Anda di halaman 1dari 16

Dinda Maulidatul Hasanah

Program Pasca Sarjana Prodi Pendidikan Agama Islam Moderat, Unkafa.


Email:

Abstrak
Makalah ini membahas tentang metode belajar mandiri, yang merupakan
pendekatan pendidikan yang memberikan tanggung jawab belajar kepada
individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi konsep, prinsip, dan
manfaat dari metode belajar mandiri dalam konteks pendidikan.
Dalam makalah ini, penulis mengkaji berbagai teori dan pendekatan yang
mendukung metode belajar mandiri, termasuk konstruktivisme, teori
pembelajaran kognitif, dan pendekatan pembelajaran berbasis masalah. Penulis
juga membahas bagaimana metode belajar mandiri dapat diterapkan dalam
lingkungan pendidikan formal, seperti sekolah dan perguruan tinggi, serta dalam
konteks pendidikan nonformal.
Metode belajar mandiri melibatkan pemberian kebebasan kepada individu
untuk mengatur dan mengarahkan proses belajar mereka sendiri. Hal ini
melibatkan pengembangan keterampilan belajar, seperti pemecahan masalah,
pengorganisasian informasi, dan pemantauan kemajuan diri. Selain itu, metode
belajar mandiri juga mendorong motivasi intrinsik dan pengembangan
kemandirian siswa.
Makalah ini juga menyoroti manfaat dari metode belajar mandiri. Metode ini
dapat meningkatkan kemampuan belajar seumur hidup, mengembangkan
kreativitas dan inovasi, serta membantu individu menjadi pembelajar yang aktif
dan bertanggung jawab. Selain itu, metode belajar mandiri dapat mempersiapkan
individu untuk menghadapi tantangan di dunia nyata dan mempromosikan
pembelajaran sepanjang hayat.
Namun, penerapan metode belajar mandiri juga menghadapi beberapa
tantangan. Tantangan ini meliputi penyesuaian kurikulum dan peran guru,
pemantauan kemajuan individu, dan pendukungan yang tepat dari lingkungan
pendidikan. Oleh karena itu, makalah ini juga membahas strategi dan langkah-
langkah yang dapat diambil untuk mengatasi tantangan dalam menerapkan metode
belajar mandiri.
Melalui analisis yang komprehensif tentang metode belajar mandiri,
diharapkan makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang
pendekatan ini dan manfaatnya dalam konteks pendidikan. Penerapan metode
belajar mandiri yang efektif dapat membantu menciptakan pembelajaran yang
berpusat pada siswa, meningkatkan kualitas pendidikan, dan menghasilkan
pembelajar yang kompeten dan mandiri.

1
Pendahuluan
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat diperlukan manusia dalam
kehidupannya dalam menghadapi perkembangan zaman. Bahkan pendidikan
sudah berlangsung sejak dalam kandungan sampai masuk keliang lahat. Akan
tetapi pada kenyataannya apa yang ingin dicapai melalui pendidikan jauh dari apa
yang diharapkan. Konsep pendidikan terutama pendidikan formal hanya sebatas
pada pemberian pengetahuan serta wawasan saja. Sedangkan saat ini kemampuan
seperti kompetensi khusus menjadi satu. Sebagaimana yang telah dijelaskan
dalam Undang- Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pendidikan dapat bersifat formal, nonformal dan informal. Pendidikan nonformal
adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal, yang dapat dilaksanakan secara
terstruktur dan berjenjang, seperti kejar paket A. Kejar.1

Pendidikan informal adalah pendidikan keluarga dan lingkungan. Pendidikan


nonformal atau yang lebih dikenal dengan istilah Pendidikan Luar Sekolah (PLS)
ini, sebagaimana dijelaskan di atas diselenggarakan bagi masyarakat yang
memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah,
dan atau pelengkap pendidikan formal. Dalam mensukseskan jalan nya suatu
pendidikan, hendaklah bagi seorang pengajar atau instansi yang bersangkutan
dalam dunia pendidikan memiliki metode tersendiri dalam menghadapi dinamika
perbedaan setiap peserta didik. Sehingga perlu difokuskan dalam suatu metode
tertentu yang dianggap cocok dan mumpuni diterapkan di tempat belajar,
diantaranya yang akan penulis bahas adalah metode belajar mandiri.2

Pembelajaran mandiri adalah salah satu strategi pembelajaran pendidikan


kesetaraan yang dilakukan secara individu ataupun kelompok di luar pembelajaran
tatap muka ataupun tutorial. Pembelajaran mandiri perlu dikelola secara baik oleh
tutor maupun pengelola yang diperlukan proses perencanaan secara matang.
Pelaksanaan pembelajaran mandiri mengacu pada tahap persiapan yang matang,

1
Harun Rasyid, “Membangun generasi melalui pendidikan sebagai investasi masa depan,” Jurnal
Pendidikan Anak 4, no. 1 (2015).
2
Elih Sudiapermana, “Pendidikan Informal,” Jurnal Pendidikan Luar Sekolah 4, no. 2 (2009).

2
pelaksanaan ter koordinir serta proses penilaian hasil yang akurat, sehingga
peserta didik mampu mencapai standar kompetensi yang diharapkan. Untuk
mendukung pelaksanaan pembelajaran mandiri tersebut maka dibutuhkan
rancangan demi mempermudah tutor dalam melakukan pembelajaran mandiri.3

Dalam proses pembelajaran mandiri hal yang terpenting adalah peningkatan


kemampuan dan keterampilan peserta didik dalam proses pembelajaran tanpa
bantuan orang lain, sehingga tidak selalu tergantung pada tutor atau teman. Tugas
tutor dalam pembelajaran mandiri adalah sebagai fasilitator, tutor dapat membantu
kapan pun peserta didik membutuhkan dan ketika peserta didik ingin menentukan
tujuan belajar, memilih media ataupun memecahkan suatu masalah yang tidak
dapat dipecahkan oleh peserta didik itu sendiri.4

Peserta didik terkadang salah mengartikan konsep belajar mandiri itu sendiri,
peserta didik sering berpikir bahwa belajar mandiri itu harus belajar sendiri.
Belajar mandiri berarti belajar dengan inisiatif sesuai dengan kebutuhan
belajarnya baik bersama tutor ataupun tanpa tutor yang terus mendampingi.
Sesuai dengan konsep belajar mandiri, bahwa seorang peserta didik diharapkan
dapat menyadari bahwa hubungan antara tutor dengan dirinya tetap ada, namun
hubungan tersebut diwakili oleh bahan ajar atau media belajar, mengetahui konsep
belajar mandiri, mengetahui kapan ia harus meminta tolong, kapan ia
membutuhkan bantuan dan dukungan dari tutor serta mengetahui kepada siapa
dan dari mana ia dapat atau harus memperoleh bantuan dan dukungan.

Salah satu prinsip belajar mandiri adalah mampu mengetahui kapan


membutuhkan bantuan atau dukungan dari pihak lain dan yang terpenting dalam
konsep belajar mandiri adalah bahwa setiap peserta didik harus mengidentifikasi
informasi.

Pembahasan

3
Widya Arwita, Zulkifli Simatupang, dan O Oktavianingsih, “Pembelajaran Mandiri
Menggunakan Modul Berbasis 6 Tugas untuk Mahasiswa Calon Guru Biologi pada Mata Kuliah
Strategi Belajar Mengajar,” Jurnal Pelita Pendidikan 7, no. 4 (2020).
4
Ivonne Ruth Vitamaya Oishi, “Pentingnya belajar mandiri bagi peserta didik di perguruan
tinggi,” IKRA-ITH HUMANIORA: Jurnal Sosial Dan Humaniora 4, no. 1 (2020): 108–12.

3
A. Pengertian Metode Pembelajaran Mandiri

Metode pembelajaran mandiri merupakan strategi pembelajaran kesetaraan


yang dilakukan secara individu maupun kelompok. Dalam penerapannya, metode
ini harus dikelola dengan baik oleh guru, yang mana harus melalui proses
perencanaan yang dilakukan secara matang. Adapun dalam pelaksanaannya,
metode ini mengacu kepada tahap persiapan yang matang, pelaksanaan yang ter
koordinir serta proses penilaian hasil belajar yang akurat, sehingga siswa dapat
mencapai standar kompetensi yang diharapkan.5

Dalam penerapannya, metode pembelajaran mandiri ini dapat dilakukan


secara individu maupun berkelompok, serta dibutuhkan pendamping yang terbatas
agar kegiatan belajar dapat lebih terfokus dan tertib. Adapun arti dari kata mandiri
tersebut adalah siswa tidak ketergantungan dengan orang lain dalam proses
kegiatan belajar.

Belajar mandiri adalah kemampuan yang tidak hanya berkaitan dengan suatu
pembelajaran saja, tetapi lebih berkaitan dengan bagaimana proses belajar tersebut
dilaksanakan. Kegiatan belajar mandiri akan membentuk kegiatan belajar yang
menitikberatkan pada kesadaran belajar siswa dan lebih memberi keleluasaan
siswa dalam menentukan sendiri cara belajar dan apa yang ingin mereka pelajari.
Sehingga bisa dikatakan bahwa kegiatan belajar mandiri ini berkaitan erat dengan
perilaku siswa dalam melakukan kegiatan pembelajarannya sendiri.6

Belajar mandiri sebagai bentuk kegiatan belajar yang lebih menitikberatkan


pada kesadaran belajar siswa atau lebih banyak menyerahkan kendali
pembelajaran pada siswa itu sendiri. Belajar mandiri merupakan cara belajar yang
memberikan derajat kebebasan, tanggung jawab, serta kewenangan yang lebih
besar bagi siswa dalam melaksanakan dan merencanakan kegiatan pembelajaran.
Selain itu belajar mandiri juga dapat diartikan sebagai peningkatan pengetahuan,

5
Anan Sutisna, “Pengembangan model pembelajaran blended learning pada pendidikan kesetaraan
program paket c dalam meningkatkan kemandirian belajar,” JTP-Jurnal Teknologi Pendidikan 18,
no. 3 (2016): 156–68.
6
Naniek Kusumawati dan Endang Sri Maruti, Strategi belajar mengajar di sekolah dasar (Cv. Ae
Media Grafika, 2019).

4
keahlian, prestasi dan pengembangan bagi diri individu yang diawali dengan
inisiatif sendiri, hal tersebut dilakukan oleh siswa dengan belajar bagaimana
perencanaan belajar sendiri dan dilakukan sendiri, menyadari kebutuhan belajar,
tujuan belajar, membuat strategi belajar, dan menilai hasil belajar. 7

Menurut Lewis dan Spenser, belajar mandiri memiliki komitmen untuk


membantu siswa atau pembelajar memperoleh kemandirian dalam menentukan
keputusan sendiri tentang tujuan atau hasil belajar yang dicapai, mata pelajaran
dan tema yang akan dipelajari, sumber-sumber belajar serta metode yang akan
dipelajari, kapan, bagaimana dan dalam hal apa keberhasilan yang akan diuji.8

Knowless menjelaskan bahwa belajar mandiri merupakan suatu proses


dimana individu mengambil inisiatif dengan atau tanpa batuan dari orang lain
untuk mendiagnosa kebutuhan belajarnya sendiri, merumuskan atau menentukan
tujuan belajarnya sendiri, mengidentifikkasi sumber – sumber belajar, memilih
dan melaksanakan strategi belajarnya, dan mengevaluasi hasil belajarnya sendiri. 9

Sedangkan menurut Brookfield, Belajar mandiri adalah kegiatan yang


dilakukan oleh siswa secara bebas untuk menentukan tujuan belajar, arah belajar,
rencana proses belajar, menggunakan sumber-sumber belajar yang dipilih,
membuat keputusan akademik, dan melakukan kegiatan – kegiatan untuk
tercapainya tujuan belajarnya.10

Haris Mudjiman menyampaikan terdapat beberapa ciri – ciri dalam belajar


mandiri yang dapat dilihat dari sumber belajar yang digunakan, tempat belajar,
waktu belajar, tempo dan irama belajar, cara belajar, dan evaluasi hasil belajar
yang akan dijelaskan seperti di bawah ini:11
7
Ridha Nurcahyani Amalia, “Pengaruh Model Pembelajaran dan Kemandirian Belajar terhadap
Kemampuan Representasi Matematis,” ALFARISI: Jurnal Pendidikan MIPA 3, no. 1 (2022).
8
Deni Hardianto, “Mendesain Komputer Sebagai Media Alternatif Belajar Mandiri,” Majalah
Ilmiah Pembelajaran 3, no. 2 (2007).
9
Zainuddin Zainuddin, “Implementasi Andragogi di Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Hikam
Malang,” 2014.
10
Eka Sri Indrayany dan Fajar Lestari, “Penerapan Pembelajaran Blended Learning untuk
Meningkatkan Keaktifan Belajar Mandiri Siswa Kelas VII SMP pada Materi Perbandingan,”
DIKSI: Jurnal Kajian Pendidikan dan Sosial 2, no. 2 (2021): 68–76.
11
Irfan Sugianto, Savitri Suryandari, dan Larasati Diyas Age, “Efektivitas model pembelajaran
inkuiri terhadap kemandirian belajar siswa di rumah,” Jurnal Inovasi Penelitian 1, no. 3 (2020):

5
1. Sumber Belajar

Dalam melakukan belajar yang tentunya dapat menggunakan berbagai


sumber dan media belajar bersifat self instructional dan juga teknologi informasi
seperti internet.

2. Tempat Belajar

Kegiatan belajar yang dapat dilakukan dimana saja dengan situasi yang
kondusif untuk kegiatan belajar, contohnya seperti sekolah, rumah, perpustakaan
dan lain sebagainya.

3. Cara Belajar

Cara belajar dapat ditentukan dengan menyesuaikan tipe belajar siswa dan
kemampuan belajar siswa.

4. Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi belajar dilakukan oleh siswa atau pembelajar itu sendiri dengan cara
membandingan antara tujuan belajar dengan hasil belajar yang telah dicapainnya,
sehinggga akan diketahui sejauh mana keberhasilan belajarnya.

Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam pembelajaran mandiri


yang efektif yaitu sebagai berikut :

1. Menumbuhkan Motivasi

Hal pertama yang harus dilakukan adalah menetapkan motivasi, salah satu
cara untuk meningkatkan motivasi adalah dengan menemukan jawaban dari
pertanyaan – pertanyyan yang dapat diajukan kepada dirinya sendiri.

2. Menetapkan Target

Sebagai seorang siswa harus menetapkan targert belajar sejak awal


pembelajaran dimulai, sehingga akan membantu siswa untuk lebih fokus dalam
belajar.

159–70.

6
3. Tidak Bergantung Pada Teman

Siswa harus memiliki keyakinan dan percaya diri yang tinggi untuk mampu
dalam menjalankan kegiatan pembelajaran dan serius dalam belajar.

4. Sering Melakukan Latihan Soal

Siswa dapat melakukan latihan soal dengan memanfaatkan soal – soal yang
pernah dipelajarinya atau bahkan soal dengan materi yang belum diajarkan.

5. Membuat Ringkasan Materi

Salah satu cara bagi siswa untuk menguasai materi adalah dengan membuat
ringkasan materi dalam pembelajaran, hal tersebut dapat membantu siswa untuk
dapat lebih berani mengeksplorasi materi dan memperluas pengembangan
pengetahuannya.

Selain itu juga terdapat beberapa ciri – ciri belajar mandiri menurut Jerold E
Kemp yaitu sebagai berikut :

Kegiatan belajar untuk siswa dikembangkan secara cermat dan terperinci.


Pengajaran yang dilakukan berlangsung dengan baik apabila bahan ajar disusun
menjadi langkah – langkah secara terpisah dan kecil, masing-masing membahas
satu konsep tunggal atau sebagian dari bahan yang diajarkan. Besaran langkahnya
tentu dapat berbeda-beda namun perlu memperhatikan urutannya dengan teliti.
Kegiatan dan sumber daya pengajaran dipilih dengan hati-hati dan memperhatikan
sasaran pengajaran yang dipersyaratkan.

Penguasaan pembelajar terhadap setiap langkah harus diperiksa sebelum


melanjutkan ke langkah selanjutnya. Apabila terjadi kesulitan, siswa mungkin
perlu untuk mempelajari lagi atau bahkan meminta bantuan guru. Sehingga siswa
secara terus menerus ditantang untuk harus menyelesaikan kegiatan yang
diikutinya, dan langsung mengetahui hasil belajar dan usahanya sehingga dapat
merasakan keberhasilannya langsung.12

B. Jenis-Jenis Metode Pembelajaran Mandiri


12
E Kosasih, Pengembangan bahan ajar (Bumi Aksara, 2021).

7
Adapun metode-metode pada strategi pembelajaran yang dapat digunakan
menurut Suryani (2014), antara lain sebagai berikut:13

1. Small Group Discussion

Metode ini adalah salah satu elemen yang dapat melibatkan siswa untuk bisa
bersifat aktif dalam proses kegiatan belajar. Metode ini dapat digunakan ketika
siswa ditugaskan untuk menggali ide, menyimpulkan poin-poin penting,
meningkatkan skill dan pengetahuan siswa, menyelesaikan permasalahan, serta
juga dapat digunakan ketika siswa ingin mengkaji kembali topik yang dipelajari di
hari sebelumnya.

2. Simulation

Simulasi merupakan model yang dapat membuat situasi mirip yang


sesungguhnya ke dalam kelas. Adapun manfaat dari metode ini yaitu untuk
mengubah cara pandang siswa dengan cara mempraktikkan kemampuan umum,
mempraktikkan kemampuan khusus maupun tim, mengembangkan kemampuan
pemecahan masalah, dan lain sebagainya.

3. Discovery Learning

Discovery Learning merupakan metode belajar yang berfokus pada


pemanfaatan informasi yang telah tersedia. Metode ini bermanfaat untuk
membangun pengetahuan siswa dengan cara belajar mandiri.

4. Self-directed Learning

Self-directed Learning merupakan proses kegiatan belajar yang dilakukan


atas inisiatif individu siswa sendiri. Adapun manfaat dari metode ini yaitu untuk
menyadarkan dan memberdayakan siswa.

5. Cooperative Learning

13
ALAN ABRAHAM, Sri Anitah, dan Nunuk Suryani, “Implementasi Metode Pembelajaran
Teman Sejawat dengan Strategi Pemahaman Cepat untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
pada Pembelajaran Bahasa Inggris Kelas XI di Smk Negeri 1 Bawang Banjarnegara,” Jurnal
Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran 2, no. 3 (2014): 219289.

8
Cooperative learning adalah metode belajar berkelompok yang dirancang
guru untuk memecahkan suatu kasus atau dengan mengerjakan tugas. Metode ini
bermanfaat untuk mengasah kebiasaan belajar aktif siswa, menanam rasa
tanggung jawab siswa, serta mengasah kemampuan dan keterampilan siswa untuk
dalam bersosialisasi dan bekerjasama.

6. Contextual Instruction

Contextual Instruction merupakan konsep belajar yang membantu guru untuk


mengaitkan mata pelajaran dengan situasi nyata yang ada di kehidupan sehari-
hari. Metode ini dapat memotivasi siswa untuk membuat keterhubungan antara
pengetahuan dengan pengaplikasiannya di kehidupan sehari-hari.

7. Project Based Learning

Project based learning merupakan metode belajar yang menggunakan tugas


proyek sebagai sarana kegiatan belajar untuk mencapai kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan.

8. Problem Based Learning

Problem based learning merupakan metode belajar yang melibatkan masalah.


Pada kesempatan ini siswa harus melakukan pencarian atau penggalian informasi
untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut.

9. Collaborative Learning

Collaborative learning merupakan metode belajar yang menitikberatkan kerja


sama antar siswa yang berdasar kepada konsensus yang dibangun siswa. Dalam
metode ini, guru akan memberikan kasus yang bersifat open minded.

C. Karakteristik Metode Pembelajaran Mandiri

Belajar mandiri bukan berarti siswa belajar secara individual, akan tetapi
belajar yang menuntut kemandirian siswa untuk belajar. Kemandirian ini dapat
membantu siswa dalam menentukan tujuan belajar, sumber belajar, materi yang

9
dipelajarinya, dan bagaimana siswa mempelajari materi tersebut tanpa diatur guru
secara ketat.

Berikut merupakan karakteristik dari metode pembelajaran mandiri yang


harus Anda ketahui, yaitu sebagai berikut:14

1. Siswa Menentukan Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menentukan tujuan pembelajaran sesuai dengan keinginannya


sendiri, namun pada akhir kegiatan pembelajaran siswa harus mencapai tujuan
utama yang telah ditetapkan.

2. Siswa Memiliki Kebebasan untuk Menggunakan Sumber dan


Media Belajar

Siswa memiliki kesempatan dalam memilih sumber dan media belajar yang
akan mereka gunakan dalam pembelajaran.

3. Tempat dan Waktu Belajar Fleksibel

Pada kesempatan ini siswa dapat melakukan kegiatan pembelajaran sesuai


dengan kenyamanan siswa itu sendiri.

4. Intensitas Kegiatan Belajar Ditentukan Siswa

Kecepatan belajar dan intensitas belajar ditentukan sendiri oleh siswa, sesuai
dengan kebutuhan, kemampuan dan kesempatan yang tersedia.

5. Siswa Memiliki Gaya Belajarnya Sendiri

Siswa memiliki cara atau gaya belajar yang tepat untuk dirinya sendiri.

6. Evaluasi Belajar

Evaluasi hasil belajar dilakukan oleh siswa sendiri

D. Strategi Metode Pembelajaran Mandiri

14
Husni Idris, “Pembelajaran model blended learning,” Jurnal Ilmiah Iqra’ 5, no. 1 (2018).

10
Strategi metode pembelajaran mandiri adalah strategi pembelajaran yang
bertujuan untuk membangun inisiatif siswa, kemandirian, dan peningkatan diri
siswa. Dalam penerapannya, belajar mandiri dapat dilakukan dengan teman atau
dengan kelompok. Perubahan paradigma dalam proses kegiatan belajar yang
awalnya berpusat kepada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa.15

Metode ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk dapat terlibat secara
aktif dalam proses kegiatan belajar. Dalam proses kegiatan belajar yang berpusat
pada siswa, maka siswa akan memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk belajar
secara mandiri, yang mana pada akhirnya dapat meningkatkan mutu kualitas siswa
itu sendiri.

Adapun bagian terpenting dari konsep strategi pembelajaran mandiri yaitu


setiap siswa harus mampu mengidentifikasi sumber informasi yang mana sangat
dibutuhkan untuk memperlancar kegiatan belajar. Adapun strategi-strategi
metode pembelajaran mandiri sebagai berikut;

1. Tempat Belajar yang Strategis

Pembelajaran mandiri bisa dilakukan di sekolah, rumah, maupun di


perpustakaan. Untuk melaksanakan pembelajaran ini, siswa dan guru harus
memastikan bahwa lingkungan belajar yang digunakan siswa tersebut nyaman dan
bisa membuat siswa lebih produktif dalam belajar. Dengan begitu, siswa bisa
melakukan proses kegiatan belajar dengan baik.

2. Waktu Belajar yang Fleksibel

Pembelajaran mandiri dapat dilakukan sesuai dengan waktu yang disesuaikan


siswa. Masing-masing siswa memiliki preserensi waktunya sendiri-sendiri, sesuai
dengan ketersediaan waktu yang mereka miliki.

3. Tempo Belajar yang Fleksibel

15
Rifky Rifky, “Strategi Guru dalam Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik di
Sekolah Dasar,” Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan 2, no. 1 (2020): 85–92.

11
Adapun tempo belajar siswa yaitu ditentukan oleh siswa itu sendiri, yang
mana sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dan kesempatan yang siswa miliki.

4. Cara Belajar yang Disesuaikan oleh Siswa

Setiap siswa memiliki cara belajar yang tepat untuk dirinya sendiri. Siswa
yang mengikuti metode pembelajaran mandiri perlu menemukan terlebih dulu
bagaimana tipe dirinya. Setelah itu, dia akan lebih mudah dalam menentukan cara
belajar yang cocok dengan keadaan dan kemampuannya sendiri.

5. Evaluasi Hasil Belajar

Untuk evaluasi hasil belajar, siswa akan melakukan hal itu sendiri. Dengan
membandingkan antara tujuan belajar dan hasil yang telah dicapainya siswa dapat
mengetahui sejauh mana letak keberhasilan mereka.

E. Manfaat Metode Pembelajaran Mandiri

Metode pembelajaran mandiri dikembangkan untuk meningkatkan tanggung


jawab siswa dalam proses kegiatan belajarnya sendiri. Tanggung jawab siswa
dalam proses kegiatan belajar tersebut dapat meningkatkan motivasi siswa dalam
memutuskan apa yang perlu mereka lakukan dalam kegiatan belajar tersebut.
Adapun tugas guru dalam metode pembelajaran mandiri ini yaitu sebagai
fasilitator, yaitu menjadi orang yang siap membantu siswa bila diperlukan.16

Bentuk bantuan yang dapat diberikan yaitu seperti menentukan tujuan belajar,
memilih bahan dan media belajar, serta dalam memecahkan permasalahan yang
tidak dapat diselesaikan siswa sendiri. Adapun manfaat dari metode pembelajaran
mandiri adalah;

1. Melatih Siswa Menentukan Tujuan Pembelajarannya Sendiri

16
Aiman Faiz, Anis Pratama, dan Imas Kurniawaty, “Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Program
Guru Penggerak pada Modul 2.1,” Jurnal Basicedu 6, no. 2 (2022): 2846–53.

12
Metode pembelajaran ini secara tidak langsung melatih rasa tanggung jawab
siswa terhadap proses pembelajarannya sendiri. Siswa tidak hanya dilatih untuk
bisa belajar secara mandiri saja, tetapi siswa juga dilatih untuk bisa merencanakan
kegiatan pembelajarannya sendiri dan bertanggungjawab terhadap rencana yang
sudah dibuatnya.

2. Meningkatkan Kreativitas Siswa

Pada kesempatan ini siswa dilatih untuk bisa aktif dan kreatif dalam mencari
sumber belajarnya sendiri. Siswa diberi kesempatan untuk menggali dan mencari
berbagai macam sumber belajar yang dapat membantu mereka dalam kegiatan
belajar. Seperti yang kita ketahui, pada umumnya sumber belajar yang didapat
siswa hanya berasal dari perpustakaan dan buku pelajaran yang dipegang siswa
dalam kegiatan belajar di kelas.

3. Membantu Siswa Mengenal Dirinya Sendiri

Metode ini dapat membantu siswa untuk sadar dan mengenal dirinya sendiri.
Kesadaran diri ini berkaitan dengan kemampuan, bakat, dan minat yang dimiliki
siswa atas pengetahuan, dan juga berkaitan dengan tipe belajar yang sesuai
dengan karakteristiknya sendiri.

F. Kelebihan Metode Pembelajaran Mandiri

Berikut adalah kelebihan dari menggunakan metode pembelajaran mandiri


dalam proses kegiatan belajar, yaitu sebagai berikut:17

1. Siswa mendapat kesempatan dalam menyelesaikan pelajaran sesuai


dengan tingkat kemampuan yang mereka miliki.
2. Meningkatkan rasa percaya diri dan tanggung jawab siswa. Metode
belajar ini akan menuntut siswa untuk mengolah proses kegiatan
belajarnya secara sendiri. Dengan begitu, mereka akan belajar arti
tanggung jawab atas pekerjaan yang telah diberikan.

17
Anggraini Diah Puspitasari, “Penerapan media pembelajaran fisika menggunakan modul cetak
dan modul elektronik pada siswa SMA,” JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar 7, no. 1 (2019): 17–25.

13
3. Siswa akan mendapatkan kepuasan belajar melalui tugas-tugas
yang sudah diselesaikan.
4. Mendapatkan pengalaman dan keterampilan baru dalam
melaksanakan metode pembelajaran mandiri.

G. Kelemahan Metode Pembelajaran Mandiri

Adapun kelemahan metode pembelajaran mandiri, yaitu sebagai berikut:18

1. Mengurangi interaksi antara guru dengan siswa dalam proses


kegiatan belajar.
2. Metode ini tidak cocok untuk semua siswa atau guru.
3. Siswa masih kurang disiplin dalam menjalankan pembelajaran
mandiri tersebut, ditambah lagi dengan rasa malas pada belajar yang mana
akan memperlambat proses kegiatan belajar siswa.
4. Metode belajar ini hanya cocok untuk siswa yang sudah dewasa,
karena mereka sudah lebih terlatih untuk bersikap secara mandiri.

H. Kesimpulan

Daftar Pustaka

ABRAHAM, ALAN, Sri Anitah, dan Nunuk Suryani. “Implementasi Metode


Pembelajaran Teman Sejawat dengan Strategi Pemahaman Cepat untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Bahasa Inggris
Kelas XI di Smk Negeri 1 Bawang Banjarnegara.” Jurnal Teknologi
Pendidikan dan Pembelajaran 2, no. 3 (2014): 219289.

Amalia, Ridha Nurcahyani. “Pengaruh Model Pembelajaran dan Kemandirian


Belajar terhadap Kemampuan Representasi Matematis.” ALFARISI:
Jurnal Pendidikan MIPA 3, no. 1 (2022).

18
Vicky Dwi Wicaksono dan Putri Rachmadyanti, “Pembelajaran blended learning melalui google
classroom di sekolah dasar,” 2017.

14
Arwita, Widya, Zulkifli Simatupang, dan O Oktavianingsih. “Pembelajaran
Mandiri Menggunakan Modul Berbasis 6 Tugas untuk Mahasiswa Calon
Guru Biologi pada Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar.” Jurnal Pelita
Pendidikan 7, no. 4 (2020).

Faiz, Aiman, Anis Pratama, dan Imas Kurniawaty. “Pembelajaran Berdiferensiasi


dalam Program Guru Penggerak pada Modul 2.1.” Jurnal Basicedu 6, no.
2, 2022.

Hardianto, Deni. “Mendesain Komputer Sebagai Media Alternatif Belajar


Mandiri.” Majalah Ilmiah Pembelajaran 3, no. 2, 2007.

Idris, Husni. “Pembelajaran model blended learning.” Jurnal Ilmiah Iqra’ 5, no. 1
(2018).
Indrayany, Eka Sri, dan Fajar Lestari. “Penerapan Pembelajaran Blended Learning
untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Mandiri Siswa Kelas VII SMP
pada Materi Perbandingan.” DIKSI: Jurnal Kajian Pendidikan dan Sosial
2, no. 2, 2021.
Kosasih, E. Pengembangan bahan ajar. Bumi Aksara, 2021.
Kusumawati, Naniek, dan Endang Sri Maruti. Strategi belajar mengajar di
sekolah dasar. Cv. Ae Media Grafika, 2019.

Oishi, Ivonne Ruth Vitamaya. “Pentingnya belajar mandiri bagi peserta didik di
perguruan tinggi.” IKRA-ITH HUMANIORA: Jurnal Sosial Dan
Humaniora 4, no. 12020.

Puspitasari, Anggraini Diah. “Penerapan media pembelajaran fisika menggunakan


modul cetak dan modul elektronik pada siswa SMA.” JPF (Jurnal
Pendidikan Fisika) Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar 7, no. 1,
2019.

Rasyid, Harun. “Membangun generasi melalui pendidikan sebagai investasi masa


depan.” Jurnal Pendidikan Anak 4, no. 1, 2015.

Rifky, Rifky. “Strategi Guru dalam Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta


Didik di Sekolah Dasar.” Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan 2, no. 1, 2020.

Sudiapermana, Elih. “Pendidikan Informal.” Jurnal Pendidikan Luar Sekolah 4,


no. 2 (2009).

15
Sugianto, Irfan, Savitri Suryandari, dan Larasati Diyas Age. “Efektivitas model
pembelajaran inkuiri terhadap kemandirian belajar siswa di rumah.”
Jurnal Inovasi Penelitian 1, no. 3, 2020.

Sutisna, Anan. “Pengembangan model pembelajaran blended learning pada


pendidikan kesetaraan program paket c dalam meningkatkan kemandirian
belajar.” JTP-Jurnal Teknologi Pendidikan 18, no. 3, 2016.

Wicaksono, Vicky Dwi, dan Putri Rachmadyanti. “Pembelajaran blended learning


melalui google classroom di sekolah dasar,” 2017.

Zainuddin, Zainuddin. “Implementasi Andragogi di Pondok Pesantren Mahasiswa


Al-Hikam Malang,” 2014.

16

Anda mungkin juga menyukai