Anda di halaman 1dari 8

RESUME PERAWATAN

IBU POST PARTUM

OLEH

MIFTAH IRFINA

193310785

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN TK II

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TAHUN 2020/2021
PERAWATAN IBU POST PARTUM

A. BREAST CARE (PERAWATAN PAYUDARA)


 TUJUAN
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian dan tujuan pelaksanaan breast
care secara lisan dengan tepat.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasin dan menyiapkan peralatan untuk pelaksanaan
breast care mandiri dengan tepat.
3. Mahasiswa mampu melakukan tindakan breast care secara mandiri dengan tepat.
4. Mahasiswa mampu mengajarkan teknik breast care secara mandiri dengan tepat.

 RUANG LINGKUP : Mahasiswa, dan ibu sebelum dan sesudah melahirkan.


 DEFINISI : Breast Care ( perawatan payudara) adalah pemeliharaan buah dada /
payudara sehingga produksi ASI lancar dan menghindari kesulitan dalam menyusui.
 REFERENSI :
1. Soenarso, Perawatan Ibu dan Anak di Rumah Sakit dan Puskesmas, Depkes RI
Jakarta, 1996-1997
2. Wendy Rose, Perawatan Kehamilan, Jakarta : Dian Rakyat, 1996
3. Hamilton, Persis Marry, Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, Jakarta : EGC, 1995
4. Farrer, Helen,Perawatan Maternitas, Jakarta : EGC, 1999

 DISTRIBUSI : Ibu sebelum dan sesudah melahirkan.

 POSEDUR :
1. Mencuci tangan.
2. Basahi kapas dengan minyak / baby oil dan kompres puting susu dengan kapas
minyak tersebut selama 3-5 menit.
3. Setelah 3-5 menit, bersihkan puting susu dengan gerakan memutar, bersihkan sampai
bersih.
4. Ketuk-ketuk payudara dengan jari-jari tangan dengan gerakan memutar.
5. Gerakan I : Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak, kedua tangan diletakkan
diantara kedua payudara ke arah atas samping, bawah dan lepaskan kearah depan
( lakukan gerakan 30 kali).
6. Gerakan II : Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak, telapak tangan kiri
menopang payudara kiri dan jari-jari tangan saling dirapatkan, Sisi kelingking kanan
mengurut payudara kiri dari pangkal payudara ke arah puting, demikian pula pada
payudara sebelah kanan ( lakukan 30 kali).
7. Gerakan III : Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak, telapak tangan kiri
menopang payudara kiri, jari-jari tangan di kepalkan, tulang-tulang, kepalan tangan
kanan mengurut payudara dari pangkal ke arah puting ( lakukan 30 kali).
8. Selanjutnya rangsang payudara dengan air hangat, dingin bergantian, siram / kompres
payudara dengan air hangat dulu baru air dingin siram bergantian selama 5 meit.
9. Keringkan payudara dengan handuk.
10. Gunakan BH yang menopang payudara bukan yang menekan payudara.
11. Rapikan alat-alat.
12. Cuci tangan.

B. MANAJEMEN LAKTASI
1) Definisi Laktasi
Laktasi adalah proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI. Menyusui dimulai dari
setelah bayi lahir atau dikenal dengan IMD (Inisiasi Menyusui Dini). ASI yang keluar
diawali oleh keluarnya kolostrum (kuning), 2-3 hari setelah melahirkan. Manajemen
laktasi adalah memberi minum ASI pada bayi dengan posisi dan cara yang benar.
2) Manfaat Laktasi
a. Mencegah terjadi aspirasi/ tersedak pada bayi.
b. Mencegah ASI masuk kedalam paru-paru.
c. Memenuhi kebutuhan nutrisi bayi yang adekuat.
3) Manfaat ASI
a. Colostrum mengandung zat anti bodi yang berguna untu mencegah beberapa
penyakit infeksi.
b. Dapat diberikan dimana saja dan kapan saja dalam keadaan segar bebas bakteri dan
dalam suhu yang sesuai, tanpa penggunaan alat bantu.
c. Tidak akan terjadi kesalahan dalam penyediaan.
d. Mengandung zat-zat makanan yang sesuai dengan kondisi bayi sehingga mudah
dicerna dan diserap dalam saluran pencernaan bayi.
e. Ekonomis karena tidak memerlukan biaya untuk penyediaan.
f. Mencegah keadaan gizi salah (marasmus dan obesitas).
4) Cara melakukan Laktasi
1. Pengertian
Proses pemberian ASI secara efektif yang merupakan minuman yang dipilih untuk
semua bayi, termasuk bayi kurang bulan dan memiliki manfaat nutrisi, imunologis
dan psikologis
2. Tujuan
a. Mengawali dan mempertahankan pemberian ASI
b. Mempertahankan produksi ASI yang mencukupi
c. Memberikan zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan
bayi
d. Mencegah bayi terhadap berbagai penyakit
e. Metode amenore laktasi
f. Mendekatkan hubungan ibu dan bayi
3. Referensi Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Manajemen Laktasi
4. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Pondok Ranji No. / /UKPPONDOKRANJI/2017
tentang Layanan Klinis di Puskesmas Pondok Ranji
5. Alat dan Bahan
1. Payudara pasien
2. Kom berisi air hangat
3. Waslap
4. Kapas

6. Prosedur/Langk ah-Langkah
1. Persiapan pasien:
a. Menjelaskan pada orang tua klien tentang tindakan yang akan dilakukan
b. Anjurkan pemberian ASI dini dan eksklusif
2. Pelaksanaan :
a. Cuci tangan
b. Persiapan alat
c. Jaga privasi
d. Pemberian ASI oleh ibu langsung
1) Anjurkan ibu untuk cuci tangan terlebih dahulu dan membersihkan area
areola mamae dengan waslap hangat atau dengan air bersih tanpa
menggunakan sabun
2) Jika ibu sudah siap pindahkan bayi ke gendongan ibu, pastikan bayi
digendong dalam posisi yang nyaman:
a) Kepala bayi tersanggah oleh lengan atas ibu
b) Bedongan dibuka supaya ada kontak antara kulit ibu dengan kulit bayi
c) Hadapkan muka bayi ke payudara ibu lalu sentuh pipi bayi dengan
putting ibu
d) Saat bayi membuka mulut segera masukkan putting susu sampai
semua areola masuk kedalam mulut
e) Perhatikan bahwa telinga dan lengan bayi berada pada satu garis lurus
untuk memastika posisi menyusui sudah benar
f) Sanggah payudara dengan empat jari tangan dan ibu jari pada bagian
atas payudara
g) Awasi agar payudara ibu tidak menutupi hidung pasien
h) Susukan kedua payudara secara bergantian selama 10-15 menit pada
setiap payudara
i) Setelah selesai tepuk pungung pasien secara perlahan sampai
bersendawa
j) Bersihkan areola dan putting susu dengan kapas basah
k) Anjurkan ibu cuci tangan kembali

e. Atur kembali posisi bayi senyaman mungkin


f. Cuci tangan
g. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

C. SENAM NIFAS
Ibu yang melahirkan secara normal bisa melakukan mobilisasi 6 jam seusai bersalin dan
8 jam setelah bersalin untuk ibu yang menjalani cesar. Setelah 24 jam masa operasi cesar,
dampak obat bius menghilang, ibu harus belajar menggerakkan seluruh persendian tubuh
secara perlahan. Bila ibu hanya berdiam diri, pembuluh darah dan otot-otot tubuh, terutama
di daerah kaki dan panggul akan terganggu dan berisiko memunculkan tersumbat bekuan
darah.
Salah satu bentuk mobilisasi usai bersalin adalah senam nifas. Senam ini bermanfaat
untuk memperbaiki sirkulasi darah, memperbaiki sikap tubuh, memperbaiki kekuatan otot
panggul, otot perut, dan otot tungkai bawah. Tentu saja, senam nifas ini harus dilakukan
secara bertahap.
Senam nifas sebaiknya dilakukan dalam waktu 24 jam setelah melahirkan, lalu secara
teratur setiap hari. Setiap gerakan senam diulang 5 kali. Setiap hari, pengulangannya
ditingkatkan menjadi 10 kali.

Berikut ini gerakan senam nifas hari per hari.


1. Tidur terlentang. Ambil nafas dalam-dalam, perut dikembungkan, kemudian napas
dikeluarkan melalui mulut.
2. Tidur terlentang, kaki lurus, tangan direntangkan kemudian ditepukkan ke muka badan
dengan sikap tangan lurus, dan kembali ke samping,
3. Berbaring dengan posisi tangan di samping badan, angkat lutut dan pantat kemudian
diturunkan kembali.
4. Tidur terlentang, lutut ditekuk kepala diangkat sambil mengangkat pantat
5. Tidur terlentang, kaki lurus, bersama
6. Tidur terlentang, kald lurus, kemudian lutut ditekuk ke arah perut 90 derajat secara
bergantian antara kaki kiri dan kald kanan.
7. Tidur terlentang kaki lurus kemudian kaki dibuka sambil diputar ke arah luar secara
bergantian.
Hari ke-8, 9, 10, tidur terlentang kaki lurus, kedua telapak tangan diletakkan di tengkuk
kemudian bangun untuk duduk (sit up).
SUMBER

 (DOC) SOP SATUAN ACARA PENGAJARAN BREAST CARE | Irfan Irfan -


Academia.edu
https://www.academia.edu/15626484/SOP_SATUAN_ACARA_PENGAJARAN_BREA
ST_CARE Accessed: 2020-10-24

 Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Manajemen Laktasi

 https://id.scribd.com/document/355870195/Sop-Manajemen-Laktasi

 Ebook Masa Kehamilan dan Persalinan

 Ebook asuhan keperawatan post partum

Anda mungkin juga menyukai