Anda di halaman 1dari 12

BAHAN AJAR (MPM)

Building Learning
Commitment (BLC)

Disajikan Pada:
Pelatihan Jarak Jauh (PJJ) Pembelajaran Tematik MI Angkatan 1 dan 2
se Jawa Timur Tahun 2021

Oleh:

Moh. Miftahusiroyudin, S.Ag, MM


NIP: 197008102003121011

KEMENTERIAN AGAMA
BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KEAGAMAAN SURABAYA
JL. KETINTANG MADYA 92 SURABAYA
BAHAN AJAR
BUILDING LEARNING COMMITMENT

A. Latar belakang masalah


Guru adalah pejabat fungsional yang bekerja di madrasah/ sekolah.
Dalam menjalankan fungsinya guru tidak sekedar dituntut memiliki
kemampuan mengajar (pedagogik) dan pengembangannya (profesional) yang
baik, namun guru dituntut memiliki kompetensi sosial (interpersonal) dan
kompetensi pribadi (intrapersonal) yang baik pula. Diharapkan keempat
kompetensi tersebut bersinergi dan membentuk guru yang berkualitas dalam
menjalankan tugas keseharian dan berinteraksi dengan lingkungan secara
harmonis.
Pelatihan guru merupakan wahana peningkatan kualitas guru agar
mereka dapat menjadi guru yang lebih baik daripada sebelumnya pada bidang
atau materi tertentu. Selama pelatihan terjadi interaksi aktif yang melibatkan
para peserta dengan peserta, para peserta dengan widyaiswara, para peserta
dengan panitia. Hubungan sosial yang diharapkan adalah hubungan yang
sehat, akrab, dan bersahabat dengan mengedepankan hubungan mutual
interaktif menuju kepada pencapaian tujuan pelatihan itu sendiri.
Dengan demikian, diperlukan atmosfer bekerja yang memenuhi
persyaratan sebagai tim kerja. Tim adalah suatu kelompok yang memiliki
ikatan dan interaksi yang harmonis memacu terjadinya perubahan,
pertumbuhan, dan perkembangan pribadi maupun organisasi. Salah satu
persyaratan sebagai tim kerja yang baik adalah terjalinnya komunikasi yang
efektif. Keefektifan komunikasi diukur dari kriteria sampai tidaknya pesan.
Sebaik apapun pesan yang disampaikan oleh pemberi pesan, namun terjadi
kesalah tafsiran isi pesan yang menimbulkan miskomunikasi, maka pesan
tersebut tidak memiliki nilai guna. Komunikasi efektif dalam lingkup
pergaulan apapun menghendaki penyampaian pesan yang sesuai dengan
maksud penyampai pesan. Hal ini sesuai dengan Al-Qur’an Surah An-Nahl :
125 yang artinya:
Artinya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS.
An Nahl. 125)
Dalam dunia kediklatan, peserta diklat pasti membutuhkan bantuan,
informasi, pelanggan, kerjasama, pesanan, dan sebagainya dalam rangka
mendukung pencapaian tujuan. Proses untuk mendapatkan semua itu hanya
dapat dilakukan melalui interaksi dengan orang lain. Salah satu bentuk
interaksi tersebut adalah dengan melakukan kerjasama. Kerjasama tersebut
tidak akan berjalan dengan baik jika tidak dirintis melalui niat yang kuat dan
proses yang benar. Lingkungan yang nyaman dapat terwujud jika komitmen
kerjasama menjadi modal dasar pribadi anggotanya, dan merupakan hal selalu
diingat. Membangun komitmen kerjasama dalam hal ini, merupakan suatu
pekerjaan yang tidak boleh ditinggalkan, karena apabila terjadi pergeseran
komitmen kerjasama akan berakibat yang sangat merugikan.

B. Deskripsi singkat
Pada mata diklat ini peserta diklat berkenalan dengan sesama peserta diklat,
widyaiswara, dan panitia diklat.
Selain itu peserta diklat hendaknya menyampaikan harapan selama diklat
serta merumuskan kontribusi peserta diklat agar harapan dan keinginan
mereka dapat tercapai selama diklat.

C. Manfaat bagi peserta


Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan mampu
memahami tentang pentingnya membangun komitmen dalam proses
pembelajaran dalam tim. Selanjutnya perserta Diklat dapat mengerti bahwa
bekerjasama dalam tim adalah merupakan ilmu pengetahuan dasar yang harus
dimiliki siapa pun termasuk guru yang pada akhirnya akan merupakan modal
dasar untuk melaksanakan pekerjaannya di instansinya.
D. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah pembelajaran selesai diharapkan peserta dapat:
1. Berkenalan dengan sesama peserta diklat, widyaiswara, dan panitia diklat.
2. Merumuskan harapan, kontribusi, hal-hal yang tidak boleh dilakukan, dan
menyepakati sangsi untuk mereka sendiri.

E. Pengertian Building Learning Commitment


Building Learning Commitment terdiri atas 3 (tiga) kata, yaitu:
building, learning, dan commitment. Building merupakan kata benda yang
berasal dari kata kerja build (bhs. Ing) yang artinya adalah membangun atau
membentuk. Menurut Oxford Dictionary, build adalah make or construct
something by putting parts or material together atau membuat atau
membangun sesuatu dengan memadukan bahan-bahan secara bersama-sama.
Building dapat berarti proses membangun atau membentuk. Learning adalah
kata benda benda yang berasal dari kata kerja learn (bhs. Ing) yang artinya
belajar. Learn adalah gain knowledge or skill by study atau memperoleh ilmu
dan pengetahuan melalui belajar. Dengan demikian learning adalah
pembelajaran. Selanjutnya comitment adalah thing one has promised to do
yang artinya adalah seseorang yang berjanji untuk melakukan. Dengan
demikian commitment adalah kesepakatan melakukan sesuatu. Berdasarkan
asal kata di atas, maka building learning commitment dapat didefinisikan
sebagai membangun perjanjian belajar atau membangun kontrak
pembelajaran. Kontrak belajar adalah aturan yang dibuat sendiri atas dasar
kesepakatan antara pihak pengajar atau pun penyelenggara kegatan dengan
peserta, misalnya pengajar dengan peserta pelatihan.
F. Manfaat Building Learning Commitment
Membuat building learning commitment atau kontrak belajar ini sangat
penting karena memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Peserta dapat mengidentifikasi kebutuhan selama pelatihan.
2. Peserta menyepakati persyaratan pokok dan tata cara pelaksanaan
pelatihan.
3. Peserta menyepakati tujuan pelatihan dan hasil kerja.

G. Aspek Building Learning Commitment


Banyak aspek yang dapat dibuat sebagai bahan kontrak belajar. Perlu
diingat bahwa keberhasilan kontrak belajar sangat terkait dengan ketersediaan
sarana dan prasarana serta faktor lingkungan Oleh karena itu dalam
menyusun kontrak belajar, peserta sebaiknya melakukan diskusi mengenai
adanya alat-alat yang diperlukan. Sangat tidak disarankan menyusn kontrak
belajar yang tidak realistis. Realistis di sini adalah bahwa kontrak belajar
tersebut sangat mungkin diwujudkan dalam periode waktu tertentu pelatihan
dengan membertimbangkan ketersediaan infrastruktur dan dukungan
birokrasi (kepanityaan).
Banyak yang dapat dilakukan dalam kontrak belajar, antara lain penetapan
harapan, kontribusi, larangan, hukuman/ sangsi, dan lain-lain. Di bawah ini
beberapa contoh aspek kontrak belajar yang dapat dilakukan:
1. Peserta harus masuk ke ruang belajar tepat waktu.
2. Peserta harus memakai dasi (bagi laki-laki) dan menggunakan jilbab (bagi
perempuan).
3. Peserta dilarang mengaktifkan telepon genggam saat pembelajaran.
4. Peserta harus menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar selama
pembelajaran berlangsung.
5. Peserta harus mengerjakan semua tugas dari widyaiswara/ pelatih.
6. Peserta harus menginap di lokasi pelatihan yang telah disediakan.
7. Dan lain-lain.
H. Makna Belajar
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan
tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.
Secara umum belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara
sengaja (proses usaha) oleh seseorang untuk memperoleh perubahan
(pengetahuan) yang baru sehingga dapat meningkatkan kognitif, afektif, dan
psikomotoriknya. Oleh karenanya belajar itu akan menyangkut beberapa
elemen seperti tersebut di bawah ini :
1. Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge)
2. Pemerolehan pengetahuan baru (acquiring knowledge) dengan cara
mempelajari secara keseluruhan dulu, kemudian memperhatikan
detailnya.
3. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), yaitu dengan cara
menyusun (1) konsep sementara (hipotesis),(2) melakukan sharing
kepada orang lain agar mendapat tanggapan (validasi) dan atas dasar
tanggapan itu, dan (3) konsep tersebut direvisi dan dikembangkan
4. Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi
pengembangan pengetahuan.

Karena itu, pembelajaran memiliki tujuan sebagai berikut :


1. Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya
melalui kegiatan penyelidikian, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan
kesamaan, perbedaan, konsisten dan inkonsistensi.
2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan
penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa
ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
I. Pengertian Tim
Kata Tim adalah berasal dari bhs Inggris : team. Kamus Inggris
Indonesia Petter Salim : Team adalah : regu / sekelompok orang yang
melakukan kegiatan. Sebenarnya pengertian tim hampir sama dengan
pengertian kelompok, hanya saja pengertian tim mengarah kepada bebutuhan
tertentu. Tim adalah suatu kelompok yang berintraksi secara positif dengan
hubungan secara timbal balik sesuai fungsi dan tugas masing-masing
individu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi dapat diartikan
bahwa kelompok belum tentu tim sedang tim pasti merupakan suatu
kelompok. (Yuni Pranoto, 2003: 8)

J. Tipe-tipe Tim Kerja


Tim pada dasarnya dapat diklasifikasikan berdasarkan sasaran, yang meliputi :
1. Tim Pemecah masalah, yakni tim pada suatu departemen yang bertemu
secara teratur untuk membahas cara-cara memperbaiki kualitas, efisiensi,
dan lingkungan kerja.
2. Tim pengelola diri, adalah tim yang bertanggung jawab dari mantan
penyelia mereka.
3. Tim fungsional-silang, adalah tim dari tingkat herarkis dengan bidang
kerja yang berlainan yang bertugas menyelesaikan suatu tugas, atau tugas
serupa dengan komite.

K. Manfaat Membangun Tim


Robert B Maddux, seperti yang dikutip oleh Wahyu Suprapti, mengatakan
bahwa manfaat membangun Tim yang efektif sebagai berikut :
1. Jika terjadi kesulitan saling memahami
2. Komunikasi bersifat terbuka
3. Pemecahan masalah dikalukan bersama
4. Konflik diterima sebagai hal yang wajar
5. Anggota tim faham bahwa disiplin adalah salah satu modal keberhasilan
6. Anggota tim diberi kesempatan mengembangkan diri
L. Unsur-unsur Tim yang Dinamis
Unsur-unsur tim yang dinamis menurut Richard Y Chang adalah sebagai
berikut:
1. Menyetakan secara jelas misi dan tujuan tim
2. Memperjelas peran dan tanggung jawab
3. Diorganisasikan dengan baik
4. Saling mendukung kepemimpinan anggota yang lain
5. Mengembangkan iklim tim
6. Menyelesaikan ketidaksapakatan
7. Berkomunikasi secara terbuka
8. Mengevaluasi efektifitasnya sendiri.

M. Tahapan Pertumbuhan Tim


Tim yang baik dalam suatu organisasi tidak akan terjadi dengan
sendirinya, dalam waktu yang pendek, melainkan perlu upaya yang sungguh-
sungguh, kebijakan dan program yang konsisten, berkesinambungan dan
sistematis atau dapat dikatakan perlu proses dan waktu yang diusahakan
dengan sungguh-sungguh. Adapun tahapan pertumbuhan Tim yang disasjikan
para ahli adalah sebagai berikut :
1. Tingkat forming, yakni tingkat pengumpulan informasi yang dibutuhkan
sebagai penetuan dasar tim.
2. Tingkat storming, yakni tingkat keraguan atas kepercayaan terhadap tugas
dan metodologinya, sehingga pesimis dengan program yang ada.
3. Tingkat norming, yaitu tingkat dimana anggota mulai mau menerima
perbedaan-perbedaan dan mengadakan rekonsiliasi tentang hal-hal yang
tidak disetujuinya.
4. Tingkat performing, pada tingkat ini mulai matang, mengerti tentang apa
yang diharapkan dirinya. Mereka mulai mebicarakan gagasan-gagasan
penyempurnaan, mencari data, mendiagnosa, mengembangkan solusi dan
mencoba melakukan perubahan perubahan.
N. Contoh Proses Membangun Kerjasama
Mengenal diri dan mengenal orang lain
Setelah kegiatan pembelajaran ini, peserta dapat mengenal diri dan mengenal
orang lain dengan lebih baik.
1. Simulasi dan latihan
a. Pencairan Kelas
 Permaianan Peleburan diri
Tujuan Mendorong terajadinya interaksi yang intensif,
membuat peserta merasa rileks dan tidak kaku.
Waktu 15 – 20 menit
Sarana/Prasarana Ruangan yang cukup luas untuk bergerak sejumlah
peserta
 Permaianan Nama Panggilan
Tujuan Memecah kebekuan antara peserta dan widyaiswara dan
sesama peserta.
Waktu 15 – 20 menit
Sarana/Prasarana Ruangan yang cukup luas untuk membuat barisan
berbanjar.
 Permaianan Lempar Bola
Tujuan Memecah kebekuan antar peserta dan antara peserta
dengan widyaiswara.
Waktu 15-20 menit
Sarana/Prasarana Ruang yang cukup luas untuk membuat lingkaran dan
bola plastik.
b. Mengenal Diri
 Permaianan Menggambar Wajah
Tujuan Mengenal diri dengan lebih baik
Waktu 25 – 30 menit
Sarana/Prasarana Kertas ukuran folio/kuarto sejumlah peserta.
 Permaianan Menggambar Binatang
Tujuan Mengenal diri secara lebih baik.
Waktu 30-45 menit
Sarana/Prasarana Lembar kerja-1 (bintang) sebanyak peserta dan
krayon
c. Mengenal Orang Lain
 Permainan Menyusun Peribahasa/ Couplet
Tujuan Peserta saling mengenal dengan lebih baik,
sehingga terjadi interaksi yang intensif,
komunikasi dan kerjasama yang efektif.
Waktu 45-60 menit
Sarana Kartu-kartu berisi potongan peribahasa. Ukuran
kartu 5x6 cm dari kertas manila.
 Permainan Bulan Kelahiran
Tujuan Mendorong terjadinya inteaksi yang intensif,
membuat peserta rileks.
Waktu 45-60 menit
Sarana Ruangan yang cukup lebar untuk dapat berpindah
atau bergerak.
 Permainan Siapa Dia
Tujuan Mendorong terjadinya interaksi yang intensif,
membuat peserta rileks, terbuka dalam
berkomunikasi.
Waktu 45-60 menit
Sarana/Prasarana Ruang kelas yang cukup besar
DAFTAR BACAAN

Juni Pranoto, dan Wahyu Suprapti (2003). Membangun kerjasma tim (Team building).
Jakarta : LAN.

M. Entang, Prof. Dr. MA; (1995). Panduan Pembelajaran Bagi Widyaiswara, Diklat
Propinsi Pemda DKI, Jakarta.

Maddux, Robert B (2001). Team Building. Erlangga, Jakarta.

Manajemen Pendidikan (2002) oleh TIM FKIP-UMS. Surakarta: Muhammadiyah


University Press.

Oxford Advanced Learner’s Dictionary (1994), Oxford: Oxford University Press.

Yayasan Indonesia Sejahtera; (1990), Bermain, Menghayati dan Belajar, Solo, PPSDM.
BAHAN AJAR

BUILDING LEARNING COMMITMENT

Oleh:
MALIKI, M.Pd.I

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


BALAI DIKLAT KEAGAMAAN SEMARANG
2017

Anda mungkin juga menyukai