KOMUNITAS
BELAJAR
Pengarah:
Direktur Guru Pendidikan Dasar
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Penyusun:
Dr. Medira Ferayanti, S.S., M.A.
Tim Komunitas Belajar, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Editor:
Tim Implementasi Kurikulum Merdeka
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Layout/desain:
Dwi Harianti
Dimas Adi N
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, tim Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dapat menyusun Panduan
Optimalisasi Komunitas Belajar.
Panduan ini memuat hal-hal pokok yang perlu diketahui oleh pemangku
kepentingan yang terkait dalam pengelolaan komunitas belajar. Komunitas
belajar terutama, komunitas belajar dalam sekolah diyakini memberikan
kontribusi terbesar dalam proses belajar pendidik. Tujuh puluh persen (70%)
proses belajar guru diharapkan terjadi di komunitas belajar dalam sekolah
dan bentuk peningkatan kompetensi GTK lainnya di dalam sekolah. Di
komunitas belajar dalam sekolah guru belajar bersama, memecahkan
masalah yang dihadapi di kelas, dan dapat langsung menerapkan di kelas apa
yang dipelajari sesuai dengan konteksnya. Sementara itu, 20% proses belajar
guru terjadi di komunitas antar sekolah saat guru dan tenaga kependidikan
(GTK) mengamati dan mendapatkan umpan balik atas hasil pengamatannya.
Sisanya (10%) diperoleh saat PTK belajar secara formal (melalui
pelatihan/kursus).
PENDAHULUAN
01 Menjelaskan tentang latar belakang, tujuan, sasaran, dan manfaat
MENGENAL
KOMUNITAS
06 BELAJAR DALAM
SEKOLAH
Menjelaskan konsep komunitas belajar dan bagaimana
komunitas belajar diimplementasikan
PERAN PEMANGKU
19 KEPENTINGAN
Menjelaskan peran pemangku kepentingan di daerah untuk
mendukung pertumbuhan komunitas belajar
PENUTUP
23 Memberikan penutup panduan optimalisasi komunitas belajar
LAMPIRAN
25 Contoh Komitmen Bersama dan Tata Nilai di Komunitas Belajar dalam Sekolah,
percakapan dalam Komunitas Belajar yang Berfokus Pada Pembelajaran Murid,
dan Instrumen Asesmen Pertumbuhan Komunitas Belajar dalam Sekolah
PENDAHULUAN
Menjelaskan latar belakang, tujuan, sasaran, dan manfaat
LATAR BELAKANG
Peran Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) sangat penting bagi terjadinya
transformasi pembelajaran murid. Akselerasi transformasi pembelajaran murid
dapat terjadi jika para guru dan tenaga kependidikan senang dan rutin belajar
untuk meningkatkan kompetensinya. Peningkatan kompetensi guru dan tenaga
kependidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti pelatihan,
pendampingan, mentoring, coaching, ataupun komunitas belajar. Komunitas
belajar adalah salah satu strategi untuk meningkatkan kompetensi guru dan
tenaga kependidikan.
Konsep komunitas belajar dalam sekolah yang digunakan pada panduan ini
menggunakan konsep Professional Learning Community (PLC) yang
dikembangkan oleh Richard DuFour, dkk. (2016). Komunitas belajar dalam sekolah
menjadi wadah bagi guru dan tenaga kependidikan untuk belajar bersama dan
berkolaborasi secara rutin. Kegiatan dalam komunitas ini idealnya memiliki tujuan
yang jelas dan terukur dalam meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga
berdampak pada hasil belajar murid. Untuk memaksimalkan keberadaannya,
diperlukan kolaborasi yang baik dan komitmen bersama antara guru dan tenaga
kependidikan di dalam komunitas belajar.
Sebagai acuan belajar dalam komunitas diperlukan panduan baik untuk satuan
pendidikan maupun pemangku kepentingan terkait. Panduan Optimalisasi
Komunitas Belajar merupakan pembaharuan panduan sebelumnya yaitu
Petunjuk Awal Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah (2022). Panduan ini
memuat penjelasan yang lebih komprehensif tentang langkah membangun
komunitas belajar dalam sekolah yang berdampak pada hasil belajar murid.
DASAR HUKUM
KOMUNITAS BELAJAR
YANG BERPUSAT PADA
PEMBELAJARAN MURID
Komunitas belajar adalah sekelompok GTK yang belajar bersama,
berkolaborasi secara terjadwal dan berkelanjutan dengan tujuan yang jelas
serta terukur untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga
berdampak pada hasil belajar murid.
Hasil belajar murid perlu diketahui oleh GTK dengan cara mengumpulkan
bukti berupa hasil asesmen murid yang digunakan sebagai dasar pada
seluruh proses belajar dalam komunitas. Peningkatan hasil belajar murid
bisa dilihat dengan membandingkan bukti berupa hasil asesmen murid
sebelum dan setelah dilakukan intervensi dalam sebuah siklus tertutup
sebagai berikut:
1 3 5
Menciptakan lingkungan Merealisasikan Belajar
Membentuk tim kecil Bersama dan Berbagi Praktik
belajar yang ramah guru
2 4
Gambar 2.3 Tahapan membangun komunitas
Guru belajar di dalam komunitas belajar menggunakan siklus inkuiri sebagai
acuan mereka untuk belajar secara berkelanjutan dalam upaya peningkatan
mutu pendidikan murid di sekolah. Adapun siklus yang digunakan pada
panduan ini yaitu refleksi awal, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
Berikut elaborasi dari setiap tahapan siklus.
PERENCANAAN
Pada tahap ini, guru dapat
berkolaborasi mengembangkan perencanaan
REFLEKSI AWAL pembelajaran atau mereview perencanaan
pembelajaran yang sudah ada sebelum digunakan
Guru berdiskusi mengenai
di kelas masing-masing ataupun di kelas guru
analisis hasil belajar murid yang bersumber
model. Empat Pertanyaan Kunci dapat digunakan
dari beragam data murid pada mapel/kelas
guru ketika mendiskusikan perencanaan
tersebut, seperti hasil asesmen, hasil penilaian
pembelajaran, yaitu (1) apakah hal ini yang kita
pembelajaran, atau data lain yang relevan.
ingin murid capai?; (2) bagaimana kita mengetahui
Berdasarkan hasil diskusi ini, guru melakukan bahwa murid sudah mencapai hal tersebut?; (3)
refleksi dan menentukan agenda atau topik jika murid belum mencapai tujuan pembelajaran
prioritas yang ingin mereka diskusikan di apa yang akan kita lakukan?; dan (4) jika murid
komunitas belajarnya. Mereka juga menentukan sudah mencapai tujuan pembelajaran, pengayaan
tujuan dan target belajar yang dikaitkan dengan apa yang harus kita lakukan?. Namun, keempat
peningkatan pembelajaran murid. pertanyaan ini tidak harus digunakan semua pada
satu sesi belajar di komunitas.
EVALUASI
Setelah implementasi IMPLEMENTASI
pembelajaran di kelas masing-masing atau di Setelah kolaborasi dalam
kelas guru model, para guru kembali ke perencanaan pembelajaran, para guru
komunitas belajar untuk mendiskusikan hasil mempraktikkan perencanaan pembelajaran tadi di
pembelajaran di kelas. Setiap anggota kelasnya masing-masing. Saat memfasilitasi
komunitas belajar melakukan refleksi pembelajaran murid, guru melakukan asesmen
bersama tentang apa yang sudah berjalan formatif untuk mengetahui perkembangan belajar
efektif dan apa yang berjalan kurang efektif murid.
untuk perbaikan di tahap selanjutnya.
Apresiasi dilakukan pada capaian-capaian Ketika implementasi perencanaan pembelajaran
dilakukan pada salah satu kelas guru model, guru
dan perilaku-perilaku efektif yang sudah
lainnya melakukan observasi proses pembelajaran
dilakukan oleh anggota komunitas.
di kelas tersebut dengan fokus yang telah disepakati
sebelumnya.
Semua tahapan siklus ini dilaksanakan dengan mengintegrasikan Tiga Ide
Besar yang menggunakan Empat Pertanyaan Kunci. Durasi satu siklus inkuiri
disesuaikan dengan kebutuhan para pendidik. Hal yang dibicarakan pada
komunitas belajar dalam sekolah adalah pembelajaran murid. Semua
kesepakatan pada komunitas belajar mempertimbangkan hal yang terbaik
untuk pembelajaran murid. Contoh percakapan guru yang berfokus pada
murid, saat belajar dalam komunitas di sekolah dapat dilihat pada lampiran 4.
REFLEKSI AWAL
Pada tahap ini, dilakukan asesmen kebutuhan belajar GTK. GTK dapat
menyampaikan kebutuhan belajar mereka berdasarkan permasalahan murid yang
dihadapi di sekolah maupun kebutuhan belajar prioritas dari GTK berdasarkan arah
kebijakan pendidikan di daerah tersebut. Berdasarkan hasil refleksi ini, GTK pada
komunitas belajar menentukan agenda/topik yang ingin mereka diskusikan.
Mereka juga menentukan target pencapaian komunitas belajar.
PERENCANAAN
Pada tahap ini, komunitas belajar antar guru, misalnya dapat mengembangkan
perencanaan pembelajaran bersama ataupun membedah perencanaan
pembelajaran yang sudah ada. Kolaborasi perencanaan pembelajaran ini dapat
juga dipraktikkan pada kelas guru model, tempat mereka melakukan observasi
pembelajaran. Empat Pertanyaan Kunci dapat digunakan guru ketika
mendiskusikan perencanaan pembelajaran, yaitu (1) apakah hal ini yang kita ingin
murid capai?; (2) bagaimana kita mengetahui bahwa murid sudah mencapai hal
tersebut?;(3) jika murid belum mencapai tujuan pembelajaran apa yang akan kita
lakukan?; dan (4) jika murid sudah mencapai tujuan pembelajaran, pengayaan apa
yang harus kita lakukan?. Namun, keempat pertanyaan ini tidak harus digunakan
semua pada satu sesi belajar di komunitas.
IMPLEMENTASI
Setelah melakukan kolaborasi dalam perencanaan pembelajaran
bagi guru dan membuat perencanaan kebijakan bagi kepala sekolah atau
pendampingan sekolah bagi pengawas sekolah, GTK mengimplementasikan
perencanaan tersebut di sekolahnya masing-masing. Saat terjadinya proses
implementasi, GTKmelakukan asesmen formatif atau refleksi sebagai proses
untuk mengetahui perkembangan pembelajaran murid.
EVALUASI
Setelah implementasi di kelas maupun sekolah masing-masing, para GTK
kembali ke komunitas belajar untuk mendiskusikan hasil implementasi tersebut.
Setiap anggota komunitas belajar melakukan refleksi bersama tentang apa yang
sudah berjalan efektif dan apa yang berjalan kurang efektif untuk perbaikan di
tahap selanjutnya. Selain itu, apresiasi dilakukan pada capaian-capaian dan
perilaku-perilaku efektif yang sudah dilakukan oleh anggota komunitas.
KEPENTINGAN PADA
PENGELOLAAN
KOMUNITAS
BELAJAR DALAM
SEKOLAH
1. Pemerintah Pusat
Pemerintah pusat dalam hal ini Ditjen GTK menerbitkan panduan
optimalisasi komunitas belajar yang digunakan sebagai acuan satuan
pendidikan dan pemangku kepentingan untuk mendukung pertumbuhan
komunitas belajar. Ditjen GTK juga menerbitkan panduan peningkatan
kapasitas penggerak komunitas belajar sebagai acuan Unit Pelaksana Teknis
(UPT) GTK dan Diksi. Selain itu, pemerintah pusat melalui UPT Ditjen
Pauddikdasmen melakukan sosialisasi. advokasi, dan pendampingan
komunitas belajar ke pemerintah daerah.
2. Pemerintah Daerah
Dukungan dari pemerintah daerah untuk mengoptimalkan komunitas
belajar antara lain penyusunan regulasi terkait komunitas belajar sebagai
payung hukum pelaksanaan komunitas belajar di satuan pendidikan
misalnya mewajibkan komunitas belajar dalam sekolah untuk semua
satuan pendidikan di daerah, dan memasukan 1 (satu) jam belajar di
komunitas ke dalam jam efektif guru. Selain itu pemerintah daerah juga
dapat memberikan motivasi, serta melakukan pemantauan komunitas
belajar melalui dinas pendidikan (penilik/pengawas sekolah).
Nilai/Komitmen bersama:
Untuk melaksanakan komunitas belajar yang efektif setiap guru dan tenaga
kependidikan berkomitmen untuk:
Kami akan menjadi anggota tim kolaboratif yang positif dan memberikan
kontribusi.
Kami akan memantau pembelajaran setiap murid secara berkelanjutan
melalui penilaian formatif yang dikembangkan oleh kelas dan tim.
Kami akan menggunakan bukti pembelajaran murid untuk memperbaiki
praktik mengajar saya dan memenuhi kebutuhan individu murid dengan
lebih baik.
Kami akan bekerja dengan rekan kerja saya untuk mencapai tujuan kami.
Kami akan mencari praktik terbaik yang menjanjikan untuk mendukung
pembelajaran murid.
Kami akan memastikan orang tua tetap terinformasi tentang kemajuan
anak mereka.
Tata Nilai:
Keterbukaan: Kami menghargai diskusi terbuka dan jujur tentang praktik
mengajar kami, serta siap menerima kritik yang konstruktif dari sesama
anggota komunitas belajar.
Kerjasama: Kami menghargai kolaborasi dan berbagi ide dengan sesama
anggota komunitas belajar.
Profesionalisme: Kami menghargai praktik mengajar yang berkualitas tinggi
dan berusaha untuk meningkatkan praktik kami secara konsisten.
Menghargai: Kami menghargai perilaku yang mencerminkan respek
terhadap anggota lain seperti mendengarkan semua pendapat yang ada,
tidak memotong pembicaraan, memberikan ruang yang aman dan nyaman
untuk semua anggota berpendapat dan mengeluarkan idenya
Mengapresiasi: Kami memberikan apresiasi atas kontribusi dan keberhasilan
anggota komunitas belajar dalam meningkatkan pembelajaran murid dan
memperbaiki praktik mengajar.
Lampiran 2
Contoh percakapan dalam Komunitas Belajar yang Berfokus Pada
Pembelajaran Murid
Jenjang PAUD terdiri dari kelas semai dan kuntum. Untuk jenjang SD
pembagian pembelajaran matematika tidak lagi berdasarkan tingkatan
kelas 1-6 namun berdasarkan tingkat kemampuan murid yang diberi nama
kelas pelangi mulai dari yang paling rendah kelas merah, jingga, kuning,
hijau, biru, nila, dan yang paling tinggi ungu. Keputusan kelas pelangi ini
berdasarkan pada data hasil asesmen murid setelah pembelajaran jarak
jauh akibat pandemi. Data tersebut menunjukkan adanya kesenjangan
kemampuan murid-murid di kelas semakin jauh, sehingga diputuskan
menggunakan sistem kelas pelangi untuk pelajaran matematika.
Jenjang SMP pada pelajaran matematika kelas dibagi menjadi dua yaitu
kelas regular dan kelas advance
Berikut merupakan contoh percakapan yang terjadi pada komunitas
belajar yang ada pada Sekolah Tumbuh.
Bu Ayu (fasilitator) Selamat siang Ibu, Bapak semua, senang sekali kita bisa
berkumpul dalam kegiatan rutin komunitas belajar
matematika. Pertemuan ini kita akan bahas bersama
mengenai:
1. Apa yang mau kita capai di kuartal 4
2. Cerita tentang apa yang terjadi dengan anak murid
kita di kelas
3. Perkembangan anak murid kita
4. Rencana selanjutnya untuk materi-materi di setiap
kelas
Pak Pras Di kelas ungu fokusnya sudah persiapan ujian akhir, ada
4 keterampilan yaitu
1. Bilangan hingga 100.000,
2. Perkalian dan pembagian 4 bilangan,
3. Pecahan desimal, dan
4. Persen dan volume bangun ruang
Bu Lina Oke saya ingin sharing dari kelas hijau. Kelas ini
mayoritas kelas 4 sisanya kelas 3, lebih ke
penalaran dalam kehidupan sehari-hari, fokusnya
mereka membuat solusi dengan kemampuan
matematika yang dimiliki menariknya ketika
diberikan soal cerita anak-anak mulai tertantang
mencari berbagai solusi
Bu Lina ... Logikanya kan tinggal dikalikan saja 15.000 X 26, tetapi
beberapa ada yang menjawab dengan cara yang beda:
ada yang mereka tambahkan dengan hitung berulang,
ada yang memecah bilangan 26 menjadi beberapa
bilangan contohnya 26 terdiri dari 10, 10 dan 6 dan 6
dibagi lagi jadi 2, 2, dan 2 sehingga dia solusinya 15X10 +
15X10 + 15X2 +15X2 + 15X2
Bu Ayu Wah menarik jadi bisa belajar dari temannya ya? Dari situ
temennya belajar cara menghitung yang efektif itu
gimana, caraku berapa lama pakai cara teman lebih
cepat oh ternyata bisa pakai cara kayak gitu ya
Pak Pras Iya jadi konkret ada benda yang bisa dilihat jadi akan
lebih mudah
Bu Ayu ... Awalnya ada anak yang ditanya jadi setelah diskon
harganya berapa tapi yang dia jawab adalah diskonnya
sehingga teman-teman tidak percaya dan menemukan
formulasi harga yang dibayar adalah harga jual dikurangi
dengan harga diskon
Bu Ayu Baik sudah semua update dan berbagi ya jadi yang akan
dilakukan tuh masih lanjutan seputar data, literasi
finansial, diagram batang dan soal-soal cerita di kelas
masing-masing
Bu Ayu Oke jadi terkait tugas kalau merasa butuh bisa juga
dipertimbangkan jumlahnya ya
Nilai dan Tujuan Tidak ada tujuan, Nilai dan norma Terdapat tujuan Tujuan bersama
2 Bersama nilai, dan rencana dianut. Terdapat bersama dan dan seperangkat
sekolah atau proses seperangkat nilai nilai dianut di
GTK memiliki tujuan bersama, kolaboratif untuk yang seluruh
tujuan bersama nilai, dan rencana mengembangka merefleksikan komunitas
dengan fokus sekolah ada n nilai dan tujuan harapan yang sekolah dan
yang kuat tetapi tidak bersama. tinggi untuk dijadikan
terhadap melibatkan Beberapa hal pembelajaran panduan
pembelajaran pemangku terkait murid. Upaya pengambilan
murid dan kepentingan. pembelajaran diselaraskan. keputusan,
mendukung Fokus pada murid penyusunan
norma perilaku pembelajaran diperhatikan, kebijakan, dan
sebagai panduan murid kurang. tetapi tidak penyusunan
pengambilan selaras dengan program yang
keputusan upaya berkaitan
tentang dengan
pengajaran dan pengajaran dan
pembelajaran pembelajaran.
Dimensi Belum Memulai Memulai Menerapkan Membudayakan