BUDAYA POSITIF
“Guru Berbagi dan Kesepakatan Kelas”
Oleh: Rina Oktopiani, M. Pd
A. Latar Belakang
Pendidikan menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, yaitu usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara 1. Berdasarkan pengertian tersebut jelas bahwa untuk
mewujudkan suasana belajar yang mendukung murid untuk belajar dibutuhkan perencanaan. Jadi,
jika ada yang mengatakan bahwa tidak diperlukannya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
untuk menciptakan pembelajaran yang baik, maka pernyataan tersebut salah adanya. Selain
dibutuhkan perencanaan yang tepat, maka perlu adanya kerja sama dan diskusi dalam menciptakan
pembelajaran yang mmapu mengembangkan potensi diri murid.
Pendidikan merupakan suatu sistem yang tidak bisa dilaksanakan hanya oleh satu individu
saja. Oleh sebab itu penting adanya kerjasama dalam berbagai pihak, terutama warga sekolah mulai
dari kepala sekolah, guru, orang tua murid, murid, dan tenaga kependidikan lainnya, serta
masyarakat yang ada di lingkungan suatu sistem pendidikan. Ada beberapa poin penting yang perlu
diperhatikan dalam dunia pendidikan. Pendidikan baik formal, non-formal, serta informal
diharapkan mampu membuka pandangan setiap individu tentang kehidupan. Itulah fungsi
pendidikan yaitu transfer pengetahuan. Melalui pendidikan, diharapkan menjadi wadah
pengembangan karir. Pendidikan tidak bisa dipungkiri menjadi suatu sistem yang sangat
berpengaruh pada pembentukan sifat dan karakter individu. Melalui pendidikanlah seorang individu
1
https://pusdiklat.perpusnas.go.id/public/media/regulasi/2019/11/12/2019_11_12-
03_49_06_9ab7e1fa524ba603bc2cdbeb7bff93c3.pdf
2
diajarkan berbagai norma dan nilai-nilai positif yang nantinya akan berguna dalam masyarakat.
Pendidikan juga diharapkan mampu meningkatkan kualitas suatu bangsa.
Namun, kita bisa melihat mutu pendidikan di Indonesia saat ini masih snagat perlu untuk
ditingkatkan. Salah satu standar yang sering digunakan untuk mengambil suatu kebijakan pendikan
di Indonesia ialah hasil Survei kemampuan pelajar yang dirilis oleh Programme for International
Student Assessment (PISA). PISA menempatkan Indonesia di peringkat ke-72 dari 77 negara pada
tahun 20192. Saat ini banyak sekali halangan dan rintangan yang kita temukan dalam dunia
pendidikan Indonesia. Mulai dari sarana dan prasarana, kualitas sumber daya manusia, serta
keterbatasan tenaga pendidika. Berbagai persoalan tersebut tentunya perlu untuk dicarikan
solusinya.
Pada lingkup yang lebih kecil, yaitu satuan pendidikan, salah satu permasalahan yang bisa-
dilihat dari kurangnya kerjasama antar stakeholder yang mempengaruhi rendahnya mutu
pendidikan. Setiap stakeholder masih berpikiran mereka memiliki perannya masing-masing dalam
menciptakan suatu pendidikan yang berkualitas. Padahal seharusnya setiap stakeholder itu saling
mendukung satu sama lain, baik itu dari segi pemerintah, masyarakat, maupun sekolah. Di
lingkungan sekolah penting adanya kerjasama antara sesama warga sekolah, terutama sesama rekan
guru, kepala sekolah, murid dan orang tua murid. Melalui kerja sama tersebut, diharapkan bisa
mewujudkan capaian yang baik untuk mencapai visi dari suatu satuan pendidikan.
Salah satu bentuk kerjasama yang bisa penulis lakukan ialah membentuk suatu komunitas
yang memiliki visi dan misi sama untuk menciptakan pembelajaran yang bermutu. Dengan adanya
kesamaan tujuan makan akan lebih mudah mencapainya. Melalui komunitas berbagai permasalahan
yang tadinya ditanggung soleh individu, menjadi lebih mudah dengan menyelesaikannya bersama-
sama. Itulah pentingnya dibentuk suatu komunitas praktisi, komunitas ini sangat bermanfaat. Selain
kerja sama dengan rekan guru, kerja sama dengan murid juga penting. Menciptakan kerjasama
bersama murid contohnya dalam membentuk suatu kesepakatan. Kesepakatan tersebut akan
menciptakan suasana belajar lebih kondusif, sesuai dengan yang diinginkan oleh murid. Ketika
murid membuat suatu keputusan maka dia akan lebih memiliki rasa tanggung jawab dan konsistensi
yang tinggi untuk mematuhi peraturan tersebut. Dengan demikian adanya kerjasama antara guru,
2
https://www.dw.com/id/peringkat-6-terbawah-indonesia-diminta-tinggalkan-sistem-pendidikan-feodalistik/a-
51541997#:~:text=Survei%20kemampuan%20pelajar%20yang%20dirilis,ke%2D72%20dari%2077%20negara.&text=S
urvei%20PISA%20merupakan%20rujukan%20dalam,kemampuan%20membaca%2C%20matematika%20dan%20sains
.
3
warga sekolah, murid, dan kepala sekolah dapat mewujudkan pembelajaran atau learning
community yang mampu meningkatkan mutu pendidikan sehingga bermuara pada terwujud
Merdeka belajar
Berdasarkan hal tersebut, maka dalam kesempatan menerapkan aksi nyata Modul 1.4 terkait
dengan budaya positif, maka penulis akan melakukan dua hal. Budaya positif yang pertama ialah
budaya guru berbagi bersama rekan guru. Selain bekerja sama, guru berbagi praktik baik yang
pernah dilakukan di kelas-kelas mereka, dan merancang pembelajaran bersama. Selain itu, budaya
positif bersama murid juga diterapkan yaitu membuat kesepakatan kelas guna mewujudkan suasana
pembelaharan yang lebih menyenangkan.
2. Kesepakatan Kelas
Budaya positif di dalam kelas salah satunya bisa terwujud dengan membentuk kesepakatan
kelas. Melalui kesepakatan kelas tersebut murid diharapkan mampu bertanggung jawab atas
keputusan yang mereka ambil. Murid menentukan sendiri hal-hal apa yang bisa dilakukan dan tidak
dilakukan di dalam kelas selama pembelajaran berlangsung. Hal yang menarik di sini, penulis
bersama murid memanfaatkan fasilitas atau sarana yang disediakan oleh sekolah yaitu papan tulis
digital. Dengan menggunakan papan tulis ini murid lebih antusias karena mereka bisa
menandatangani secara langsung kesepakatan yang ada di layar monitor. Secara bergantian setiap
murid menandatangani kesepakatan yang telah dibuat.
D. Rencana Perbaikan
Setiap tindakan yang dilakukan oleh seorang manusia, tentunya tidak ada yang sempurna.
Masih banyak hal-hal yang menjadi kekurangan sehingga perlu adanya perbaikan di masa yang
akan datang. Beberapa hal yang perlu ditingkatkan atau diperbaiki adalah:
5
RPP 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
NO . 1
Sekolah : SMPN 2 Reteh
Mata Pelajara : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII / Genap
MateriPokok : Teks Persuasif
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit 1 Pertemuan
A. TujuanPembelajaran
Peserta didik, Perubahan prilaku yang akan dicapai, (yang akan dicapai), kondisi
/prasyarat , karakter /sikap
Model : Problem based learning
Melalui pendekatan saintifik
Peserta didik mempu
1. Mendikusikan informasi yang berupa saran,ajakan dan permasalah aktual dari teks
persuasif.
2. Menemukan isi dari teks persuasifteks persuasif
B. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuan
1. Mengucapakan salam dan Doa
2. Presense
3. Memberikan motivasi yang berhubungan dengan materi yang sampaikan,
yaitu membedakan isi teks eksplanasi dengan teks persuasif
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran (materi pembelajaran)
5. Mengingatkan kembali meteri yang lalu
6. Menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan.
Kegiatan Inti (
Orientasi peserta didik pada masalah
1. Peserta didik mendengarkan cerita guru hal yang pernah didengar atau
dilakukan dalam dalam kehidupan nyata siswa tentang teks persuasif atau
mengamati gambar dari teks persuasif.
1. Guru membagi kelompok berpasangan dengan cara berhitung no 1 berpasangan
no1, no2 berpasangan dg no 2 dan seterusnya
2. Peserta didik melakukan tanya jawab tentang teks persuasif yang pernah
dilakukan dalam kehidupanya.
3. Guru membagikan teks kepada masing-masing kelompok
7. Peserta didik merinci informasi penting yang berkaitan dengan teks persuasif.
8. Peserta didik memahami isi teks persuasif yang berupa kalimat ajakan, kalimat
saran dan argument.
9. Peserta didik merinci kalimat fakta, opini dan argument.
10. Guru menlakukan pengamatan untuk menilai sikap dan keterampilan peserta
didik.
Menganalisis dan mengolah proses pemecahan masalah
.
11. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, dan
kelompok yang lain memberikan tanggapan dari hasil kerja kelompok temanya
12. Guru memberikan apresiasi dan pujian bagi kelompok yang hasil kerjanya
bagus baik dalam memberitangan tanggapan maupun dalam menyampaikan
hasil kerja kelompoknya.
13. Peserta didik menyimpulkan hasil diskusin dari informasi dan kalimat ajakan,
kalimat sarar dari teks persuasive
14. Peserta didik membuat rangkuman dari materi yang telah diperolehnya.
Kegiatan Penutup
1. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap proses kegiatan pembelajaran hari
ini dengan arahan guru.
2. Peserta didik mengajukan pertanyaan untuk menguatkan pemahaman terhadap
materi pelajaran hari ini.
3. Peserta didik mendapatkan umpan balik dari guru.
4. Peserta didik mendapatkan informasi rencana pembelajran untuk pertemuan
berikutnya ( menelaah struktur dan kaidah kebahasaan teks persuasif)
5. Peserta didik dipersilahkan untuk berdoa mensuyukuri apa yang telah
diterimanya hari ini
C. Penilaian Pembelajaran
Teknik : tes tertulis
Bentuk : uraian singkat
( LKPD 1 )
KD.13.4 Menyimpulkan isi saran, ajakan, arahan, perimbangan tentang berbagai hal positif atau
permasalahan aktual dari teks persuasi (lingkungan hidup, kondisi sosial, dan/atau keragaman
budaya) yang didengar dan dibaca.
Nama Siswa/ Kelomok : ................................................................
Kelas / Kelomok : ...............................................................
1. Bacalah teks dibawah ini kemudian kerjakan tugas berikut!
PENDIDIKAN
Pendidikan adalah hal yang paling penting dalam dunia ini, baik pendidikan formal maupun
informal. Dengan pendidikan kita bias mendapatkan pencerahan dan menjadi apapun yang kita
inginkan. Pendidikan juga bias mengarahkan kita kekehidupan yang lebih baik. Pendidikan bias kita
raih dengan belajar dengan giat baik di sekolah, di rumah maupun di tempat-tempat lain. Jika kita
tidak belajar dengan serius dan giat, tentunya apa yang kita lakukan hanyalah sia-sia karena tidak
ada yang bias dicapai dengan perbuatan yang tidak sungguh-sungguh. Akibatnya kita tidak bias
mencapai cita-cita. Oleh karena itu, marilah belajar dengan giat dan sungguh-sungguh agar kita
dapat mendapat cita-cita.
1. Diskusikanlah informasi pada teks persuasi tersebut ( mengidentifikasi fakta, opini dan
argument)
2. Menemukan informasi tersurat dari teks persuasi ( kaliamt ajakan, kalimat saran dn
pembahasan)