Anda di halaman 1dari 45

OPTIMALISASI

KOMUNITAS
BELAJAR
Pengarah:
Direktur Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Penyusun:
Dr. Medira Ferayanti, S.S., M.A.
Tim Komunitas Belajar, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Editor:
Tim Implementasi Kurikulum Merdeka
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Layout/desain:
Dwi Harianti
Dimas Adi N

Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan


Hak Cipta ©2023
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin sebagian atau


keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, tim Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dapat menyusun Panduan
Optimalisasi Komunitas Belajar.

Panduan ini memuat hal-hal pokok yang perlu diketahui oleh pemangku
kepentingan yang terkait dalam pengelolaan komunitas belajar. Komunitas
belajar terutama, komunitas belajar dalam sekolah diyakini memberikan
kontribusi terbesar dalam proses belajar pendidik. Tujuh puluh persen (70%)
proses belajar guru diharapkan terjadi di komunitas belajar dalam sekolah
dan bentuk peningkatan kompetensi GTK lainnya di dalam sekolah. Di
komunitas belajar dalam sekolah guru belajar bersama, memecahkan
masalah yang dihadapi di kelas, dan dapat langsung menerapkan di kelas apa
yang dipelajari sesuai dengan konteksnya. Sementara itu, 20% proses belajar
guru terjadi di komunitas antar sekolah saat guru dan tenaga kependidikan
(GTK) mengamati dan mendapatkan umpan balik atas hasil pengamatannya.
Sisanya (10%) diperoleh saat PTK belajar secara formal (melalui
pelatihan/kursus).

Panduan Optimalisasi Komunitas Belajar menjadi acuan pengembangan


komunitas belajar bagi satuan pendidikan serta pemerintah daerah
setempat. Panduan ini dapat disesuaikan dan dikembangkan berdasarkan
kondisi dan konteks masing-masing.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,


Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd.
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN
01 Menjelaskan tentang latar belakang, tujuan, sasaran, dan manfaat

MENGENAL
KOMUNITAS
06 BELAJAR DALAM
SEKOLAH
Menjelaskan konsep komunitas belajar dan bagaimana
komunitas belajar diimplementasikan

PERAN PEMANGKU
19 KEPENTINGAN
Menjelaskan peran pemangku kepentingan di daerah untuk
mendukung pertumbuhan komunitas belajar

PENUTUP
23 Memberikan penutup panduan optimalisasi komunitas belajar

LAMPIRAN
25 Contoh Komitmen Bersama dan Tata Nilai di Komunitas Belajar dalam Sekolah,
percakapan dalam Komunitas Belajar yang Berfokus Pada Pembelajaran Murid,
dan Instrumen Asesmen Pertumbuhan Komunitas Belajar dalam Sekolah
PENDAHULUAN
Menjelaskan latar belakang, tujuan, sasaran, dan manfaat
LATAR BELAKANG

Peran Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) sangat penting bagi terjadinya
transformasi pembelajaran murid. Akselerasi transformasi pembelajaran murid
dapat terjadi jika para guru dan tenaga kependidikan senang dan rutin belajar
untuk meningkatkan kompetensinya. Peningkatan kompetensi guru dan tenaga
kependidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti pelatihan,
pendampingan, mentoring, coaching, ataupun komunitas belajar. Komunitas
belajar adalah salah satu strategi untuk meningkatkan kompetensi guru dan
tenaga kependidikan.

Konsep komunitas belajar dalam sekolah yang digunakan pada panduan ini
menggunakan konsep Professional Learning Community (PLC) yang
dikembangkan oleh Richard DuFour, dkk. (2016). Komunitas belajar dalam sekolah
menjadi wadah bagi guru dan tenaga kependidikan untuk belajar bersama dan
berkolaborasi secara rutin. Kegiatan dalam komunitas ini idealnya memiliki tujuan
yang jelas dan terukur dalam meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga
berdampak pada hasil belajar murid. Untuk memaksimalkan keberadaannya,
diperlukan kolaborasi yang baik dan komitmen bersama antara guru dan tenaga
kependidikan di dalam komunitas belajar.

Sebagai acuan belajar dalam komunitas diperlukan panduan baik untuk satuan
pendidikan maupun pemangku kepentingan terkait. Panduan Optimalisasi
Komunitas Belajar merupakan pembaharuan panduan sebelumnya yaitu
Petunjuk Awal Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah (2022). Panduan ini
memuat penjelasan yang lebih komprehensif tentang langkah membangun
komunitas belajar dalam sekolah yang berdampak pada hasil belajar murid.
DASAR HUKUM

Landasan hukum Panduan Optimalisasi Komunitas Belajar dalam Sekolah


mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan berikut ini.

1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen


2. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
3. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional
Pendidikan
4. Peraturan Menteri Nomor 16 tahun 2017 tentang Standar Kualifikasi Akademik
dan Kompetensi Guru
5. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 15
Tahun 2018 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah dan
Pengawas Sekolah
6. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 5
Tahun 2022 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pada Pendidikan Anak Usia
Dini, Jenjang Pendidikan Dasar dan Jenjang Pendidikan Menengah
7. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 7
tahun 2022 tentang Standar Isi Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar dan Jenjang Pendidikan Menengah
8. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 16
Tahun 2022 tentang Standar Proses Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar dan Jenjang Pendidikan Menengah
9. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 16
Tahun 2022 tentang Standar Penilaian Pendidikan Pada Pendidikan Anak Usia
Dini, Jenjang Pendidikan Dasar dan Jenjang Pendidikan Menengah
10. Peraturan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan No. 6565 tahun
2020 tentang Model Kompetensi dalam Pengembangan Profesi Guru.
TUJUAN

Tujuan panduan ini sebagai berikut:

acuan bagi GTKdalam merancang, melaksanakan, dan merefleksikan


komunitas belajar di dalam sekolah; dan

acuan bagi pemangku kepentingan terkait seperti yayasan, dinas


pendidikan (provinsi, kab/kota), pemerintah daerah, BBGP/BGP, BPMP,
BBPPMPV (vokasi), dan mitra pembangunan dalam mendukung
tercapainya tujuan komunitas belajar.
SASARAN

Panduan ini ditujukan secara khusus kepada GTK sebagai penyelenggara


komunitas belajar. Selain itu, panduan ini juga ditujukan kepada pemerintah
pusat sekaligus pemangku kepentingan terkait seperti pemerintah daerah,
BBGP/BGP, BPMP, BBPPMPV (vokasi), dan mitra pembangunan, praktisi
pendidikan, yayasan dan entitas peduli pendidikan sekolah lainnya.
MENGENAL
KOMUNITAS
BELAJAR DALAM
SEKOLAH
Menjelaskan konsep komunitas belajar dan
bagaimana komunitas belajar diimplementasikan

KOMUNITAS BELAJAR
YANG BERPUSAT PADA
PEMBELAJARAN MURID
Komunitas belajar adalah sekelompok GTK yang belajar bersama,
berkolaborasi secara terjadwal dan berkelanjutan dengan tujuan yang jelas
serta terukur untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga
berdampak pada hasil belajar murid.

Komunitas belajar dalam sekolah sangat penting karena komunitas belajar


menjadi wadah untuk merealisasikan terjadinya kolaborasi antar GTK. GTK
dapat belajar bersama (tidak terisolasi), dan bersepakat bahwa pendidikan
semua murid adalah tanggung jawab kolektif. Dengan adanya komunitas
belajar dalam sekolah, ketimpangan kompetensi antar GTK, khususnya guru
dapat diminimalisir, sehingga murid memperoleh pengalaman belajar dengan
kualitas yang sama siapapun pendidiknya. Selain itu, semua guru memiliki
kesempatan untuk belajar, dan hasil belajar dalam komunitas dapat segera
dipraktikkan di kelas masing-masing untuk memfasilitasi pembelajaran yang
berkualitas dan meningkatkan hasil belajar murid

Komunitas belajar menempatkan fokusnya pada pembelajaran murid,


membudayakan kolaborasi dan tanggung jawab kolektif, serta berorientasi
pada data hasil belajar murid. Ketiga fokus ini merupakan Tiga Ide Besar dalam
menjalankan komunitas belajar (Dufour, 2020) seperti pada gambar 2.1 berikut.

Gambar 2.1 Tiga Ide Besar pada Komunitas Belajar


yang Berpusat pada Murid
A.1 Fokus pada pembelajaran murid

Tujuan utama dari penyelenggaraan satuan pendidikan adalah untuk


memastikan setiap murid terlibat dalam proses pembelajaran yang
berkualitas. Tidak cukup sekadar belajar, tetapi bagaimana murid dapat
belajar sampai tingkat capaian tertinggi. Pencapaian tertinggi bagi
kemampuan murid merupakan sesuatu yang perlu diupayakan, sehingga
PTK juga dituntut untuk terus belajar. Penting bagi PTK di satuan
pendidikan untuk bersama-sama membuat struktur belajar yang melekat
sebagai bagian dari aktivitas rutin. Oleh karena itu, untuk memastikan
murid memperoleh pembelajaran yang berkualitas, PTK perlu mampu
menjawab empat pertanyaan kritis berikut.

1. Apa yang kita harapkan untuk murid pelajari?


2. Bagaimana kita tahu bahwa setiap murid telah belajar hal
tersebut?
3. Bagaimana respon kita jika ada murid yang tidak belajar?
4. Bagaimana kita akan memperkaya pembelajaran untuk
murid yang sudah mahir?

Keempat pertanyaan kunci dapat diubah sesuaikan dengan kebutuhan


komunitas sehingga lebih mudah memandu diskusi namun, inti
pertanyaan tetap harus seputar murid

A.2 Membangun budaya kolaborasi dan komitmen bersama

Kegiatan pembelajaran di satuan pendidikan akan lebih optimal jika GTK


dapat berkolaborasi dengan GTK lainnya. Kolaborasi ini diciptakan untuk
menghadirkan suasana belajar bersama, yang di dalamnya ada rasa saling
tergantung satu sama lain, serta kesadaran bahwa proses pembelajaran
dan keberhasilan seorang murid merupakan tanggung jawab bagi semua
GTK. GTK menyepakati komitmen bersama untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran murid dan bertanggung jawab pada seluruh murid di
satuan pendidikan (tidak hanya pada murid yang ada di kelasnya).
A.3 Berorientasi pada hasil belajar murid

Hasil belajar murid perlu diketahui oleh GTK dengan cara mengumpulkan
bukti berupa hasil asesmen murid yang digunakan sebagai dasar pada
seluruh proses belajar dalam komunitas. Peningkatan hasil belajar murid
bisa dilihat dengan membandingkan bukti berupa hasil asesmen murid
sebelum dan setelah dilakukan intervensi dalam sebuah siklus tertutup
sebagai berikut:

Gambar 2.2 Siklus Belajar dalam Komunitas Belajar

Siklus belajar dalam komunitas belajar menunjukkan bahwa kegiatan belajar


dalam komunitas merupakan proses utuh dan berkelanjutan mulai dari
refleksi awal sampai kembali lagi ke refleksi awal. Siklus ini memastikan hasil
belajar dalam komunitas diimplementasikan dalam pembelajaran, dan refleksi
dari implementasi pembelajaran menjadi bahan pembicaraan dalam
komunitas agar terjadi perbaikan pembelajaran.
KOMUNITAS BELAJAR
DALAM SEKOLAH
Komunitas belajar dalam sekolah terdiri atas sekelompok guru mata pelajaran,
atau guru kelas, atau lintas kelas/lintas mata pelajaran atau tenaga
kependidikan atau guru bersama tenaga kependidikan. Penjelasan komunitas
belajar dalam sekolah pada panduan ini akan berfokus pada komunitas belajar
guru mata pelajaran/kelas/lintas, belum pada tenaga kependidikan sekolah.

Di tahap awal membangun komunitas belajar dalam sekolah, disarankan


melakukan langkah-langkah sederhana tetapi bermakna. Penjelasan dari
setiap langkah diuraikan sebagai berikut.

1. Membentuk tim kecil

Kepala sekolah mengawali komunitas belajar dalam sekolah dengan


membentuk tim kecil yang akan membantu kepala sekolah
merealisasikan jalannya komunitas belajar dalam sekolah. Tim ini terdiri
atas tim manajemen dan guru yang memiliki potensi menggerakkan
rekan sesama guru, memiliki komitmen tinggi, dan keterampilan dalam
memfasilitasi kegiatan komunitas belajar.

2. Melakukan penguatan tentang pentingnya komunitas belajar,


membuat komitmen bersama, dan menyepakati tata nilai

Kepala sekolah bersama dengan tim kecil memulai penguatan awal


tentang mengapa komunitas belajar dalam sekolah penting. Penguatan
ini dimaksudkan agar tim kecil meyakini bahwa komunitas belajar adalah
strategi yang efektif dalam peningkatan hasil belajar murid.

Selanjutnya, kepala sekolah bersama tim kecil menganalisis data


kebutuhan belajar GTK. Kebutuhan belajar GTK dapat dilihat dari
kesenjangan hasil belajar murid dan kebutuhan belajar guru.
Berdasarkan data tersebut, kepala sekolah bersama tim kecil
merumuskan usulan prioritas pengembangan kompetensi guru di
sekolahnya.

Selanjutnya, kepala sekolah bersama tim kecil menganalisis data


kebutuhan belajar GTK. Kebutuhan belajar GTK dapat dilihat dari
kesenjangan hasil belajar murid dan kebutuhan belajar guru. Berdasarkan
data tersebut, kepala sekolah bersama tim kecil merumuskan usulan
prioritas pengembangan kompetensi guru di sekolahnya.

Setelah itu, dilakukan penguatan pentingnya komunitas belajar kepada


seluruh GTK di satuan pendidikan yang difasilitasi tim kecil bersama
kepala sekolah. Strategi penguatan menyesuaikan dengan konteks
sekolah masing-masing, khususnya jumlah GTK di sekolah tersebut.
Misalnya, jika jumlahnya tidak banyak, maka kepala sekolah bersama tim
kecil dapat langsung melakukan penguatan secara langsung dengan
semua GTK. Namun, jika jumlah GTK banyak, tim kecil dapat melakukan
penguatan di timnya masing-masing. Contoh rencana moderasi
pertemuan GTK terdapat pada lampiran 1

Setelah memahami pentingnya komunitas belajar dalam sekolah, kepala


sekolah bersama seluruh GTK membuat komitmen bersama dan tata nilai
dalam menjalankan komunitas belajar. Komitmen dan tata nilai sangat
penting karena akan digunakan sebagai acuan GTK dalam berperilaku
ketika belajar dalam komunitas. Contoh rencana moderasi penyusunan
komitmen dan nilai bersama terdapat pada lampiran 2 dan 3.

3. Menciptakan lingkungan belajar yang ramah guru

Setiap guru akan dapat belajar secara maksimal jika lingkungan


belajarnya mendukung pembelajaran mereka. Setiap guru mendapatkan
hak untuk berpendapat dan didengarkan pendapatnya dengan baik oleh
anggota lainnya. Di dalam komunitas belajar diciptakan rasa saling
membutuhkan antar guru. Dengan belajar bersama, pekerjaan mereka
akan semakin ringan. Guru dapat meningkatkan pemahaman mereka
dan dapat menjalankan peran mereka secara lebih baik.
Untuk menciptakan lingkungan belajar yang ramah guru, kepala sekolah
bersama tim dapat melakukan berbagai strategi untuk menciptakan
komunitas belajar yang ramah guru. Ragam strategi yang dapat dilakukan
antara lain: selalu mengingatkan nilai-nilai yang telah disepakati pada
pertemuan-pertemuan awal komunitas belajar; memberikan umpan balik
secara santun dan membangun pada guru yang belum
mengimplementasikan nilai yang disepakati; tim kecil dan kepala sekolah
menjadi role model (contoh) dalam mengimplementasikan nilai yang
disepakati; membuka ruang untuk guru menyampaikan keresahannya;
dan mendiskusikan secara terbuka dengan anggota komunitas
bagaimana aktivitas di komunitas belajar bisa lebih nyaman untuk guru.
Anggota tim kecil juga berperan mengamati interaksi antar guru dan
merasakan suasana dan dinamika belajar guru. Hasil pengamatan
disampaikan dan didiskusikan bersama di komunitas tim kecil untuk
merumuskan langkah perbaikan lingkungan belajar yang ramah guru.
Selanjutnya hasil diskusi disampaikan ke kepala sekolah.

4. Memasukkan jam wajib belajar di komunitas ke dalam jam efektif


guru di sekolah

Belajar bersama di luar jam kerja terkesan memberatkan guru.


Memasukkan minimal 1 jam belajar di komunitas sebagai bagian dari jam
kerja guru di sekolah, diharapkan menumbuhkan kesadaran bahwa
belajar merupakan bagian dari pekerjaan seorang guru, dan tidak bisa
dipisahkan dari mengajar. Dengan adanya rutinitas ini, akan tumbuh
pembiasaan guru untuk berdiskusi di komunitas belajar yang berpusat
pada pembelajaran murid sehingga tercipta budaya belajar di dalam
satuan pendidikan. Bagi sekolah yang ingin menambahkan kegiatan
belajar dalam komunitas di luar jam kerja guru, diserahkan kepada
kebijakan pihak sekolah masing-masing.

5. Merealisasikan Belajar Bersama dan Berbagi Praktik

Setelah guru memahami pentingnya belajar di komunitas dan


menyepakati komitmen bersama serta tata nilai dalam menjalankan
komunitas belajar, segera lakukan belajar bersama di dalam komunitas.
Kepala sekolah bersama tim kecil merumuskan pengelompokkan
komunitas belajar dalam sekolah sesuai dengan kebutuhan satuan
pendidikan. Komunitas belajar dapat dikelompokkan dalam mata
pelajaran, kelas, dan lintas mata pelajaran/kelas.

Adapun ragam aktivitas belajar bersama dan berbagi praktik baik di


komunitas belajar dalam sekolah antara lain: berdiskusi tentang
RPP/modul ajar, rubrik penilaian, asesmen, dan sebagainya; bertukar
menilai hasil belajar murid; berbagi masalah pembelajaran yang dihadapi
murid dan mendiskusikan alternatif pemecahan masalah bersama-sama;
saling mengobservasi pembelajaran di kelas, dan melakukan refleksi hasil
observasi bersama-sama; berbagi praktik baik yang telah dilakukan;
melakukan penelitian tindakan kelas bersama terhadap masalah
pembelajaran yang dihadapi; dan merayakan keberhasilan komunitas
belajar.

Kelima langkah di atas merupakan penyederhanaan Lima Dimensi


Komunitas Belajar yang bersumber dari Hipp dan Huffman (2010). Secara
lebih komprehensif, penjelasan tentang lima dimensi tersebut dapat
dilihat pada instrumen asesmen diri pertumbuhan komunitas belajar
dalam sekolah pada lampiran 4. Sekolah yang ingin mengetahui
pertumbuhan komunitas belajar di sekolahnya dapat melakukan asesmen
mandiri dengan menggunakan instrumen tersebut.

5 TAHAPAN MEMBANGUN KOMUNITAS BELAJAR

1 3 5
Menciptakan lingkungan Merealisasikan Belajar
Membentuk tim kecil Bersama dan Berbagi Praktik
belajar yang ramah guru

Melakukan penguatan, membuat Memasukkan jam wajib belajar


komitmen bersama, dan di komunitas ke dalam jam
menyepakati tata nilai efektif guru di sekolah

2 4
Gambar 2.3 Tahapan membangun komunitas
Guru belajar di dalam komunitas belajar menggunakan siklus inkuiri sebagai
acuan mereka untuk belajar secara berkelanjutan dalam upaya peningkatan
mutu pendidikan murid di sekolah. Adapun siklus yang digunakan pada
panduan ini yaitu refleksi awal, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
Berikut elaborasi dari setiap tahapan siklus.

SIKLUS KOMUNITAS BELAJAR

PERENCANAAN
Pada tahap ini, guru dapat
berkolaborasi mengembangkan perencanaan
REFLEKSI AWAL pembelajaran atau mereview perencanaan
pembelajaran yang sudah ada sebelum digunakan
Guru berdiskusi mengenai
di kelas masing-masing ataupun di kelas guru
analisis hasil belajar murid yang bersumber
model. Empat Pertanyaan Kunci dapat digunakan
dari beragam data murid pada mapel/kelas
guru ketika mendiskusikan perencanaan
tersebut, seperti hasil asesmen, hasil penilaian
pembelajaran, yaitu (1) apakah hal ini yang kita
pembelajaran, atau data lain yang relevan.
ingin murid capai?; (2) bagaimana kita mengetahui
Berdasarkan hasil diskusi ini, guru melakukan bahwa murid sudah mencapai hal tersebut?; (3)
refleksi dan menentukan agenda atau topik jika murid belum mencapai tujuan pembelajaran
prioritas yang ingin mereka diskusikan di apa yang akan kita lakukan?; dan (4) jika murid
komunitas belajarnya. Mereka juga menentukan sudah mencapai tujuan pembelajaran, pengayaan
tujuan dan target belajar yang dikaitkan dengan apa yang harus kita lakukan?. Namun, keempat
peningkatan pembelajaran murid. pertanyaan ini tidak harus digunakan semua pada
satu sesi belajar di komunitas.

EVALUASI
Setelah implementasi IMPLEMENTASI
pembelajaran di kelas masing-masing atau di Setelah kolaborasi dalam
kelas guru model, para guru kembali ke perencanaan pembelajaran, para guru
komunitas belajar untuk mendiskusikan hasil mempraktikkan perencanaan pembelajaran tadi di
pembelajaran di kelas. Setiap anggota kelasnya masing-masing. Saat memfasilitasi
komunitas belajar melakukan refleksi pembelajaran murid, guru melakukan asesmen
bersama tentang apa yang sudah berjalan formatif untuk mengetahui perkembangan belajar
efektif dan apa yang berjalan kurang efektif murid.
untuk perbaikan di tahap selanjutnya.
Apresiasi dilakukan pada capaian-capaian Ketika implementasi perencanaan pembelajaran
dilakukan pada salah satu kelas guru model, guru
dan perilaku-perilaku efektif yang sudah
lainnya melakukan observasi proses pembelajaran
dilakukan oleh anggota komunitas.
di kelas tersebut dengan fokus yang telah disepakati
sebelumnya.
Semua tahapan siklus ini dilaksanakan dengan mengintegrasikan Tiga Ide
Besar yang menggunakan Empat Pertanyaan Kunci. Durasi satu siklus inkuiri
disesuaikan dengan kebutuhan para pendidik. Hal yang dibicarakan pada
komunitas belajar dalam sekolah adalah pembelajaran murid. Semua
kesepakatan pada komunitas belajar mempertimbangkan hal yang terbaik
untuk pembelajaran murid. Contoh percakapan guru yang berfokus pada
murid, saat belajar dalam komunitas di sekolah dapat dilihat pada lampiran 4.

Komunitas belajar dalam sekolah merupakan salah satu strategi untuk


meningkatkan kompetensi guru. Strategi peningkatan kompetensi guru di
dalam satuan pendidikan dapat juga dilakukan melalui In-House Training
(IHT), workshop, pendampingan, mentoring, coaching, dan lainnya.
KOMUNITAS BELAJAR
ANTAR SEKOLAH
Komunitas belajar antar sekolah merupakan sekelompok GTK dari berbagai
sekolah yang belajar dan berkolaborasi untuk meningkatkan hasil belajar
murid. Wujud komunitas ini dapat berupa PKG (dan gugus di PAUD), MGMP,
MGBK, KKG, MKKS, KKS, MKPS, komunitas belajar organik, dan lainnya.

Sama halnya dengan komunitas belajar dalam sekolah, komunitas belajar


antarsekolah yang berfokus pada pembelajaran murid diharapkan dapat
mengelola komunitas belajarnya dalam siklus inkuiri, yaitu refleksi awal untuk
mengidentifikasi kebutuhan belajar di dalam komunitas, perencanaan
bersama, implementasi, serta evaluasi hasil implementasi. Adapun elaborasi
pada setiap tahap sebagai berikut.

REFLEKSI AWAL
Pada tahap ini, dilakukan asesmen kebutuhan belajar GTK. GTK dapat
menyampaikan kebutuhan belajar mereka berdasarkan permasalahan murid yang
dihadapi di sekolah maupun kebutuhan belajar prioritas dari GTK berdasarkan arah
kebijakan pendidikan di daerah tersebut. Berdasarkan hasil refleksi ini, GTK pada
komunitas belajar menentukan agenda/topik yang ingin mereka diskusikan.
Mereka juga menentukan target pencapaian komunitas belajar.

PERENCANAAN
Pada tahap ini, komunitas belajar antar guru, misalnya dapat mengembangkan
perencanaan pembelajaran bersama ataupun membedah perencanaan
pembelajaran yang sudah ada. Kolaborasi perencanaan pembelajaran ini dapat
juga dipraktikkan pada kelas guru model, tempat mereka melakukan observasi
pembelajaran. Empat Pertanyaan Kunci dapat digunakan guru ketika
mendiskusikan perencanaan pembelajaran, yaitu (1) apakah hal ini yang kita ingin
murid capai?; (2) bagaimana kita mengetahui bahwa murid sudah mencapai hal
tersebut?;(3) jika murid belum mencapai tujuan pembelajaran apa yang akan kita
lakukan?; dan (4) jika murid sudah mencapai tujuan pembelajaran, pengayaan apa
yang harus kita lakukan?. Namun, keempat pertanyaan ini tidak harus digunakan
semua pada satu sesi belajar di komunitas.

Komunitas belajar kepala sekolah, misalnya dapat mendiskusikan berbagai


masalah kebijakan sekolah untuk mendukung transformasi pembelajaran murid.
Kepala sekolah dapat merencanakan bersama solusi kebijakan untuk diterapkan
di sekolahnya dengan mempertimbangkan konteks masing-masing. Selain itu,
kepala sekolah juga dapat mengajukan kebutuhan belajar mereka sesuai dengan
prioritas belajar kepala sekolah di daerahnya masing-masing.

Komunitas belajar pengawas sekolah, misalnya dapat juga mendiskusikan


permasalahan yang mereka hadapi dalam mendampingi sekolah binaan
merealisasikan pembelajaran yang berpusat pada murid atau topik lainnya.

IMPLEMENTASI
Setelah melakukan kolaborasi dalam perencanaan pembelajaran
bagi guru dan membuat perencanaan kebijakan bagi kepala sekolah atau
pendampingan sekolah bagi pengawas sekolah, GTK mengimplementasikan
perencanaan tersebut di sekolahnya masing-masing. Saat terjadinya proses
implementasi, GTKmelakukan asesmen formatif atau refleksi sebagai proses
untuk mengetahui perkembangan pembelajaran murid.

EVALUASI
Setelah implementasi di kelas maupun sekolah masing-masing, para GTK
kembali ke komunitas belajar untuk mendiskusikan hasil implementasi tersebut.
Setiap anggota komunitas belajar melakukan refleksi bersama tentang apa yang
sudah berjalan efektif dan apa yang berjalan kurang efektif untuk perbaikan di
tahap selanjutnya. Selain itu, apresiasi dilakukan pada capaian-capaian dan
perilaku-perilaku efektif yang sudah dilakukan oleh anggota komunitas.

Durasi dalam satu siklus belajar di komunitas antar sekolah dapat


bervariasi, disesuaikan dengan kebutuhan komunitas belajar.
KOMUNITAS BELAJAR
DARING (PADA PLATFORM
MERDEKA MENGAJAR)
Komunitas belajar daring merupakan komunitas yang terdata secara virtual
yang ada di menu Komunitas di Platform Merdeka Mengajar (PMM).
Komunitas belajar daring dapat mewadahi komunitas belajar antarsekolah
untuk saling berjejaring dan berbagi informasi tanpa batasan jarak di Platform
Merdeka Mengajar. PMM mewadahi para penggerak komunitas untuk
mengadakan webinar yang dapat diikuti oleh pengguna PMM lainnya.
PERAN PEMANGKU

KEPENTINGAN PADA

PENGELOLAAN
KOMUNITAS

BELAJAR DALAM
SEKOLAH

Menjelaskan tentang peran dan tugas serta dukungan Pemangku

Kepentingan kepada Komunitas Belajar dalam sekolah


Peran pemangku kepentingan sangat penting terhadap pertumbuhan
komunitas belajar. Pemangku kepentingan yang terlibat antara lain
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah; Unit Pelaksana Teknis (UPT) provinsi;
pengawas/penilik; yayasan; mitra pembangunan di bidang pendidikan; dan
orang tua (komite sekolah). Masing-masing pemangku kepentingan
melakukan perannya dalam membantu komunitas belajar berproses dan
bertumbuh untuk meningkatkan hasil belajar murid, sebagai berikut.

1. Pemerintah Pusat
Pemerintah pusat dalam hal ini Ditjen GTK menerbitkan panduan
optimalisasi komunitas belajar yang digunakan sebagai acuan satuan
pendidikan dan pemangku kepentingan untuk mendukung pertumbuhan
komunitas belajar. Ditjen GTK juga menerbitkan panduan peningkatan
kapasitas penggerak komunitas belajar sebagai acuan Unit Pelaksana Teknis
(UPT) GTK dan Diksi. Selain itu, pemerintah pusat melalui UPT Ditjen
Pauddikdasmen melakukan sosialisasi. advokasi, dan pendampingan
komunitas belajar ke pemerintah daerah.

2. Pemerintah Daerah
Dukungan dari pemerintah daerah untuk mengoptimalkan komunitas
belajar antara lain penyusunan regulasi terkait komunitas belajar sebagai
payung hukum pelaksanaan komunitas belajar di satuan pendidikan
misalnya mewajibkan komunitas belajar dalam sekolah untuk semua
satuan pendidikan di daerah, dan memasukan 1 (satu) jam belajar di
komunitas ke dalam jam efektif guru. Selain itu pemerintah daerah juga
dapat memberikan motivasi, serta melakukan pemantauan komunitas
belajar melalui dinas pendidikan (penilik/pengawas sekolah).

Penilik/pengawas selain menjadi perpanjangan tangan dinas pendidikan


daerah, juga terlibat membersamai kepala satuan pendidikan.
Pengawas/penilik dapat berperan sebagai mentor, coach, fasilitator, trainer,
dan/atau konsultan mendampingi kepala satuan pendidikan untuk
membangun komunitas belajar khususnya komunitas belajar dalam
sekolah

Dukungan pemerintah daerah dalam pertumbuhan komunitas


belajar antara lain menyusun regulasi terkait kegiatan komunitas
belajar, melalui penilik/pengawas mendampingi pelaksanaan
komunitas belajar di satuan pendidikan
3. Yayasan
Yayasan dapat mendukung keberadaan komunitas belajar melalui
kebijakan pengelolaan satuan pendidikan serta penganggaran.
Dukungan yang dapat diberikan oleh yayasan berupa penyusunan
regulasi terkait komunitas belajar untuk memfasilitasi pelaksanaan
komunitas belajar di satuan pendidikan yang dikelola, misalnya
mewajibkan komunitas belajar dalam sekolah dan memasukan 1 (satu)
jam belajar di komunitas dalam jam efektif guru, memberikan motivasi,
melakukan pemantauan komunitas belajar, serta memberikan sumber
daya yang diperlukan pada pelaksanaan komunitas belajar.
4. Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Dukungan UPT di provinsi dapat berupa koordinasi bersama untuk
melakukan sosialisasi, advokasi, dan peningkatan kapasitas penggerak
komunitas pada pemerintah daerah sesuai dengan tusi masing-masing.
Berikut adalah peran yang dilakukan UPT.

No. UPT Peran

Sosialisasi komunitas belajar


Balai Besar Guru ke GTK
1. Peningkatan Kompetensi
Penggerak/ Balai (upgrading) penggerak
Guru Penggerak komunitas belajar
Pendampingan penggerak
komunitas belajar

Sosialisasi mengenai komunitas


Balai Besar belajar ke pemerintah daerah dan
mitra pembangunan
Penjaminan Mutu Advokasi dan penguatan
2. Pendidikan/Balai mengenai komunitas belajar ke
Penjaminan Mutu pemerintah daerah dan mitra
Pendidikan pembangunan
Pendampingan konsultatif dan
asimetris pemerintah daerah

Balai Besar Sosialisasi komunitas belajar ke GTK,


Pengembangan pemerintah daerah, dan mitra
Penjaminan Mutu pembangunan
3. Upgrading penggerak komunitas
Pendidikan Vokasi / belajar
Balai Pengembangan Advokasi mengenai komunitas
Penjaminan Mutu belajar ke pemerintah daerah, mitra
Pendidikan Vokasi pembangunan, dunia usaha dan
dunia industri
Pendampingan konsultatif dan
asimetris pemerintah daerah
Pendampingan penggerak
komunitas belajar
5. Mitra Pembangunan, Dunia Usaha dan Dunia Industri
Mitra pembangunan serta dunia usaha dan industri hadir untuk berbagi
sumberdaya, mendampingi, mengawal kebijakan dan implementasi
program komunitas belajar di daerah. Mitra pembangunan dan dunia
usaha dan industri sesuai dengan fokusnya ikut serta mendukung
kegiatan optimalisasi komunitas belajar seperti mendukung bantuan
fasilitasi berbagai program atau kegiatan komunitas belajar maupun
peningkatan keterampilan yang dibutuhkan oleh komunitas belajar.

6. Orang tua (Komite Sekolah)


Orang tua sebagai bagian penting dalam ekosistem pendidikan memiliki
peran untuk bekerjasama dengan guru dalam peningkatan kualitas
pembelajaran murid. Dukungan tersebut dapat berupa keterlibatan aktif
untuk memberikan masukan pada guru maupun kepala sekolah terkait
dengan perbaikan pembelajaran murid.
PENUTUP

Komunitas Belajar merupakan wujud transformasi pembelajaran yang


menyediakan wadah bagi guru dan tenaga kependidikan untuk dapat tumbuh
bersama dalam mengoptimalkan hasil belajar murid. Melalui komunitas belajar
terjadi kolaborasi dan komitmen bersama antar guru yang berfokus pada
pembelajaran dan berorientasi pada hasil belajar murid.

Demikian Panduan Optimalisasi Komunitas Belajar disusun agar dapat


dijadikan acuan bagi seluruh pemangku kepentingan dan satuan pendidikan
untuk mendukung pertumbuhan komunitas belajar. Terima kasih kepada para
pihak yang telah berkontribusi pada penyusunan panduan Optimalisasi
Komunitas Belajar.
Lampiran 1
Contoh Komitmen Bersama dan Tata Nilai di Komunitas Belajar
dalam Sekolah

Nilai/Komitmen bersama:
Untuk melaksanakan komunitas belajar yang efektif setiap guru dan tenaga
kependidikan berkomitmen untuk:
Kami akan menjadi anggota tim kolaboratif yang positif dan memberikan
kontribusi.
Kami akan memantau pembelajaran setiap murid secara berkelanjutan
melalui penilaian formatif yang dikembangkan oleh kelas dan tim.
Kami akan menggunakan bukti pembelajaran murid untuk memperbaiki
praktik mengajar saya dan memenuhi kebutuhan individu murid dengan
lebih baik.
Kami akan bekerja dengan rekan kerja saya untuk mencapai tujuan kami.
Kami akan mencari praktik terbaik yang menjanjikan untuk mendukung
pembelajaran murid.
Kami akan memastikan orang tua tetap terinformasi tentang kemajuan
anak mereka.

Tata Nilai:
Keterbukaan: Kami menghargai diskusi terbuka dan jujur tentang praktik
mengajar kami, serta siap menerima kritik yang konstruktif dari sesama
anggota komunitas belajar.
Kerjasama: Kami menghargai kolaborasi dan berbagi ide dengan sesama
anggota komunitas belajar.
Profesionalisme: Kami menghargai praktik mengajar yang berkualitas tinggi
dan berusaha untuk meningkatkan praktik kami secara konsisten.
Menghargai: Kami menghargai perilaku yang mencerminkan respek
terhadap anggota lain seperti mendengarkan semua pendapat yang ada,
tidak memotong pembicaraan, memberikan ruang yang aman dan nyaman
untuk semua anggota berpendapat dan mengeluarkan idenya
Mengapresiasi: Kami memberikan apresiasi atas kontribusi dan keberhasilan
anggota komunitas belajar dalam meningkatkan pembelajaran murid dan
memperbaiki praktik mengajar.
Lampiran 2
Contoh percakapan dalam Komunitas Belajar yang Berfokus Pada
Pembelajaran Murid

Sekolah Tumbuh merupakan satuan pendidikan yang melayani jenjang


PAUD, SD, dan SMP. Sekolah Tumbuh memiliki beberapa komunitas
belajar berbasis mata pelajaran. Salah satunya adalah komunitas belajar
mata pelajaran matematika yang beranggotakan guru matematika di
jenjang PAUD, SD, dan SMP.

Jenjang PAUD terdiri dari kelas semai dan kuntum. Untuk jenjang SD
pembagian pembelajaran matematika tidak lagi berdasarkan tingkatan
kelas 1-6 namun berdasarkan tingkat kemampuan murid yang diberi nama
kelas pelangi mulai dari yang paling rendah kelas merah, jingga, kuning,
hijau, biru, nila, dan yang paling tinggi ungu. Keputusan kelas pelangi ini
berdasarkan pada data hasil asesmen murid setelah pembelajaran jarak
jauh akibat pandemi. Data tersebut menunjukkan adanya kesenjangan
kemampuan murid-murid di kelas semakin jauh, sehingga diputuskan
menggunakan sistem kelas pelangi untuk pelajaran matematika.

Jenjang SMP pada pelajaran matematika kelas dibagi menjadi dua yaitu
kelas regular dan kelas advance
Berikut merupakan contoh percakapan yang terjadi pada komunitas
belajar yang ada pada Sekolah Tumbuh.

Bu Ayu (fasilitator) Selamat siang Ibu, Bapak semua, senang sekali kita bisa
berkumpul dalam kegiatan rutin komunitas belajar
matematika. Pertemuan ini kita akan bahas bersama
mengenai:
1. Apa yang mau kita capai di kuartal 4
2. Cerita tentang apa yang terjadi dengan anak murid
kita di kelas
3. Perkembangan anak murid kita
4. Rencana selanjutnya untuk materi-materi di setiap
kelas

Sebelum kita mulai, ada yang ingin disampaikan Ibu


Bapak terlebih dahulu?
Kalau tidak ada, silakan siapa yang akan memulai?
Lampiran 2
Contoh percakapan dalam Komunitas Belajar yang Berfokus Pada
Pembelajaran Murid

Bu Fitri Kalau rencana dari PAUD terutama untuk kelas kuntum


ini kan anak-anak mau persiapan masuk SD ya, jadi kita
kasih challenge lebih seperti fokus bilangan,pengukuran,
geometri masih sederhana seperti pengenalan awal
bangun datar, terus pengukuran tidak baku kemarin
sempet pake sedotan tapi kami juga mau coba pake
krayon dan beberapa benda lain di kelas karena
aktivitasnya seru

Kelas semau sebetulnya sama, tapi levelnya saja yang


beda. Misalnya pembelajaran di kelas semai belajar dan
mengenal bilangan 1-3 kalau di kelas kuntum 1-10

Bu Yasmin Di kelas merah rencana pembelajarannya ada di data.


targetnya bisa membaca piktograf dan buat piktograf
dengan cara mengamati dan wawancara, selain itu juga
literasi finansial untuk mengenal uang koin dan uang
kertas jadi nominalnya kalo koin dari 100-1000 kalo kertas
sampe 100.000. Mulai dari cara membaca dan
menggunakan

Bu Siti Kelas jingga sama seperti kelas merah kalo di kelas


merah piktograf di jingga diagram batang mereka
mengingat lagi materi kelas 1 awalnya mereka membaca
dulu diagram batangnya dan menjawab pertanyaan
yang ada. Selanjutnya target berikutnya mereka bikin
pertanyaan sendiri. Mereka disediakan data untuk
membuat diagram batang dari data yang ada...

Bu Siti ... Selanjutnya mereka membuat pertanyaan udan


melakukan survei untuk membuat diagram batang.
Kalau literasi finansial itu sama pakai uang koin dan uang
kertas tetapi lebih pada kesamaan nominalnya misalnya 1
lembar 20.000 nilainya sama dengan 2 lembar 10.000 rb
atau sama dengan 4 lembar 5.000 juga sama dengan 1
lembar 10.000 dan 2 lembar 5.000
Lampiran 2
Contoh percakapan dalam Komunitas Belajar yang Berfokus Pada
Pembelajaran Murid

Bu Lina Di kelas kuning akan belajar data dengan mengolah


data survey lebih dari 30 data/responden akan
mengenalkan turus, diagram batang dan diagram
garisnya. Literasi finansial kombinasi pecahan uang sama
dengan kelas merah dan jingga namun juga ditambah
dengan uang kembalian

Di kelas hijau melanjutkan dari kelas kuning materinya


sama tetapi lebih ke aplikasi dalam kehidupan sehari-hari
berupa soal cerita yang melibatkan geometri, uang dan
data bentuknya adalah penalaran matematika

Bu Ayu Kalau saya di kelas biru melanjutkan yang kemarin


pecahan sekarang bilangan desimal dan konversi antar
bilangan pecahan ke desimal, persen ke desimal dan
sebaliknya juga tentang diskon dan pengelolaan uang
dengan persen misalnya 50% untuk kebutuhan, 30%
untuk rekreasi dan 20% untuk menabung. Mereka juga
akan lanjut KPK karena di kuartal 3 mereka udah
dikenalin dikit tentang KPK dalam pecahan sekarang
mau dilanjut KPK melalui soal cerita lalu juga dilanjut
dengan FPB. Selain itu pada geometri ada soal cerita
tentang luas keliling dan volume

Pak Pras Di kelas ungu fokusnya sudah persiapan ujian akhir, ada
4 keterampilan yaitu
1. Bilangan hingga 100.000,
2. Perkalian dan pembagian 4 bilangan,
3. Pecahan desimal, dan
4. Persen dan volume bangun ruang

Untuk ujian lisan ada sifat bangun ruang dan aplikasi


bangun ruang untuk kehidupan sehari-hari
Lampiran 2
Contoh percakapan dalam Komunitas Belajar yang Berfokus Pada
Pembelajaran Murid

Bu Rini Untuk SMP kelas regular dimulai dari aritmatika sosial


mereka belajar laba, rugi, netto, bruto, bunga, diskon, dan
akan lanjut ke perbandingan senilai dan berbalik nilai.
Targetnya aritmatika sosial akan selesai sebelum libur
lebaran.

Ternyata jalannya cukup lancar memang ketika


perhitungannya banyak tarik ulur tapi mereka jadi
paham mereka harus lakukan apa dan ketika ditarik ke
persoalan sehari-hari mereka lebih mudah paham
apalagi pake main peran misalnya mereka sebagai
penjualnya atau pembelinya mereka akan lebih dapat
konsepnya kegiatan awalnya main jual beli pakai proses
tawar-menawar kemudian mereka menghitung
persentase kerugian dan keuntungan jadi lebih cepet
nangkep.

Kelas advance akan belajar tambahan yaitu tentang rasio


dan proporsi

Bu Ayu Oke terima kasih untuk sharing rencana-rencananya di


kuartal 4, kalo bisa disimpulkan tidak jauh dari literasi
finansial dan data karena temanya besarnya juga
kewirausahaan ya?

Sekarang boleh di-share pengalaman mengajar di


minggu satu dua apakah ada yang ingin berbagi, apa ada
yang sampai merubah rencana pembelajarannya?
Lampiran 2
Contoh percakapan dalam Komunitas Belajar yang Berfokus Pada
Pembelajaran Murid

Bu Lina Oke saya ingin sharing dari kelas hijau. Kelas ini
mayoritas kelas 4 sisanya kelas 3, lebih ke
penalaran dalam kehidupan sehari-hari, fokusnya
mereka membuat solusi dengan kemampuan
matematika yang dimiliki menariknya ketika
diberikan soal cerita anak-anak mulai tertantang
mencari berbagai solusi

Kalau dulu kita mungkin diajarkan matematika


ini kayak gini loh satu caranya menyelesaikan
masalah tapi yang ditemukan di kelas adalah
anak-anak punya beberapa cara untuk melihat
solusinya.

Contohnya tadi anak-anak diberikan soal cerita


tentang uang saat mengalikan bilangan yang
besar-besar mereka mempunyai strategi yang
beda-beda. Ada satu soal yang menjelaskan
bahwa dalam satu kelas kelas tersebut sedang
mengumpulkan iuran sebesar 15.000 dalam satu
kelas terdiri dari 26 anak berapa uang yang
dikumpulkan dalam kelas?...
Lampiran 2
Contoh percakapan dalam Komunitas Belajar yang Berfokus Pada
Pembelajaran Murid

Bu Lina ... Logikanya kan tinggal dikalikan saja 15.000 X 26, tetapi
beberapa ada yang menjawab dengan cara yang beda:
ada yang mereka tambahkan dengan hitung berulang,
ada yang memecah bilangan 26 menjadi beberapa
bilangan contohnya 26 terdiri dari 10, 10 dan 6 dan 6
dibagi lagi jadi 2, 2, dan 2 sehingga dia solusinya 15X10 +
15X10 + 15X2 +15X2 + 15X2

kemudian ada yang dibagi 2 yaitu 20 dan 6, tapi ada juga


yang langsung mengalikan ke bawah

Jadi dari satu persoalan bisa ada 4 hingga 5 strategi yang


muncul. Sangat menarik karena anak bisa menemukan
solusi melalui penalaran masing-masing. Setelah
dibacakan soalnya dan kemudian saya bertanya
bagaimana strategi penyelesaiannya akan muncul
beberapa solusi yang masuk akal semua dan mereka
paham konsep yang dipelajari untuk apa dalam
keseharian dan menjadikan pemahaman bahwa
matematika penting untuk dipelajari

Bu Siti Di kelas jingga juga sama ketika diminta menghitung


uang 10 ribu misalnya , mereka punya cara masing-
masing mengumpulkan pecahan yang berbeda-beda

Bu Ayu Wah menarik jadi bisa belajar dari temannya ya? Dari situ
temennya belajar cara menghitung yang efektif itu
gimana, caraku berapa lama pakai cara teman lebih
cepat oh ternyata bisa pakai cara kayak gitu ya

Ada cerita lain lagi?


Lampiran 2
Contoh percakapan dalam Komunitas Belajar yang Berfokus Pada
Pembelajaran Murid

Bu Yasmin Kelas merah belajar datanya dari mengelompokkan


benda, saya sediakan benda ada gambar - gambar
kartun terus saya tanya ini bagaimana ya
mengelompokkannya? dengan kategori apa?

Saya meminta satu anak ke depan dan dia punya ide


pengelompokannya berdasarkan jenis kartun waktu itu
ngelompokinnnya mepet-mepet jadi agak gak jelas
pengelompokannya dan saya minta di buat jarak, setelah
itu saya kasih tahu kalau ini namanya piktograf. Dengan
piktograf ini tanpa menghitung kita juga akan lebih
cepat menyimpulkan mana yang lebih banyak mana
yang lebih sedikit.

Kemudian setelah itu saya meminta mereka


mengumpulkan sepatu mereka untuk dikelompokkan ,
saya tanya kita bisa kelompokin ini berdasarkan apa saja
ya? mereka kasih berbagi ide ada yang dari merek, dari
ukurannya, dari bentuk sepatunya.

Terus kita coba kalau dari merek ada berapa kelompok?


Ternyata ada 8 kelompok, terus kalo ukuran juga ada
banyak kelompok, saya kasih tantangan yuk kita
persempit kelompoknya kira-kira apa yang bisa lebih
sedikit mereka usul dari jenis sepatunya ada yang tali ada
yang strap dan ada yang strap tali kita kelompokkan dan
susun di lantai satu kotak lantai satu sepatu dan mereka
masing masing membawa sepatunya sesuai kelompok
yang tadi diusulkan sebelumnya saya kasih kertas
kelompok strap, tali, dan strap tali, dari sini juga belajar
ternyata penempatan data yang rapi dan jaraknya
konsisten membuat kita lebih mudah membaca dan
memahaminya setelah itu saya minta dipindah ke kertas
menjadi sebuah piktograf dari situ dibuat tabel terus
ditanyakan paling banyak yang mana yang paling sedikit
yang mana dan yang jumlahnya sama yang mana?
Lampiran 2
Contoh percakapan dalam Komunitas Belajar yang Berfokus Pada
Pembelajaran Murid

Bu Ayu Ini jadi anak-anak bernalar ya ngelompokinnya


berdasarkan apa, apa kategorinya agar kelompoknya
lebih sedikit/ringkas. Ini lebih mudah dari penjumlahan
dan pengurangan sepertinya
Ada yang mau menanggapi?

Pak Pras Iya jadi konkret ada benda yang bisa dilihat jadi akan
lebih mudah

Bu Ayu Ada lagi yang mau berbagi?

Apa ada hambatan serius di kelas?

Meskipun ini kan kelas Pelangi tetapi mungkin ada


Pelangi dalam kelas Pelangi hehehe ada gradasi
maksudnya

Bu Siti Di kelas jingga tuh anggotanya sangat beragam ada


kelas 1-4. Biasanya ada anak yang sudah selesai terus
gangguin yang lain.

Bu Ayu Berarti di kelas ini banyak scaffolding ya? kayak yuk


belajar bareng terus dikasih feedback dulu baru mereka
benerin karena kalo dilepas lumayan menantang. Paling
banyak kelas jingga ini dari kelas 2 ya.

Kalo kelas biru bahas tentang desimal baru bahas awal


dengan membandingkan bilangan desimal mana yang
lebih besar, tidak sampai disitu tetapi juga diminta untuk
membuktikan jawaban misalnya menggunakan garis
bilangan atau susun ke bawah.

Selain itu tentang diskon siapa yang suka diskon dan


belajar cara ngitungnya jadi berapa harga setelah diskon
dan banyak perbedaan gimana potongan harga ternyata
harga awal dikurangi nilai diskon...
Lampiran 2
Contoh percakapan dalam Komunitas Belajar yang Berfokus Pada
Pembelajaran Murid

Bu Ayu ... Awalnya ada anak yang ditanya jadi setelah diskon
harganya berapa tapi yang dia jawab adalah diskonnya
sehingga teman-teman tidak percaya dan menemukan
formulasi harga yang dibayar adalah harga jual dikurangi
dengan harga diskon

Ada lagi yang mau berbagi? Dari Paud bagaimana?

Bu Fitri Paud tentang geometri mencari bangun datar dalam


beras sekalian juga aktivitas sensori, setelah mereka
menemukan bangun datar dalam beras mereka
menebak geometri tersebut paling mirip gambar yang
mana, dan anak diminta meletakan digambar tersebut
anak menceritakan ini gambar apa atau bentuk apa.

Yang mayoritas sudah tahu tuh lingkaran yang lainnya


masih asing . anak anak sejauh ini baru menyamakan
bentuk misalnya lingkaran tuh nyebutnya masih bola,
bulat, bundar. Saat diskusi bersama beberapa anak sudah
bisa nyebutin segitiga, persegi ketika melihat geometri
pada gambar

Bu Rini Di SMP sebelum lebaran mestinya belajarnya persamaan


tapi daripada keriting saya majukan aritmatika sosial
dulu karena lebih deket sama mereka ngitung uang dan
menghitung keuntungan anak-anak cepet pahamnya.

Jadi saya temukan anak yang pas masuk perkaliannya


masih belum lancar ternyata ngitung uang tuh cepet
banget lho, selanjutnya nih kita lihat di persamaan
semoga sih cepet juga ya, Aamiin.
Lampiran 2
Contoh percakapan dalam Komunitas Belajar yang Berfokus Pada
Pembelajaran Murid

Bu Ayu Baik sudah semua update dan berbagi ya jadi yang akan
dilakukan tuh masih lanjutan seputar data, literasi
finansial, diagram batang dan soal-soal cerita di kelas
masing-masing

Ada tambahan bapak ibu guru sebagai penutup?

Bu Yasmin Apakah teman-teman akan ngasih tugas rumah sebelum


liburan lebaran ini?

Bu Rini Saya kayaknya nggak karena biasanya tugasnya juga


dikerjakan mepet pas mau masuk lagi, tapi kalau
memang butuh ya bisa dikasih tugas

Bu Ayu Oke jadi terkait tugas kalau merasa butuh bisa juga
dipertimbangkan jumlahnya ya

Kalau tidak ada lagi tambahan kitab isa sudahi ya


pertemuan kali ini, Oke terima kasih banyak semua
semoga rencana-rencananya lancar
Lampiran 3
Instrumen Asesmen Pertumbuhan Komunitas Belajar dalam
Sekolah

Pengantar Instrumen Pertumbuhan Komunitas Belajar dalam Sekolah


Instrumen ini merupakan alat untuk melihat perkembangan pertumbuhan komunitas
belajar dalam sekolah. Kepala sekolah melakukan pertemuan dengan seluruh GTK di
sekolah untuk mengisi instrumen kemudian masing-masing anggota menyampaikan
pendapat pribadi mereka dalam kelompok kecil dengan memberikan bukti spesifik
terkait praktik pembelajaran di sekolah. Dialog lanjutan biasanya memberikan
kesempatan kepada mereka untuk menyampaikan perbedaan sudut pandang.
Selanjutnya forum mengidentifikasikan permasalahan dan solusi untuk setiap dimensi
menuju tahap selanjutnya.

Pertumbuhan komunitas belajar diawali dari tahapan Belum Memulai, Memulai,


Menerapkan dan Membudayakan. Potret pertumbuhan komunitas belajar dalam
sekolah menjadi dasar bagi satuan pendidikan untuk meningkatkan kelima dimensi
yang akan berkontribusi pada pertumbuhan komunitas belajar dalam sekolah.

Petunjuk Pengisian Instrumen


Baca dengan cermat setiap sub
dimensi dan tahapan pertumbuhan
komunitas belajar dalam sekolah.

Diskusikan dan refleksikan setiap


tahapan pertumbuhan komunitas
belajar di dalam sekolah Bapak/Ibu.

Tentukan komunitas belajar di


sekolah Saudara berada di tahapan
Belum Memulai, Memulai,
Menerapkan atau Membudayakan
untuk masing-masing dimensi
dengan cara memberikan tanda
centang ( √ ) pada kotak (◻).
Dimensi Belum Memulai Memulai Menerapkan Membudayakan

Kepemimpinan Kepemimpinan Kelompok- Kepemimpinan Kepemimpinan


1 yang Saling dipegang oleh kelompok kecil diterima secara dan
Berbagi dan KS. GTK tidak kepemimpinan luas di pengambilan
Mendukung diberdayakan muncul selain lingkungan keputusan
dalam dari KS. GTK sekolah. GTK berbasis luas.
KS berbagi
penyelesaian dibina dan berbagi GTK
kewenangan
masalah didorong untuk kewenangan diberdayakan
dan
pengajaran dan mengambil dan tanggung untuk
pengambilan
pembelajaran. peran jawab seputar menyelesaikan
keputusan,
kepemimpinan. masalah masalah
sembari
pengajaran dan pengajaran dan
mengembangk
pembelajaran. pembelajaran.
an dan
GTK memiliki
membina
komitmen dan
kepemimpinan.
akuntabilitas.

Nilai dan Tujuan Tidak ada tujuan, Nilai dan norma Terdapat tujuan Tujuan bersama
2 Bersama nilai, dan rencana dianut. Terdapat bersama dan dan seperangkat
sekolah atau proses seperangkat nilai nilai dianut di
GTK memiliki tujuan bersama, kolaboratif untuk yang seluruh
tujuan bersama nilai, dan rencana mengembangka merefleksikan komunitas
dengan fokus sekolah ada n nilai dan tujuan harapan yang sekolah dan
yang kuat tetapi tidak bersama. tinggi untuk dijadikan
terhadap melibatkan Beberapa hal pembelajaran panduan
pembelajaran pemangku terkait murid. Upaya pengambilan
murid dan kepentingan. pembelajaran diselaraskan. keputusan,
mendukung Fokus pada murid penyusunan
norma perilaku pembelajaran diperhatikan, kebijakan, dan
sebagai panduan murid kurang. tetapi tidak penyusunan
pengambilan selaras dengan program yang
keputusan upaya berkaitan
tentang dengan
pengajaran dan pengajaran dan
pembelajaran pembelajaran.
Dimensi Belum Memulai Memulai Menerapkan Membudayakan

Pembelajaran Pembelajaran GTK GTK melakukan GTK berbagi


3 Kolektif dan kolektif tidak mengadakan pertemuan informasi dan
Penerapannya diterapkan. GTK pertemuan rutin untuk bekerja sama
tidak terlihat untuk berbagi berkolaborasi untuk
GTK berbagi belajar dari satu informasi dan dan menambah
informasi dan sama lain mendiskusikan memecahkan pengetahuan,
bekerja secara untuk masalah masalah keterampilan,
kolaboratif memenuhi pengajaran dan seputar dan strategi.
untuk kebutuhan pembelajaran. pengajaran dan GTK
membuat murid yang GTK mulai pembelajaran. menerapkan
perencanaan, beragam. berdialog dan PTK terlihat pembelajaran
memecahkan bertindak belajar dari satu baru saat
masalah, dan berdasarkan apa sama lain bekerja dan
meningkatkan yang mereka untuk mencari solusi
kesempatan pelajari untuk memenuhi guna
belajar. memenuhi kebutuhan mengakomodas
kebutuhan murid yang i kebutuhan
murid yang beragam. murid yang
beragam. beragam.

Berbagi Praktik GTK bekerja Beberapa GTK GTK bekerja Terdapat


4 Baik sendiri, tidak bekerja secara secara mentoring dan
mengamati kolaboratif, kolaboratif, coaching baik
Rekan kerja
satu sama lain, saling saling formal maupun
bertemu dan
tidak mengamati mengamati informal. GTK
saling
memberikan dan kinerja, saling
mengamati
umpan balik, mendorong menawarkan mengamati
kinerja rekannya
atau berbagi kinerja, umpan balik, kinerja dan
agar bisa
praktik baik. memberikan dan secara memberikan
memberikan
umpan balik, formal serta umpan balik,
umpan balik
atau berbagi informal GTK secara
terhadap praktik
praktik baik. berbagi hasil rutin meninjau
pembelajaran
praktik baik hasil belajar
yang dilakukan
baru untuk murid dan
untuk
meningkatkan berbagi praktik
membantu
pembelajaran pembelajaran.
pembelajaran
murid.
murid dan
meningkatkan
kemampuan
rekannya.
Dimensi Belum Memulai Memulai Menerapkan Membudayakan
Kondisi yang sistem Kebutuhan akan Secara umum, Upaya inovatif
5 Mendukung komunikasi dan sistem sistem menghasilkan
(Struktur) teknologi serta komunikasi dan komunikasi dan sistem
sumber daya teknologi serta teknologi serta komunikasi dan
meliputi sistem
yang berupa KS, sumber daya sumber daya teknologi serta
komunikasi dan
fasilitas, alokasi yang berupa KS, yang berupa KS, sumber daya
teknologi serta
waktu untuk fasilitas, alokasi fasilitas, alokasi yang berupa KS,
sumber daya
belajar, waktu untuk waktu untuk fasilitas, alokasi
yang berupa KS,
anggaran, dan belajar, belajar, waktu untuk
fasilitas, waktu,
materi anggaran, dan anggaran, dan belajar, anggaran,
anggaran, dan
tidak memadai materi yang materi untuk dan materi yang
materi yang
untuk memadai meningkatkan berpengaruh
memungkinkan
mendorong dipertimbangkan pembelajaran terhadap
GTK
pembelajaran untuk GTK dan murid pembelajaran
mendiskusikan
GTK dan murid. mengakomodasi sudah memadai. GTK dan murid
dan memeriksa
pembelajaran secara terus-
hasil kerja dan
GTK dan murid. menerus.
nilai murid.

Dimensi Belum Memulai Memulai Menerapkan Membudayakan


Kondisi yang Tidak terdapat Terdapat GTK dan murid Komunitas
6 Mendukung kondisi yang beberapa kondisi berkomitmen secara
(Hubungan) mendorong yang mendorong untuk menyeluruh
perubahan perubahan mendorong mendorong
meliputi adanya budaya sekolah, budaya sekolah, perubahan upaya
rasa hormat, rasa seperti: adanya seperti: adanya budaya sekolah berkelanjutan
percaya, rasa peduli, rasa peduli, yang ramah dan terpadu,
kebiasaan percaya, hormat, percaya, hormat, guru, seperti: mengambil risiko
berpikir kritis dan aman, dan aman, dan adanya rasa untuk membuat
pengembangan pengakuan serta pengakuan serta peduli, percaya, perubahan
penting, serta penghargaan penghargaan hormat, aman, dalam budaya
hubungan positif atas upaya dan atas upaya dan dan pengakuan sekolah untuk
yang saling prestasi yang prestasi yang serta menciptakan
peduli di dalam diraih. diraih. penghargaan lingkungan
komunitas atas upaya dan belajar yang
secara prestasi yang ramah guru ,
menyeluruh diraih. seperti: adanya
(lingkungan rasa peduli,
belajar yang percaya, hormat,
ramah guru). aman, dan
pengakuan serta
penghargaan
atas upaya dan
prestasi yang
diraih.

Anda mungkin juga menyukai