RUJUKAN
PRAKTEK MANDIRI
No. Dokemen : 1/ PBM/X/2018
BIDAN ANI
KURNIAWATI
Tanggal terbit :
20 oktober 2018 Disusun Oleh :
No. Revisi :
SPO
Halaman : 1-2 Ani Kurniawati Amd. Keb
1
kriteria pasien- pasien yang perlu/ harus di rujuk
3. Bidan memberi penjelasan kepada pasien dan keluarga
pasien mengenai alasan pasien di rujuk
4. Bidan mempersilahkan pasien/keluarga menandatangani
persetujuan rujukan
5. Bidan menyiapkan surat rujukan
6. Bidan melengkapi surat rujukan berupa
- Nama faskes yang di tuju serta lokasi faskes
tersebut.
- identitas pasien berupa nama, umur, dan alamat
serta nomor kartu jaminan
- Resume klinis berupa anamnesev singkat, hasil
pemeriksaan fisik, diagnose kebidanan, dan terapi
yang telah di berikan
- membubuhkan tanda tangan dan stempel Bidan
7. Bidan memastikan pasien dalam keadaan stabil
8. Bidan memastikan alat-alat kesehatan yang terpasang
pada pasien dalam keadaan baik
9. Bidan menyiapkan alat kesehatan dan obat-obatan yang
diperlukan dalam proses rujukan
10. Bidan menyerahkan surat rujukan kepada pasien atau
keluarga pasien
11. Bidan mendampingi saat merujuk pasien
12. Apabila pasien menolak untuk dilakukan rujukan,
pasien wajib mengisi dan menandatanganai surat
penolakan tindakan medis yang berisi alasan penolakan
untuk di rujuk. Bidan memberikan informasi tentang
alternatif pengobatan , resiko alternatif pengobatan, dan
resiko tentang keputusan yang diambil pasien.
2
PELAYANAN ANTE NATAL
PRAKTEK MANDIRI
No. Dokemen : 2/ PBM/X/2018
BIDAN ANI
KURNIAWATI
Tanggal terbit : Disusun Oleh :
20 Oktober 2018
SPO No. Revisi :
3
B. Bahan
* Sarung tangan
* Kapas steril
* Kasa steril
* Alkohol 70%
* Jelly
* Sabun Anti Septik
* Wastafel dengan air yang mengalir
* Vaksin TT
K. Prosedur 1. Persiapan
Mempersiapkan alat dan bahan medis yang
diperlukan
Mempersiapkan bumil dan di persilahkan
mengosongkan kandung kemih
Petugas mencuci tanagn debgab sabun anti septik
dan bilas dengan air mengalir dan keringkan
2. Pelaksanaan
a. Anamnese
Riwayat perkawinan
Riwayat penyakit ibu dan keluargta
Status riwayat haid / HPHT
Status Imunisasi ibu saat ini
Kebiasaan ibu
Riwayat persalinan terdahulu
Dari anamnese haid tersebut, tentukan usia kehamilan dan
buat taksiran persalinan
b. Pemeriksaan
1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum bumil
Ukur Tinggi badan, dan timbang berat badan ( T1 )
Tanda Vital : Tekanan darah, nadi, RR, T ( T2 )
Ukur LILA ( T3 )
Pemeriksaan fisik menyeluruh (dari kepala sampai
ekstermitas)
2) Pemeriksaan khusus
Umur kehamilan < 20 mgg
a) Inspeksi
(1) Fundus
(2) Hiperpigmentasi (pada areola mammae,
Linnea nigra)
(3) Striae
b) Palpasi
4
(1) Tinggi Fundus Uteri
(2) Keadaan Perut
c) Auscultasi
Umur Kehamilan > 20 mgg
a) Inspeksi
(1) Tinggi Fundus uteri
(2) Hiperpigmentasi dan Striae
(3) Keadaan dinding
b) Palpasi/ Presentasi janin dan Auscultasi (T4 )
Lakukan pemeriksaan Leopold dan Instruksi
kerjanya sebagai berikut :
(1) Leopold 1
- Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada
puncak fundus uteri untuk menentukan
tinggi fundus .
Perhatikan agar jari tersebut tidak
mendorong uterus ke bawah jika diperlukan
fiksasi uterus bawah dengan meletakkan ibu
jari dan telunjuk tangan kanan di bagian
lateral depan kanan dan kiri, setinggi tepi
dan simfisis.
- Angkat jari telunjuk kiri dan jari nyang
memfiksasi uterus bawah kemudian atur
posisi pemeriksa sehingga menghadap ke
bagian kepala ibu
- Letakkan ujung telapak tangan kiri dan
kanan pada fundus uteri dan rasakan bagian
bayi yang ada pada bagian tersebut dengan
jalan menekan secara lembut dan menggeser
telapak tangan kiri dan kanan secara
bergantian.
(2) Leopold 2
- Letakkan telapak tangan kiri pada dinding
perut lateral kanan dan telapak tangan kanan
pada dinding perut lateral kiri ibu sejajar dan
pada ketinggian yang sama.
- Mulai ke bagian atas, tekan secara
bergantian atau bersamaan telapak tangan
kiri dan kanan kemudian geser kearah
bawah dan rasakan adanya bagian yang
ratadan memanjang (punggung) atau bagian
yang kecil-kecil (ekstermitas).
5
(3) Leopold 3
- Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan
menghadap pada bagian kaki ibu.
- Letakkan ujung telapak tangan kiri pada
dinding lateral kiri bawah, telapak tangan
kanan pada dinding lateral kanan bawah
perut ibu. Tekan secara lembut bersamaan
atau bergantian untuk menentukan bagian
bawah bayi, bagian keras bulat dan hampir
homogen adalah kepala, sedangkan tonjolan
yang lunak dan kurang simetris adalah
bokong.
(4) Leopold 4
- Letakkan ujung telapak tangan kiri dan
kanan pada dinding lateral kiri dan
kananberada pada tepi atas simifis
- Tentukan kedua jari kiri dan kanan,
kemudian rapatkan semua jari – jari tangan
kanan yang meraba dinding bawah uterus.
- Perhatikan sudut yang dibentuk olrh jari-jari
kiri dan kanan (konvergen/divergen)
- Pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri
pada bagian terbawah bayi ( bila presentasi
kepala, upayakan memegang bagian kepala
didekat leher dan bila presentasi bokong
upayakan untuk memegang pinggang bayi )
- Fiksasikan bagian tersebut kearah pintu atas
panggul, kemudian letakkan jari-jari tangan
kanan diantara tangan kiri dan simfisis
untukmmenilai seberapa jauh bagian
terbawah telah memasuki pintu atas panggul
c. Auscultasi
- Pemeriksaan bunyi dan frekwensi jantung
janin
Tablet Fe ( T5 )
Imunisasi TT ( T6)
d. Pemeriksaan tambahan
- Tes Laboratorium ( T7 ) rutin : Hb,
golongan darah, reduksi urin dan protein
urin
- USG
6
3. Akhir Pemeriksaan
- Buat kesimpulan hasil pemeriksaan.
- Buat prognosa dan rencana Tata laksana
Kasus ( T8 )
- Catat hasil pemeriksaan pada buku KIA dan
status pasien
- Temu Wicara / Konseling atau
Penyuluhan ( T9 ) yang meliputi : Usia
kehamilan, letak janin, posisi janin, taksiran
persalinan, resiko yang ditentukan atau
adanya penyakit lain.
- Jelaskan untuk kunjungan ulang
- Tatalaksana atau mendapatkan
Pengobatan ( T10 )
- Beri alasan bila pasien rujuk ke rumah sakit
7
ASUHAN PERSALINAN
NORMAL
OPRAKTEK MANDIRI
No. Dokemen : 3/ PBM/X/2018
BIDAN ANI
KURNIAWATI
Tanggal terbit : Disusun Oleh :
20 oktober 2018
No. Revisi :
SPO
Halaman : 1-11 Ani Kurniawati Amd. Keb
3. Pencegahan infeksi
a. 1 buah emberyang berisi air dan deterjen
b. 3 buah tempat sampah tertutup, untuk sampah
kering, sampah basah, dan sdampah medis
8
c. 1 Wadah larutan DTT untuk membersihkan ibu
setelah persalinan selesai
d. 2 Wadah larutan klorine 0,5%, untuk membersihkan
tempat ibu bersalin dari dan untuk mencelupkan
tangan saat melakukan dekontaminasi pada sarung
tangan yang sudah digunakan, dan satunya untuk
merendam alat selama 10 menit
9
f. Alat penghisap lendir ( bola – bola karet / de lee
g. Balon dengan sungkupnya
h. Jam dinding
Persiapan lingkungan
1. Tutup sketsel, jendela dan pintu untuk menjaga privasi
pasien
2. Beri penerangan yang cukup untuk memudahkan bidan
dalam melakukan tindakan yang akan di lakukan
3. Siapkan tempat tidur pasien , yang memudahkan bidan
memberikan pertolongan pada persalinan normal
Persiapan pasien
1. Berikan prenjelasan tentang prosedur, tujuan dan
manfaat
2. Memberitahukan ibu, bahwa bidan akan melakukan
pertolongan persalina, agar bayi lahirdan ibu melewati
proses persalinandengan normalagar terhindar dari
komplikasi
3. Informed concent
Memberitahukan ibu untuk mrendantangani surat
pernyataan bahwa ibu bersedia dilakukan pertolongan
yang akan dilakukan
4. Bantu klien dalam posisi yang nyaman
Dianjurkan ibu pada posisi setengah duduk tidak
dianjurkan ibu untuk tidur terlentang
Persiapan petugas
Mencuci tangan dengan 12 langkah
1. Basahi tangan dengan air mengalir.
2. Ratakan sabun ke seluruh permukaan tangan.
3. Gosok telapak dengan telapak.
4. Gosok telapak kanan di atas punggung telapak kiri
5. dan sebaliknya.
6. Gosok telapak dengan jari saling menyilang.
7. Gosok bagian belakang jari pada telapak dengan posisi
saling mengunci.
8. Gosok jempol dengan gerakan memutar kelima jari kanan
menguncup.
9. digosok memutar pada telapak kiri dan sebaliknya.
10. Bilas kedua tangan dengan air mengalir.
Keringkan tangan dengan tisu/handuk bersih dan kering
11. Gunakan tisu/handuk tersebut untuk mematikan
keran air, lalu buang tisu/cuci handuk ke tempat
sampah yang tersedia
12. Tangan kini sudah bersih
10
13. Prosedur Mengenali Gejala dan Tanda Kala II Persalinan
Mendengar dan melihat tanda Kala II :
a. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi
b. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum
dan/ vaginanya
c. Terlihat perineum menonjol
d. Terlihat vulva-vagina dan anus membuka
e. Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah per
vaginam
Tanda pasti kala II ditentukan melalui periksa dalam
yang hasilnya adalah:
o Pembukaan serviks telah lengkap pada
pemeriksaan dalam
o Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus
vagina
11
Memastikan Pembukaan Lengkap dan Keadaan Janin Baik
6. Bersihkan vulva dan perineum, dari depan ke belakang
dengan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT.
7. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa
pembukaan serviks sudah lengkap. Lakukan amniotomi
bila selaput ketuban belum pecah, dengan syarat: kepala
sudah masuk ke dalam panggul (H III). Perhatikan cairan
ketuban (jernih atau ada mekonium).
8. Dekontaminasi sarung tangan dengan mencelupkan tangan
yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin
0,5%, kemudian lepaskan sarung tangan dalam keadaan
terbalik dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit. Cuci kedua tangan setelahnya.
9. Periksa denyut jantung janin (DJJ) segera setelah kontraksi
uterus mereda (relaksasi) untuk memastikan bahwa DJJ
dalam batas normal (120 – 160 x/mnt).
a. Ambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
b. Dokumentasikan hasil-hasil periksa dalam (DJJ)
semua temuan dan asuhan yang diberikan ke dalam
partograf
12
Pertolongan untuk melahirkan Bayi
18. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm,
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain
bersih dan kering, sementara tangan yang lain menahan
kepala bayi untuk mempertahankan posisi defleksi dan
membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu meneran secara
efektif atau bernapas cepat dan dangkal.
19. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan lakukan
tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, segera lanjutkan
proses kelahiran bayi. Jika lilitan tali pusat di leher bayi
masih longgar, lepaskan lilitan lewat bagian atas kepala
bayi. Jika lilitan tali pusat terlalu ketat, klem tali pusat di
dua tempat lalu gunting di antaranya. Jangan lupa untuk
tetap lindungi leher bayi.
20. Setelah kepala lahir, tunggu hingga kepala bayi melakukan
putaran paksi luar secara spontan.
13
anak tidak ada, segera persiapkan rujukan. Bila semua jawaban
adalah “YA”, lanjut ke langkah 26. Pengisapan lendir jalan
napas pada bayi tidak dilakukan secara rutin.
14
Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel dengan baik
di dinding dada-perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di
antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting
payudara ibu atau areola mamae untuk inisiasi menyusu
dini (IMD).
a. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan kering
dan pasang topi pada kepala bayi. Jangan segera
menimbang atau memandikan bayi baru lahir.
b. Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada
ibu paling sedikit 1 jam.
c. Sebagian besar bayi akan berhasil malakukan IMD
dalam waktu 30-60 menit. Menyusu untuk pertama kali
akan berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup
menyusus dari satu payudara
d. Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam
walaupun bayi sudah berhasil menyusu
Menilai Perdarahan
38. Periksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu
maupun janin dan pastikan plasenta telah dilahirkan
selaputnya lengkap dan utuh. Masukan plasenta ke dalam
kantung plastic atau tempat khusus.
39. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi yang luas dan
menimbulkan perdarahan.
16
41. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan
kedalam larutan klorin 0,5%, bersihkan noda darah dan
cairan tubuh, lepaskan secara terbalik dan rendam sarung
tangan dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci
tangan dengan sabun dan air bersih mengalir, keringkan
tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan
kering.
42. Pastikan kandung kemih kosong.
43. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi.
44. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
45. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik
46. Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas
dengan baik (40-60 kali permenit)
a. Jika bayi sulit bernafas, merintih, atau retraksi,
diresusitasi dan segera merujuk ke rumah sakit
b. Jika bayi nafas terlalu cepat atau sesak nafas,
segera rujuk ke rumah sakit
c. Jika kaki bayi teraba dingin, pastikan ruangan
hangat. Lakukan kembali kontak kulit ibu-bayi
dan hangatkan ibu-bayi dalam satu selimut.
47. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan
klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas
peralatan setelah didekontaminasi.
48. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat sampah
yang sesuai.
49. Bersihkan badan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh
dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan
ketuban, lendir dan darah diranjang atau sekitar ibu
berbaring, Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan
kering
50. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.
Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan
makanan yang diinginkannya.
51. Dekontaminasi tempat bersalin dengan mengelap memakai
larutan klorin 0,5%.
52. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin
0,5%, balikkan bagian dalam keluar dan rendam dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
53. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
kemudian keringkan dengan tissue atau handuk pribadi
yang bersih dan kering
54. Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan
17
pemeriksaan fisik bayi
55. Dalam 1 jam beri salep/tetes mata profilaksis infeksi,
vitamin K1 1mg IM di paha kiri bawah lateral,
pemeriksaan fisik bayi baru lahir pernafasan bayi
normal 40-60 kali / menit) dan temperature tubuh (normal
36,5 – 37,5° C) setiap 15 menit.
56. Setelah satu jam setelah pemberian vitamin K1, berikan
suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan bawah lateral.
Letakan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu
bisa disusui.
57. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
rendam didalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
58. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
kemudian keringkan dengan tissue atau handuk pribadi
yang bersih dan kering.
59. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang),
60. Periksa tanda vital dan asuhan kala IV.
.
18
HEMMORAGIC ANTE PARTUM
PRAKTEK MANDIRI
No. Dokemen : 4/ PBM/X/2018
BIDAN ANI
KURNIAWATI
Tanggal terbit :
20 oktober 2018 Disusun Oleh :
19
HEMMORAGIC POST PARTUM
PRAKTEK MANDIRI
BIDAN ANI
No. Dokemen : 5/ PBM/X/2018
KURNIAWATI
20
i. Periksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban
j. Pasang kateter untuk memantau volume urin
dibandingkan dengan cairan yang masuk ( produksi
urin normal 0,5 – 1 ml/ kg BB /jam atau sekitar 30
ml /jam )
k. Siapkan tranfusi darah
l. Tentukan penyebab dari perdarahan
2. Tatalaksana khusus
1. Atonia uteri
a. Lakuakan pemijatan uterus
b. Pastikan plasenta lahir lengkap
c. Berikan 20 – 40 u oksitosin dalam l000 ml larutan
Nacl 0,9% atau RL dengan kecepatan 60 tts/ menit
dan 10 u IM. Lanjutkan infus oksitoksin 20 u dalam
1000 ml larutan Nacl 0,9% atau RL dengan
kecepatan 40 tts/ menit, hingga perdarahan berhenti
d. Bila tidak tersedia oksitoksin atau bila perdarahan
tidak berhenti, berikan ergometrin 0,2 Mg IM atau
IV, dapat diikuti pemberian 0,2 Mg IM setelah 15
menit, dan berikan 0,2 Mg IM atau IV setiap 4 jam
bila diperlukan. Jangan diberikan lebih dari 5 dosis
( 1mg )
e. Jika perdarahan berlanjut, berikan 1 gr asam
traneksamat secara IV ( bolus selama 1 menit dapat
diulang setelah 30 menit )
3. Robekan servik
a. Paling sering terjadi pada bagian lateral bawah
kiridan kanan dari portio.
21
b. Jepitkan klem ovum pada lokasi perdarahan/ jahitan
dilakukan secara kontinyu di mulai dari ujung atas
robekan kemudian kearah luar hingga semua
robekan dapat di jahit
c. Bila perdarahan masih berlanjut, berikan 1 grm
asam traneksamat IV ( Bolus selama 1 menit, dapat
diulang setelah 30 menit ) lalu rujuk Pasien.
4. Retensio plasenta
a. Berikan 20 – 40 u oksitosin dalam l000 ml larutan
Nacl 0,9% atau RL dengan kecepatan 60 tts/ menit
dan 10 u IM. Lanjutkan infus oksitoksin 20 u dalam
1000 ml larutan Nacl 0,9% atau RL dengan
kecepatan 40 tts/ menit, hingga perdarahan berhenti
b. Lakukan tarikan tali pusat terkendali
c. Bila tarikan tali pusat terkendali tidak berhasil,
lakukan plasenta manual secara hati hati
d. Berikan anti biotik profilaksis dosis tunggal
(ampisillin 2 gr secara IV dan metronidazole secara
IV)
e. Segera atasi atau rujuk pasien bila terjadi komplikasi
perdarahan hebat atau infeksi.
5. Sisa plasenta
a. Berikan 20 – 40 u oksitosin dalam l000 ml larutan
Nacl 0,9% atau RL dengan kecepatan 60 tts/ menit
dan 10 u IM. Lanjutkan infus oksitoksin 20 u dalam
1000 ml larutan Nacl 0,9% atau RL dengan
kecepatan 40 tts/ menit, hingga perdarahan berhenti
b. Lakukan eksplorasi digital ( bila servik terbuka )
dan keluarkan bekuan darah dan jaringan. Bila
servik hanya dapat dilalui instrumen, lakukan
evakuasi sisa plasenta dengan aspirasi vakummanual
atau dilatasi dan kuretase.
c. Jika perdarhan berlanjut, tatalaksana seperti kasus
atonia uteri.
6. Inversio uteri
Segera reposisi uterus namun jika reposisi tampak sulit,
apalagi jika inversio terjadi cukup lama, bersiaplah
untuk merujuk ibu
22
7. Ganguan pembekuan darah
a. Pada banyak kasus kehilangan darah yang akut
koagulopati dapat di cegah jika volume darah di
pulihkan segera.
b. Tangani kemungkinan penyebab solusio plasenta.
c. Segera rujuk pasien.
23
PElAYANAN KB
( PEMBERIAN SUNTIK )
PRAKTEK MANDIRI
No. Dokemen : 6/ PBM/X/2018
BIDAN ANI
KURNIAWATI
Tanggal terbit : Disusun Oleh :
20 Oktober 2018
SPO No. Revisi :
24
suntika, pastikan pembungkus alat suntik tersebut,
tertusuk , robek atau rusak.
d. Pakai flakon dosis tunggal, kocok vial dengan lembut,
gunakan jarum steril tidak perlu mengusap dengan
alkjohol.
e. Sedot dari vial sampai habis, keluarkan udara.
f. Lakukan antiseptik dengan kapas alkohol pada lokasi
yang akan di suntik.
g. Tusukkan jarumsteril ke bokong ( otot gluteal bagian
luar atas )secara intramuskuler.
h. Jangna mengyusap area suntikan dan minta klien untuk
tidak mengurut bekas tempat suntikan.
i. Buang alat suntikan dengan benar setealah menyuntik
jangn memasang tutup jarumkembali langsung masukan
ke wadah benda tajam (sefty bok).
j. Petugas cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
k. Petugas menyerahkan kartu KB yang telah diisi dan
disampaikan jadwal kunjungan kembali kepada klien.
25
PElAYANAN KB ( PEMBERIAN
KONTRASEPSI PIL
KOMBINASI )
PRAKTEK MANDIRI
No. Dokemen : 7/ PBM/X/2018
BIDAN ANI
KURNIAWATI
Tanggal terbit : Disusun Oleh :
20 oktober 2018
SOP No. Revisi :
26
kontrasepsi yang lain. Bila lupa 2 pil atau lebih (hari
1-21) sebaiknya minum 2 pil setiap hari samapi
sesuai skedul yang ditetapkan. Juga sebaiknya
gunakan metode kontrasepsi yang lain atau tidak
melakukan hubungan seksual sampai menghabiskan
paket pil tersebut
i. Bila tidak haid, perlu segera ke klinik untuk tes
kehamilan
27
MENGATASI SYOK
PRAKTEK MANDIRI
No. Dokemen : 8/ PBM/X/2018
BIDAN ANI
KURNIAWATI
Tanggal terbit : Disusun Oleh :
20 oktober 2018
SOP No. Revisi :
28
4) Produksi urin > 30 ml/ jam
m. Setelah kehilangan cairan dikoreksi (frekwensi nadi
< 100x / menit dan Tekanan darah sistolik >
100mmHg).
n. Pemberian infus dipertahankan dengan kecepatan
500 ml tiap 3-4 jam (40 – 50 tetes / menit).
o. Pertimbangan merujuk ibu ke rumah sakit atau
fasilitas kesehatan yang lain.
2. Tatalaksana khusus
Syok Hemoragik
a. Jika perdarahan hebat dicurigai sebagai penyebab
syok, cari tahu dan atasi sumber perdarahan:
- Perdarahan sebelum usia kehamilan 22 minggu.
- Perdarahan setelah usia kehamilan 22 minggu
dan saat persalinan.
- Perdarahan setelah persalinan
b. transfusi dibutuhkan jika HB < 7 g/dl atau secara
klinis ditemukan anaemia berat
Syok Anafilaktik
a. Hentikan kontak dengan alergen yang dicurigai
b. Koreksi hipotensi dengan resusitasi cairan yang
agresif dan berikan efinefrin / adrenalin 1 : 1000 ( 1
mg/ ml ) dengan dosis 0,2-0,5 ml/ IM atau subkutan
c. Berikan terapi suportif dengan antihistamin
( difenhidramin 25 – 50 IM atau IV ), penghambat
reseptor H2 ( ranitidin 1 mg/kgBB IV dan
kortikosteroid ( metilprednisolon 1-2 mg/kgBB/hari
diberikan tiap 6 jam )
29
MTBS
PRAKTEK MANDIRI
No. Dokemen : 9/ PBM/X/2018
BIDAN ANI
KURNIAWATI
Tanggal terbit : Disusun oleh
20 oktober 2018
SPO No. Revisi :
C. Referensi
DEPKES RI. (2011). Buku Bagan MTBS. Jakarta: Depkes RI.
D. Prosedur 1. Bidan menyiapkan alat medis (stetoskop, timbangan,
termometer, soundtimer, pengukur tinggi badan,
bukuformulir mtbs dan senter)
2. Bidan mencuci tangan.
3. Anamnesa : wawancara terhadap orang tua bayi dan balita
mengenai keluhan utama, keluhan tambahan, lamanya sakit,
pengobatan yang telh diberikan, riwayat penyakit lainnya.
4. Pemeriksaan :
a. Untuk bayi muda umur 1 hari s/d 2 bulan :
Periksa kemungkinan kejang
Periksa gangguan nafas
Ukur suhu tubuh
Periksa kemungkinan adanya infeksi bakteri
Periksa kemungkinan adanya icterus
Periksa kemungkinan gangguan pencernaan dan
diare
Ukur berat badan
Periksa status imunisasi
30
Dan seterusnya lihat formulir MTBS
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
31
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI
PRAKTEK MANDIRI
No. Dokemen : 10/ PBM/X/2018
BIDAN ANI
KURNIAWATI
Tanggal terbit : Disusun Oleh :
20 Oktober 2018
SOP No. Revisi :
32
f. Sebelum menangani obat- obatan atau menyiapkan
makan bersihkan terlebih dahulu tangan
menggunakan sabun dan air mengalir.
g. Bila difasilitas kesehatan tidak tersedia kran dengan
air bersih mengalir, letakkan ember berisi air bersih
di tempat yang cukup tinggi dan berikan kran di
dasar ember sehingga air bisa mengalir keluar untuk
cuci tangan.
33
ke tempat penampungan sam pah tajam tanpa
memberikannya pada orang lain.
e. Ketika tempat penampungan sudah tiga perempat
penuh, tutup atau plester wadah tersebut lalu bakar.
34
PELAYANAN NIFAS
PRAKTEK MANDIRI
No. Dokemen : 11/ PBM/X/2018
BIDAN ANI
KURNIAWATI
Tanggal terbit :
20 Oktober 2018 Disusun Oleh :
35
atau tidak
c. Palpasi untuk mendeteksi apakah massa atau
konsistensi/ otot perut
9. Memeriksa kaki untuk melihat apakah
a. Ada varises
b. Adakah warana kemerahan pada betis
c. Tulang kering/ kaki untuk melihat oedema (
perhatikan tingkat/ derajat oedema jika ada
10. Membantu mengatur posisi untuk pemeriksaan perinium
11. Mengenakan sarung tangan untuk pemeriksaan
perinium
12. Menanyakan tanda- tanda bahaya :
a. Kelelahan, sulit tidur
b. Demam
c. Nyeri / perasaan pada waktu buang air kecil
d. Sembelit, haemorroid
e. Sakit kepala terus menerus,nyeri, bengkak
f. Nyeri abdomen
g. Lokhia yang berbau busuk
h. Pembengkakan payudara, pembesaran puting atau
puting yang terbelah
i. Kesulitan dalam menyusui
j. Perasaan sedih
k. Babi blues
l. Rabun senja
36
PENANGANAN BAYI ASFIKSIA
PRAKTEK MANDIRI
No. Dokemen : 12/ PBM/X/2018
BIDAN ANI
KURNIAWATI
Tanggal terbit : Disusun Oleh :
20 Oktober 2018
SOP No. Revisi :
37
10. Jam atau pencatat waktu
LANGKAH AWAL
38
VENTILASI
8. Mulai ventilasi
a. Beritahu pada ibu dan keluarga bahwa bayi
mengalami masalah ( seperti telah di prediksi
sebelumnya ) sehingga perlu dilakukan
tindakanresusitasi
b. Minta ibu dan keluarga memahami upaya ini dan
m,inta mereka ikut membantu ( pengawasan ibu dan
pertolongan bagi bayi baru lahir dengan asfiksia )
9. Ventilasi dapat dilakukan dengan balon dan sungkup
ataupun dengan balon dan sungkup. Langkah –
langkahnya adalah sama, perbedaannya hanya pada
beberapa hal berikut ini. Dengan tabung dan sungkup:
- Udara sekitar harus dihirup ke dalam mulut dan
hidung Penolong, kemudian di hembuskan lagi
ke jalan nafas bayi melalui mulut tabung
sungkup
- Untuk memasukkan udara baru, penolong harus
melepaskan mulut dari pangkal tabung untuk
menghirup udara baru dan baru memasukkannya
kembali ke jalan nafas bayi ( bila penolong tidak
melepas mulutnya dari pangkal tabung /
mengambil nafas dari hidung dan langsung
meniupkan udara, maka yang masuk adalah
udara ekspirasi dari paru penolong )
- Pemenuhan frekwensi 20 kali dalam 30 detik
menjadi sulit karena penghisapan udara..
10. Sisihkan kain yang menutup bagian dada agar penolong
dapat menilai pengembangan dada bayi waktu
dilakukan penghisapan udara.
11. Uji fungsi tabung dan sungkup atau balon dan sungkup
dengan jalan meniup pangkal tabung atau menekan
balon sambil menahan corong sungkup.
12. Pasang sungkup melingkupi hidung, mulut dan dagu (
perhatikan perlekatan sungkup dan daerah mulut bayi )
VENTILASI PERCOBAAN
39
- Posisi kepala dan jalan nafas
- Sumbatan jalan nafas oleh lendir pada mulut dan
hidung
Lakukan koreksi dan ulangi ventilasi perconbaan
VENTILASI DEFINITIF
40
- Mencegah Infeksi
- Membuat Surat Rujukan
- Melakukan pencatatan dan pelaporan khusus
19. Jika Resusitasi tidak berhasil:
- Melakukan konseling pada ibu dan keluarga
- Memberikan petunjuk perawatan payudara
- Melakukan pencatatan dan pelaporan khusus
20. Lakukan Dekontaminasi seluruh peralatan yang
telah digunakan
- Penghisap lendir di rendam setelah di bilas
dengan larutan klorin 0,5 % dengan semprit
- Seka sungkup dengan larutan klorin 0,5 %
- Rendam kain ganjal dan pengering tubuh bayi
41
PENANGANAN BAYI BARU
LAHIR
PRAKTEK MANDIRI
No. Dokemen : 13/ PBM/X/2018
BIDAN ANI
KURNIAWATI
Tanggal terbit : Disusun Oleh :
20 Oktober 2018
SOP No. Revisi :
43
PElAYANAN KB
( PENCABUTAN AKBK )
PRAKTEK MANDIRI
No. Dokemen : 14/ PBM/X/2018
BIDAN ANI
KURNIAWATI
Tanggal terbit : Disusun Oleh :
20 Oktober 2018
SOP No. Revisi :
2. Persiapan Klien
Persilahkan klien untuk mencuci seluruh lengan
dan tangan dengan sabun dan air mengalir
Tutup tempat tidur klien dengan kain yang bersih
dan kering
Persilahkan klien berbaring denagn lengan yang
lebih jarang di gunakan ( lengan yang terpasang
implant )
Raba kapsul untuk menentukan lokasinya
44
Pastikan posisi dari setiap kapsul dengan membuat
tanda pada kedua ujung setiap kapsul dengan
menggunakan spidol.
Siapkan tempat alat alat , dan buka bungkus steril
tanpa menyentuh alat – alat di dalamnya
E. Prosedur 1. Tindakan sebelum pencabutan
Cuci tangan di bawah air mengalir dengan sabun
dan keringkan dengan handuk
Pakai sarung tangan steril /DTT
Atur alat dan bahan sehingga mudah dicapai
Usap tempat pencabutan dengan kasa berantiseptik,
gunakan klem sterikl atau DTT untuk mnemegang
kasa tersebut.
Gunakan doek bolong untuk menutupi lengan
Sekali lagi raba seluruh kapsul untuk menentukan
lokasinya
Setelah memastikan klien tidak alergi terhadap obat
anastesi, isi alat suntuk denagn 3 ml obat anastesi
2. Tindakan pencabutan kapsul
a. Tentukan lokasi insisi yang mempunyai jarak yang
sama dari ujung bawah semua kapsul ( dekat siku ),
kira – kira 5 mm dari ujung bawah kapsul
b. Pada lokasi yang sudah di pilih, buat insisi
melintang yang kecil +_4 mmdengan menggunakan
scalpel
c. Mulai mencabut kapsul yang mudah di raba dari luar
atau yang terdekat luka insisi
d. Masukkan klem lengkung melalui luka insisi
lengkungan jepitan mengarah ke kulit
e. Dorong ujung kapsul pertama se dekat mungkin
pada luka insisi
f. Bersihkan dan buka jaringan ikat yang mengelilingi
kapsul
g. Jepit kapsul yang sudah terpapar dengan
menggunakan klem ke dua
h. Pilih kapsul berikutnya yang tampak paling mudah
di cabut
45
e. Cuci tanagn denagn larutan chlorine 0,5% kemudian
lepaskan sarungb tangan dalam posisi terbalik
4. Konseling Pasca Tindakan
Lengkap rekam medik
Beri tahu klien mungkin akan timbul memar,
pembengkakan dan kulit kemerahan, pada daerah
pencabutan selama beberapa hari, keadaan ini
normal
Berikan petunjuk pada klien tentang perawatan luka
insisi di rumahan
Klien tetap segera melakukan pekerjaan rutin
Bila terdapat tanda – tanda infeksi segera kembali
Yakinkan bahwa klien dapat datang setiap saat bila
memerlukan konsultasi
Beritahu klien bahwa jaringan ikat di lengan
mungkin masih tetap terasa dan akan menghilang
setelah beberapa bulan kemudian
46
PENANGANAN PRE EKLAMSI
RINGAN/ BERAT DAN
EKLAMSI
PRAKTEK MANDIRI
BIDAN ANI
No. Dokemen : 15/ PBM/X/2018
KURNIAWATI
47
1) Lebih banyak istirahat baring penderita juga dianjurkan
untuk berbaring miring ke kiri sehingga tekanan terhadap
vena besar di dalam perut yang membawa darah ke
jantung berkurang dan aliran darah menjadi lebih lancar.
2) Segera datang memeriksakan diri, bila tedapat gejala sakit
kepala, mata kabur, edema mendadak atau berat badan
naik. Pernafasan emakin sesak, nyeri ulu hati, kesadaran
makin berkurang, gerak janin berkurang, pengeluaran
urin berkurang.
3) jadwal pemeriksaan hamil dipercepat dan diperketat.
Petunjuk untuk segera memasukkan penderita ke rumah
sakit atau merujuk penderita
a. - Bila tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih
b. - Protein dalam urin 1 plus atau lebih
- Kenaikan berat badan ½ kg atau lebih dalam seminggu
- Edema bertambah dengan mendadak
e. - Terdapat gejala dan keluhan subjektif
48
Cara pemberian dosis awal
- Ambil 4 g larutan MGSO4 ( 10 ml larutan MGSO4
40% ) dan larutkan dengan 10 ml akuades
- Berikan larutan tersebut secara perlahan IV selama
20 menit
- Jika akses intravena sulit, berikan masing – masing
5 g MGSO4 ( 12,5 ml larutan MGSO4 40% IM
boka boki
49
PElAYANAN KB
( PEMASANGAN AKDR )
PRAKTEK MANDIRI
No. Dokemen : / PBM/X/2018
BIDAN ANI
KURNIAWATI
Tanggal terbit : Disusun Oleh :
20 oktober 2018
SPO No. Revisi :
50
Lakukan Anamnese klien secara lengkapdan cermat
termasuk riwayat kesehatan reproduksinya untuk
memastikan tidak ada masalah kesehatan untuk
menggunakan AKDR .
Pemeriksaan panggul
- Pastikan klien sudah
Mengosongkan kandung kemihnya dan mencuci
area genetalia dengan menggunakan sabun dan air.
- Cuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun,
keringkan dengan kain bersih.
- Bantu klien untuk naik ke meja pemeriksaan.
- Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri,
benjolan atau kelainan lainnya di daerah supra
publik.
- Kenakan kain penutup klien untuk pemeriksaan
panggul.
- Atur arah sumber cahanya untuk melihat serviks.
- Pakai Sarung tangan DTT.
- Atur penempatan peralatan dan bahan – bahan yang
akan digunakan dalam wadah steril atau DTT.
- Lakukan inspeksi pada genetalia eksternal.
- Palpasi kelenjar skiene dan bartholin, amat adanya
nyeri atau duh ( discharge ) vagina.
- Masukkan speculum vagina
- Lakukan pemeriksaan inspekulo
1) Periksa adanya lesi ataukeputihan pada vagina
2) Inspeksi serviks
- Keluarkan speculum dengan hati hati dan letakkan
kembali pada tempat semula dengan tidak
menyentuh peralatan yang belum digunakan
- Lakukan pemeriksaan bimanual :
1) Pastikan gerakan serviks bebas
2) Tentukan besar dan posisi uterus
3) Pastikan tidak ada kehamilan
4) Pastikan tidak ada infeksi atu tumor pada
adneksa
- Lakukan pemeriksaan rektovaginal (adanya tumor
pada cavum douglas).
- Celupkan proses dan bersihkan sarung tangan dan
larutan klorin 0,5%, kemudian buka secara terbalik
dan rendam dalam klorin.
51
- Masukkan perndorong ke dalam tabung inserter
tanpa menyentuh benda tidak steril.
- Letakkan kemasan pada tempat yang datar.
- Selipkan karton pengukur di bawah lengan AKDR.
- Pegang kedua ujung lengan AKDR dan dorong
tabung inserter sampai ke pangkal lengan sehingga
lengan akan melipat.
- Setelah lengan melipat sampai menyentuh tabung
inserter, tarik tabung inserter dari bawah lipatan
lengan.
- Angkat sedikit tabung inserter, dorong dan putar
untuk memasukkan lengan AKDR yang sudah
terlipat tersebut kedalam tabung inserter.
52
Keluarkan sebagian dari tabung inserter dan gunting
benang AKDR kurang lebih 3-4 cm.
Keluarkan seluruh tabung inserter, buang ke tempat
sampah terkontaminasi.
Lepaskan tenakulum dengan hati-hati rendam.
dalam larutan klorin 0,5%.
Periksa serviks dan bila ada perdarahan dari tempat
bekas jepitan tenakulum, tekan dengan kasa selama
30 – 60 detik.
Keluarkan spekulum dengan hati – hati, rendam
dalam larutan klori 0,5 %.
53
PELAYANAN KB
( PEMASANGAN AKBK )
PRAKTEK MANDIRI
No. Dokemen : / PBM/X/2018
BIDAN ANI
KURNIAWATI
Tanggal terbit : Disusun Oleh :
20 oktober 2018
SPO No. Revisi :
54
2. Persiapan pasien
Pastikan klien benar-benar memilih metode
kontrasepsi implan sebagai pilihannya (Infrorm
consent)
Jelaskan pada klien prosedur yang akan di lakukan
Mempersilahkan pasien untuk mengajukan
pertanyaan bila kurang mengerti.
Sampaikan pada klien kemungkinan akan merasa
sedikit sakit pada beberapa langkah waktu.
pemasangan dan nanti kan diberitahu bila sampai
pada langkah – langkah tersebut.
Minta klien untuk mencuci daerah yang akan di
pasang implan.
E. Prosedur 3. Mekanisme kerja
Memberi salam kepada klien dan sapa dengan
ramah dan hangat.
Dekatkan alat – alat dekat pasien
- Alat alat untuk pemeriksaan fisik dan
pemasangan implant.
- Siapkan ruangan dengan cahaya yang cukup.
Pasang sampiran
Cuci tangan di bawah air mengalir dengan sabun
dan keringkan dengan handuk.
Timbang berat badan klien
Ukur tekanan darah
Lakukan pemeriksaan payudara, ajarinklie cara
memeriksa payudara sendiri.
Letakkan perlak dan alas perlak pada bagian bawah
lengan.
Tentukan tempat pemasangan yang optimal :
- 8 cm dari atas lipatan siku
- Gunakan pola dan spidol untuk menandai tempat
insisi
Siapkan batang implant
- Buka bungkus steril tanpa menyentuhnya
- Letakkan pada kom steril
4. Pemasangan Implant
Atur alat dan bahan sehingga mudah dicapai
Pakai sarung tangan steril
Hitung jumlah kapsul untuk memastikan jumlahnya
Persiapkan tempat insisi dengan larutan anti septik
- Gunakan klem steril untuk memegang kasa
berantiseptik.
- Mulai mengusap dari tempat yang akan
dilakukan insisi keluar dengan gerakan
melingkar sekitar 8 – 13 cm dan biarkan kering
sekitar 2 menit.
Pasang doek bolong steril
Pastikan pasien tidak alergi terhadap anastesi
55
- Lakukan anastesi lokal
- Masukkan jarum tepat dibawah kulit pada
tempat insisi.
- Pastikan tidak masuk dalam pembuluh darah.
- Tanpa memindahkan jarum masukkan kebawah
kulit sekitar 4 cm.
- Suntikkan masing – masing 1cc diantara pola
pemasangan 1 & 2.
Uji efek anastesinya.
Buat insisi dangkal sekitar2 mmdengan skapel.
Sambil mengangkat kulit, tusuk trokart dan
pendorongnya sampai batas tanda 1 dekat pangkal
trokart.
Tarik pendorong keluar.
Masukkan kapsul implan kedalam trokart dengan
tangan atau lengan pingset.
Masukkan kembali pendorong dan dorong kapsul
sampai ada tekanan.
Tarik trokart dan pendorongnya bersama-sama
sampai batas ujung trokart
(Ujung trokart harus tetap bertada di bawah kulit).
Fiksasi ujung kapsul implan yang telah di pasang.
Arahkan ujung trokart untuk memasang kapsul
berikutnya sesuai dengan pola.
Cabut trokart setelah kapsul terakhir di pasang.
Raba kapsul untuk mengetahui dua kapsul implant
telah terpasang denagnn deretan seperti kipas.
Periksa daerah insisi untuk mengetahui seluruh
kapsul berada jauh dari insisi
Dekatkan ujung – ujung insisi
Pasang plaster/ haind aid pada luka insisi
5. Tindakan Pasca Pemasangan
Buang bahan – bahan habis pakai yang
terkontaminasi.
Rendam seluruh peralatan yang sudah terpakai
dengan larutan klorine 0,5 % 10 menit.
Cuci tangan dengan larutan chlorine 0,5 %,
kemudian lepaskan sarung tangan dalam posisi
terbalik.
6. Konseling Pasca Tindakan
Lengkap rekam medik
Minta klien menunggu selama 15 – 20 menit
setelah pemasangan
Berikan petunjuk pada klien tentang perawatan luka
insisi di rumah
Bila terdapat tanda – tanda infeksi segera kembali
Yakinkan bahwa klien dapat datang setiap saat bila
memerlukan konsultasi
56
PELAYANAN KB
( PENCABUTAN AKDR )
PRAKTEK MANDIRI
No. Dokemen : / PBM/X/2018
BIDAN ANI
KURNIAWATI
Tanggal terbit :
20 oktober 2018 Disusun Oleh :
57
kencingnya dan mencuci genetalia dengan
menggunakan air dan sabun
Bantu klien naik ke meja pemeriksaan
Cuci tangan secara efektif
Pakai sarung tangan DTT Ynag baru
Atur penempatan peralatan dan bahan – bahan yang
akan di pakai dalam wadah steril atau DTT
3. Produser Pencabutan
Lakukan pemeriksaan bimanual
Pasang spekulum vagina untuk melihat serviks, atau
vagina dengan air DTT
Jepit benang yang dekat serviks dengan klem
Tarik keluar benag secara mantap tetapi hati – hati
untuk mengeluarkan AKDR
Tunjukan AKDR tersebut pada klien kemudian
rendam dalam larutan nklorin 0,5 %
Keluarkan spekulum dengan hati – hati
58
59