4. Ruang Lingkup Ibu hamil dengan usia kehamilan 16 minggu / 4 bulan yang datang ke
bidan praktek mandiri
5. Kebijakan Bidan yang mendengarkan Denyut jantung Janin harus sesuai dengan
SOP
6. Prosedur 1. Persiapan Pasien
Persiapan Mental
Menjelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan pada pasien
menjaga privasi pasien
2. Persiapan Alat
Doppler
3. Bahan
❖ Jelly
4. Cara Kerja
Baringkan ibu hamil dengan posisi terlentang
Beri jelly pada doppler /lineac yang akan
digunakan
Tempelkan doppler pada perut ibu hamil didaerah punggung
janin.
Hitung detak jantung janin :
- Dengar detak jantung janin selama 1 menit, normal detak
jantung janin 120- 140 / menit.
Beri penjelasan pada pasien hasil
pemeriksaan detak jantung janin
- Jika pada pemeriksaan detak jantung janin, tidak terdengar
ataupun tidak ada pergerakan bayi, maka pasien diberi
penjelasan dan pasien dirujuk ke RS.
Pasien dipersilahkan bangun
Catat hasil pemeriksaan diKartu Ibu dan Buku KIA
7.Sikap Sopan
Teliti dan Hati-hati
Tanggap dan peka terhadap respon pasien
Cekatan
8. Indikator kinerja DJJ dapat didengar dengan tepat dan benar
10. Catatan Mutu Kartu Ibu, Buku kohort ibu hamil, Buku register ibu hamil, Buku KIA
diperhatikan
PENCABUTAN IUD
No Dokumen No. Revisi Halaman
IKATAN BIDAN .............. .............. ........./.........
INDONESIA
KOTA PROBOLINGGO
Terbit Tanggal: Ditetapkan
Penanggung jawab TPMB
SOP
Diah Wijayanti,A.Md.Keb
1.Definisi Suatu tindakan obstetri dengan melakukan pengeluaran IUD dari
dalam rahim atas indikasi medis atau
pertimbangan pribadi
2.Tujuan Mengeluarkan alat KB (IUD) dalam rahim
9. Hal-hal yang perlu Selama tindakan selalu memperhatikan keadaan umum pasien
diperhatikan
PEMASANGAN IMPALIN
No Dokumen No. Revisi Halaman
IKATAN BIDAN
.............. .............. ........./.........
INDONESIA
KOTA PROBOLINGGO
Terbit Tanggal: Ditetapkan
Penanggung jawab TPMB
SOP
Diah Wijayanti,A.Md.Keb
Defenisi Suatu tindakan obstetri dengan melakukan penamaman atau pemasangan
kapsul dibawah kulit
Tujuan Mencegah ovulasi dan implantasi pada endometrium
Kebijakan Bidan yang melakukan tindakan pemasangan Implant harus sesuai dengan
SO
Prosedur A. SIKAP
1. Menyapa klien dengan ramah dan sopan
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
3. Merespon terhadap reaksi pasien
4. Percaya diri
5. Memberikan rasa empati pada klien
Diah Wijayanti,A.Md.Keb
1. Pengertian Memberikan tablet tambah darah (Fe) untuk dikonsumsi ibu hamil
2. Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan pemberian tablet zat besi pada
ibu hamil dan anemia pada kehamilan untuk mengatasi anemia
sebelum persalinan berlangsung.
7. Hal-hal yang perlu Selama tindakan selalu memperhatikan dan meyakinkan pasien
untuk bersedia menusui bayinya
diperhatikan
IKATAN BIDAN PEMASANGAN IUD
INDONESIA
KOTA PROBOLINGGO
No. Dokumen No. Revisi Halaman
.............. .............. ........./.........
Terbit Tanggal : Ditetapkan
SOP 10 Mei 2014 Penanggung jawab TPMB
Diah Wijayanti,A.Md.Keb
1. Defenisi Suatu tindakan obstetri dengan melakukan
pemasangan dan insersi IUD ke dalam rahim
2. Tujuan Memasukan alat KB (IUD) kedalam rahim
9. Hal-hal yang perlu Selama tindakan selalu memperhatikan keadaan umum pasien
diperhatikan
IKATAN BIDAN
PELAYANAN KB SUNTIK
INDONESIA
KOTA PROBOLINGGO
No. Dokumen No. Revisi Halaman
.............. .............. ........./.........
Terbit Tanggal : Ditetapkan
SOP Penanggung jawab TPMB
Diah Wijayanti,A.Md.Keb
1. Defenisi Melayanai pasien yang ingin mendapatkan suntik KB
3. Kebijakan Bidan yang melakukan tindakan suntk KB harus sesuai dengan SOP
8. Hal-hal yang perlu Selama tindakan selalu memperhatikan keadaan umum dan privasi pasien
diperhatikan
PENAGANAN SYOK ANAFILAKTIK
IKATAN BIDAN
INDONESIA
KOTA PROBOLINGGO
No. Dokumen No. Revisi Halaman
.............. .............. ........./.........
Terbit Tanggal : Ditetapkan
SOP Penanggung jawab TPMB
Diah Wijayanti,A.Md.Keb
3. Tujuan Melakukan penanganan syok anafilaktik
9. Yang perlu Selama tindakan perhatikan keadaan umum dan privasi pasien
diperhatikan
IKATAN BIDAN
EPISIOTOMI MEDIOLATERAL
INDONESIA
KOTA PROBOLINGGO
No. Dokumen No. Revisi Halaman
.............. .............. ........./.........
Terbit Tanggal : Ditetapkan
SOP Penanggung jawab TPMB
Diah
Wijayanti,A.Md.Keb
1. Tujuan Mempercepat kelahiran dan menghindari asfiksia pada bayi.
4. Prosedur 1. PERLENGKAPAN
Kassa steril
Bethadine
Gunting episiotomi
Larutan klorin 0.5%
2. LANGKAH-LANGKAH
a. Melakukan teknik aseptik pada daerah perineum yang akan
dilakukan episiotomi
b. Saat yang tebaik untuk memotong episiotomi
ialah pada saat perineum sedang menipis dan pucat atau
mengkilap. Kehilangan darah akan lebih besar jika memotong
lebih cepat. Akan tetapi, jika memotong episiotomi atas indikasi
kegawatan bayi, maka lakukan pemotongan kapan saja
diperlukan untuk mempercepat kelahiran bayi.
c. Setelah pemberian 10 cc anestesi lokal ambil
gunting episiotomi yang tajam dengan satu tangan. Letakkan
kedua jari tangan lainnya di dalam vagina diantara gunting dan
kepala bayi untuk mencegah luka kepala bayi secara tidak
sengaja. Ujung mata gunting yang tumpul di dalam vagina.
Mulai pada titik tengah dari perineum dan miringkan gunting
sebesar 45 derajat. Potong ke arah bokong kanan ibu.
d. Buat episiotomi dengan satu atau dua potongan
besar.
e. Putar gunting dan posisikan menghadap ke atas vagina.
Lindungi kepala bayi dengan tangan lalu masukkan gunting.
f. Tekan kain kassa ke daerah luka sementara ibu melanjutkan
meneran bersamaan dengan kontraksi untuk mencegah
kehilangan darah yang berkelanjutan.
5. Sikap Sopan
Teliti, Hati-hati
Tanggap dan peka terhadap respon pasien
Cekatan
6. Petugas Pelaksana Bidan
7. Yang perlu diperhatikan Selama melakukan tindakan perhatikan keadaan umum dan privasi
pasien
IKATAN BIDAN AMNIOTOMI
INDONESIA
KOTA PROBOLINGGO
No. Dokumen No. Revisi Halaman
.............. .............. ........./.........
Terbit Tanggal : Ditetapkan
SOP Penanggung jawab TPMB
Diah Wijayanti,A.Md.Keb
1. Tujuan Memecahkan ketuban pada saat persalinan dan
pembukaan lengkap.
2. Kebijakan Bidan yang melakukan tindakan amniotomi harus
sesuai dengan SOP
3. Referensi Ilmu Kebidanan
4. Prosedur 1. PERALATAN
Klem ½ Kocher
Bengkok
Lenec / dopler
Larutan klorin 0.5 %
2. LANGKAH-LANGKAH
a. Sentuhlah selaput ketuban yang sedang menggelembung.
Pastikan bahwa kepala sudah (benar-benar masuk ke dalam
panggul) engaged & tidak adanya bagian-bagian kecil janin.
b. Memasukkan klem ½ kocher ke dalam vagina dengan jari
tangan kiri dituntun oleh tangan kanan yang memakai sarung
tangan hingga bisa merasakan / menyentuh selaput ketuban.
c. Apabila kontraksi melemah, pindahkan jari tangan kanan dan
gunakan klem ½ kocher untuk memecahkan selebar 1-2 cm dari
atas ke bawah selaput membran hingga pecah.
d. Keluarkan klem ½ kelly atau kocher dengan tangan kiri dan
masukkan ke dalam larutan klorin 0.5%. Pertahankan jari
tangan kanan di dalam vagina untuk merasakan penurunan
kepala janin dan pastikan bahwa tidak meraba adanya tali pusat
atau bagian-bagian kecil dari janin. Kemudian keluarkan tangan
kanan secara lembut dari dalam vagina.
e. Evaluasi warna cairan ketuban, periksa apakah ada mekonium
atau darah. Jika ada, lakukan langkah- langkah gawat darurat.
f. Cucilah sekresi dari sarung tangan di dalam larutan klorin
0.5%.
g. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
h. Periksa kembali denyut jantung janin. Masukkan dalam
partograf waktu pemecahan selaput ketuban, warna air ketuban
dan DJJ.
5. Sikap Sopan
Teliti, Hati-hati
Tanggap dan peka terhadap respon pasien
Cekatan
6. Petugas Pelaksana Bidan
7. Yang perlu Selama melakukan tindakan perhatikan keadaan umum dan privasi
pasien
diperhatikan
IKATAN BIDAN PENJAHITAN PERINEUM
INDONESIA
KOTA PROBOLINGGO
No. Dokumen No. Revisi Halaman
.............. .............. ........./.........
Terbit Tanggal : Ditetapkan
SOP Penanggung jawab TPMB
Diah Wijayanti,A.Md.Keb
1. Tujuan Melakukan penjahitan pada luka perineum untuk mempercepat
penyembihan luka dan mencegah infeksi.
2. Kebijakan Bidan yang melakukan penjahitan perineum harus sesuai dengan SOP
7. Hal-hal yang perlu Selama melakukan tindakan perhatikan keadaan umum dan privasi
pasien
diperhatikan
IKATAN BIDAN
DISTOSIA BAHU
INDONESIA
KOTA PROBOLINGGO
No. Dokumen No. Revisi Halaman
.............. .............. ........./.........
Terbit Tanggal : Ditetapkan
SOP Penanggung jawab TPMB
Diah Wijayanti,A.Md.Keb
1. Tujuan Mempercepat kelahiran bayi dan menghindari terjadinya macet persalinan
2. Kebijakan Bidan yang melakukan tindakan penyelesaian kasus distosia bahu harus
sesuai dengan SOP
3. Referensi Ilmu Kebidanan, Patologi Kebidanan
4. Prosedur 1. PERALATAN
- Gunting episiotomi
- Apron plastik, masker, kacamata pelindung
- Sarung tangan DTT/steril dan Alas kaki/sepatu boot karet
2. LANGKAH-LANGKAH
a. Pakai sarung tangan DTT atau steril dan lakukan episiotomi
secukupnya
b. Lakukan manuver McRobert’s :
- Dengan posisi ibu berbaring pada punggungnya, minta ibu
untuk menarik kedua lututnya sejauh mungkin ke arah
dadanya. Minta dua asisten untuk membantu ibu
- Tekan kepala bayi secara mantap dan terus-menerus ke arah
bawah (ke arah anus ibu) untuk menggerakkan bahu anterior di
bawah simfisis pubis. Hindari tekanan yang berlebihan pada
kepala bayi karena mungkin akan melukainya
- Secara bersamaan mintalah salah satu asisten untuk
memberikan sedikit tekanan suprapubis ke arah bawah dengan
lembut. Jangan lalukan dorongan pada fundus, karena akan
mempengaruhi bahu lebih jauh dan bisa menyebabkan ruptura
uteri
c. Jika bahu tetap tidak lahir :
- Masukkan satu tangan ke dalam vagina & lakukan penekanan
pada bahu anterior, ke arah sternum bayi, untuk memutar bahu
bayi & mengurangi diameter bahu.
- Jika perlu, lakukan penekanan pada bahu posterior ke arah
sternum
d. Jika bahu masih tetap tidak lahir :
- Masukkan satu tangan ke dalam vagina & pegang tulang
lengan atas yang berada pada posisi posterior
- Fleksikan lengan bayi di bagian siku & letakkan lengan
tersebut melintang di dada bayi
e. Jika bahu masih tetap tidak lahir setelah melakukan manuver-
manuver di atas, minta ibu untuk berganti posisi merangkak. Coba
bantu kelahiran bayi tersebut dalam posisi ini dengan cara
melakukan tarikan perlahan-lahan pada bahu anterior ke arah atas
dengan hati-hati; segera setelah bahu anterior lahir, lahirkan bahu
posterior dengan tarikan perlahan-lahan ke arah bawah dengan
hati-hati. Jika tetap tidak berhasil, rujuk ibu.
5. Sikap Sopan
Teliti, Hati-hati
Tanggap dan peka terhadap respon pasien
Cekatan
6. Petugas Pelaksana Bidan
7. Hal-hal yang perlu Selama melakukan tindakan perhatikan keadaan umum dan privasi
pasien
diperhatikan
KOMPRESI BIMANUAL UTERUS
IKATAN BIDAN
INDONESIA
KOTA PROBOLINGGO
No. Dokumen No. Revisi Halaman
.............. .............. ........./.........
Terbit Tanggal : Ditetapkan
SOP Penanggung jawab TPMB
Diah Wijayanti,A.Md.Keb
1. Tujuan Menghentikan perdarahan dan mencegah syok anafilaktik.
3. PROSEDUR KERJA
3.1. KOMPRESI BIMANUAL INTERNA
a. Penolong berdiri di depan vulva. Oleskan larutan
antiseptik pada sarung tangan kanan. Dengan ibu jari
dan telunjuk tangan kiri, sisihkan kedua labium
mayus ke lateral dan secara obstetrik, masukkan
tangan kanan melalui introitus.
b. Kepalkan tangan kanan dan letakkan dataran
punggung jari telunjuk hingga kelingking pada
forniks anterior, dorong uterus ke kranio-anterior.
c. Tapak tangan kiri menekan bagian belakang korpus
uteri.
d. Lakukan kompresi dengan jalan mendekatkan telapak
tangan kiri dengan kepalan tangan kanan pada forniks
anterior
e. Perhatikan perdarahan yang terjadi, bila perdarahan
berhenti, pertahankan posisi demikian hingga
kontraksi uterus membaik. Bila perdarahan Belum
berhenti, lanjutkan ke tindakan berikut.
f. Keluarkan tangan kanan, bersihkan sarung tangan dan
rendam dalam klorin 0,5 %.
g. Cuci tangan dan lengan, keringkan dengan handuk
h. Pakai sarung tangan DTT yang baru secara benar.
7. Hal-hal yg perlu Selama melakukan tindakan perhatikan keadaan umum dan privasi
diperhatikan pasien
IKATAN BIDAN
MANUAL PLASENTA
INDONESIA
KOTA PROBOLINGGO
No. Dokumen No. Revisi Halaman
.............. .............. ........./.........
Terbit Tanggal : Ditetapkan
SOP Penanggung jawab TPMB
Diah Wijayanti,A.Md.Keb
1. Tujuan Mengeluarkan placenta dari dalam uterus.
4. Prosedur 1. PERSIAPAN
Pasien :
a. Cairan dan selang infus sudah terpasang.
b. Perut bawah dan paha sudah dibersihkan
c. Uji fungsi dan kelengkapan peralatan resusitasi
d. Menyiapkan kain alas bokong dan penutup perut bawah
e. Medikamentosa :
Analgetika ( Pethidin 1-2 mg/kg BB / Ketamin HCl 0,5
mg/kg BB / tramadol 1-2 mg/kg BB
Sedativa ( Diazepam 10 mg )
Uterotonika ( Oksitosin, Ergometrin, Prostaglandin )
Bethadine
Oksigen dan regulator
Penolong :
a. Celemek, masker, kacamata pelindung, sepatu bot
b. Sarung tangan panjang DTT / Steril
c. Instrumen :
Klem : 2 buah
Spuit 5 cc dan jarum no. 23 : 4 buah
Wadah Plasenta : 1 buah
Kateter dan penampung air kemih : 1 buah
Heacting set : 1 set
d. Larutan Klorin 0,5 %
2. LANGKAH-LANGKAH
2.1 Tindakan Penetrasi ke Kavum Uteri
i. Mencuci tangan hingga siku dengan air dan sabun
kemudian keringkan
ii. Memberikan sedativa dan analgetik melalui karet infus
iii. Memakai sarung tangan hingga mencapai siku
iv. Mengkaterisasi kandung kemih apabila ibu tidak dapat
berkemih sendiri
b. Menjepit tali pusat dengan klem dan tegangkan tali
pusat sejajar lantai
c. Memasukkan satu tangan secara obstetrik (punggung tangan
ke bawah) dalam vagina dengan menelusuri bagian bawah
tali pusat
d. Setelah tangan mencapai pembukaan servik, meminta asisten
untuk memegang klem, kemudian tangan penolong yang lain
menahan fundus uteri
e. Sambil menahan fundus uteri, memasukkan tangan dalam ke
klavum uteri sehingga mencapai tempat implatasi plasenta
f. Membuka tangan obstetrik menjadi seperti memberi salam
(ibu jari merapat ke pangkal jari telunjuk)
2.2. Melepas Plasenta dari Dinding Uterus
a. Menentukan tempat implantasi plasenta, temukan tepi plasenta
paling bawah
Bila berada di belakang, tali pusat tetap di sebelah atas.
Bila dibagian depan, pindahkan tangan ke bagian depan
tali pusat dengan punggung tangan menghadap ke atas
Bila plasenta di bagian belakang, lepaskan plasenta dari
tempat implantasinya dengan jalan
menyelipkan ujung jari di antara plasenta dan dinding
uterus, dengan punggung tangan menghadap ke dinding
dalam uterus
Bila plasenta di bagian depan, lakukan hal yang sama
(pungggung tangan pada dinding kavum uteri) tetapi tali
pusat berada di bawah telapak tangan kanan
b. Menggerakkan tangan kanan ke kiri dan kanan sambil bergeser
ke kranial sehingga semua permukaan maternal plasenta dapat
dilepaskan
Sambil melakukan tindakan, perhatikan keadaan ibu,
lakukan penanganan yang seuai bila terjadi penyulit
2.3. Mengeluarkan Plasenta
a. Sementara satu tangan masih di dalam kavum uteri, lakukan
eksplorasi ulang untuk memastikan tidak ada bagian plasenta
yang masih melekat pada dinding uterus
b. Pindahkan tangan luar ke supra simfisis untuk menahan uterus
saat plasenta dikeluarkan
c. Instruksikan asisten yang memegang klem
untuk menarik tali pusat sambil tangan dalam menarik
plasenta keluar (hindari percikan darah)
d. Letakkan plasenta ke dalam tempat yang telah disediakan
e. Lakukan sedikit pendorongan uterus (dengan tangan luar) ke
dorsokranial setelah plasenta lahir
- Perhatikan kontraksi uterus dan jumlah perdarahan yang
keluar
f. Memeriksa kelengkapan plasenta
g. Dekontaminasi alat bekas pakai ke dalam larutan klorin 0.5%
dan membuka sarung tangan di dalam larutan klorin 0.5%
h. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
2.4. Perawatan Lanjutan
a. Memonitor perdarahan pervaginam dan memeriksa tanda-
tanda vital :
setiap 15 menit pada jam pertama
setiap 30 menit pada jam kedua
b. Meyakinkan bahwa uterus tetap berkontraksi
c. Catatkondisipasien dan buat laporan tindakan
d. Buat instruksi pengobatan lanjutan dan hal-hal penting untuk
dipantau
e. Beritahukan kepada ibu dan keluarganya bahwa tindakan
telah selesai tetapi ibu masih memerlukan perawatan
RUJUKAN NEONATUS
IKATAN BIDAN
INDONESIA
DENGAN ASFIKSIA
KOTA PROBOLINGGO
No. Dokumen No. Revisi Halaman
.............. .............. ........./.........
Terbit Tanggal : Ditetapkan
SOP Penanggung jawab TPMB
Diah Wijayanti,A.Md.Keb
1. Tujuan Sebagai acuan dalam merujuk Neonatus dengan Asfiksia
2. Kebijakan Bidan yang melakukan tindakan peanganan asfiksia bayi baru lahir
harus sesuai dengan SOP
3. Referensi Ilmu Kebidanan, Patologi Kebidanan
7. Hal-hal yang perlu Selama melakukan tindakan perhatikan keadaan umum dan privasi
pasien
diperhatikan