Abstrak
Makalah ini membahas tentang metode belajar mandiri, yang merupakan
pendekatan pendidikan yang memberikan tanggung jawab belajar kepada
individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi konsep, prinsip, dan
manfaat dari metode belajar mandiri dalam konteks pendidikan.
Dalam makalah ini, penulis mengkaji berbagai teori dan pendekatan yang
mendukung metode belajar mandiri, termasuk konstruktivisme, teori
pembelajaran kognitif, dan pendekatan pembelajaran berbasis masalah. Penulis
juga membahas bagaimana metode belajar mandiri dapat diterapkan dalam
lingkungan pendidikan formal, seperti sekolah dan perguruan tinggi, serta dalam
konteks pendidikan nonformal.
Metode belajar mandiri melibatkan pemberian kebebasan kepada individu
untuk mengatur dan mengarahkan proses belajar mereka sendiri. Hal ini
melibatkan pengembangan keterampilan belajar, seperti pemecahan masalah,
pengorganisasian informasi, dan pemantauan kemajuan diri. Selain itu, metode
belajar mandiri juga mendorong motivasi intrinsik dan pengembangan
kemandirian siswa.
Makalah ini juga menyoroti manfaat dari metode belajar mandiri. Metode ini
dapat meningkatkan kemampuan belajar seumur hidup, mengembangkan
kreativitas dan inovasi, serta membantu individu menjadi pembelajar yang aktif
dan bertanggung jawab. Selain itu, metode belajar mandiri dapat mempersiapkan
individu untuk menghadapi tantangan di dunia nyata dan mempromosikan
pembelajaran sepanjang hayat.
Namun, penerapan metode belajar mandiri juga menghadapi beberapa
tantangan. Tantangan ini meliputi penyesuaian kurikulum dan peran guru,
pemantauan kemajuan individu, dan pendukungan yang tepat dari lingkungan
pendidikan. Oleh karena itu, makalah ini juga membahas strategi dan langkah-
langkah yang dapat diambil untuk mengatasi tantangan dalam menerapkan metode
belajar mandiri.
Melalui analisis yang komprehensif tentang metode belajar mandiri,
diharapkan makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang
pendekatan ini dan manfaatnya dalam konteks pendidikan. Penerapan metode
belajar mandiri yang efektif dapat membantu menciptakan pembelajaran yang
berpusat pada siswa, meningkatkan kualitas pendidikan, dan menghasilkan
pembelajar yang kompeten dan mandiri.
1
Pendahuluan
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat diperlukan manusia dalam
kehidupannya dalam menghadapi perkembangan zaman. Bahkan pendidikan
sudah berlangsung sejak dalam kandungan sampai masuk keliang lahat. Akan
tetapi pada kenyataannya apa yang ingin dicapai melalui pendidikan jauh dari apa
yang diharapkan. Konsep pendidikan terutama pendidikan formal hanya sebatas
pada pemberian pengetahuan serta wawasan saja. Sedangkan saat ini kemampuan
seperti kompetensi khusus menjadi satu. Sebagaimana yang telah dijelaskan
dalam Undang- Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pendidikan dapat bersifat formal, nonformal dan informal. Pendidikan nonformal
adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal, yang dapat dilaksanakan secara
terstruktur dan berjenjang, seperti kejar paket A. Kejar.1
1
Harun Rasyid, “Membangun generasi melalui pendidikan sebagai investasi masa depan,” Jurnal
Pendidikan Anak 4, no. 1 (2015).
2
Elih Sudiapermana, “Pendidikan Informal,” Jurnal Pendidikan Luar Sekolah 4, no. 2 (2009).
2
pelaksanaan ter koordinir serta proses penilaian hasil yang akurat, sehingga
peserta didik mampu mencapai standar kompetensi yang diharapkan. Untuk
mendukung pelaksanaan pembelajaran mandiri tersebut maka dibutuhkan
rancangan demi mempermudah tutor dalam melakukan pembelajaran mandiri.3
Peserta didik terkadang salah mengartikan konsep belajar mandiri itu sendiri,
peserta didik sering berpikir bahwa belajar mandiri itu harus belajar sendiri.
Belajar mandiri berarti belajar dengan inisiatif sesuai dengan kebutuhan
belajarnya baik bersama tutor ataupun tanpa tutor yang terus mendampingi.
Sesuai dengan konsep belajar mandiri, bahwa seorang peserta didik diharapkan
dapat menyadari bahwa hubungan antara tutor dengan dirinya tetap ada, namun
hubungan tersebut diwakili oleh bahan ajar atau media belajar, mengetahui konsep
belajar mandiri, mengetahui kapan ia harus meminta tolong, kapan ia
membutuhkan bantuan dan dukungan dari tutor serta mengetahui kepada siapa
dan dari mana ia dapat atau harus memperoleh bantuan dan dukungan.
Pembahasan
3
Widya Arwita, Zulkifli Simatupang, dan O Oktavianingsih, “Pembelajaran Mandiri
Menggunakan Modul Berbasis 6 Tugas untuk Mahasiswa Calon Guru Biologi pada Mata Kuliah
Strategi Belajar Mengajar,” Jurnal Pelita Pendidikan 7, no. 4 (2020).
4
Ivonne Ruth Vitamaya Oishi, “Pentingnya belajar mandiri bagi peserta didik di perguruan
tinggi,” IKRA-ITH HUMANIORA: Jurnal Sosial Dan Humaniora 4, no. 1 (2020): 108–12.
3
A. Pengertian Metode Pembelajaran Mandiri
Belajar mandiri adalah kemampuan yang tidak hanya berkaitan dengan suatu
pembelajaran saja, tetapi lebih berkaitan dengan bagaimana proses belajar tersebut
dilaksanakan. Kegiatan belajar mandiri akan membentuk kegiatan belajar yang
menitikberatkan pada kesadaran belajar siswa dan lebih memberi keleluasaan
siswa dalam menentukan sendiri cara belajar dan apa yang ingin mereka pelajari.
Sehingga bisa dikatakan bahwa kegiatan belajar mandiri ini berkaitan erat dengan
perilaku siswa dalam melakukan kegiatan pembelajarannya sendiri.6
5
Anan Sutisna, “Pengembangan model pembelajaran blended learning pada pendidikan kesetaraan
program paket c dalam meningkatkan kemandirian belajar,” JTP-Jurnal Teknologi Pendidikan 18,
no. 3 (2016): 156–68.
6
Naniek Kusumawati dan Endang Sri Maruti, Strategi belajar mengajar di sekolah dasar (Cv. Ae
Media Grafika, 2019).
4
keahlian, prestasi dan pengembangan bagi diri individu yang diawali dengan
inisiatif sendiri, hal tersebut dilakukan oleh siswa dengan belajar bagaimana
perencanaan belajar sendiri dan dilakukan sendiri, menyadari kebutuhan belajar,
tujuan belajar, membuat strategi belajar, dan menilai hasil belajar. 7
5
1. Sumber Belajar
2. Tempat Belajar
Kegiatan belajar yang dapat dilakukan dimana saja dengan situasi yang
kondusif untuk kegiatan belajar, contohnya seperti sekolah, rumah, perpustakaan
dan lain sebagainya.
3. Cara Belajar
Cara belajar dapat ditentukan dengan menyesuaikan tipe belajar siswa dan
kemampuan belajar siswa.
Evaluasi belajar dilakukan oleh siswa atau pembelajar itu sendiri dengan cara
membandingan antara tujuan belajar dengan hasil belajar yang telah dicapainnya,
sehinggga akan diketahui sejauh mana keberhasilan belajarnya.
1. Menumbuhkan Motivasi
Hal pertama yang harus dilakukan adalah menetapkan motivasi, salah satu
cara untuk meningkatkan motivasi adalah dengan menemukan jawaban dari
pertanyaan – pertanyyan yang dapat diajukan kepada dirinya sendiri.
2. Menetapkan Target
159–70.
6
3. Tidak Bergantung Pada Teman
Siswa harus memiliki keyakinan dan percaya diri yang tinggi untuk mampu
dalam menjalankan kegiatan pembelajaran dan serius dalam belajar.
Siswa dapat melakukan latihan soal dengan memanfaatkan soal – soal yang
pernah dipelajarinya atau bahkan soal dengan materi yang belum diajarkan.
Salah satu cara bagi siswa untuk menguasai materi adalah dengan membuat
ringkasan materi dalam pembelajaran, hal tersebut dapat membantu siswa untuk
dapat lebih berani mengeksplorasi materi dan memperluas pengembangan
pengetahuannya.
Selain itu juga terdapat beberapa ciri – ciri belajar mandiri menurut Jerold E
Kemp yaitu sebagai berikut :
7
Adapun metode-metode pada strategi pembelajaran yang dapat digunakan
menurut Suryani (2014), antara lain sebagai berikut:13
Metode ini adalah salah satu elemen yang dapat melibatkan siswa untuk bisa
bersifat aktif dalam proses kegiatan belajar. Metode ini dapat digunakan ketika
siswa ditugaskan untuk menggali ide, menyimpulkan poin-poin penting,
meningkatkan skill dan pengetahuan siswa, menyelesaikan permasalahan, serta
juga dapat digunakan ketika siswa ingin mengkaji kembali topik yang dipelajari di
hari sebelumnya.
2. Simulation
3. Discovery Learning
4. Self-directed Learning
5. Cooperative Learning
13
ALAN ABRAHAM, Sri Anitah, dan Nunuk Suryani, “Implementasi Metode Pembelajaran
Teman Sejawat dengan Strategi Pemahaman Cepat untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
pada Pembelajaran Bahasa Inggris Kelas XI di Smk Negeri 1 Bawang Banjarnegara,” Jurnal
Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran 2, no. 3 (2014): 219289.
8
Cooperative learning adalah metode belajar berkelompok yang dirancang
guru untuk memecahkan suatu kasus atau dengan mengerjakan tugas. Metode ini
bermanfaat untuk mengasah kebiasaan belajar aktif siswa, menanam rasa
tanggung jawab siswa, serta mengasah kemampuan dan keterampilan siswa untuk
dalam bersosialisasi dan bekerjasama.
6. Contextual Instruction
9. Collaborative Learning
Belajar mandiri bukan berarti siswa belajar secara individual, akan tetapi
belajar yang menuntut kemandirian siswa untuk belajar. Kemandirian ini dapat
membantu siswa dalam menentukan tujuan belajar, sumber belajar, materi yang
9
dipelajarinya, dan bagaimana siswa mempelajari materi tersebut tanpa diatur guru
secara ketat.
Siswa memiliki kesempatan dalam memilih sumber dan media belajar yang
akan mereka gunakan dalam pembelajaran.
Kecepatan belajar dan intensitas belajar ditentukan sendiri oleh siswa, sesuai
dengan kebutuhan, kemampuan dan kesempatan yang tersedia.
Siswa memiliki cara atau gaya belajar yang tepat untuk dirinya sendiri.
6. Evaluasi Belajar
14
Husni Idris, “Pembelajaran model blended learning,” Jurnal Ilmiah Iqra’ 5, no. 1 (2018).
10
Strategi metode pembelajaran mandiri adalah strategi pembelajaran yang
bertujuan untuk membangun inisiatif siswa, kemandirian, dan peningkatan diri
siswa. Dalam penerapannya, belajar mandiri dapat dilakukan dengan teman atau
dengan kelompok. Perubahan paradigma dalam proses kegiatan belajar yang
awalnya berpusat kepada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa.15
Metode ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk dapat terlibat secara
aktif dalam proses kegiatan belajar. Dalam proses kegiatan belajar yang berpusat
pada siswa, maka siswa akan memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk belajar
secara mandiri, yang mana pada akhirnya dapat meningkatkan mutu kualitas siswa
itu sendiri.
15
Rifky Rifky, “Strategi Guru dalam Menumbuhkan Kemandirian Belajar Peserta Didik di
Sekolah Dasar,” Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan 2, no. 1 (2020): 85–92.
11
Adapun tempo belajar siswa yaitu ditentukan oleh siswa itu sendiri, yang
mana sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dan kesempatan yang siswa miliki.
Setiap siswa memiliki cara belajar yang tepat untuk dirinya sendiri. Siswa
yang mengikuti metode pembelajaran mandiri perlu menemukan terlebih dulu
bagaimana tipe dirinya. Setelah itu, dia akan lebih mudah dalam menentukan cara
belajar yang cocok dengan keadaan dan kemampuannya sendiri.
Untuk evaluasi hasil belajar, siswa akan melakukan hal itu sendiri. Dengan
membandingkan antara tujuan belajar dan hasil yang telah dicapainya siswa dapat
mengetahui sejauh mana letak keberhasilan mereka.
Bentuk bantuan yang dapat diberikan yaitu seperti menentukan tujuan belajar,
memilih bahan dan media belajar, serta dalam memecahkan permasalahan yang
tidak dapat diselesaikan siswa sendiri. Adapun manfaat dari metode pembelajaran
mandiri adalah;
16
Aiman Faiz, Anis Pratama, dan Imas Kurniawaty, “Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Program
Guru Penggerak pada Modul 2.1,” Jurnal Basicedu 6, no. 2 (2022): 2846–53.
12
Metode pembelajaran ini secara tidak langsung melatih rasa tanggung jawab
siswa terhadap proses pembelajarannya sendiri. Siswa tidak hanya dilatih untuk
bisa belajar secara mandiri saja, tetapi siswa juga dilatih untuk bisa merencanakan
kegiatan pembelajarannya sendiri dan bertanggungjawab terhadap rencana yang
sudah dibuatnya.
Pada kesempatan ini siswa dilatih untuk bisa aktif dan kreatif dalam mencari
sumber belajarnya sendiri. Siswa diberi kesempatan untuk menggali dan mencari
berbagai macam sumber belajar yang dapat membantu mereka dalam kegiatan
belajar. Seperti yang kita ketahui, pada umumnya sumber belajar yang didapat
siswa hanya berasal dari perpustakaan dan buku pelajaran yang dipegang siswa
dalam kegiatan belajar di kelas.
Metode ini dapat membantu siswa untuk sadar dan mengenal dirinya sendiri.
Kesadaran diri ini berkaitan dengan kemampuan, bakat, dan minat yang dimiliki
siswa atas pengetahuan, dan juga berkaitan dengan tipe belajar yang sesuai
dengan karakteristiknya sendiri.
17
Anggraini Diah Puspitasari, “Penerapan media pembelajaran fisika menggunakan modul cetak
dan modul elektronik pada siswa SMA,” JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar 7, no. 1 (2019): 17–25.
13
3. Siswa akan mendapatkan kepuasan belajar melalui tugas-tugas
yang sudah diselesaikan.
4. Mendapatkan pengalaman dan keterampilan baru dalam
melaksanakan metode pembelajaran mandiri.
H. Kesimpulan
Daftar Pustaka
18
Vicky Dwi Wicaksono dan Putri Rachmadyanti, “Pembelajaran blended learning melalui google
classroom di sekolah dasar,” 2017.
14
Arwita, Widya, Zulkifli Simatupang, dan O Oktavianingsih. “Pembelajaran
Mandiri Menggunakan Modul Berbasis 6 Tugas untuk Mahasiswa Calon
Guru Biologi pada Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar.” Jurnal Pelita
Pendidikan 7, no. 4 (2020).
Idris, Husni. “Pembelajaran model blended learning.” Jurnal Ilmiah Iqra’ 5, no. 1
(2018).
Indrayany, Eka Sri, dan Fajar Lestari. “Penerapan Pembelajaran Blended Learning
untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Mandiri Siswa Kelas VII SMP
pada Materi Perbandingan.” DIKSI: Jurnal Kajian Pendidikan dan Sosial
2, no. 2, 2021.
Kosasih, E. Pengembangan bahan ajar. Bumi Aksara, 2021.
Kusumawati, Naniek, dan Endang Sri Maruti. Strategi belajar mengajar di
sekolah dasar. Cv. Ae Media Grafika, 2019.
Oishi, Ivonne Ruth Vitamaya. “Pentingnya belajar mandiri bagi peserta didik di
perguruan tinggi.” IKRA-ITH HUMANIORA: Jurnal Sosial Dan
Humaniora 4, no. 12020.
15
Sugianto, Irfan, Savitri Suryandari, dan Larasati Diyas Age. “Efektivitas model
pembelajaran inkuiri terhadap kemandirian belajar siswa di rumah.”
Jurnal Inovasi Penelitian 1, no. 3, 2020.
16