 11 orang, ODP 95 orang. Pada bulan Mei kasus terkonfirmasi positif 1
orang, PDP 7 orang, ODP 93 orang termasuk kontak erat dengan pasien yang
terkonfirmasi positif 2 orang. Pada bulan Juni kasus PDP 17 orang, ODP 18
orang. Pada bulan Juli terkonfirmasi positif 7 orang, PDP 13 orang, ODP 81
orang. Sehingga didapatkan hasil rekap data pada bulan Maret sampai Juli jumlah
kasus terkonfirmasi positif yaitu sebanyak 9 orang, ODP 420 orang, PDP 53
orang.
8
7
6
5
4 Positif COVID-19
3
2
1
0
Maret April Mei Juni Juli
sebagai salah satu penyakit yang berpotensi menyebabkan wabah oleh Kemenkes.
36
Puskesmas Rawat Inap Tenayan Raya telah memiliki bagian sistem kewaspadaan
dan respon yang bertugas sebagai tim satuan tugas untuk pengendalian dan
pencegahan penyakit COVID-19 selama masa pandemi. Tim satuan tugas terdiri
dari 6 orang dari bidang berbeda yaitu dokter, perawat, kesling, promkes, bagian
kepada warga dan tenaga medis di Puskesmas Rawat Inap Tenayan Raya.
lainnya.
Inap Tenayan Raya masih cukup banyak. Hal ini dapat didasarkan oleh kurangnya
demam berdarah dengue (DBD). Hal ini ditunjukkan dari kasus DBD yang masih
diatas dari target Rencana Program Menegah Nasional di Puskesmas Rawat Inap
Tenayan Raya. Hal ini juga didasari kesadaran masyarakat yang masih kurang.
seperti pembentukan tim jumantik. Meskipun demikian, oleh sebab masa pandemi
37
profil penilaian kinerja Puskesmas Rawat Inap Tenayan Raya, dan observasi
lapangan.
Wawancara dengan :
Pemegang program pencegahan
penyakit menular:
DBD di wilayah Puskesmas
Rawat Inap Tenayan Raya
masih merupakan yang salah
satu yang tertinggi.
Program jumantik yang tidak
bisa dijalankan akibat masa
pandemic COVID-19
kemampuan anggota mengubah dan biaya) dan skor (nilai 1, 2, dan 3) yaitu :
- nilai 2 penting
2. Solusi
- nilai 2 mudah
3. Kemampuan mengubah
- nilai 2 mudah
4. Biaya
- nilai 1 tinggi
- nilai 2 sedang
- nilai 3 rendah
dengan total paling tinggi sebagai ranking pertama dan menjadi prioritas masalah
dilakukan analisis penyebab masalah dari berbagai aspek yaitu man, method,
40
Puskesmas Rawat Inap Tenayan Raya. Adapun analisis masalah dijelaskan pada
tabel 3.3.
Material
Tidak terdapat ruangan yang Hasil observasi dan wawancara
cukup di ruang tunggu dengan kepala puskesmas,
pasien yang berobat agar didapatkan tidak terdapat cukup
dapat memaksimalkan banyak ruangan agar dapat
physical distancing memaksimalkan physical
Tidak terdapat ruang distancing.
terpisah khusus pemeriksaan
pasien dengan gangguan Hasil observasi dan wawancara
pernapasan dengan kepala puskesmas
Kurangnya formulir skrining didapatkan belum terlaksananya
pasien dengan gejala penetapan ruangan khusus untuk
gangguan pernapasan pasien-pasien dengan keluhan
gangguan pernapasan
Method
Dihentikannya prosedur Hasil observasi ditemukan bahwa
skrining gangguan pernapasan tidak lagi dilakukannya
pada seluruh pasien yang assesstment skrining gangguan
berobat ke Puskesmas Rawat pernapasan pada seluruh pasien
Inap Tenayan Raya yang berobat ke Puskesmas
Belum diterapkannya prosedur Rawat Inap Tenayan Raya.
pengobatan pasien jalur
terpisah untuk pasien dengan Hasil observasi didapatkan
keluhan gangguan pernapasan belum diterapkannya prosedur
sesuai rekomendasi Kemenkes pengobatan pasien jalur terpisah
untuk pasien dengan keluhan
gangguan pernapasan.
41
Dibawah ini dapat dilihat hubungan antara keempat faktor tersebut dengan menggunakan Fishbone Ishikawa pada gambar 3.1.
Material
Money Man
Tidak terdapat ruangan yang cukup di ruang tunggu pasien
Belum tersedianya dana Kurangnya tim sistem
yang berobat agar dapat memaksimalkan physical
insentif untuk tim satuan kewaspadaan dan distancing dan tidak terdapat ruang terpisah khusus
tugas. respon di Puskesmas pemeriksaan pasien gangguan pernapasan. Kurangnya
Rawat Inap Tenayan formulir skrining pasien dengan gejala gangguan
Raya. pernapasan.
Method
Market
dihentikannya prosedur skrining gangguan pernapasan pada Kurangnya kesadaran akan pencegahan
seluruh pasien yang berobat ke Puskesmas Rawat Inap penularan COVID-19 pada warga
Tenayan Raya. Belum diterapkannya prosedur pengobatan pengunjung Puskesmas Rawat Inap
pasien jalur terpisah untuk pasien dengan keluhan gangguan Tenayan Raya.
pernapasan sesuai rekomendasi Kemenkes.
23
3.2.5 Plan of Action q
Setelah melakukan analisis penyebab masalah direncanakan beberapa strategi dan alternatif pemecahan masalah seperti terlihat
24
No Penyebab Masalah Alternatif Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Kriteria
Pemecahan Masalah Kegiatan Keberhasilan
tunggu pasien yang tempat tunggu pasien dapat diterapkan Tenayan Raya Raya
berobat agar dapat kepada Badan dengan baik Jangka panjang:
memaksimalkan Nasional Tersedianya ruang
physical distancing Penanggulangan tunggu yang
Bencana. Terdapatnya ruangan cukup untuk
Tidak terdapat ruang pemeriksan khusus pasien yang
terpisah khusus Merekomendasikan pasien-pasien dengan berobat
pemeriksaan pasien penyediaan ruangan gejala gangguan
gangguan pernapasan pemeriksaan khusus pernapasan agar Tersedianya ruang
pasien-pasien dengan mencegah kontaminasi pemeriksaan
Kurangnya formulir gejala gangguan permukaan dan khusus pasien
skrining pasien pernapasan transmisi penyakit. dengan gejala
dengan gejala gangguan
gangguan pernapasan Merekomendasikan Terdapatnya formulir pernapasan
pengajuan formulir skrining yang cukup
skrining sistem untuk mendeteksi Tersedianya
kewaspadaan dan pasien dengan gejala formulir skrining
respon gejala sakit gangguan pernapasan. yang cukup
pernapasan pada dinas
kesehatan kembali
3. Method Kepala Puskesmas Dokter 2 Jangka pendek:
Dihentikannya Merekomendasikan Agar seluruh pasien Puskesmas Rawat Inap muda FK September Telah masuknya
prosedur skrining pelaksanaan kembali yang berobat Rawat Inap Tenayan UNRI 2020 surat rekomendasi
gangguan prosedur assessment dilakukan penilaian Tenayan Raya Raya
pernapasan pada skrining gangguan terhadap gejala Jangka panjang:
seluruh pasien yang pernapasan kepada gangguan pernapasan Terlaksana
berobat ke seluruh pasien yang di awal dan kembali prosedur
Puskesmas Rawat berobat ke Puskesmas menghindari adanya pemberian
Inap Tenayan Raya Rawat Inap Tenayan penularan dengan kuesioner skrining
Belum Raya. memisahkan pasien kepada seluruh
diterapkannya dengan keluhan pasien yang
prosedur Merekomendasikan gangguan pernapasan berobat ke
pengobatan pasien penerapan prosedur untuk mendapatkan Puskesmas Rawat
jalur terpisah untuk penerapan jalur jalur pengobatan yang Inap Tenayan
25
No Penyebab Masalah Alternatif Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Kriteria
Pemecahan Masalah Kegiatan Keberhasilan
pasien dengan terpisah untuk pasien- berbeda, serta untuk Raya.
keluhan gangguan pasien dengan keluhan mencegah adanya
pernapasan sesuai gangguan pernapasan transmisi permukaan Terdapat ruangan
rekomendasi oleh virus. pemeriksaan
Kemenkes khusus pasien
gangguan
pernapasan.
4. Man a. c. d. Jangka Pendek:
Kurangnya tim sistem
b. Merekomendasikan Bertambahnya tim Kepala Puskesmas Dokter 2 Telah masuknya
kewaspadaan dan kepada kepala yang bertanggung Puskesmas Rawat Inap Muda September surat rekomendasi
respon di Puskesmas Puskesmas, untuk jawab terhadap Rawat Inap Tenayan FK UNRI 2020
menambah tim yang pencegahan COVID- Tenayan Raya. Jangka Panjang:
Rawat Inap Tenayan
bertanggung jawab 19 pada pekerja di Raya. Bertambanya
Raya. terhadap pencegahan Puskesmas Rawat Inap anggota tim
COVID-19 pada Tenayan Raya untuk sistem
pekerja di Puskesmas menghindari lembur kewaspadaan dan
Rawat Inap Tenayan dan memberikan respon COVID-19
Raya. istirahat yang cukup di Tenayan Raya.
bagi tim satuan tugas.
26
3.2.6 Definisi Operasional
Berikut ini adalah definisi operasional dari beberapa istilah yang digunakan
3.3 Do
No Kegiatan Keterangan
1. Edukasi kepada pasien pengunjung Puskesmas Terlambat 1 hari dari PoA akibat
Rawat Inap Tenayan Raya melalui media jadwal dengan Kepala Puskesmas
audiovisual berupa video klip mengenai tidak dapat hadir sesuai jadwal pada
strategi pencegahan dan pengendalian infeksi PoA.
COVID-19 di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Jangka panjang:
Belum dapat dinilai.
3.5 Action
PEMBAHASAN
Puskesmas Rawat Inap Tenayan Raya sudah cukup baik. Hal ini meliputi upaya-
upaya yang telah dilakukan seperti adanya tim satuan tugas khusus, penyediaan
tempat cuci tangan, pemakaian alat pelindung diri sesuai dengan kewaspadaan
penghalang fisik di Puskesmas Rawat Inap Tenayan Raya dan upaya lainnya yang
Berdasarkan hasil rekap data sekunder di Puskesmas Rawat Inap Tenayan Raya,
didapatkan total kasus positif COVID-19 dari Maret 2020 hingga Juli 2020 adalah
9 kasus, dengan total ODP adalah 420 orang, dan PDP 53 orang, dimana pada
bulan Juli ditemukan total 7 kasus. Hal ini menunjukkan adanya perubahan dari
pada warga pengunjung Puskesmas Rawat Inap Tenayan Raya, tidak terdapat
ruangan yang cukup di ruang tunggu pasien yang berobat agar dapat
pernapasan pada seluruh pasien yang berobat ke puskesmas rawat inap tenayan
raya, belum diterapkannya prosedur pengobatan pasien jalur terpisah untuk pasien
tim sistem kewaspadaan dan respon di Puskesmas Rawat Inap Tenayan Raya.
Kemudian tim kewaspadaan dan respon di Puskesmas Rawat Inap Tenayan Raya
unsur penanganan secara cepat dan efektif (respond) yang meliputi pembatasan
fisik, penerapan etika batuk dan bersin, dan isolasi mandiri/perawatan di rumah,
oleh adanya pergerakan orang, interaksi antar manusia dan berkumpulnya banyak
Inap Tenayan Raya, untuk meningkatkan upaya prevent, maka Dokter Muda
audiovisual berupa klip-klip video yang berisi mengenai informasi dan himbauan
pelayanan. 5
rekomendasi dari Kemenkes. Hal ini didasarkan pada pedoman pencegahan dan
b. Kewaspadaan standar
d. Konsep COVID-19.5
cukup di ruang tunggu pasien yang berobat agar dapat memaksimalkan physical
cenderung untuk tidak mengikuti peraturan penanda yang telah diberikan dan
pemeriksaan khusus bagi pasien dengan gejala gangguan pernapasan. Hal ini
pasien dengan gangguan sistem pernapasan dan tidak dengan gangguan sistem
meliputi upaya penapisan kesehatan yang masuk ke tempat dan fasilitas umum
demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas) terhadap semua
orang di fasilitas umum. Oleh sebab itu, untuk mengantisipasi kurangnya formulir
pernapasan pada Dinas Kesehatan agar dapat dilakukan penerapan kembali untuk
prosedur skrining.5
kinerja tenaga kesehatan dalam menjalankan tugasnya dengan baik. Oleh sebab
bahwa tim sistem kewaspadaan dan respon di Puskesmas Rawat Inap Tenayan
Raya terdiri dari dokter, perawat, kesling, promkes, bagian laboratorium, dan
beberapa bulan terakhir mengakibatkan peningkatan beban kerja dari tim sistem
kewaspadaan dan respon di Puskesmas Rawat Inap Tenayan Raya. Oleh karena
kerja sehingga seluruh tim sistem kewaspadaan dan respon mendapatkan istirahat
Raya juga melakukan kegiatan desinfeksi ruangan yang minimal dilaksanakan per
minggu. Oleh karena itu, agar para karyawan dapat menjalankan tugasnya dengan
tambahan pada karyawan-karyawan yang bekerja lembur yaitu kerja >40 jam per
minggu. 5
adanya keterbatasan data yang ada karena keterbatasan waktu para pekerja
Puskesmas Rawat Inap Tenayan Raya dan Dokter Muda COME sehingga hanya
Selain itu, kami juga sulit mendapatkan informasi yang akurat disebabkan adanya
perbedaan persepsi dari beberapa pemegang program seperti hal terkait dana
sebab larangan mengumpul massa di masa pandemi. Kami juga belum dapat
Inap Tenayan Raya seperti keefektivitas dari sistem promosi kesehatan dan
komunikasi antar kader dan puskesmas via sosial media yang telah diupayakan
puskesmas selama masa pandemi dan terkait pembentukan tim komunikasi risiko
mengajukan data kepada Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru terkait data angka
kejadian COVID-19 di Kota Pekanbaru. Kami juga berharap agar Dokter Muda
COME selanjutnya dapat lebih menelusuri hal-hal esensial terkait. Kegiatan
Raya dapat dipengaruhi oleh KRPM yang belum optimal. KRPM yang baik dapat
anjuran pemerintah. KRPM ini juga bertujuan untuk dapat mengubah perilaku
hidup masyarakat. Oleh karena itu, untuk Dokter muda COME berikutnya juga
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan PDCA yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan berupa:
a. Belum optimalnya upaya Pengendalian dan Pencegahan COVID-19 di
Puskesmas Kecamatan Tenayan Raya.
b. Perencanaan kegiatan dalam makalah ini didapatkan melalui hasil
wawancara dengan Kepala Puskesmas, pemegang program Promkes dan
Warga sekitar Puskesmas, observasi lapangan dan data sekunder Puskesmas
berupa profil Puskesmas.
c. Prioritas masalah yang didapatkan adalah belum optimalnya upaya
pengendalian dan pencegahan COVID-19 di Puskesmas Rawat Inap
Tenayan Raya.
d. Penyebab timbulnya masalah adalah kurangnya kesadaran akan pencegahan
penularan COVID-19 pada warga pengunjung Puskesmas Rawat Inap
Tenayan Raya, keterbatasan ruang yang cukup diruang tunggu pasien yang
berobat agar dapat memaksimalkan physical distancing, belum dilakukanya
proses skrining pada seluruh pasien yang berobat ke di Puskesmas Rawat
Inap Tenayan Raya, kurangnya tim sistem kewaspadaan dan respon di
Puskesmas Rawat Inap Tenayan Raya dan belum adanya insentif untuk tim
sistem kewaspadaan dan respon di Puskesmas Rawat Inap Tenayan Raya.
e. Ditemukannya solusi dan strategi alternatif pemecahan masalah berupa
membuat media audiovisual berupa video mengenai strategi pencegahan
dan pengendalian infeksi COVID-19 yang ditampilkan pada televisi di
Puskesmas Rawat Inap Tenayan Raya yang ditampilkan pada televisi ruang
tunggu dan memberikan surat rekomendasi yang terlampir.
f. Terlaksananya strategi pemecahan masalah berupa video mengenai strategi
pencegahan dan pengendalian infeksi COVID-19 yang ditampilkan
menggunakan media elektronik yaitu televisi di Puskesmas Rawat Inap
Tenayan Raya yang merupakan salah satu sarana yang telah tersedia di
Puskesmas Rawat Inap Tenayan Raya.
5.2 Saran