Anda di halaman 1dari 9

LINGKUNGAN BELAJAR ABAD 21

SEL.03.2-T2-4 Ruang Kolaborasi

Kelompok SDN Kalitanjung 1 :


1. Mochamad Hafizh Restiyanto
2. Pegi Yuliawati
1. Peran teknologi dan media dalam pembelajaran
Teknologi pada abad 21 ini memiliki peran yang sangat penting, di era indrustri 4.0
teknologi berkembang pesat penggunaannya. Teknologi dapat mempermudah aktivitas
manusia dalam kegiatan bekerjanya. Seperti hal penggunaan teknologi dalam Pendidikan,
teknologi di pendidikan menunjang pembelajaran menjadi interaktif dan menyenangkan,
sesuai dengan kurikulum merdeka setiap pendidikan pembelajaran memberikan keleluasaan
kepada pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan
dan lingkungan belajar peserta didik. Menurut Surani, (2019) teknologi pendidikan sangat
perperan pada revolusi pendidikan yang terjadi, terutama dalam revolusi pendidikan
abad-21 dan khususnya dalam revolusi keempat yang dinamakan dengan pendidikan 4.0
(four poin zero). Pada tahap ini fungi guru bukan sebagai sentral dalam proses pembelajaran,
namun berubah menjadi students-centered dimana guru hanya menjadi fasilitator bagi
penyediaan kebutuhan belajar peserta didik dalam upaya menyiapkan sumber dan media
pembelajaran

Pembelajaran berkualitas dikolaborasikan dengan penggunaan teknologi dan media


pembelajaran, pendidik menyiapkan bahan ajar berupa buku guru untuk merancang modul
ajar dan pendidik menyiapkan media powerpoint, video pembelajaran. Teknologi yang
digunakan laptop dan proyektor. Teknologi laptop ini berfungsi menampilkan pembelajaran
di proyektor dan diperlihatkan dilayar agar peserta didik mudah melihatnya.

Menurut Yaumi, (2018) Peran teknologi pada pembelajaran adalah memfasilitasi


terbentuknya hubungan secara kolaboratif dan membangun makna dalam konteks yang
lebih mudah dipahami. Secara detail, teknologi dapat diarahkan untuk :

1. Membangun jaringan komunikas kolaboratif antara guru, dosen, siswa dan sumber
belajar. Beberapa aplikasi online yang bisa dipakai untuk telekomunikasi
adalah skype, yahoo messenger, facebook, zoom, gopglemeet dan jaringan lain yang
dipakai.
2. Menyediakan berbagai lingkungan penyelesaian masalah yang rumit, realistik, dan aman.
Teknologi yang dapat digunakan untuk menyediakan lingkungan yang nyaman
adalah hypermedia & software yang dapat digunakan untuk menciptakan projek.
3. Membangun dan membentuk makna secara aktif melalui internet untuk mencari
riset mutakhir, foto, video. Hal ini bisa membantu siswa bukan hanya menikmati
penelusuran, melainkan bisa belajar dan memahami serta tahu apa yang dipelajarinya.
2. Langkah-langkah dalam mewujudkan guru profesional dan guru digital
Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
mengamatkan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan Pendidikan
menengah. Hal yang perlu dibutuhkan untuk pengembangan profesionalisme guru adalah
program pengembangan profesionalisme guru. Untuk itu, Guru pintar harus tahu cara
meningkatkan profesionalisme guru. Cara meningkatkan profesionalisme guru dapat
dilakukan dengan berbagai cara. Upaya meningkatkan profesionalisme guru harus didukung
banyak pihak seperti: pemerintah, instansi tempat Guru pintar mengajar, dan diri Guru pintar
sendiri. Berikut ini adalah enam cara meningkatkan profesionalisme guru:
a. Melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi
Salah satu upaya pemerintah meningkatkan profesionalisme guru adalah dengan
kualifikasi dan persyaratan jenjang pendidikan yang lebih tinggi bagi tenaga pengajar
mulai tingkat persekolahan sampai perguruan tinggi. Pemerintah juga mengadakan
program-program sehingga guru memiliki akuntabilitas yang memadai untuk
menjalankan perang dan fungsinya dalam mendidik siswa.
b. Aktif mengikuti kegiatan KKG (Kelompok Kerja Guru) dan Komunitas Guru.
Strategi pengembangan profesi guru dapat dilakukan dengan mengikuti kegiatan-
kegiatan yang bertujuan untuk meng-upgrade kemampuan dan keterampilan guru.
Untuk mendapatkan inspirasi tidak harus belajar dari seorang profesor atau orang
yang memiliki gelar lebih tinggi dari kita. Justru belajar dari sesama guru yang sudah
berhasil mempraktikkan strategi atau terobosan besar adalah pembelajaran sangatlah
penting karena tidak hanya sekedar teori saja.
c. Mengikuti pelatihan yang mendukung kualitas pembelajaran
Pembinaan dan pengembangan profesi guru dapat dilakukan dengan mengikuti
pelatihan- pelatihan. Saat ini banyak sekali pelatihan-pelatihan yang ditujukan untuk
meningkatkan profesionalitas guru baik secara online maupun offline. Guru pintar
dapat mengikuti berbagai pelatihan yang mengajarkan berbagai keterampilan untuk
menunjang pembelajaran seperti pelatihan IT, menggambar, coding, dan lain
sebagainya. Jadi untuk menjadi guru yang professional Guru pintar tidak melulu
belajar tentang strategi pembelajaran tetapi harus diimbangi dengan keterampilan
lainnya juga.
d. Banyak Membaca.
Buku adalah salah satu sumber belajar tidak hanya bagi siswa, tetapi bagi guru juga.
Jangan sampai Guru pintar hanya menyuruh siswa untuk gemar membaca tanpa
memberikan teladan pada mereka. Guru pintar dapat membaca buku-buku yang
mengandung pengetahuan seputar konten pelajaran, kompetensi pedagogik, cara
berkomunikasi, dan lain sebagainya. Sumber bacaan dapat berasal dari perpustakaan
sekolah, koleksi pribadi, artikel, dan juga buku digital yang dapat diakses dengan
internet.
e. Peer Observation and Evaluation.
Bentuk kegiatan yang dapat meningkatkan kompetensi guru adalah melalui kegiatan
peer observation and evaluation. Guru pintar tidak perlu malu meminta masukan dari
rekan sejawat tentang cara mengajar, media yang Guru pintar buat, dan juga penilaian
yang Guru pintar laksanakan. Jika ada rekan yang dianggap memiliki keterampilan
atau pengetahuan lebih, jangan segan untuk meminta izin melakukan observasi atau
bertanya.
f. Membuat Karya Tulis.
Hal yang perlu dibutuhkan guru agar berkembang selain mengikuti seminar,membaca
buku, dan bertanya pada orang lain adalah dengan membuat karya tulis. Sebagai
seorang guru, Guru pintar sangat dianjurkan untuk banyak menulis, terutama
mengenai tema pendidikan dan pengajaran. Hasil karya tulisan Guru pintar yang
berupa penelitian, artikel, jurnal, atau praktik baik pengajaran dapat dijadikan
dokumentasi atas apa saja yang telah guru pintar lakukan dan juga salah satu metode
untuk meningkatkan kemampuan Guru pintar dalam menuangkan konsep-konsep dan
gagasan. Tanpa Guru pintar sadari karya tulis yang Guru pintar hasilkan dapat
dijadikan portofolio atau bahkan menjadi sumber inspirasi bagi guru-guru lainnya.
Kita harus paham bahwa keenam langkah cara meningkatkan kompetensi profesional
guru di atas tidak akan berhasil tanpa kemauan dan komitmen yang kuat. Jangan
bosan memotivasi diri sendiri untuk menjadi seorang guru yang lebih baik lagi.
Perkembangan zaman dari masa ke masa sangatlah pesat, terlebih dalam hal
teknologi. Perkembangan teknologi yang terjadi tidak dapat terlepas dari berbagai
bidang, termasuk bidang pendidikan. teknologi dalam hal pendidikan juga terus
berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Guru harus sering menggunakan
peralatan yang tersedia untuk tujuan meningkatkan kemampuan profesionalisme,
seperti word processing untuk menyiapkan lembar tugas, Spreadsheets untuk
mengelola daftar kelas, dan jika internet tersedia juga digunakan untuk mencari
informasi atau berkomunikasi lewat e-mail.Guru mengembangkan literasi TIK dan
belajar bagaimana menerapkan TIK untuk tugas pribadi dan profesional, lebih
menekankan pada mempelajari penggunaan peralatan dan aplikasi, menjadi peduli
terhadap potensi TIK untuk pengajaran di masa yang akan datang. Praktek pengajaran
di kelas masih sangat berpusat pada guru (teacher centered). Perangkat digital
memperluas dan meningkatkan kemampuan guru untuk memenuhi berbagai peran dan
tanggung jawab yang terkait dengan sosok seorang pendidik.
Perangkat teknologi lebih memungkinkan guru untuk merencanakan dan memberikan
pengajaran interaktif sambil berpartisipasi dalam komunitas praktik global dengan sesama
pendidik. Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam mewujudkan harapan tersebut dengan
cara terus mengembangkan diri, kompetensi diri, dan kemampuan baik softskill dan hardskill.
Selain itu saya juga akan terbuka akan perkembangan teknologi yang terjadi, dengan terus
belajar, menggali informasi dan meningkatkan diri tentang dunia digital. Bentuk atau aksi
nyata yang akan saya lakukan sebagai contoh, belajar tentang digital dalam dunia pendidikan,
pengembangan teknologi dalam hal pendidikan, dan menerapkan teknologi pendidikan. Saya
juga akan mencari informasi tentang perkembangan teknologi dari berbagai sumber, sehingga
tidak terpaku dengan sumber-sumber tertentu. Berikut hal yang tidak bisa terlepas dari guru
digital, antara lain :
a. Pembelajaran guru digital
Pembelajaran guru "digital" mencakup media dan interaktif. Presentasi pembelajaran
dengan mulus mengintegrasikan video dan audio digital yang dialirkan dari file
berbasis Internet yang berasal dari klip pendek yang menunjukkan konsep tertentu
hingga film dokumenter berdurasi penuh.
b. Alat Penilaian Seluler
Perangkat digital seluler, seperti ponsel pintar dan tablet, memungkinkan guru
merekam data penilaian peserta didik secara langsung ke perangkat seluler yang
mentransfer data ke komputer untuk pembuatan laporan. Misalnya, perangkat digital
seluler digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang kinerja akademik peserta
didik.
c. Komunitas praktek Guru digital
Berpartisipasi dalam kegiatan komunitas praktik (CoP), di mana kelompok pendidik
dengan tujuan bersama dari seluruh bangsa dan seluruh dunia berbagi ide dan sumber
belajar. Interaksi berbasis internet ini memungkinkan guru untuk berkolaborasi dan
bertukar ide dan materi.
d. Standar teknologi untuk Guru.
Standar untuk Guru memberikan pedoman dasar untuk menjadi apa yang kita sebut
guru digital (ISTE, 2012b). Setiap bab dari teks mencakup bagian pengembangan
professional untuk membantu menekankan pentingnya standar teknologi dan untuk
membangun pengetahuan dan keterampilan dengan mendemonstrasikan keterampilan
profesional dan membangun kegiatan portofolio profesional yang secara langsung
terkait dengan standar guru digital.
e. Standar kurikulum.
Semua guru diharapkan untuk mempertimbangkan hasil belajar bagi peserta didiknya
berdasarkan standar kurikulum. Hasil ini sering menjadi bagian dari praktik penilaian
skala besar yang memastikan bahwa semua peserta didik memiliki konten
pengetahuan dan keterampilan yang sama.
3. Bentuk- bentuk media dan teknologi yang pernah bapak/ibu gunakan disekolah
masing-masing
Teknologi yang digunakan Format Media Bahan Ajar yang Digunakan Teknologi
Informasi Teks, audio, dan visual Slide Powerpoint, infografis, peta konsep (mindmap),
LKPD Audio video Youtube dan pembelajaran. Teknologi Komunikasi Aplikasi Whatsapp,
zoom meeting,gogle meet, instagram penggunaan haknya terhadap subjek lain yang
menggangu atau yangmenggunakannya tidak dengan cara yang diperkenankan oleh aturan
hukum.Pasal 12 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 mengatakan bahwa Ciptaan
yang dilindungi adalah Ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan,seni, dan sastra, yang
mencakup:
a. buku, program komputer, pamflet, perwajahan (lay out) karya tulis yang
diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain;
b. ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan lain yang sejenis dengan itu;
c. alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;
d. lagu atau musik dengan atau tanpa teks;
e. drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim;
f. seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, senikaligrafi,
seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan;
g. arsitektur;
h. peta;
i. seni batik;
j. fotografi;
k. sinematografi;
l. terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya lain dari hasil
pengalih wujudan.
4. Kode Etik dan Hak Cipta
Kode etik dan hak cipta Kode Etik adalah salah satu etika profesi dalam bidang TIK
dimana mereka harus mampu memilah sebuah program ataupun software yang akan mereka
pergunakan apakah legal atau illegal, karena program atau sistem operasi apapun yang akan
mereka gunakan, selalu ada aturan penggunaan atau license agreement. Hak cipta berarti
melindungi karya intelektual dan seni dalam bentuk ekspresi. Contohnya dalam bentuk
tulisan (lirik lagu, puisi, artikel atau buku), dalam bentuk gambar (foto, gambar arsitektur,
peta), dalam bentuk suara dan video (rekaman lagu, pidato, video pertunjukan, video
koreografi dll). Tujuannya melindungi hak pembuat dalam mendistribusikan, menjual atau
membuat turunan dari karya tersebut. Undang-Undang No.28 tahun 2014 tentang Hak
Cipta.Ciptaan yang tidak diberi Hak Cipta Pasal 13 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002
mengatakan bahwaciptaan yang tidak ada Hak Cipta berupa:
a. Hasil rapat terbuka lembaga-lembaga Negara;
b. Peraturan perundang-undangan;
c. Pidato kenegaraan atau pidato pejabat Pemerintah;
d. Putusan pengadilan atau penetapan hakim; atau
e. Keputusan badan arbitrase atau keputusan badan-badan sejenis lainnya
Pelanggaran Hak Cipta Suatu pelanggaran terhadap sebuah karya ciptaan terjadi apabila:
a. Terjadi pengeksploitasian (pengumuman, penggandaan dan pengedaran) untuk
kepentingan komersial sebuah karya cipta tanpa terlebih dahulu meminta izin atau
mendapatkan lisensi dari penciptanya/ atau ahli warisnya. Termasuk di dalamnya
tindakan penjiplakan.
b. Peniadaan nama pencipta pada ciptaannya.
c. Penggantian atau perubahan nama pencipta pada ciptaannya yang dilakukan tanpa
persetujuan dari pemilik hak ciptanya.
d. Penggantian atau perubahan judul sebuah ciptaan tanpa persetujuan dari penciptanya
atau ahli warisnya.
Teknologi yang digunakan Format media Bahan ajar yang
digunakan
1. Laptop 1. Powerpoint 1. Buku Guru dan
2. Proyektor 2. Video Pembelajaran Peserta didik
2. Modul Ajar

Referensi:
Yaumi, Muhammad. 2018. Media dan Teknologi Pembelajaran. Jakarta, Prenamedia
Group
Dewi Surani. 2019. Studi Literatur :Peran Teknolog Pendidikan Dalam Pendidikan 4.0.
Prosiding Seminar Naisonal Pendidikan FKIP. 2(1)
Effendi, D.,& Wahidy, A. (2019). Pemanfaatan Teknologi dalam Proses Pembelajaran
Menuju Pembelajaran Abad 21.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Program Pascasarjana Universitas PGRI Palembang,
125-129.Pasal 13 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak CiptaSani, R.
A. (2017). Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013). Jakarta:
Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai