OLEH
MIFTAH IRFINA
193310785
TAHUN 2020/2021
1. Perspektif keperawatan anak dalam konteks keluarga
Pengertian perspektif keperawatan anak
Merupakan prinsip dasar yang merupakan landasan berfikir perawat anak dalam
melaksanakan pelayanan keperawatan terhadap klien anak & keluarganya.
Filosofi keperawatan anak
Keperawatan anak konsisten dengan definisi keperawatan sebagai "diagnosis dan
pengobatan terhadap respon manusia pada masalah kesehatan aktual atau potensial
(risiko). Definisi ini menggabungkan empat fitur penting dari praktek keperawatan
kontemporer (ANA, 2003):
1) Fokus pada pengalaman dan respon manusia terhadap kesehatan dan penyakit tanpa
pembatasan masalah.
2) Integrasi data objektif dengan pengetahuan yang didapat dari pemahaman pasien atau
pengalaman subjektif dari kelompok.
3) Penerapan scientific (pengetahuan ilmiah) pada proses diagnosis dan pengobatan.
4) Membina hubungan caring yang memfasilitasi kesehatan dan penyembuhan.
Peran perawat anak
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan anak, perawat mempunyai peran dan fungsi
sebagai perawat anak diantaranya:
a. Sebagai edukator
Perawat berperan sebagai pendidik, baik secara langsung dengan memberi
penyuluhan/pendidikan kesehatan pada orangtua maupun secara tidak langsung
dengan menolong orang tua/anak memahami pengobatan dan perawatan anaknya.
Kebutuhan orang tua terhadap pendidikan kesehatan dapat mencakup pengertian
dasar penyakit anaknya, perawatan anak selama dirawat di rumah sakit, serta
perawatan lanjut untuk persiapan pulang ke rumah. Tiga domain yang dapat dirubah
oleh perawat melalui pendidikan kesehatan adalah pengetahuan, keterampilan serta
sikap keluarga dalam hal kesehatan khususnya perawatan anak sakit.
b. Sebagai konselor
Suatu waktu anak dan keluarganya mempunyai kebutuhan psikologis berupa
dukungan/dorongan mental. Sebagai konselor, perawat dapat memberikan konseling
keperawatan ketika anak dan keluarganya membutuhkan. Hal inilah yang
membedakan layanan konseling dengan pendidikan kesehatan. Dengan cara
mendengarkan segala keluhan, melakukan sentuhan dan hadir secara fisik maka
perawat dapat saling bertukar pikiran dan pendapat dengan orang tua tentang masalah
anak dan keluarganya dan membantu mencarikan alternatif pemecahannya.
c. Sebagai koordinator atau kolaborator
Dengan pendekatan interdisiplin, perawat melakukan koordinasi dan kolaborasi
dengan anggota tim kesehatan lain dengan tujuan terlaksananya asuhan yang holistik
dan komprehensif. Perawat berada pada posisi kunci untuk menjadi koordinator
pelayanan kesehatan karena 24 jam berada di samping pasien. Keluarga adalah mitra
perawat, oleh karena itu kerjasamadengan keluarga juga harus terbina dengan baik
tidak hanya saat perawat membutuhkan informasi dari keluarga saja, melainkan
seluruh rangkaian proses perawatan anak harus melibatkan keluarga secaraaktif.
d. Sebagai pembuat keputusan etik
Perawat dituntut untuk dapat berperan sebagai pembuat keputusanetik dengan
berdasarkan pada nilai normal yang diyakini dengan penekanan pada hak pasien
untuk mendapat otonomi, menghindari hal-hal yang merugikan pasien dan
keuntungan asuhan keperawatan yaitu meningkatkan kesejahteraan pasien.
Perawatjuga harusterlibat dalam perumusan rencana pelayanan kesehatandi tingkat
kebijakan. Perawat harus mempunyai suara untuk didengar oleh para pemegang
kebijakan dan harus aktif dalam gerakan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan anak. Perawat yang paling mengerti tentang pelayanan keperawatan
anak. Oleh karena itu perawat harus dapat meyakinkan pemegang kebijakan bahwa
usulan tentang perencanaan pelayanan keperawatan yang diajukan dapat memberi
dampak terhadap peningkatan kualitas pelayanan kesehatan anak.
e. Sebagai peneliti
Sebagai peneliti perawat anak membutuhkan keterlibatan penuh dalam upaya
menemukan masalah-masalah keperawatan anak yang harus diteliti, melaksanakan
'penelitian langsung dan menggunakan hasil penelitian kesehatan/keperawatan anak
dengan tujuan meningkatkan kualitas praktik/asuhan keperawatan pada anak. Pada
diperlukan kemampuan berpikir kritis dalam melihat fenomena yang ada dalam
layanan asuhan keperawatan anak sehari-hari dan menelusuri penelitian yang telah
dilakukan serta menggunakan literatur untuk memvalidasi masalah penelitian yang
ditemukan. Pada tingkat kualifikasi tertentu, perawat harus dapat melaksanakan
penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas praktik keperawatan anak.
Komunikasi
Wawancara
a. Membedakan kebutuhan pribadi dari kebutuhan pasien dan keluarga untuk
membangu hubungan terapeutik
b. Mengidentifikasi dan menetapkan batas-batas positif
c. Melatih kepekaan dan kompetensi budaya • Mendemonstrasikan empati dan caring
d. Mengendalikan fokus percakapan namun menggunakan pertanyaan terbuka • Jangan
terburu-buru; berikan waktu untuk berpikir dan mengekspresikan diri
e. Menunjukkan sikap empati
- Keadaan sakit
- Bimbingan antisipasi pada orangtua
- Pencegahan & promosi kesehatan → imunisasi
- Peningkatan pengetahuan tentang kebersihan perorangan & gizi
- Pada kutub ekstrem, kematian anak orangtua perlu bantuan perawat utk
mengantarkan anak pada kematian yang tenang melalui perawatan menjelang ajal
Role of the pediatric nurse
1. Therapeutic relationship
2. Family advocacy & caring
3. Disesase prevention & health promotion
4. Advance practice pediatric nurses & disease prevention/health promotion.
5. Health teaching
6. Support & counseling
7. Restorative role
8. Coordination & collaboration
9. Ethical decision making
10. Reseach
11. Health care planning
Perda yang mengacu pada pendekatan berbasis sistem terhadap perlindungan anak
merupakan sebuah langkah yang positif. Perlindungan anak melalui pendekatan berbasis
sistem rneliputi
(1) Sistem perlindungan anak yang efektif melindungi anak dari segala bentuk kekerasan,
perlakuan salah, eksploitasi dan penelantaran,
(2) Sistem perlindungan anak yang efektif mensyaratkan adanya komponenkomponen
yang saling terkait,
(3) Rangkaian pelayanan perlindungan anak di tingkat masyarakat dimulai dari layanan
pencegahan 37 primer dan sekunder sampai pelayanan tersier (Unicef Indonesia,
2012).
Berikut ini cara melindungi anak dari kekerasan fisik dan kejahatan seksual
dimana banyak pelaku kekerasan fisik dan seksual banyak dilakukan oleh orang yang
dikenal oleh anak. Cara melindunginya yaitu dimulai dengan:
a. Bangun komunikasi dengan anak.
1) Dengarkan cerita anak dengan penuh perhatian.
2) Hargai pendapatdan seleranyawalaupun orang tua tidak setuju.
3) Jika anak bercerita sesuatu hal yang sekiranya membahayakan, tanyakan anak
bagaimana mereka menghindari bahaya tersebut.
4) Orang tua belajar untuk melihat dari sudut pandang anak. Jangan cepat
mengkritik atau mencela cerita anak.
b. Cara yang dilakukan jika mengira anak menjadi korban kekerasan fisik atau
kekerasan seksual:
1) Beri lingkungan yang aman dan nyaman agar dia dapat berbicara kepada anda
atau orang dewasayang dapat dipercaya.
2) Yakinkan anak bahwa dia tidak bersalah dan tidak melakukan apapun yang salah.
Yang bersalah adalah orang yang melakukan hal tersebut kepadanya.
3) Cari bantuan untuk menolong kesehatan mental dan fisikologis
4) Konsultasi dengan aparat negara yang dapat dipercaya bagaimana menolong anak
tersebut.
5) Laporkan kejadian ini kepada Komisi Anak Nasional.
6) Jaga rahasia: kejadian dan data pribadi anak agar tidak menjadi rumor yang akan
menjadi beban dan penderitaan mental anak. Dalam undang- undang hak anak:
anak yang menjadi korban kejahatan seksual berhak untuk dirahasiakan namanya.
SUMBER
Elsevier, Nyimas Purwati. Pediatric Nursing - 1st Indonesian Edition E-Book. 2019
https://books.google.co.id/books?
id=tez3DwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=Perspektif+keperawatan+anak+dalam+k
onteks+keluarga&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiU4-
f8jJbuAhXJ6XMBHeGiCewQ6AEwAXoECAEQAg#v=onepage&q=Perspektif
%20keperawatan%20anak%20dalam%20konteks%20keluarga&f=false Accessed: 2021-
01-12