Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Ketercapaian tujuan pembelajaran tergantung pada proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Guru harus mampu mengembangkan
kemampuan peserta didik dalam kondisi pembelajaran seperti apapun. Guru
harus selalu siap menghadapi perkembangan zaman, mengikuti perubahan
baik yang sudah direncanakan oleh pemerintah maupun perubahan yang
datang secara tiba-tiba. Seperti masa pandemi yang dialami dunia Pendidikan
mulai dari tahun 2020 menuntut guru untuk mampu mengembangkan
kompetensinya.
Menurut kamus Umum Bahasa Indonesia (WJS. Purwadarnita)
kompetensi berarti kewenangan kekuasaan untuk menentukan atau
memutuskan sesuatu hal. Pengertian dasar kompetensi yakni kemampuan atau
kecakapan. Yang dimaksud kompetensi guru dalam penelitian ini adalah
kompetensi guru yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Kompetensi guru
dapat berkembang tidak lepas dari peran Kepala Sekolah untuk selalu
meningkatkan kemampuan guru dilingkungan sekolahnya.
Datangnya masa pandemi menuntut guru untuk lebih cepat belajar dan
menguasai teknologi. Sehingga pada tahun pelajaran 2020/2021
mengharuskan sekolah mengadakan pembelajaran jarak jauh. Kemudian
diawal tahun pelajaran 2021/2022 dengan kondisi yang semakin membaik
kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas (PTM Terbatas) sudah dapat
dilakukan. Dengan kondisi semacam ini pembangunan sumber daya manusia
sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dunia industri 4.0 dan era
disrupsi teknologi. SDM yang dibutuhkan adalah yang berfikir kritis,
komunikatif, kreatif, dan inovatif serta memiliki literasi teknologi yang baik.
Pendidikan memegang peranan penting dalam menyiapkan SDM yang cerdas

1
2

dan kompetitif dalam memenuhi tantangan tersebut. Mutu pendidikan sangat


dipengaruhi oleh kompetensi kepala sekolah.
Oleh sebab itu, kepala sekolah wajib menguasai lima dimensi
kompetensi antara lain kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan
sosial, sebagaimana termuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah. Kepala Sekolah yang
memiliki kompetensi tersebut akan mampu mengelola, mengembangkan
sekolah, memberdayakan dirinya dan memacu peningkatan kinerja sekolah
yang dipimpinnya ke arah peningkatan mutu, relevansi dan daya saing
pendidikan. Hal ini sejalan dengan tugas pokok kepala sekolah (kepala satuan
pendidikan) sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun
2008 tentang Guru pasal 54 ayat (1) yang menegaskan bahwa beban kerja
kepala satuan pendidikan sepenuhnya untuk pelaksanaan tugas manajerial,
pengembangan kewirausahaan, dan supervisi kepada guru dan tenaga
kependidikan.
Tingkat kemampuan kepala sekolah dalam mengarahkan,
memberdayakan, menggerakkan, dan mengembangakan sumber daya sekolah
dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan sangat bergantung kepada
kompetensi manajerial kepala sekolah. Sedangkan kepemimpinannya harus
mencakup kepemimpinan spiritual, kepemimpinan pembelajaran dan
kepemimpinan kewirausahaan.
Kompetensi manajerial merupakan kompetensi kepala sekolah dalam
memahami sekolah sebagai sistem yang harus dipimpin dan dikelola dengan
baik, dengan memiliki pengetahuan tentang manajemen. Dengan kemampuan
dalam mengelola ini nantinya akan dijadikan sebagai pegangan cara berfikir,
cara mengelola dan cara menganalisis sekolah dengan cara berpikir seorang
kepala sekolah. Kepala sekolah juga harus memiliki kompetensi
kewirausahaan yaitu kepala sekolah harus mampu menunjukkan kemampuan
dalam menjalin kemitraan dengan pengusaha atau donatur, serta mampu
memandirikan sekolah dengan upaya berwirausaha.
3

Seorang kepala sekolah harus memiliki Kompetensi supervisi untuk


memberdayakan sumber daya sekolah termasuk guru. Salah satunya adalah
dengan melaksanakan Kegiatan bimbingan berkelanjutan terhadap guru
dengan menggunakan pendekatan dan teknik yang tepat.
Teknologi media komunikasi memang memberi kemudahan dalam
hidup. Manusia tidak perlu lagi membuang waktu, biaya dan tenaga yang
besar hanya untuk berkomunikasi dengan orang lain dimanapun mereka
berada. Akan tetapi, setiap hal atau benda pasti memiliki nilai positif dan
negatifnya. Dibalik semua keuntungan yang di dapat dari teknologi media
komunikasi seperti komputer. Pada kenyataannya ada sebagian orang yang
belum memanfaatkan fungsi dari adanya komputer. Padahal sekarang ini
hampir sebagian besar pekerjaan maupun pendidikan bergantung pada
komputer. Semua itu menuntut setiap individu untuk dapat mengoperasikan
kompuer sebagai konsekuensi hidup di zaman serba canggih ini. Komputer
sebagai media pembelajaran mulai diterapkan pada dunia pendidikan.
Guru dapat memanfaatkan komputer untuk membuat media powerpoint
interaktif yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran. Dengan
menggunakan media powerpoint tugas mengajar guru menjadi lebih mudah
dan ringan. Powerpoint dapat dikemas menjadi media yang menarik bafi
peserta didik, karena dapat menampilkan tulisan, gambar, video dan suara
yang menarik.
Seorang guru mempunyai tugas sebagai pendidik, pengajar dan pelatih
bagi para siswanya, oleh karena itu guru dituntut untuk memiliki berbagai
macam kemampuan. Diantara kemampuan itu adalah kemampuan
mengembangkan diri secara profesional. Sehingga pada akhirnya guru
dituntut untuk melihat dan menilai kinerjanya. Mengembangkan materi dan
media pembelajaran yang bervariasi dan relevan dengan menggunakan
kompuer serta harus mampu mengembangkan model-model pembelajaran
yang sesuai dengan standar kompetensi mata pelajaran.
Guru merupakan salah satu pelaku yang sangat penting dalam dunia
pendidikan. Tugasnya adalah melaksanakan pembelajaran sebagai upaya
4

mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu kepala sekolah


dituntut untuk dapat melakukan Penelitian Tindakan Sekolah guna perbaikan
proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru di sekolah agar tujuan
pembelajaran dapat berhasil sesuai dengan harapan. Proses belajar mengajar
dapat berhasil apa bila dilaksanakan dengan maksimal. Pada proses belajar
mengajar di sekolah terdapat keterkaitan antara guru, kurikulum serta sarana
dan prasarana.
SDN 2 Jambu Mlonggo memeliki tenaga pendidik dan kependidikan
antara lain 7 guru kelas, 1 guru Agama, 1 orang guru Penjaskes, dan 1
tenaga perpustakaan. Guru-guru SDN 2 Jambu pada umumnya memiliki
komputer atau Laptop, tetapi mereka tidak mau menggunakannya. Guru yang
punya Laptop 10, yang bisa mengoperasikan laptop 6, yang mahir
menggunakan laptop 4 orang tapi tidak mau menggunakannya pada saat
proses belajar mengajar.
Pada saat observasi di kelas, umumnya guru tidak menggunakan media
pembelajaran yang efektif seperti menggunakan powerpoint pada saat proses
belajar mengajar berlangsung. Secara umum kemampuan guru dalam
pengelolaan kelas cukup memadai namun metode dan media yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran belum tepat dan monoton. Sehingga interaksi
dan komunikasi yang dikembangkan dengan peserta didik masih satu arah.
Akibat yang timbul dari proses pembelajaran tersebut adalah minat belajar
siswa menjadi sangat rendah dan kurang memuaskan di karenakan tidak
menarik dan menyenangkan bagi siswa. Dengan penggunaan media
pembelajaran yang menarik diharapkan dapat meningkatkan minat dan hasil
belajar siswa.
Kondisi inilah yang sangat memprihatinkan di sekolah. Berdasarkan
latar belakang yang dipaparkan diatas penulis tertarik mengambil judul
“UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM
PEMBUATAN MEDIA POWER POINT INTERAKTIF MELALUI
BIMBINGAN BERKELANJUTAN DI SD N 2 JAMBU MLONGGO
JEPARA TAHUN 2021”
5

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka peneliti
mengidentifikasi beberapa masalah antara lain :
1. Rendahnya kemampuan guru dalam membuat media powerpoint interaktif
2. Kurangnya motivasi dan bimbingan dari kepala sekolah untuk
meningkatkan kompetensi guru

C. Rumusan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka dapat diperoleh rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah pelaksanaan bimbingan berkelanjutan dapat meningkatkan
kompetensi guru dalam pembuatan media powerpoint interaktif ?
2. Apakah pelaksanaan bimbingan berkelanjutan dapat meningkatkan
motivasi guru dalam mengembangkan kompetensi dalam pembuatan
media pembelajaran powerpoint interaktif?

D. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Meningkatkan kompetensi guru dalam pembuatan media powerpoint
interaktif.
2. Meningkatkan motivasi guru dalam mengembangkan kompetensi dalam
pembuatan media pembelajaran powerpoint interaktif.

E. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Mendapatkan pengetahuan atau teori baru tentang pembuatan slide
presentasi powerpoint interaktif dengan baik.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi Siswa
6

Hasil penelitian ini bermanfaat bagi semua siswa karena pembelajaran


berlangsung lebih menarik dan menyenangkan dengan penggunaan
media pembelajaran powerpoint interaktif.
b. Manfaat bagi Guru
Melalui PTS ini Guru dapat meningkatkan kompetensinya terkait
pembuatan media pembelajaran berbasis komputer yaitu pembuatan
media powerpoint interaktif.
c. Manfaat bagi Sekolah
Hasil penelitian ini membantu memperbaiki proses kegiatan belajar
mengajar di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai