KAJIAN PUSTAKA
A. Bentuk Kerjasama
1
https://kbbi.web.id.
2
Abdul Syani, Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994),
Hal. 12.
3
W.J.S. Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), Hal.
12.
15
16
sepanjang waktu.4
berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang telah disepakati oleh
a. Saling terbuka, dalam sebuah tatanan kerja sama yang baik harus
ada komasi yang komunikatif antara dua orang yang bekerja sama
atau lebih.
b. Saling mengerti, kerja sama berarti dua orang atau lebih bekerja
4
Nurul Alfiyanti, ‘’Kerja sama Antara Sekolah dan Orang Tua Siswa di TK Se-
Kelurahan Triharjo Sleman’’ (Skripsi, Universitas Negri Yogyakarta, 2015), Hal.18-19.
17
1. kesamaan Tempat
2. kesamaan Pikiran
terjadi.
3. Kesamaan Jiwa
suatu kultur organisasi yang baik dan utuh. Pada tahapan ini tidak
5
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : prenada Media Group, 2012), Hal .
279.
18
berikut:
baik.
6
Dibyo Sumantri, Jurnal STIE Semarang Vol 4, No 3, Edisi Oktober 2012, ‘’Membangun
Kerja sama Kelompok (Team Bulding)’’. Hal. 60.
19
Terdapat sejumlah manfaat dan tujuan dari kerja sama dan sistem
a. Pengertian Guru
menengah.8
7
Dibyo Sumantri, Jurnal STIE Semarang Vol 4, No 3, Edisi Oktober 2012, ‘’Membangun
Kerja sama Kelompok (Team Bulding)’’. Hal..., 61.
8
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005.
20
berakhlak, jujur dan baik hati, disegani, serta menjadi teladan bagi
masyarakat.9
‘’Sebagai pembimbing’’:
pembelajaran.
pembelajaran.
Membantu Keprofesionalan .
menjelaskan siapa itu guru reguler dan siapa itu shadow teacher
a) Guru Reguler
10
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Jakarta : PT
Rineka Cipta, 2005), Hal. 31.
22
11
Dadang Garnida, Pengantar Pendidikan Inklusif, ( Bandung: PT. Refika Aditama,
2015), Hal. 87.
23
Selain itu sikap guru baik positif maupun negatif akan memberi
b) Shadow Teacher
langsung dengan cara satu siswa ditangani oleh satu guru untuk
12
Dadang Garnida, Pengantar Pendidikan Inklusif..., Hal. 89.
24
13
Sari Rudiyati, Keberadaan Guru Pendidikan Khusus di sekolah inklusif. (Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Khusus : Implementasi Pendidikan Inklusif yang Berkarakter
Menyongsong Kurikulum Nasional 2013) FIP Universitas Padang. Hal. 192.
25
dalam penyusunan PPI karena guru reguler merupakan guru kelas yang
pembelajaran.
14
Friend Marilyn & Bursuck William D, Menuju Pendidikan Inklusi:Panduan Praktis
untuk mengajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), Hal. 66.
26
disampaikan.15
orang lain.
Komunikasi dan kerja sama antara shadow teacher, guru kelas dan
orang tua sangat penting agar tercipta hubungan yang bermakna guna
15
Friend Marilyn & Bursuck William D, Menuju Pendidikan Inklusi:Panduan Praktis
untuk mengajar..., Hal. 79.
27
dan jelas.
kelas.
16
Yulinarti Setianingrum, S.Pd, Shadow Teacher (Kisah Penuh Makna Seorang Guru
Bersama ABK), (Medan Sumatra Utara : UD. Bookies Indonesia, 2019). Hal. 3.
28
terindividualkan (PPI). 17
orang tua, terapis dan body guard. Selain mendampingi ABK di kelas
ke toilet agar mereka tetap tertib (tidak jarang mereka belum bisa tertib
penyajian materi, metode, dan media yang dapat diterima oleh semua
17
Yulinarti Setianingrum, S.Pd, Shadow Teacher (Kisah Penuh Makna Seorang Guru
Bersama ABK)...,Hal.4.
18
Yulinarti Setianingrum, S.Pd, Shadow Teacher (Kisah Penuh Makna Seorang Guru
Bersama ABK)..., Hal. 5-6.
29
1. Prinsip Umum
a) Motivasi.
b) Konteks
c) Keterarahan
30
d) Hubungan Sosial
f) Individual
g) Menemukan
19
Tarmansyah, Pendidikan Untuk Semua, ( Jakarta : Depdiknas, 2007). Hal. 192
20
Tarmansyah, Pendidikan Untuk Semua..., Hal. 193.
31
dihadapi
h) Pemecahan masalah
2. Prinsip khusus
a. Hambatan penglihatan
b. Gangguan pendengaran
32
c. Keberbakatan
21
Tarmansyah, Pendidikan Untuk Semua..., Hal. 194.
22
Dedy Kustawan, Pendidikan Inklusif dan Upaya Implementasinya, ( Jakarta Timur :
Luxima Metro Media, 2012). Hal. 135.
33
Kelas Inklusi
inklusi, tentu tidak lepas dari peran guru reguler sebagai pendidik di
(2013: 166), bahwa ketika kolaborasi dan kerja sama melibatkan dua