KEPERAWATAN MATERNITAS 1
Penyusun:
Monna Maharani H., M.Kep., Ns.Sp.Kep.Mat.
Hemi Fitriani, M.Kep., Ns.Sp.Kep.Mat.
Siti Nurbayanti A., M.Kep., Ns.Sp.Kep.Mat.
Dr. Yayat Suryati, S.Kp., M.Kep.
Murtiningsih, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat.
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah rasa syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang dengan rahmat
dan berkah-Nya, sehingga kami mampu menyusun modul praktikum Keperawatan
Maternitas I tahun 2021. Modul praktikum ini merupakan panduan mahasiswa dalam
pembelajaran di laboratorium, untuk mencapai kompetensi mata ajar Keperawatan
Maternitas I. Penyusunan Modul Praktikum Keperawatan Maternitas I tahun 2021 ini
berpatokan pada Modul Praktikum Sistem Reproduksi I tahun 2018 dan Modul Praktikum
Sistem Reproduksi II tahun 2018, kemudian telah direvisi pada tahun 2021. Revisi
terdapat pada bagian tindakan pemeriksaan kehamilan, senam hamil dan pertolongan
persalinan.
Kami berharap semoga Allah SWT berkenan memberikan kebaikan kepada semua pihak
yang telah membantu. Penulis sangat terbuka menerima saran dan masukan dari semua
pihak agar modul praktikum ini lebih sempurna. Semoga modul praktikum ini dapat
bermanfat bagi semua pihak khususnya bagi mahasiswa.
Achmad Setya R., S.Kp., MPH. Monna Maharani H., M.Kep., Ns.Sp.Kep Mat.
ii
1
i. Bengkok
3. Persiapan Pasien
a. Pengkajian keluhan, riwayat kesehatan, usia
kehamilan, dan HPHT
b. Beritahu ibu tindakan yang akan dilakukan
c. Kesediaan ibu untuk diperiksa
d. Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung
kemih
e. Atur posisi ibu
4. Persiapan lingkungan
Jaga privasi/pasang sampiran
Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Perhatikan keadaan umum: baik, lemah, pucat, sembab, lesu,
sianosis
3. Bentuk tubuh: tinggi, pendek, kurus, gemuk, kiposis, lordosis,
skoliosis
4. Cara berjalan: Biasa, tegak/ tidak, diseret
5. Keadaan psikologis: Stabil, labil
6. Lakukan penimbangan berat badan
7. Lakukan pengukuran tinggi badan
8. Lakukan pengukuran tekanan darah, nadi, respirasi, suhu
9. Posisikan ibu berbaring senyaman mungkin
10. Pasang selimut
11. Rambut: kerontokan, kebersihan
12. Muka: kloasma gravidarum pada muka, warna kulit muka (pucat,
ikterik/tidak), adanya edema pada wajah.
13. Mata: Konjungtiva pucat/tidak, sklera ikterik/tidak, pandangan
berkunang-kunang/tidak, ketajaman penglihatan
14. Mulut dan gigi: kelembapan, sariawan, kelainan bentuk/ sumbing,
karies, ompong, gigi palsu, bersih/ kotor, berbau
15. Leher: Pembesaran vena jugularis, kelenjar tiroid, Kelenjar getah
bening
16. Dada: Bentuk, kesimetrisan, penggunaan otot nafas tambahan,
Nyeri tekan, Suara nafas
3
Pemeriksaan Payudara
17. Anjurkan ibu untuk mengangkat kedua tangan keatas
18. Inspeksi kebersihannya, kesimetrisan payudara dan adanya
hiperpigmentasi areola mammae,, palpasi ada tidaknya benjolan.
19. keadaan puting susu: posisi niple rata/ menonjol/ masuk.
Kebersihan puting susu, adakah lesi, pengeluaran kolostrum (pada
trimester ke -3)
Pemeriksaan Abdomen
20. Inspeksi bentuk abdomen apakah membesar kedepan atau
kesamping, tegang atau kendor, bekas operasi pada perut, ada
tidaknya pembesaran pada hepar/hati, lien/limpa, ada tidaknya
hiperpigmentasi pada linea alba, striae gravidarum, pergerakan
bayi, kontraksi rahim.
21. Auskultasi: Bising usus
22. Palpasi: nyeri tekan
Pemeriksaan Leopold dilakukan pada usia kehamilan VI
bulan lebih
23. Posisi kaki ditekuk di lutut 300 untuk pemeriksaan Leopold I-III
24. Leopold I: Untuk menentukan bagian janin yang terletak di fundus
ibu.
• Menentukan bagian janin yang ada di fundus uteri/teratas janin
dengan mengumpulkan area fundus oleh kedua tangan
• Menentukan Tinggi Fundus Uteri (TFU): kumpulkan fundus di
tengah. Letakan titik nol medline di simfisis pubis.
25. Leopold II: Untuk menentukan bagian janin yang terletak
disamping abdomen atau sebelah kanan dan kiri abdomen
ibu.
• Kedua tangan disimpan di kanan dan kiri abdomen,
• Satu tangan menahan salah satu bagian,
• Satu tangan lain mendorong ke tangan yg menahan
• Satu tangan yg menahan bertugas untuk menentukan apakah
disisi itu merupakan bagian yang panjang dan lurus atau bagian
bagian kecil
• Lakukan gerakan yang sama pada sisi yang lain
4
32. Raba lipat paha: ada tidaknya pembesaran pada kelenjar getah
bening
33. Genetalia: Kebersihannya, keluar cairan /tidak, keputihan,
karakteristik keputihan, perdarahan, oedem, nyeri, varises
34. Anus: pemeriksaan hemorhoid (Posisi ibu sims)
35. Merapihkan Pasien dan Alat
36. Mencuci tangan
Dokumentasi
NILAI = …………………………………
Cimahi,...............................2022
Evaluator
(...................................)
6
PRAINTERAKSI
1. Salam dan memperkenalkan diri
2. Jelaskan tujuan dan keuntungan senam hamil
3. Memotivasi ibu untuk mengikuti gerakan dengan benar sesuai
kemampuan
4. Berikan penjelasan jika ada keluhan maka segera laporkan kepada
instruktur dan hentikan gerakan senam.
PELAKSANAAN
LATIHAN PERTAMA
Gerakan kaki untuk meningkatkan sirkulasi, pengembalian aliran vena serta
meminimalkan resiko varises dan kram, meregangkan otot ekstremitas yang diperlukan
pada posisi melahirkan.
a. Duduk tegak bersandar pada kedua lengan yang diletakkan di belakang pantat, kedua
tungkai kaki dilurus- kan dan dibuka sedikit, seluruh tubuh lemas.
b. Gerakan kaki kiri jauh ke depan (plantar flexi) dan kaki kanan jauh ke belakang (dorsal
flexi), lakukan gerakan bergantian sebanyak 8 x.
c. Gerakan kaki kiri dan kanan bersama-sama ke depan (plantar flexi) dan ke belakang
(dorsal flexi), lakukan sebanyak 8 x.
d. Gerakan kaki kiri dan kanan bersama-sama ke kiri dan ke kanan, lakukan sebanyak 8 x.
8
e. Gerakan kaki kiri dan kanan bersama-sama ke arah dalam (endorotasi) sampai ujung
jari kaki menyentuh lantai, kemudian gerakan kedua kaki ke arah luar (exorotasi),
lakukan sebanyak 8 x.
f. Putarkan kedua kaki bersama-sama (sirkumduksi) ke kiri 4 x dan ke kanan 4 x.
LATIHAN KEDUA
a. Buatlah posisi badan seperti merangkak, kedua lengan sejajar dengan bahu. Sejajarkan
lutut dan panggul, renggangkan kaki.
Tarik nafas bersamaan dengan menarik otot perut dan mengencangkan otot dasar
panggul hingga berkontraksi, tahan nafas dalam 10 hitungan kemudian hembuskan dan
relakskan perut
Gerakan ini untuk melatih otot transverses abdominis dan otot dasar panggul. Otot
transverses berperan dalam mempertahankan posisi punggung
b. Posisi sama dengan gerakan a. Tolehkan kepala ke salah satu sisi (kiri atau kanan).
c. Letakan siku di atas matras hingga dada menyentuh matras, lalu geser siki kanan ke
kanan dan siku kiri ke kiri. Lakukan gerakan ini selama 10-15 menit.
9
Gerakan ini penting untuk memposisikan kepala janin berada di bagian bawah rahim.
LATIHAN KETIGA
a. Berbaring terlentang di atas matras tanpa menggunakan bantal, kedua lengan disamping
badan dan kedua lutut ditekuk.
b. Angkat panggul sedikit sampai badan dan kedua tungkai atas membentuk sudut dengan
lantai, kerutkan pantat dan anus. Kemudian turunkan perlahan, lepaskan kerutan sampai
pantat menyentuh matras kembali. Lakukan gerakan ini 8 x.
Gerakan ini bertujuan untuk merelakskan ligament, persendian punggung bawah dan
pelvis yang teregang karena kehamilan. Dengan gerakan ini maka keluhan nyeri dan
kekakuan punggung akan berkurang
10
LATIHAN KEEMPAT
Merupakan latihan pernafasan yang terdiri dari 3 gerakan, yaitu pernafasan abdomen,
pernafasan dada, pernafasan iga dan pernafasan panting (pendek dan cepat).
Pernafasan abdomen:
a. berbaring terlentang dengan satu bantal, kedua lutut ditekuk regangkan 20 cm.
b. Letakkan kedua telapak tangan di atas perut dan rileks.
c. Tarik nafas dalam dengan hidung, tiupkan kembali melalui celah-celah bibir.
d. Pada saat menarik nafas dalam untuk ke-3 kalinya, kembangkan dinding perut setinngi
mungkin dan tahan nafas beberapa detik, kemudian tiup kembali perlahan dan rileks.
e. Pada saat dinding perut naik, tangan ikut naik mencapai puncaknya, rasakan dan
perhatikan ketegangannya. Lakukan sebanyak 8 x.
Pernafasan dada:
a. Berbaring dengan posisi terlentang di atas matras menggunakan 1 bantal.
b. Letakkan kedua tangan di atas dada tepat di atas payudara.
c. Tarik nafas dari mulut hingga dada mngembang dan tangan terdorong ke atas.
11
d. Keluarkan nafas perlahan-lahan dari mulut hingga tangan mengikuti gerakan dada
yang turun.
e. Lakukan gerakan ini 8x.
Pernafasan Iga:
a. Berbaring dengan posisi terlentang di atas matras menggunakan 1 bantal.
b. Kepalkan kedua telapak tangan dan letakkan di iga.
c. Tarik nafas dari mulut hingga iga mengembang dan tangan terdorong ke atas.
d. Keluarkan nafas perlahan-lahan dari mulut hingga tangan mengikuti gerakan iga
yang turun.
e. Lakukan gerakan ini 8x.
LATIHAN KELIMA
a. Tidur terlentang di atas matras menggunakan bantal.
b. Bengkokkan lutut hingga membentuk sudut 45º , kedua tangan disamping badan.
c. Fleksikan kepala ke arah dada, kerutkan area anus dan pantat ke arah dalam, sehingga
terangkat dari matras.
d. Kempiskan perut hingga punggung menekan matras, rasakan tonjolan tulang
punggung bergerak ke belakang.
e. Lemaskan kembali tarikan pantat, hingga kembali ke posisi semula.
f. Lakukan gerakan ini 8x.
LATIHAN KEENAM
a. Posisikan badan seperti akan merangkak. Kedua tangan diletakan selebar bahu. Kedua
lutut sejajar panggul.
b. Arahkan kepala ke arah dan badan sejajar dengan matras.
c. Tundukkan kepala, lengkungkan punggung dan kempiskan perut hingga punggung
melengkung ke atas. Dalam posisi seperti ini pantat tertarik ke atas.
13
LATIHAN KETUJUH
a. Berdirilah dengan postur tubuh tegak, posisi kaki terbuka 20 cm. Luruskan badan
dengan pandangan ke arah depan.
b. Pegang sofa/kursi dengan jari-jari menghadap ke atas.
c. Tundukan kepala dan jongkoklah perlahan-lahan, sementara tumit tetap menempel
pada lantai.
d. Saat pada posisi jongkok lemaskan bahu dan kempiskan perut.
e. Lakukan berdiri perlahan-lahan.
f. Lakukan gerakan ini 8x.
14
LATIHAN KEDELAPAN
a. Latihan ini adalah latihan mengejan, dilakukan setelah usia kehamilan mencapai 36
minggu.
b. Duduk bersila diatas matras, letakan kedua tangan diatas dada dengan siku lemas.
c. Tarik dan keluarkan nafas dari mulut sebanyak 3x.
d. Lalu tarik nafas dengan mulut terbuka secara biasa dan keluarkan nafas hingga keluar
bunyi seperti lenguhan sebanyak 3x.
e. Tarik nafas dalam dengan mulut terbuka, tahan hingga hitungan kesepuluh. Lalu
keluarkan nafas bunyi. Lakukan sebanyak 3x.
f. Lakukan latihan mengejan dengan cara sebagai berikut: tarik nafas dalam dengan
mulut terbuka. Tundukan kepala dan kempiskan perut. Lalu mengejanlah (seperti
buang air besar). Keluarkan nafas bunyi.
g. Lakukan latihan ini sebanyak 3x dengan interval 2 menit.
LATIHAN PENENANGAN
a. Berbaring miring ke kiri, lutut kanan ditekuk dan diletakan di depan lutut kiri
(diganjal bantal), lengan kanan ditekuk didepan dan lengan kiri diletakan di belakang
badan.
b. Tutupkan mata, lemaskan seluruh badan, tenang dan lakukan pernafasan yang teratur
dan berirama.
c. Selama melakukan latihan ini usahakan mengatasi stress yang mungkin terjadi pada
saat itu, lakukan penenangan ini selama 5 menit.
15
Evaluator
NILAI =
(...............................)
16
Prosedur Anamnesa
1. Menanyakan Nama, umur, dan alamat
2. Menanyakan Gravida dan para
3. Menanyakan HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
4. Menanyakan Kapan bayi akan lahir (menurut taksiran ibu)
5. Menanyakan Alergi obat-obatan
6. Menanyakan Riwayat kehamilan sekarang. Yang ditanyakan antara lain: apakah ibu
pernah melakukan pemeriksaan antenatal, adanya masalah selama hamil, kapan mulai
terjadi kontraksi, apakah teratur, apa ibu masih merasakan gerakan janin, apakah ibu
sudah mengeluarkan cairan (bila iya kapan, warna, dan baunya), apa ibu
mengeluarkan lendir dan darah dari vagina, kapan ibu terakhir makan atau minum
dan apakah ibu mengalami kesulitan berkemih).
7. Riwayat kehamilan sebelumnya ditanyakan, antara lain: apakah ada masalah selama
persalinan atau kelahiran sebelumnya, berapa BB yang telah dilahirkan dan yang
paling besar dan apakah ibu mempunyai bayi bermasalah pada kehamilan atau
persalinan sebelumnya.
8. Riwayat medis lainnya (masalah pernafasan, hipertensi, gangguan jantung,
berkemih).
9. Masalah medis saaat ini (sakit kepala, gangguan penglihatan, gangguan jantung,
berkemih).
17
4. Bersikaplah lemah lembut dan sopan serta bantu pasien agar merasa tenang dengan cara
menarik nafas perlahan dan dalam.
6. Nilai kesehatan dan keadaan umum ibu, suasana hatinya, tingkat kegelisahannya atau
nyeri, warna konjungtiva, kebersihan, status nutrisi dan kecukupan air tubuh.
7. Nilai tanda-tanda vital ibu (tekanan darah, temperature, nadi dan pernafasan). Agar nilai
hasil tekanan darah dan nadi akurat Anda melakukan pemeriksaan diantara dua kontraksi.
9. Ukur TFU dengan pita pengukur dimulai dari tepi atas simfisis pubis, rentangkan hingga
ke puncak (Fundus Uteri)
10. Memantau kontraksi uterus dengan menggunakan jarum detik pada jam dinding/jam
tangan, letakkan tangan penolong diatas uterus dan palpasi jumlah kontraksi dalam kurun 10
menit.
11. Tentukan durasi/lama tiap kontraksi, pada fase aktif minimal terjadi 2 kali kontraksi
dalam 10 menit atau lama kontraksi 40 detik atau lebih.
12. Memantau denyut jantung dengan Douppler untuk mendengar DJJ per menit.
13. Nilai DJJ setelah dan sebelum kontraksi, adanya gangguan janin bila nilai DJJ <120 atau
>160 x/menit, bila menemukan itu maka ulangi lagi setelah 5 menit setelah pemeriksaan awal
(bila tetap segera dirujuk).
14. Menentukan presentasi bayi (bagian bayi) dengan cara berdiri disamping ibu dan
menghadap ke arah kepala ibu (ibu diminta untuk menekuk lututnya).
15. Untuk menentukan presentasi bayi (bagian terbawah) janin kepala atau bokong. Bila
bentuk bulat, teraba keras, berbatas tegas dan mudah digerakkan (belum masuk
panggul)biasanya yang teraba adalah kepala.
16. Menentukan penurunan kepala janin dilakukan dengan menghitung proporsi bagian
terbawah janin yang masih berada di atas tepi atas simfisis dan dapat diukur dengan lima jari
tangan pemeriksa (per limaan).
18. Melakukan kemajuan persalinan dengan periksa dalam pengeluaran pervaginam, selaput
ketuban, pembukaan dan penipisan, bagian keci di sekitar bagian terdahulu, penurunan
kepala (dibandingkan dengan perlimaan), denominator, penyusupan.
Tabel 1.1
Lambang Keterangan
Jika bagian terbawah janin seluruhnya teraba di atas symfisis
5/5
4/5 Jika sebagian (1/5) bagian terbawah janin telah memasuki pintu atas panggul
Jika sebagian (2/5) bagian terbawah janin telah memasuki rongga panggul
3/5
Jika hanya sebagian dari bagian terbawah janin masih berada di atas symfisis dan
(3/5) bagian telah turun melewati bidang tengah rongga panggul (tidak dapat
2/5 digerakkan)
Jika bagian terbawah janin sudah tidak dapat diraba dari pemeriksaan luar dan
1/5
seluruh bagian terbawah janin sudah nmasuk ke dalam rongga panggul
Tabel 1.2
Penggunaan Lambang untuk Selaput Air Ketuban
Lambang Keterangan
U Selaput ketuban masih utuh (belum pecah)
J Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah
D
K
Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban tidak mengalir lagi (kering)
Tabel 1.3
Penggunaan Lambang Penyusupan pada Partograf
Keterangan
Lambang
0 Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat di palpasi
Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
1
Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tapi masih dapat
2
dipisahkan
Tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan
3
Selanjutnya Anda dapat melihat contoh pengisian hasil pembukaan dan penurunan kepala
pada Partograf seperti Gambar 1.1 dan Gambar 1.2 di bawah ini.
Gambar 1.1
Pengisian Hasil Pembukaan (Sumber: Kemenkes RI., 2014)
20
Keterangan:
Gambar 1.1 diatas hasil pembukaan dituliskan dengan tanda (X) pada garis waspada
Gambar 1.2
Penulisan Penurunan Kepala (Sumber: Kemenkes RI., 2014)
Keterangan: Gambar 1.2 diatas hasil penurunan kepala ditulis dengan lambing O, Pukul
17.00 penurunan 3/5 dan pada pukul 21.00 penurunan 1/5.
21
A. Pengertian
Nyeri persalinan akan terjadi pada ibu-ibu in partu. Cunningham dkk (2004),
mendeskripsikan nyeri persalinan sebagai kontraksi myometrium. Nyeri persalinan
merupakan proses dengan intensitas yang berbeda pada masing-masing individu. Faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi nyeri persalinan antara lain budaya, takut dan cemas,
pengalaman melahirkan sebelumnya, persiapan persalinan dan dukungan (Lowdermilk,
Perry & Bobak,2004).
B. Tujuan
1. Untuk merespons kontraksi dan mendapatkan kenyamanan selama persalinan
2. Ibu melahirkan menjadi lebih percaya diri
3. Bebas mendapatkan kenyamanan dengan berbagai cara, melalui dukungan emosional
dan fisik dari keluarga dan tenaga profesional yang percaya proses persalinan
berlangsung karena kemampuan ibu
4. Oksigenasi optimal, tidak melelahkan dan membuat tenang.
Sebelum anda, melakukan pengelolaan nyeri persalinan, maka harus diawali dengan
pengkajian untuk menetapkan skala nyeri yang dialami oleh ibu. Anda harus menggali
pengalaman nyeri dari sudut pandang ibu.
skala ukur. Klien diperlihatkan skala ukur, kemudian disuruh memilih rentang nilai
yang sesuai dengan kondisinya saat dikaji.
3. Kualitas nyeri
Klien diharapkan dapat menggambarkan nyeri yang dirasakan. Kajilah kejadian nyeri
dirasakan saat kapan atau muncul tiba- tiba. Tanyakan pada klien tindakan yang
dilakukan apabila nyerinya muncul.
4. Tanda lain yang menyertai nyeri
Kaji adanya penyerta nyeri, seperti mual, muntah, konstipasi, gelisah, keinginan untuk
berkemih. Gejala penyerta memerlukan prioritas penanganan yang sama dengan nyeri
itu sendiri.
D. Prosedur Praktikum
Pelaksanaan teknik bernafas ada 3 jenis,
No Tindakan
1 Cleansing breathing
Caranya:
a. Tarik nafas melalui hidung dan keluarkan melalui mulut.
b. Lakukan saat permulaan dan akhir dari setiap kontraksi
2 Slow paced breathing
Caranya:
a. Bernafas perut dengan lambat
b. Lakukan dengan frekuensi ½ dari pernafasan normal, bias melalui mulut/
hidung
c. Lakukan selama kontraksi pada fase laten kala I
d. Cara bernafasnya: in 2-3-4/ out 2-3-4/ in 2-3-4/ out 2-3-4 …….
3 Modified paced breathing
a. Bernafas sebanyak 32 sampai dengan 40 x/ menit
b. Dilakukan bila dengan irama lambat tidak efektif
c. Dapat dilakukan dengan kombinasi slow (pelan) dan modified (modifikasi)
dimana slow (pelan) pada awalnya dan sampai akhir kontraksi
d. In- out/in- out/ in- out/ in- out
23
Ya Tidak
Persiapan alat
1 Catatan keperawatan
4 Siapkan alat-alat
5 Cuci tangan
Tahap Orientasi
6 Beri salam
8 Lakukan kontrak
Tahap Kerja
Tahap terminasi
28 Beri salam
29 Cuci tangan
Score
25
Rekomendasi
Bila score anda belum mencapai 100%, silakan ulangi kembali keterampilan
pemeriksaan fisik pada ibu hamil
( ) ( )
26
• Perlak
• Under pad
• Tempat DTT
• Larutan klorin 0,5 % dalam baskom
• Tempat pakaian kotor
• Tempat penampung darah
• Tempat plasenta
• Waslap
• 2 baskom untuk membersihkan ibu
• 2 handuk ibu
• Pakaian ibu dan pembalut
5. Persiapan Pasien
a. Kaji tanda kala II
b. Beritahu ibu tindakan yang akan dilakukan
c. Kesediaan ibu untuk dilakukan tindakan
d. Atur posisi Ibu
6. Persiapan lingkungan
Jaga privacy, penerangan yang cukup dan
lingkungan aman
PELAKSANAAN
11. Pada Ibu: beritau ibu bahwa pembukaan lengkap dan atur
posisi litotomi
15. Letakkan dua handuk bersih di perut ibu, jika kepala bayi telah
membuka vulva dengan diameter 5-6 cm. Kemudian
pasangkan underpad dibawah bokong ibu.
18. Letakkan duk steril yang dilipast 1/3 bagian di bawah bokong
ibu
LAHIRKAN BAYI
• Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di
dua tempat dan potong di antara dua klem tersebut.
LAHIRNYA BAHU
27. Periksa kembali perut ibu untuk memastikan tidak ada bayi
lain dalam uterus (hamil tunggal)
31
30. Dengan menggunakan klem, jepit tali pusat (dua menit setelah
bayi lahir) pada sekitar 3 cm dari pusar (umbilicus) bayi. Dari
sisi luar klem penjepit, dorong isi tali pusat kea rah distal (ibu)
dan lakukan penjepitan kedua pada 2 cm distal dari klem
pertama.
• Ikat tali pusat dengan benang DTT/ steril pada stu sisi
kemudian lingkarkan kembali benang ke sisi berlawanan
dan lakukan ikatan kedua menggunakan dengan simpul
kunci
33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di
kepala bayi
34. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva
35. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas
simfisis, untuk mendeteksi. Tangan yang lain menegangkan
tali pusat.
32
MENGELUARKAN PLASENTA
MENILAI PERDARAHAN
40. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu dan janin dan
pastikan selaput ketuban utuh dan lengkap. Masukan plasenta
dalam tempat khusus.
43. Beri cukup waktu untuk melakukaan kontak kulit antara bayi
dan ibu (minimal 1 jam)
• Sebagiaan besar bayi berhasil IMD dalam waktu 30 – 60
menit. Menyusupertama biasanya berlangsung sekitar 10 –
15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara
Letakan bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil menyusu
di dalam 1 jam pertama dan biarkan samapai bayi berhasil
menyusu
EVALUASI
34
53. Bersihkan tubuh ibu dari darah, cairan ketuban dan lendir
menggunakan air DTT. Bantu ibu memakai pakaian bersih
dan kering
DOKUMENTASI
NILAI:................................................
Cimahi,,...............................2022
Evaluator
(...................................)
36
EFEK Ø Adanya bercak darah satu atau dua hari setelah pemasangan
SAMPING Ø Jumlah darah saat menstruasi lebih banyak dan jumlah hari
menstruasi lebih panjang
Ø Adanya keram perut dan dismenore
Ø Keputihan
2. Persiapan Pasien
a. Salam, memperkenalkan diri,
b. Seleksi pasien untuk indikasi, kontraindikasi
dan waktu pemasangan yang tepat
c. Beritahu ibu tindakan yang akan dilakukan
d. Kesediaan ibu untuk dilakukan tindakan/
kontrtak waktu
e. Menganjurkan klien untuk berkemih
f. Atur posisi Ibu
3. Persiapan lingkungan
Jaga privacy, penerangan yang cukup dan
lingkungan aman
PELAKSANAAN
1. Mencuci tangan
2. Menyiapkan posisi klien litotomi
3. Lampu periksa/lampu sorot dipasang
4. Pasang perlak dan alasnya dibawah panggul ibu
5. Dekatkan alat, bengkok dan siapkan alat agar siap pakai
6. Memakai handscoon steril
7. Lakukan vulva hygiene lalu lepas handskoon
8. Buka tutup bak intrumen besar steril, tuangkan bethadin dlm
kom
9. Masukkan Coper T kedalam inserternya dan masukkan tangan
coper T ke dalam inserter
38
NILAI:................................................
Cimahi, ...............................2022
Evaluator
(...................................)
SOP PEMERIKSAAN FISIK POST PARTUM
1. Pengertian
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada ibu setelah melahirkan, guna memeriksa
kesehatan ibu serta mendeteksi secara dini apabila ada kelainan.
2. Tujuan
a. Mempersiapkan ibu agar memahami pentingnya pemeliharaan
kesehatan selama nifas
b. Merencanakan dan mempersiapkan menyusui dengan benar
c. Mendeteksi dan menangani masalah secara dini
d. Mempersiapkan ibu agar ber KB
e. Mempersiapkan ibu agar dapat mengenal tanda-tanda bahaya post
partum sebelum mencari pertolongan
3. Indikasi
Ibu postpartum
Pemeriksaan umum :
• Keadaan umum
• Kesadaran
• TTV
• BB & TB
Kepala :
a. Kepala :
Palpasi : kerontokan rambut, kebersihan rambut
b. Muka
Inspeksi : Hiperpigmentasi pada muka ( cloasma
gravidarum), edema
c. Mata
Inspeksi : konjungtiva pucat/normal, reflek pupil
terhadap cahaya
Hidung: ada sumbatan/tidak
d. Mulut dan Gigi
Inspeksi : warna, kering/lembab/ sariawan, kelainan
bentuk/sumbing, karies, ompong, gigi palsu,
bersih/kotor, bau
e. Leher
Palpasi : pembesaran vena jugularis, kelenjar
tiroid, kelenjar getah bening (KGB)
8. Pemeriksaan payudara dan dada
f. Payudara :
Inspeksi : angkat lengan klien kearah atas kepala,
kesan umum adanya retraksi atau dimpling
(permukaan tertarik/cekung), besarnya payudara
(simetris/tidak)
Palpasi : palpasi secara sirkuler area payudara klien
rasakan ada/tidaknya benjolan masa, pembengkakan,
rasa nyeri/tidak
g. Puting susu :
42
1. Pengertian
Memberikan tindakan pada vulva untuk menjaga kebersihannya.
2. Tujuan
a. Untuk mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva, perineum maupun uterus
b. Untuk penyembuhan luka perineum/jahitan pada perineum
c. Untuk kebersihan vulva dan perineum
d. Memberikan rasa nyaman pada pasien
3. Indikasi
Ibu post partum
Tahap Kerja
5. Mencuci tangan
7. Mempersilahkan pasien untuk BAK atau BAB jika perlu
8. Pasang selimut mandi
6. Meminta dan membantu pasien melepaskan pakaian bagian
bawah
7.Pasang handscoon bersih
8. Mengatur posisi pasien dorsal recumbant
8. Pasang perlak dibawah bokong pasien, dekatkan bengkok
9.Letakkan pispot di bawah bokong pasien, guyur dengan air
hangat
10. Mengkaji lochea (warna, bau dan volume)
11. Lepaskan handscoon bersih
12. Pasang handscoon steril , kemudian mengambil kapas
sublimat basah yang sudah diberi air DTT
13. Melakukan vulva hygiene :
• Membuka vulva dengan ibu jari dan jari
telunjuk
• Membersihkan vulva mulai dari labia
mayora kiri, labia mayora kanan, labia
minora kiri, labia minora kanan,
vestibulum, perineum. Arah dari atas ke
bawah dengan kapas basah (1 kapas, 1
kali usapan), bisa juga menggunakan
pinset
14. Mengamati keadaan luka jahitan perineum (basah, kering,
bengkak, tanda-tanda infeksi REEDA)
15. Mengoleskan larutan antiseptik/salep pada luka jahitan
16. Mengangkat pispot, perlak dan bengkok
17. Membantu pasien menggunakan pembalut dan celana
18. Mengatur posisi pasien kembali senyaman mungkin
19. Rapihkan alat-alat
20. Melepaskan sarung tangan
21. Cuci tangan
Tahap Terminasi
22. Mengevaluasi respon pasien
23. Pendokumentasian
Total nilai
Nilai : .............................
Cimahi, .........................2022
Evaluator
( .................................)
47
1. Pengertian
Latihan gerak yang dilakukan secepat mungkin setelah melahirkan, supaya otot-otot yang mengalami
peregangan selama kehamilan dan persalinan dapat kembali kepada kondisi normal seperti semula.
2. Tujuan
a. Memperlancar terjadinya proses involusi uteri (kembalinya rahim ke bentuk semula).
b. Mempercepat pemulihan kondisi tubuh ibu setelah melahirkan pada kondisi semula.
c. Mencegah komplikasi yang mungkin timbul selama menjalani masa nifas.
d. Memelihara dan memperkuat kekuatan otot perut, otot dasar panggul, serta otot pergerakan.
e. Memperbaiki sirkulasi darah, sikap tubuh setelah hamil dan melahirkan, tonus otot pelvis,
regangan otot tungkai bawah.
f. Menghindari pembengkakan pada pergelangan kaki dan mencegah timbulnya varises.
7. Kontra Indikasi :
Ibu yang menderita anemia atau yang mempunyai riwayat penyakit jantung dan paru-paru.
48
2. Persiapan lingkungan :
• Menyiapkan pengaturan tempat udara dan ventilasi
• Jaga privacy
Tahap Orentasi
3. • Mengucapkan salam serta memperkenalkan diri
• Jelaskan tujuan :
§ Beritahukan ibu tindakan yang akan dilakukan
§ Kesediaan ibu untuk melakukan senam nifas
§ Atur posis ibu
Tahap Kerja ( Elemen Kritis)
4. Gerakan
Gerakan senam nifas ini dilakukan dari gerakan yang
paling sederhana hingga yang tersulit. Dan sebaiknya
dilakukan secara bertahap dan terus menerus (continue).
Lakukan pengulangan setiap 5 gerakan dan tingkatkan
setiap hari sampai 10 kali. Gerakan sambil relaksasi tarik
nafas dalam.
Gerakan Hari 1
Gerakan senam nifas ini dilakukan dari gerakan yang
paling sederhana hingga yang tersulit. Dan sebaiknya
dilakukan secara bertahap dan terus menerus (continue).
Lakukan pengulangan setiap 5 gerakan dan tingkatkan
setiap hari sampai 10 kali.
Gerakan Hari
5 Ke 2 :
.
49
Gerakan Hari6 Ke 3
Berbaring dengan .posisi tangan di samping badan, angkat
lutut dan pantat kemudian diturunkan kembali. Ulangi 5
sampai 10 kali.
Gerakan Hari
7 Ke 4
Tubuh tidur terlentang,
. tekuk lutut dan angkat kepala
sambil mengangkat pantat. Lakukan 5 sampai 10 kali
pengulangan.
Gerakan Hari8 Ke 5
Tubuh tidur terlentang,
. kaki lurus, bersama-sama dengan
mengangkat kepala, tangan kanan, menjangkau lutut kiri
yang ditekuk, diulang sebaliknya.
50
Gerakan Hari 9 Ke 6
Tidur terlentang, kaki
. lurus, kemudian lutut ditekuk ke
arah perut 90˚ secara bergantian antara kaki kiri dan kaki
kanan.
Gerakan Hari 1 Ke 7
Tidur terlentang kaki
0 lurus kemudian kaki dibuka sambil
diputar ke arah luar. secara bergantian.
Tahap Terminasi
• Mengkaji1respon klien
• Pendokumentasian
2
.
Total Nilai
51
1. Perawatan Payudara
a. Pengertian
Perawatan payudara setelah ibu melahirkan dan menyusui yang
merupakan suatu cara yang dilakukan untuk merawat payudara agar air
susu keluar dengan lancar
b. Tujuan
1) Menjaga kebersihan payudara, terutama kebersihan puting susu
2) Melenturkan dan menguatkan puting susu sehingga bayi dapat
menyusu dengan baik
3) Merangsang kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi air susu
ibu lancar
4) Mengetahui puting susu secara dini sehingga dapat melakukan
usaha-usaha untuk mengatasi apabila terdapat kelainan
5) Persiapan jiwa ibu untuk menyusui
c. Indikasi
Ibu post partum
d. Waktu Pelaksanaan
1) Pertama kali dilakukan pada hari kedua setelah melahirkan
2) Dilakukan minimal 2x dalam sehari
2. Pijat Oksitosin
a. Pengertian
Pemijatan pada sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai tulang
costae kelima- keenam dan merupakan usaha untuk merangsang
hormon prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan
b. Tujuan
Untuk merangsang refleks oksitosin atau let down reflex
52
c. Manfaat
Selain untuk merangsang let down reflex
Manfaat pijat oksitosin adalah memberikan kenyamanan pada ibu ,
mengurangi bengkak (engorgement), mengurangi sumbatan ASI,
Merangsang pelepasan hormone oksitosin, mempertahankan produksi
ASI ketika ibu dan bayi sakit
Tahap Orentasi
3. Memberi salam dan memperkenalkan diri
4. Menjelaskan pada klien tindakan yang akan
Dilakukan
Informasikan: Waktu pemijatkan akan lebih berarti
jika ibu akanmenyusui /sebelum menyusui/
memompa ASI, saat pikiran sedang penat, badan
pegal
5. Mengkaji ulang data fokus
Tahap Kerja ( Elemen kritis)
6. Mengatur posisi klien
7. Mempersiapkan lingkungan yang nyaman dan relaks
8. Mencuci tangan
9. Membuka pakaian atas klien
10 Pasang handuk di pundak dan dibagian perut dengan
mempertemukan ujung keduannya dan kaitkan
dengan penitik
53
( .................................)
55
TEKNIK MENYUSUI
1. Pengertian
Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi
dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar.
( .................................)
60
1. ASI perah tahan hingga 6 jam jika ditaruh pada suhu ruangan sekitar 25 derajat celcius.
2. ASI perah tahan hingga 24 jam, saat disimpan dalam boks pendingin yang ditambahkan dengan
tambahan kantung es (ice pack).
3. ASI perah tahan sampai 5 hari, ketika ditaruh pada kulkas bagian lemari pendingin dengan suhu
minimal 4 derajat celcius.
4. ASI perah tahan hingga 6 bulan pada freezer dengan suhu 18 derajat celcius dibawah titik beku 0
derajat celsius.
Tahap terminasi
30. Mengkaji hasil dan respon klien
31. Pendokumentasian
Total Nilai
Nilai : ............................. Cimahi, .........................2022
Evaluator
( .................................)
62
1. Pengertian
Pemeriksaan secara terperinci dan sistematis seluruh tubuh neonatus atau bayi baru lahir yang sudah
distabilkan selama jam-jam pertama kehidupan.
3. Tujuan
a. Menentukan kenormalan seluruh sistem tubuh untuk adaptasi yang sehat terhadap
kehidupan ekstrauterin.
b. Mendeteksi permasalah medis yang signifikan untuk penanganan segera
c. Mendeteksi kelainan kongenital apapun untuk penanganan awal dan edukasi pada
orangtua
d. Membedakan bayi yang normal dan bayi yang berisiko tinggi
e. Menentukan tempat rawat gabung
f. Melaksnakan tindakan keperawatan
• Mempertahankan jalan napas
• Mempertahankan suhu tubuh tetap stabil
• Melindungi dari infeksi dan injuri
• Pemberian nutrisi yang adekuat
• Mempertahankan hubungan bayi dan orang tua
3. Mempersiapkan lingkungan
Ruangan hangat, terang, dan bersih
Tahap Orentasi
4. Melakukan anamnesa terhadap riwayat kehamilan
dan persalinan
Tahap Kerja (Elemen kritis)
5. Cuci tangan dan gunakan handscoon bersih
Pemeriksaan secara umum
6. Ukuran keseluruhan :
Hasil penemuan bayi normal adalah :
a. Tubuh simetris
b. Proporsi kepala lebih besar dari pada badan
c. Dada kecil
d. Abdomen menonjol
e. Pinggul kecil
7. Tonus otot, dan tingkat keaktifan
aktif atau pasif
8. Tangisan bayi
tangisan bayi kuat atau lemah
9. TTV
• Suhu 36,5 – 37,5 ⁰ C
• Pernafasan : 30 – 60x/menit
• Nadi : 120 – 140x / menit
• TD : 80-60/45 – 40 mmHg
10. Ukuran antropometri ( BB,TB, Lingkar lengan ,
Lingkar kepala, Lingkar dada, Lingkar abdomen)
mengukur panjang dari puncak kepala sampai
ketumit
Hasil pengukuran normal :
BB : 2500 – 4000 gram
TB : 48 – 53 cm
Lingkar Kepala : 31 – 35,5 cm
Lingkar Dada : 30,5 – 33 cm
Pemeriksaan secara rinci
11. Kulit :
Inspeksi :
• Warna kulit khususnya di sekitar mulut dan
dasar kuku jari tangan (normal : lembut,
mulus, elastis, hangat, lembab, dan warna
merah muda)
64
12. Wajah :
Inspeksi :
Warna kulit, kesimetrisan wajah bayi bentuk hidung,
lipatan di bawah mata, lubang hidung)
Ket : Asimetris menunjukkan adanya kerusakan
nervus facialis saat menangis terlihat jelas
13. Mata :
Inspeksi :
• Kesimetrisan mata kanan dan kiri
• Kelopak mata menutup/oedema
• Kebersihan mata
• Kekeruhan pada mata
• Konjungtiva merah muda atau pucat
• Sklera mata ikterik atau tidak
• Refleks mata terhadap cahaya
Palpasi :
Ada tidaknya pembengkakan
65
Refleks :
Reflek :
a. Rooting refleks
66
Palpasi :
Pembesaran kelenjar, kelainan
Reflek :
Refleks leher (tonic neck reflex)
akan terjadi peningkatan kekuatan otot (tonus) pada
lengan dan tungkai sisi ketika bayi anda menoleh ke
salah satu sisi, lengan pada sisi tersebut akan lurus dan
lengan yang berlawanan menekuk (kadang-kadang
pergerakan sangat halus atau lemah)
18. Dada :
Inspeksi :
• Bentuk mamae (pembesaran), sekresi susu
• Retraksi dada pada saat inspirasi
• Pola pernapasan (dada/ abdomen)/ Normal :
pernapasan abdomen
Palpasi :
• Lingkar dada dengan medline
• Lakukan palpasi pada daerah dada, untuk
menentukan ada tidaknya fraktur klavikula
67
Auskultasi :
Bising usus di 4 kuadran
Palpasi :
• Distensi abdomen ada/tidak
• Hepar teraba 1 cm di bawah arkus kosta
• Ginjal : sering dapat teraba
• Masa : normal tidak ada masa
• Turgor kulit
• Ukur lingkar perut dengan medline
Reflek :
a. Galant reflek
Pegang bayi dalam posisi telungkup dan usap
berlahan sisi lateral tungkai dari atas lutut ke
68
Reflek Moro:
Pegang bayi dengan setangah duduk, biarkan kepala
terjatuh kedepan ± 30 ⁰. Letakkan pada permukaan
yang datar , respon bayi berupa abduksi dan ekstensi
kedua lengan dan melebarkan jari-jari tangan.
Lengan kemudian akan berfleksi dan merangkul
dada.
b. Ekstremitas Bawah
Inspeksi :
• Kesimetrisan dan panjang kaki kanan
dan kiri
• Kelengkapan jari-jari kaki ( selaput,
polidaktil atau sikdatil ada/tidak)
• Clubfoot (Talipes equinovarus ): kaki
berputar ke bawah dan ke dalam dan
telapak mengarah ke tengah.
• Metatarsus varus : merupakan aduksi
pada kaki
• Kerutan kulit ditelapak kaki dan
akrosianosis (sedikit kebiruan)
• Kuku
70
Reflek :
Babinski Reflex :
Refleks primitif pada bayi berupa gerakan penekukan
jari-jari seperti gerakan “plantar grasp” dengan
melengkungkan dan pemekaran (peregangan) ketika
bagian baw
h kaki diusap, indikasi syaraf berkembang dengan
normal. Hilang diusia 4 bulan
( .................................)
71
1. Pengertian
Memandikan bayi adalah suatu cara membersihkan tubuh bayi dengan air dengan cara menyiram,
merendam diri dalam air berdasarkan urut-urutan yang sesuai.
2. Tujuan
Memandikan bayi memiliki tujuan, diantaranya adalah :
a. Memberi rasa nyaman pada bayi
b. Membuat bayi tetap wangi dan bersih
c. Mengurangi risiko terjadinya infeksi
d. Mandi sebelum tidur akan membantu relaksasi
e. Merupakan bentuk perhatian ibu untuk menunjukkan rasa sayangnya.
Tahap orentasi
3. a. Persiapan lingkungan :
Pastikan lingkungan aman, nyaman dan
pencahayaan cukup
b. Persiapan Klien :
• Mengenalkan diri pada keluarga
• Penyampaian tujuan prosedur
• Kontrak untuk persetujuan ibu terhadap
prosedur yang akan dilakukan
Tahap Kerja ( Elemen Kritis)
4. Kaji temperatur tubuh, pernapasan dan warna
kulit bayi
5. Menyiapkan alat sesuai dengan kebutuhan
6. Menjelaskan dan menyampaikan tindakan yang
akan dilakukan, tujuan dan hasil tindakan pada
ibu bayi
7. Memberikan kesempatan pada keluarga untuk
bertanya sebelum kegiatan dilakukan
8. Pastikan bayi dalam posisi nyaman dan aman
9. Periksa kembali temperatur air mandi dengan
termometer air (suhu 37-380C/hangat-hangat
kuku), atau tes dengan meneteskan air di atas
punggung tangan
10. Melakukan persiapan perawat dengan
memakai celemek dan cuci tangan dan
menggunakan handscoon
11. Menyiapkan perlengkapan alat sesuai dengan
urutan penggunaannya
12. Meletakkan bayi di atas handuk dan selimut
agar bayi tetap hangat.
Periksa apakah bayi basah oleh urine atau
feses, bila ia bersikan bayi terlebih dahulu
73
( .................................)
75
1. DEFINISI
Pemeriksaan payudara adalah suatu pemeriksaan struktur dan fungsi payudara untuk mendeteksi
adanya kelainan.
2. TUJUAN
• Untuk mendeteksi abnormalitas pada payudara.
• Untuk mendeteksi kanker payudara secara dini
3. INDIKASI
Untuk perempuan usia remaja sampai lansia.
Dilakukan minimal setiap bulan sekali, setelah menstruasi.
4. DAFTAR PUSTAKA
Ricci, Susan Scott. (2007). Essential of Maternity, Newborn and Women’s Health Nursing,
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins
Kozier, B., Erb and Wilkinson,J.M.(2004),Fundamental of Nursing: Concept, Process and
Practice,7th ed.,New Jercy:Pearson Education
ELEMEN PENILAIAN
NO. INDIKATOR UNJUK KERJA
KOMPETENSI YA TIDAK
1. Pre interaksi 1. Mencuci tangan
2. Menyiapkan alat-alat :
• Tempat tidur yang memadai
• Bantal
• Sarung tangan
• Selimut / kain penutup
• Cermin
• Baby Oil
2. Pengkajian 3. Melakukan salam terapeutik, dan
memperkenalkan diri.
4. Jelaskan prosedur dan tujuan
pemeriksaan payudara pada klien.
5. Anjurkan klien melepas kancing bra
dan berbaring senyaman mungkin.
3. Pelaksanaan 6. Berdiri di depan cermin. Posisi
tangan disamping.
Lakukan inspeksi:
- Nipple (kebersihan,
menonjol/datar/inferted, ada
luka/tidak, sekresi:
kolostrum/asi/darah/pus)
- Areola mammae (kebersihan,
warna)
- Body mammae (kebersihan,
warna merah/tidak, tekstur
lembek/keras/keriput seperti buah
jeruk, benjolan kiri/kanan.
7. Berdiri di depan cermin. Kedua
tangan diangkat keatas.
76
Lakukan inspeksi:
- Nipple (kebersihan,
menonjol/datar/inferted, ada
luka/tidak, sekresi:
kolostrum/asi/darah/pus)
- Areola mammae (kebersihan,
warna)
- Body mammae (kebersihan,
warna merah/tidak, tekstur
lembek/keras/keriput seperti buah
jeruk, benjolan kiri/kanan.
8. Berdiri di depan cermin. Kedua
tangan dipinggang, dada
dibusungkan.
Lakukan inspeksi:
- Nipple (kebersihan,
menonjol/datar/inferted, ada
luka/tidak, sekresi:
kolostrum/asi/darah/pus)
- Areola mammae (kebersihan,
warna)
- Body mammae (kebersihan,
warna merah/tidak, tekstur
lembek/keras/keriput seperti buah
jeruk, benjolan kiri/kanan.
JUMLAH
Evaluator
NILAI =
(...............................)