Di susun :
AKADEMI KEPERAWATAN
2018
SOP ANTENTAL CARE
1. Pengertian
ANC adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik
ibu hamil. Dengan demikian, mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan
pemberian ASI, dam kembalinya kesehatan refroduksi secara wajar (Manuaba,1998 )
2. Tujuan
a. Memantau kemajuan kehamilan serta memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang
bayi
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,mental dan sosial ibu serta janin
3. Prosuder
a. Persiapan alat
1) Baki dan alasnya
2) Spigmomanometer dan stetoskop
3) Stetoskop monoaular/ doppler elektrik
4) Gelas tiga buah, masing-masing berisi air sabun, air klorin , air DTT
5) Termometer
6) Timbangan berat badan
7) Pengukur tinggi badan
8) Reflek hammer
9) Meteran
10) Penlight/ senter
11) Bengkok/ tempat sampah
12) Kassa/ kapas steril
13) Sarung tangan / handscoon
14) Tisu pada tempatnya
15) Alat-alat untuk pengendalian infeksi (PI) seperti cairan klorin 0,5 % pada dua
baskon, dua buah waslap, tempat sampah medis dan non medis
16) Jangka panggul
17) Selimut
b. Persiapan lingkungan : jaga privasi dan ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
c. Persiapan pasien :
4. Prosedur kerja
a. Tahap pra interaksi
1) Baca catatan perawat dan catatan medis klien.
2) Siapkan/ dekatkan alat-alat.
3) Mencuci tangan.
b. Tahap orientasi
1) Berikan salam, panggil klien/keluarga dengan namanya.
2) Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada keluarga. Berikan kesempatan
klien dan keluarga untuk bertanya.
c. Tahap kerja
1) Lakukan pengkajian/ anemnesis meliputi sebagai berikut.
a) Biodata ibu hamil dan suami.
b) Keluhan utama
c) Riwayat kesehatan, ginekologis (menarche, menstruasi dan lain-lain) serta
kontrasepsi.
d) Riwayat obstetrik (status gravida, paratis, abotus dan riwayat obstetrik anak
yang dilahirkan).
e) Riwayat kehamilan (HPHT dan taksiran partus, riwayat ANC serta imunisasi
TT).
f) Mendokumentasikan hasil pengkajian.
g) Mendokumentasikan daftar rencana konseling yang akan diberikan setelah
pemeriksaan.
h) Menjelaskan pada ibu rencana pemeriksaan fisik.
2) Lakukan pengukuran TB dan BB.
3) Lakukan pengukuran tanda-tanda vital meliputi : tekanan darah, nadi, respirasi dan
suhu.
4) Lakukan pengukuran lengan atas (LILA) ibu. Untuk mengetahui apakah ibu
mengalami KEK( kekurangan energi kronis ) selama kehamilan, takni LILA ibu
tidak boleh kurang dari 23,5 cm. Caranya adalah sebagai berikut:
a) Ukur dengan pita meteran mulai dari bahu sampai kesiku.
b) Hasil ukur dibagi menjadi dua bagian, lalu putar pita meteran.
c) Ukur lingkar lengan atas ibu.
5) Lakukan pengukuran panggul dengan cara sebagai berikut.
a) Inspeksi
dilihat apakah ibu diduga memiliki panggul sempit/ kelainan panggul pada :
ibu yang sangat pendek, berjalan pincang dan kelainan tulang belakang
(lordosis atau kifosis), dan lain-lain.
b) Palpasi
Ibu hamil diduga memiliki panggul sempit/ kelainan panggul bila posisi janin
dalam rahim mengalami kelainan letak pada prigmigravida kehamilan aterm
(cukup bulan).
c) Melakukan perasat osborn positif
Dengan melakukan pengukuran panggul luar
Distantium spinarumn : jarak spina iliaka anterior kanan dan kiri
normalnya 23-26 cm.
Distantium kristarum : jarak antara krista iliaka terjauh kanan dan kiri
dengan ukuran normal 26-29 cm.
Konjugate ekterna : jarak dari pinggir atas simfisis ke lumbal V dengan
ukuran normal 80-90 cm.
Lingkar panggul yaitu dengan meletakkan pita pengukur mulai dari pinggir
atas simfisis ke pertengahan spina iliaka anterior superior (SIAS) trokanter
mayor, ukuran normal.
6) Lakukan pemeriksaan fisik head to toe
Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih terlebih dahulu.
Minta ibu untuk tidur terlentang di tempat tidur.
a) Periksa kepala : bentuk kepala, kebersihan, warna rambut, tekstur rambut,
distribusi rambut, rontok, kusam/pecah, tebal/tippis, lurus/ kering/ikal,
lesi/pembengkakan dikepala/ ada keluhan atau tidak.
b) Wajah : ada/ tidak coasma gravidarum (hiperpigmentasi kulit wajah), edema
(pada ibu preeklamsia), pucat/ tidak.
c) Mata : bentuk, lingkar mata, konjungtiva anemis/tidak, sklera ikterus/tidak,
pupil isokor/tidak, reflek pupil terhadap cahaya +/-, peningkatan tekanan
intraokular (TIO) ada/ tidak, ketajaman penglihatan, lapang pandang dan
pergerakan bola mata.
d) Hidung : bentuk, pernapasan cuping hidung ada/ tidak, warna mukosa hidung
ada/ tidak, warna mukosa hidung (trimester 1 lembab dan kemerahan),
pengeluaran ada/tidak, keadaan sinu/polip, peradangan, fungsi penciuman.
e) Telinga : bentuk, keadaan kanalis, kebersihan, serumen, pengeluaran, nyeri
ada/ tidak, alat bantu pendengaran, fungsi pendengaran.
f) Mulut : keadaan bibir, kebersihan dan keadaan gigi, karies (karies biasanya
meningkat pada ibu hamil kaerana hipersaliva), lengkap/tidak, keadaan gusi
(epulis/ bengkak), lidah kotor, bau mulut, tonsil, fungsi pengecapan.
g) Leher : kelenjar tiroid, kelenjar limfe, ROM, peningkatan vena jigularis, kaku
kuduk, hiperpigmentasi kulit.
h) Dada/ thorax : bentuk, irama pernapasan, suara napas, retaksi dinding dada ada/
tidak, suara perkusi dada, fremitus taktil dada, ekspansi paru.
i) Jantung : nyeri dada, denyut ictus cordis, bunyi jantung, irama jantung,
pembesaran, frekuensi heart rate.
j) Payudara
Bentuk, ukuran dan simetris atai tidak.
Puting payudara menonjol atau masuk kedalam.
Adanya kolostrum atau cairan lain (untuk kehamilan >20 minggu).
Meminta ibu mengangkat tangannya keatas untuk memeriksa adanya
tetraksi atau dimpling.
Meminta ibu untuk mengangkat tangan kiri ke atas kepala, dan melakukan
palpasi secara sistematis pada payudara (sesudah itu sebalah kanan juga)
dari arah payudara, dan aksila untuk menilai adanya massa dan
pembesaran pembuluh limfe.
k) Abdomen
Memriksa apakah ada bekas luka operasi (kalau ada ibu ditanya lebih lanjut
operasi apa yang pernah dialaminya) dan mengukur tinggi fundus uteri
menggunakan tangan (kalau < 12 minggu )dan menggunakan pita ukur
(kalau > 22 minggu).
Melakukan palpasi pada abdomen untuk mengetahui letak, presentasi,
pisosi, dan penurunan kepala janin (kalau >36 minggu).
Menghitung DJJ (dengan fetoskop kalau >18 minggu).
l) Genitalia : kebersihan vula, ada/ tidaknya peningkatan sekret vagina, tanda
chandwik, bekas luka episiotomi, varies.
Lakukan pemeriksaan panggul dalam untuk menilai, sebagai berikut.
Sudut arkus pubis bila <90 derajat maka kemungkinan panggul sempit.
Promontorium, bila teraba kemungkinan panggul sempit.
Ada/ tidak tumor.
Linea inominata.
Lengkungan (konkavitas) dinding saktrum, bila lengkung, kemungkinan
panggul luas.
m) Ekstremitas : cara berjalan, varies pada kaki, untuk memeriksa adanya edema
yaitu dengan menekan dengan lembut pada daerah pretibia kaki ibu.
Mengkaji refleks patela : ibu duduk di tepi tempat tidur, dengan kedua kaki
menjuntai, lakukan ketukan cepar dan tepat pada tendon daerah bawah patela.
d. Tahap Eliminasi
1) Evaluasi kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang diharapkan (subjektif
dan objektif).
2) Simpulkan hasil kegiatan.
3) Berikan konseling pada ibu.
4) Terkait dengan keluhanya, perubahan fisik dan psikologis pada kehamilan
trimester I-III, kebutaan serta perawatan kehamilan.
5) Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya.
6) Akhir kegiatan.
7) Cuci tangan.
e. Dokumentasi
Catat hasil tindakan dalam catatan keperawatan.
Prosedur pelaksanaan Manuver Leopold pada ibu hamil
A. Persiapan alat
1. Tempat tidur pasien.
2. Kain penutup perut/ selimut.
3. Fantom ibu hamil.
4. Pita pengukur.
5. Wastafel atau tempat cuci tangan dan sabun.
6. Fetoskop.
7. Handuk lap tangan
8. Alat tulis untuk dokumentasi
B. Tahap praintraksi
1. Baca catatan keperawatan dan catatan medis pasien.
2. Menyiapkan alat dan menempatkan alat-alat kedekat pasien secara ergonomis dan
menjaga privasi ruangan.
3. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir lalu
mengerinkannya. Lakukan mencuci tangan.
C. Persetujuan tindakan
1. Menjelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan.
2. Menjelaskan tentang tujuan dari pemeriksaan yang akan dilakukan.
3. Pastikan bahwa ibu telah mengerti mengenai prosedur dan tujuan yang akan
dilakukan.
4. Buatlah informed consent.
D. Persiapan pasien
Atur posisi pasien senyaman mungkin.
Persilahkan ibu untuk berbaring.
1. Sisihkan pakaian ibu sehingga seluruh bagian perut tampak jelas.
2. Minta ibu untuk meletakkan telapak kaki pada tempat tidur, untuk mengurangi
ketegangan perut.
3. Tutup paha dan kaki ibu dengan kain yang disediakan.
E. Tahap pemeriksaan
1. leopold I
1) Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang berada di fundus uteri.
a. Periksa berada di samping kanan ibu dan menghadap kemuka ibu.
b. Letakkan sisi lateral terlunjuk kiri pada puncak fundus uteri. Fiksasi uterus
bawah dengan meletakkan ibu jari dan terlunjuk tangan kanan di bagian
lateral depan kanan dan kiri setinggi tepi atas simfisis dan ukur tinggi fundus
uteri.
c. Letakkan ujung telapak kiri dan kanan pada fundus uteri, rasakan bagian
janin yang ada pada bagian tersebut dengan jalan menekan secara lembut
dan menggeserkan telapak kiri dan kanan secara bergantian.
2) Lakukan pengukuran tinggi fundus uteri.
a. Masih dalam posisi yang sama, ambillah pita pengukur lalu raba daerah
simfisis, letakkan pita pengukur pada pinggir atas simfisis kemudian
bentangkan mengikuti pembesaran perut ibu ke arah fundus arteri.
b. Pita pengukur hendaknya dipasang terbalik (angka dalam cm menghadap ke
perut ibu ) dan membaca angka pada pita pengukur. Dengan tujuan agar
hasil pemeriksaan lebih akurat.
3) Hitung perkiraan usia kehamilan dengan menggunakan rumus mc donald.
a. Usia kehamilan (hitungan bulan)=TFU (cm) x 2/7
b. Usia kehamilan (hitungan minggu )=TFU (cm )x8/7
2. Leopold II
1) Menentukan punggung janin
a. Menentukan batas samping kanan dan kiri terhadap uterus ibu. Kedua
tangan pemeriksa bergeser ke batas samping kanan dan kiri ibu
b. Lalu rabalah bagian janin yang terdapat pada sebelah kanan ibu, apakah
terdapat tahanan yang lurus, keras, panjang serta mendatar seperti papan
(punggung janin)ataukah teraba tonjolan-tonjolan kecil (ekstremitas janin)
2) Lakukan penghitungan DJJ
a. Tentukan lokasi untuk mendengarkan DJJ dengan memastikan posisi atau
setelah mendapati posisi punggung janin atau pada area garis tengah fundus
2-3 cm diatas simfisis pubis terus kearah kuadran kiri.
b. Letakan laenec/fotoskop/pinard stetoskop diarea yang telah ditentukan
untuk mendengarkan DJJ.
c. Hitung DJJ. Untuk menghitung frekuensi dan keteraturan denyut jantung
janin, dapat dilakukan dengan cara hitungan 5 detik pertama (dj 1) 5 detik
berhenti (jeda), hitung 5 detik kedua (dj 2), 5 detik berhenti,hitung lima detik
ketiga (dj 3)sehingga didapatkan rumus denyut jantung janin
(DJJ)=4x(dj1+dj2+ dj3).
3. Leopold III
1) Menetukan bagian terendah janin, serta apakah bagian terendah itu sudah
memasuki pintu atas panggul atau belum.
2) Anjurkan klien untuk menarik napas dalam dan menghembuskannya.
3) Tekan jari tangan kebawah secara perlahan dan dalam disekitar bagian
presentasi, pada saat klien menghembuskan napas.
4) Tangan pemeriksa meraba bagian terendah janin yang terdapat didaerah pinggir
simfisis, lalu goyangkan sedikit, jika masih dapat digoyangkan maka bagian
terendah janin belum masuk pintu atas panggul.
5) Jika tidak dapat digoyangkan maka bagian terendah janin sudah memasuki pintu
atas panggul
4. Leopold IV
Tentukan seberapa jauh janin sudah masuk PAP.
1) Pemeriksa menghadap ke kaki ibu. Menelusuri bagian kiri dan kanan abdomen
ke arah bawah dengan kedua telapak tangan. Amati pertemuan kedua tangan
tersebut,
2) Posisikan pemeriksa menghadap kaki klien.
3) Letakkan kedua belah telapak tangan di kedua sisi abdomen.
4) Gerakan jari tangan secara perlahan kesisi bawah abdomen ke arah pelvis.
5) Palpasi bagian presentasi, tentukan letak dan bagian presentasi tersebut,
seberapa jauh bagian bawah janin telah memasuki pintu atas panggul.
6) Apabila konvergen (jari-jari kedua tangan bertemu), berartibaru sedikit janin
memasuki pintu atas panggul.
7) Apabila kedua jari pemeriksa sejajar berarti kepala janin sebagian sudah masuk
pintu atas panggul.
8) Apabila jarak antara kedua jari pemeriksa jauh (divergen), janin (kepala
jain)telah banyak memasuki pintu atas panggul.
F. Tahap Terminasi dan Dokumentasi
1. Mencuci tangan dan mengeringkannya.
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu.
3. Mencatat hasil pemeriksaan.;
DAFTAR PUSTAKA
Di susun :
AKADEMI KEPERAWATAN
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
E. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan
No Waktu Kegiatan Penyuluh Media
sasaran
1. Pembukaan
Menyimak
a. Mengucapkan salam
dan Tidak
2 Menit b. Memperkenalkan diri
menjawab Ada
c. Menjelaskan maksud dan
salam
tujuan
2. Materi
Diskusi mengenai pengertian
Marasmus Menjelaskan isi
materi secara berururan
diantaranya:
a. Pengertian Anemia pada
ibu hamil
Menimak,
b. Penyebab Anemia pada Leaflet
memperha
7 Menit inu hamil Vidio
tikan, dan
c. Tanda dan gejala Anemia Flip Chat
berdiskusi
pada ibu hamil
d. Mcam-macam anemia
pada ibu hamil
e. Faktor resiko penyebab
Anemia pada ibu hamil
f. Dampak Anemia terhadap
Kehamilan
g. Pencegahan Anemia pada
ibu hamil
F. Evaluasi
1. Waktu : 3 menit
2. Bentuk soal : Quisioner
3. Jumlah soal : 2 soal
4. Jenis soal :
a. Apa saja ciri-ciri ibu hamil yang anemia?
Benar Salah
b. Bagaimana penatalaksanaan dan pencegahan anemia pada ibu hamil?
Benar Salah
5. jawaban soal :
a. Benar
b. Benar
MATERI ANEMIA
A. Pengertian Anemia
Anemia kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin di bawah 11% pada
trimester 1 dan 3 kadar < 10,5% pada trimester 2. Nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan
kondisi wanita tidak hamil terjadi karena hemodilusi,terutama pada trimester 2
(Prawirohardjo,2002).
Anemia adalah penurunan kuantitas sel sel darah merah dalam sirkulasi , abnormalitas
kandungan hemoglobin sel darah merah , atau ke duanya (Corwin, EJ,2009).
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi di
dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi untuk eritropoesis tiak cukup yang ditandai dengan
gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi serum (serum iron) dan jenuh
transferin menurun, kapasitas total besi meninggi dan cadangan dalam sumsum tulang serta di
tempat lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali (Rukiyah, AY. 2010.)
B. Etiologi
Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan
akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Penyebab anemia pada umumnya
adalah sebagai berikut:
1. Kurang gizi ( malnutrisi )
2. Kurang zat besi dalam diit
3. Malabsorpsi
4. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain
5. Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria, dan lain-lain.
C. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala anemia dapat berupa :
1. Perasaan mudah lelah, lemah, letih, lesu, lunglai (5L)
2. Sakit kepala, konsentrasi hilang
3. Mual muntah, anoreksia
4. Sering ngantuk
5. Napas pendek (pada anemia yang parah)
6. Kulit, mukosa, gusi, kuku jari, dan telapak tangan pucat
7. Takikardi atau murmur lambat (pada anemia parah)
8. Lidah licin, rambut dan kuku rapuh (pada animea yang parah)
D. Macam-macam anemia pada ibu hamil dan penyebabnya
1. Anemia defisiensi besi/ karena kekurangan zat besi
2. Anemia karena perdarahan
3. Anemia karena radang/ keganasan
4. Anemia aplastik karena kerusakan sumsum tulang
5. Anemia hemolitik karena usia sel darah merah yang pendek
6. Anemia megaloblastik karena gangguan pencernaan
7. Anemia karena penyakit keturunan misalnya anemia sel sabit
Di susun :
AKADEMI KEPERAWATAN
2018
MATERI SENAM HAMIL
a) Anjurkan ibu mengambil posisi duduk bersila dengan cara kaki kiri
menindih kaki kanan atau sebaliknya, tangan berada diatas lutut.
Timbulkan rasa nyaman pada ibu. Sikap duduk bersila merupakan posisi
duduk yang baik selama kehamilan. Oleh karena dengan sikap duduk
seperti itu kedudukan bayi tetap baik, ibu dapat melakukan gerakan ini
untuk melenturkan otot-otot tubuh sehingga ibu dapat melanjutkan
gerakan-gerakan lainnya tanpa khawatir mengalami kejang otot.
b) Gerakan kepala menoleh ke kanan dan ke kiri, sambil menghirup udara
dari hidung dan membuangnya dari mulut.
2) Lakukan Latihan II
a) Anjurkan klien duduk bersandar ditopang kedua tangan, kedua kaki
diluruskan dan sedikit terbuka. Seluruh tubuh lemas dan rileks.
b) Gerakkan kaki kanan jauh ke depan dan kaki kiri jauh ke belakang,
lakukan masing-masing delapan kali.
c) Gerakkan persendian kaki kanan dan kiri sama-sama jauh ke depan dan
ke belakang (fleksi plantar dan dorsal).
d) Gerakkan kaki kanan dan kiri bersama-sama ke kanan dan ke kiri.
e) Gerakkan kaki kanan dan kiri bersama-sama ke arah dalam (endorotasi)
sampai ujung jari menyentuh lantai, lalu gerakan kedua kaki ke arah luar
(eksorotasi).
f) Putar persendian kaki melingkar ke dalam dan ke luar.
g) Bila mungkin angkat bokong dengan bantuan kedua tangan dan ujung
telapak tangan kembang kempiskan otot dinding perut.
h) Kerutkan dan kendurkan otot dubur.
i) Lakukan gerakan ini sedikitnya 8-10 kali setiap gerakan.
3) Lakukan Latihan III
a) Anjurkan klien tetap duduk rileks dan badan ditopang tangan di belakang,
kedua tungkai lurus dan rapat.
b) Tempatkan tungkai kanan di atas tungkai kiri.
c) Tekan tungkai kiri dengan kekuatan seluruh tungkai kanan, sambil
mengempiskan dinding perut bagian atas dan mengerutkan liang dubur.
Beberapa saat kemudian istirahat.
d) Ulangi gerakan ini dengan tungkai kiri di atas tungkai kanan, lakukan
sedikitnya 8-10 kali.
4) Lakukan Latihan IV
a) Anjurkan klien duduk tegak, kedua tungkai lurus dan badan disangga
tangan di belakang.
b) Angkat tungkai kanan ke atas dengan tinggi semaksimal mungkin, lalu
letakkan kembali.
c) Angkat tungkai kiri ke atas dengan tinggi semaksimal mungkin, lalu
letakkan kembali, lakukan hal ini bergantian sedikitnya 8-10 kali.
d) Lakukan latihan di atas (latihan IV) dengan posisi tidur telentang kaki
dirapatkan.
e) Pada sikap tidur, kedua tangan dapat di samping tetapi lebih baik dibawah
kepala, angkat tungkai bawah silih berganti kiri dan kanan dengan tinggi
semaksimal mungkin.
f) Lakukan gerakan ini sedikitnya 8-10 kali.
5) Lakukan Latihan V
a) Anjurkan klien duduk bersila dengan tangan di atas bahu dan kedua
lengan di samping badan.
b) Tekan samping mammae dengan sisi lengan atas.
c) Putar kedua lengan tersebut ke depan, ke atas samping telinga.
d) Kemudian teruskan sampai ke belakang dan selanjutnya ke depan badan
(dada).
e) Lakukan gerakan ini sedikitnya 8-10 kali.
6) Lakukan Latihan VI
Anjurkan klien duduk bersila dengan tumit berdekatan satu sama lain,
badan tegak rileks dan paha lemas.
2) Senam kegel
Senam kegel hampir sama dengan senam yoga butterfly. hanya posenya
yang berbeda. Senam kegel adalah peregangan yang bermanfaat untuk
menguatkan otot-otot dasar panggul.
Cara ini mampu melatih otot agar proses melahirkan semakin mudah
dan lancar. Senam kegel untuk Ibu hamil ini juga akan melatih otot di sekitar
uretra. juga kandung kemih, dan rektum serta rahim.
Anda bisa melakukan senam kegel baik dalam keadaan duduk maupun
sedang berdiri. Durasi untuk senam kegel antara 3 hingga 10 detik dan dapat
diulangi hingga 4 kali sehari.
3) Senam knee-cheest
Gerakan unik dari senam ibu hamil trimester 3 adalah gerakan knee-chest.
Gerakan ini sering dianjurkan untuk bumil dengan keluhan bayi sungsang.
Gerakan ini menyerupai gerakan sujud ketika shalat. hanya saja posisi dada
menempel pada lantai. dan kepala menengok ke kanan atau ke kiri sesuai
dengan kenyamanan.
Gerakan ini cukup nyaman untuk dilakukan. bahkan banyak yang
mencobanya tak jarang sampai tertidur. Tetaplah pada posisi tersebut selama
10-15 menit. Dan lakukan sesering mungkin minimal 3 kali sehari.
4) Senam merangkak
Gerakan senam pada poin 5 adalah senam jongkok. senam ibu hamil
trimester 3 ini mampu memperkuat otot paha dan panggul. Sehingga proses
melahirkan semakin mudah. Gerakannya yaitu:
a. posisi punggung lurus dan pelan-pelan menurunkan badan sampai posisi
jongkok.
b. kemudian tahan selama 10 detik dan lalu kembali ke posisi berdiri.
c. anda bisa mengulangi gerakan senam ini hingga beberapa kali sehari