Referat

RHINITIS KRONIS ATROFI

SKDI: 3A
ICD 10: J31.0

Pembimbing :
dr. Harianto, Sp. THT- KL
Oleh :
Danang Nugroho
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN TELINGA, KEPANITERAAN KLINIKKEPALA LEHER
HIDUNG TENGGOROK
BAGIAN TELINGA,
FAKULTAS HIDUNG TENGGOROK
KEDOKTERAN KEPALA
UNIVERSITAS RIAU LEHER
FAKULTASRSUD
KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
ARIFIN ACHMAD
RSUD ARIFIN ACHMAD
PEKANBARU
PEKANBARU
2017
2017
 RHINITIS KRONIS ATROFI

Definisi
Rhin/ rhino Itis Rhinitis
Epidemiologi

>1 bulan
Etiologi
Klasifikasi

Patogenesis
Rhinitis
Gejala klinis & Kronik
Diagnosis
Pemeriksaan
Atrofi Sekret kental Bau
penunjang Krusta
progresif & tebal busuk
Diagnosis
banding
Tatalaksana
Prognosis Rinitis kronis atrofi
 RHINITIS KRONIS ATROFI

Definisi

Epidemiologi
Etiologi Insidens rhinitis kronik atrofi Negara berkembang
Insidens rhinitis kronik atrofi Negara berkembang
Klasifikasi

Patogenesis
Endemi  Subtropis dan daerah yang bersuhu panas
Gejala klinis & Endemi  Subtropis dan daerah yang bersuhu panas
Diagnosis
Pemeriksaan
penunjang Sekitar 3:1
Sekitar 3:1
Diagnosis
banding
Sosial ekonomi rendah = status higiene buruk + lingkungan
Tatalaksana Sosial
yangekonomi
buruk rendah = status higiene buruk + lingkungan
yang buruk
Prognosis
 RHINITIS KRONIS ATROFI

Etiologi primer
Definisi

Epidemiologi Faktor
Etiologi Herediter
Klasifikasi Defisiensi
Autoimun Nutrisi
Patogenesis
Gejala klinis &
Diagnosis
Ketidak Etiologi
Pemeriksaan seimbangaan
penunjang Infeksi
hormonal
Diagnosis
banding
Tatalaksana Defisiensi Teori
Prognosis Phospolipid Developmental
 RHINITIS KRONIS ATROFI

Etiologi skunder
Definisi

Epidemiologi
Infeksi hidung
Etiologi kronik
Klasifikasi

Patogenesis
Gejala klinis &
Diagnosis
Operasi
Trauma Etiologi hidung
Pemeriksaan
penunjang
Diagnosis
banding
Tatalaksana
Efek samping
 Radiasi
Prognosis
 RHINITIS KRONIS ATROFI

Klasifikasi
Definisi

Epidemiologi Berdasarkan gejala klinis

Etiologi • Rinitis atrofi ringan
Klasifikasi • Rinitis atrofi sedang
Patogenesis
• Rinitis atrofi berat

Gejala klinis &

Diagnosis
Berdasarkan penyebabnya
Pemeriksaan
• Rinitis atrofi primer
penunjang
• Rinitis atrofi sekunder
Diagnosis
banding
Tatalaksana
Prognosis
 RHINITIS KRONIS ATROFI

Definisi

Epidemiologi Rinitis Atrofi

Etiologi
Klasifikasi

Patogenesis Metaplasia Endarteritis Atrofi glandula

squamosa & obliteran mukosa
Gejala klinis & kehilangan silia
Diagnosis
Pemeriksaan
penunjang Kemampuan Kekeringan
Diagnosis membersihkan
banding hidung
menghilang
Tatalaksana
Prognosis
 RHINITIS KRONIS ATROFI

Definisi

Epidemiologi Endarteritis
Etiologi
Klasifikasi

Patogenesis
Gejala klinis & Sel endotel Atrofi epitel
Diagnosis Berkurangnya aliran bereaksi positif bersilia dan
Atrofi Konka
Pemeriksaan darah ke mukosa dengan kelenjar
penunjang fosfatase alkali seromusinus
Diagnosis
banding
Tatalaksana
Prognosis
 RHINITIS KRONIS ATROFI

GEJALA KLINIS
Definisi

Epidemiologi Obstruksi hidung

Etiologi
Klasifikasi
Epistaksis pada pelepasan krusta
Patogenesis
Gejala klinis & Bau busuk pada hidung
Diagnosis
Pemeriksaan
penunjang Sakit kepala
Diagnosis
banding
Penyumbatan karena lepasnya krusta dari nasofaring masuk ke orofaring
Tatalaksana
Prognosis
 RHINITIS KRONIS ATROFI

TANDA KLINIS
Definisi

Epidemiologi
Etiologi
Klasifikasi

Patogenesis
Muk
Gejala klinis & Krusta
berwar osa
Diagnosis Foete na Perdarahan secar
r ex kuning, mukosa a
hidung
Pemeriksaan nasi hijau
atau
umu
m
penunjang hitam
atrofi
Diagnosis
banding
Tatalaksana
Prognosis
 RHINITIS KRONIS ATROFI

Tingkatan secara klinik

Definisi

Epidemiologi Ting
kat I
Etiologi
Klasifikasi

Patogenesis
Gejala klinis & Tingka
t
Diagnosis II

Pemeriksaan Tingkat
penunjang III
Diagnosis
banding
Tatalaksana
Prognosis
 RHINITIS KRONIS ATROFI

Diagnosis
Definisi

Epidemiologi
Anamnesis
Etiologi Berdasarkan trias : Nafas berbau, krusta
purulen kehijauan dan rongga hidung
Klasifikasi lapang
Patogenesis
Gejala klinis &
Diagnosis Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan
penunjang
Pemeriksaan penunjang
Diagnosis Apusan hidung
banding Radiologi dan kultur punksi sinus
Tes serologi
Tatalaksana CT Scan
Prognosis
 RHINITIS KRONIS ATROFI

Definisi Serologi
Protein Serum.
Epidemiologi Pemeriksaan Fe serum
Pemeriksaan darah rutin
Etiologi ANA dan anti-DNA antibodi.

Klasifikasi

Patogenesis Foto sederhana

membusurnya dinding lateral hidung
Gejala klinis & hipoplastik sinus maksilaris.
Diagnosis
Pemeriksaan
penunjang CT scan
Penebalan mukoperiosteum sinus paranasal
Diagnosis Kehilangan ketajaman dari kompleks sekunder osteomeatal untuk meresobsi bula etmoid dan
banding proses “uncinate”.
Hipoplasia sinus maksilaris
Tatalaksana Pelebaran kavum hidung dengan erosi dan membusurnya dinding lateral hidung .
Resopsi tulang dan atrofi mukosa pada konka media dan inferior
Prognosis
 RHINITIS KRONIS ATROFI

Definisi

Epidemiologi
Etiologi
Rhinitis kronik Rhinitis
Klasifikasi tuberkulosis kronik lepra
Patogenesis
Gejala klinis &
Diagnosis
Rhinitis
Pemeriksaan
penunjang
Diagnosis kronik sifilis Sinusitis
banding
Tatalaksana
Prognosis
Nasofaring
 RHINITIS KRONIS ATROFI

Definisi

Epidemiologi
Terapi Topikal
Etiologi
Klasifikasi Irigasi Nasal Terapi sistemik

Patogenesis Pemberian Antibiotik Terapi bedah

Gejala klinis & 1. Operasi Young

Diagnosis 2. Operasi Young
Pemeriksaan yang dimodifikasi
penunjang 3. Operasi
Lautenschlager
Diagnosis 4. Implantasi
banding Submukosa
Tatalaksana 5. Transplantasi
Duktus Parotis
Prognosis
 RHINITIS KRONIS ATROFI

Definisi

Epidemiologi
Etiologi
Klasifikasi Tidak dapat sembuh secara penuh, Operasi dapat
membantu perbaikan mukosa & keadaan penyakitnya.
Patogenesis
Gejala klinis &
Diagnosis
Pemeriksaan
penunjang Usia > 40 tahun --> keberhasilan dalam pengobatan yang
Diagnosis rutin.
banding
Tatalaksana
Prognosis
 Definisi

Epidemiologi
Etiologi
Klasifikasi
Terima Kasih
Patogenesis
Gejala klinis &
Diagnosis
Pemeriksaan
penunjang
Diagnosis
banding
Tatalaksana
Prognosis